Anda di halaman 1dari 15

SAMPUL

MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH :
SUNARTI S (210403500010)
WIWI IRAWANA (210403500005)

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah “Teori Belajar Kognitif dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran” dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap kepada Ibu Dra.
Sitti Habibah, M. Si dan Bapak Prof. Dr. Syamsu A. Kamaruddin, M.Si sebagai dosen
pengampuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah membimbing kami dengan
penuh semangat. Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 24 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Teori Belajar Kognitif...............................................................................3
B. Penerapan Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli.............................................4
C. Prinsip-prinsip Teori belajar Kognitif........................................................................7
D. Perumusan Tujuan Pembelajaran dalam Ranah Kognitif.......................................7
E. Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran............................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan
proses mendidik, yakni proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran,
dan pelatihan. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang
tak terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola
pikir yang dialami oleh seseorang, misalnya dari suatu hal yang tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak tau menjadi tau. Selama proses belajar manusia pasti tidak luput dari
kesalahan. Untuk itu perlu adanya teori-teori belajar yang tepat yang diterapkan dalam
proses pembelajaran agar pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan
maksimal.
Teori-teori belajar berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajran yang dihasilkan
daripada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada
para pendidik agar dapat memahami tentang cara belajar. Dari berbagai jenis teori
belajar salah satunya adalah teori belajar kognitif. Teori belajar kognitif lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu proses belajar yang terjadi dalam akal
pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian suatu situasi saling
berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses
berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar.
Pada dasarnya belajar dengan pemahaman kognitif adalah suatu prosesusaha yang
melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusiasebagai akibat dari proses
interaksi aktif dengan lingkungannya untukmemperoleh suatu perubahan dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman,tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang
bersifat relatif dan berbekas.Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar
merupakan suatu prosesyang terjadi dalam akal pikiran manusia yang menciptakan
kapasitas (Createsthe Capasity).
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada perubahan
prose mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami
dunia. Teori belajar kognitif yang digunakan untuk menjelaskan tugas-tugas yang
sederhana seperti mengingat nomor telepondan kompleks seperti pemecahan masalah
yang tidak jelas.Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar,
Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman. Pemahaman bahwa
pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka ketahui. Belajar
membangun pemahaman dari pada catatan. Belajar adalah perubahan dalam struktur
mental seseorang.Kegiatan aktivitas pembelajaran dibuat dengan tujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.
Kompetensi mencerminkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat

iv
diperlihatkan oleh seseorang setelah menempuh proses pembelajaran. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran harus didasari pada teori-teori dan prinsip-prinsip belajar
tertentu agar bisa mencapai tujuan pembelajaran tersebut

v
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori belajar Kognitif?
2. Bagaimana penerapan Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli?
3. Apa Prinsip-prinsip Teori Belajar Kognitif?
4. Bagaimana Perumusan Tujuan Pembelajaran dalam Ranah Kognitif?
5. Bagaimana Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian dari Teori belajar Kognitif.
2. Mahasiswa mampu memahami Penerapan Teori Belajar Kognitif Menurut Para
Ahli.
3. Mahasiswa mampu memahami Prinsip-prinsip Teori belajar Kognitif.
4. Mahasiswa mampu memahami Perumusan Tujuan Pembelajaran dalam Ranah
Kognitif.
5. Mahasiswa mampu memahami Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan
Pembelajaran.

vi
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Kognitif
Secara bahasa Kognitif berasal dari bahasa latin ”Cogitare” artinya berfikir.
Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer
sebagai salah satu wilayah psikologi manusia/satu konsep umum yang mencakup
semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan
dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Sedangkan secara istilah dalam pendidikan Kognitif adalah salah satu teori
diantara teori-teori belajar dimana belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek
kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini, tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan, dan perubahan tingkah laku, sangat dipengaruhi oleh
proses belajar berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Teori ini muncul disebabkan ahli Psikologi merasa bahwa pembelajaran yang
telah dilakukan dengan teori-teori sebelumnya belum memuaskan, misalnya saja
dengan pembelajaran menggunakan teori Behavioristik yang mana dalam teori ini
lebih menekankan hasil pada perubahan tingkah laku peserta didik. Mereka
beranggapan bahwa tingkah laku seseorang selalu di dasarkan pada kognisi, yaitu
suatu perbuatan mengetahui atau perbuatan pikiran terhadap situasi dimana tingkah
laku itu terjadi.. bukan karena adanya stimulus yang pada akhirnya mengahasilkan
respon.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses
yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel
(1996) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif dan berbekas”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan belajar menurut teori belajar kognitif
adalah suatu aktivitas mental yang terjadi dalam diri individu sebagai bentuk interaksi
aktif dengan lingkungan sekitarnya dalam memperoleh suatu perubahan baik dalam
perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan dan juga perubahan
pada nilai-nilai kehidupan.

vii
B. Penerapan Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli
1. Teori Kogitif Gestalt
Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa tertentu akandipandang
sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi. Pandangangestalt lebih menekankan
kepada perilaku molar.Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain:
a. Pengalaman tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuanmengenali
keterkaitan unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
b. Pembelajaran bermakana (meaningful learning), kebermakaa unsure-unsur yang
terkait dalam proses pembelajaran akan semakin efektifsesuatu yang dipelajari,
hal ini akan sangat penting dalam pemecahan masalah.
c. Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah pada tujuan.
Proses pembelajaran akan sangat efektif jika pesertadidik mengenal tujuan yang
ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran tersebut.
d. Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memilikiketerkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Materi pembelajaran hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dankondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan
hidup. Konsep inidikembangkan oleh Lewin.
e. Transfer dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila pesertadidik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah danmenemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam pemecahan masalah.
2. Teori belajar medan kognitif dari kurt Lewin
Kurt lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitive feld)
menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial,karena pada
hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatumedan kekuatan, yang
bersifat psikologis, yang disebut life space. Life space mencakup perwujudan
lingkungan dimana individu bereaksi,misalnya orang yang dijumpai, fungsi kejiwaan
yang dimiliki dan objekmaterial yang dihadapi.
Jadi, tingkah laku merupakan hasil inteaksi antar kekuatan, baikyang berasal
dari dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, tekanankejiwaan, maupun yang
berasal dari luar diri individu, seperti tantangandan permasalahan yang dihadapi.
Dalam pencapaian tujuan seorangindividu selalu ada hambatan atau tantangan yang
harus dihadapi.Sehingga motivasi internal akan muncul karena untuk mencapai
suatutujuan dengan menghadapi hambatan diperlukan motivasi dalam diri,dengan
demikian peran motivasi jauh lebih penting daripada hadiah.
3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembanganintelektual atau
teori perkembangan mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu
proses genetik yaitu suatu prosesyang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem saraf. Piaget cenderung menganut teori psikogenesis, artinya
pengetahuansebagai hasil belajar berasal dari dalam individu. Proses berpikir
anakmerupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsiintelektual, dari
konkret menuju abstrak.

viii
Menurut Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya dibagi dalam empat periode utama atau tahapan-tahapan sebagai
berikut:a
a. Tahap sensori motor (sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)
b. Tahap pra-operasional (sekitar usia 2-7 tahun)
c. Tahap operasional konkret (sekitar 7-11 tahun)
d. Tahap operasional formal (usia 11 tahun dan seterusnya)
Perkembangan skema adalah universal dalam urutannya, artinyasemua
pembelajar di seluruh dunia memang harus melewati tahap sensorimotor sampai
kepada tahap operasional formal. Menurut Piaget (Semiawan, 2002: 51-52) semua
perkembangan skema bersifat universal bagi seluruh umat manusia, sehingga
implikasinya bagi pendidikanadalah kita tidak dapat mengajarkan sesuatu pada
seseorang bila belumada kesiapan yang merujuk kepada kematangannya. Piaget
mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaituasimilasi dan akomodasi.
Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuahistilah yang digunakan Piaget untuk
menunjukkan pentingnya polahubungan individu dengan lingkungannya dalam proses
pengembangankognitif. Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru
ataumemperbaharui atau menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapitantangan
baru. Jadi, asimilasi terjadi perubahan pada objeknya,sedangkan pada akomodasi
perubahan pada subjeknya, sehingga dapatmenyesuaikan diri dengan objek yang ada
diluar dirinya. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaranadalah sebagai berikut:
A. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
B. Anak-anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapilingkungan dengan
baik.
C. Bahan yang harus dipejarai anak hendaknya dirasakan sebagai bahan baru
tetapi tidak asing.
D. Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
E. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temannya.
Konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi aktivitassebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memilih materi pembelajaran
c. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
d. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik
e. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsangkreativitas dan cara
berpikir siswa
f. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

4. Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner


Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak
harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya dalah belajar dengan

ix
menemukan, siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan
suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif para
pembelajar harus melalui tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner
meliputi:
a. Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi terhadap suatu
objek.
b. Ikonik, pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan gambar-gambar dan
visualisasi verbal.
c. Simbolik, siswa mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah yang
abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus memandu para siswa
sehingga mereka dapat membangun basis pengetahuannya sendiri dan bukan karena
diajari melalui memorisasi hafalan.
Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori pembelajaran konsep atau
pembelajaran kategori atau dikenal sebagai pemerolehan konsep.
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang mempersyaratkanseorang
pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan seorang pembelajar untuk
membandingkan dan mengontraskan kelompok-kelompok atau kategori-kategori yang
mengandung ciri-ciri konsep yangrelevan dengan kelompok atau kategori yang tidak
mengandung cirri-cirikonsep yang relevan. Langkah-langkah pembelajaran menurut
Bruner sebagai berikut:
A. Menentukan tujuan pembelajaran
B. Melakukan identifikasi karakteristik siswa
C. Memilih materi pelajaran
D. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif
E. Mengembangkan bahan-bahan belajar
F. Mengatur topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dariyang konkret
ke abstrak, dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
G. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

x
C. Prinsip-prinsip Teori belajar Kognitif
Berikut prinsip-prinsip dasar teori-teori belajar kognitif (Eggen & Kauchak,
1994) adalah:
1. Pembelajar adalah pribadi yang aktif
Pembelajar tidak hanya merespon terhadap konsekuensi, tetapi juga aktif
mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang membantunya meningkatkan
pemahamannya.
2. Pemahaman bergatung kepada apa yang telah diketahui
Seorang individu melihat dunia sekitarnya dilakukan berdasarkan pemahaman
yang dia miliki dan dia percayai.
3. Pembelajar adalah individu yang mengkonstruk (membangun atau menyusun)
pemahamannya dan bukannya individu yang sekedar merekam pemahaman yang
sudah ada.
Pembelajar tidak sama dengan alat perekam yang merekam apa yang
ditangkapnya sebagaimana adanya, tetapi pembelajar lebih pada menggunakan
pengetahuan sebelumnya untuk membangun pemahaman baru berdasarkan apa
yang da dengar atau lihat atau rasakan. Dalam membangun pemahaman barunya
pembelajar perlu memodifikasi pengetahuan sebelumnya atau hanya
meningkatkan atau memperkaya pengetahuan yang telah ada sebelumnya.
4. Belajar adalah suatu perubahan dalam struktur mental seseorang
Dalam usaha membangun pemahamannya, pembelajar perlu menyesuaikan
pengetahuan sebelumnya yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang
baru saja diterimanya. Tidak jarang apa yang diterimanya merupakan hal yang
baru sama sekali dalam khasanah pengetahuannya sehingga mengharuskannya
memodifikasi struktur pengetahuannya yang sudah ada sebelumnya. Apakah itu
perubahan dalam skema berpikir, harapannya, tujuannya, keyakinannya.Yang
terjadi dalam kepala seseorang dalam bentuk peningkatan kapasitas berpikir yang
mungkin tidak terlihat saat itu tetapi kelak bisa muncul.

D. Perumusan Tujuan Pembelajaran dalam Ranah Kognitif


Menurut Bloms Taxonomy Perumusan Pembelajaran sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai suatu ingatan terhadap materiyang telah
dipelajari. Hal itu meliputi ingatan terhadap jumlah materiyang banyak, dari fakta-
fakta yang khusus hingga teori-teori yanglengkap. Namun, yang dikehendaki di sini
ialah menyampaikaninformasi yang tepat ke dalam pikiran. Level pengetahuan adalah
levelhasil belajar yang paling rendah dalam tataran ranah kognitif.
2. Pemahama
Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap maknasuatu
bahan ajar. Hal itu dapat diperlihatkan dengan cara:
A. Menerjemahkan behan dari suatu bentuk ke bentuk lain (sepertihuruf ke
angka)

xi
B. Menafsirkan bahan (menjelaskan atau meringkas)
C. Mengistimasi trend masa depan (seperti memprediksi konsekuensidan
pengaruh).
Hasil pembelajaran untuk level ini lebih tinggi dari sekedar hafalan;dan level
ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.
3. Penerapan
Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan
bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dankonkret. Hal itu meliputi
hal-hal, seperti penerapan atauran, metode, konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori.
Hasil pembelajaran level inimenurut tingkat pemahaman yang lebih tinggi dari kedua
levelsebelumnya.
4. Analisis
Analisis menuntut suatu kemampuan menilah-milah suatu bahan pada bagian-
bagian komponennya sehingga stuktur bahan tersebut dapatdipahami. Hal itu meliputi
identifikasi bagian-bagian itu, dan pengenalan terhadap prinsip-prinsip
pengorganisasian yang unsur yang terkait. Levelini lebih tinggi dari level pemahaman
dan penerapan karena level inimenuntut dua pemahaman sekaligus yaitu pemahaman
terhadap isi dan bentuk struktur materi.
5. Sintesis
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun
ataumenyatukan bagian-bagian atau elemen-elemen untuk membentuk pola baru.
Termasuk dalam kategori level ini adalah bentuk komunikasi yangunik (tema atau
pidato), rancangan operasional (proposal penelitian) atauskema yang
megklasifikasikan informasi. Hasil belajar level inimenekankan pada prilaku kreatif,
dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur.
6. Evaluasi
Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan ataumenentukan nilai
suati materi (pernyataan, puisi, novel, laporan penelitian) untuk suatu tujuan yang
telah ditentukan. Putusan-putusantersebut tentu harus didasari kriteria yang pasti.
Kriteria tersebut bisa bersifat internal (pengorganisasian) atau eksternal (relavansinya
terhadaptujuan), dan bisa menentukan kriteria sendiri atau diberikan kriteria.Hasil
belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitifkarena mengandung
semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar
yang didasari kriteria yang pasti.

xii
E. Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pebelajaran yang berpijak pada teor belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tuuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatann siswa secara aktif dalam
proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berfikirnya. Mereka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik
terutama jika mendengarkan benda-benda kongrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan
dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi perlu mengkaitkan pengalaman
atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah memiliki si belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar mneghafal.
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa pelu diperhatikan karena faktor ini
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya
pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.

xiii
BAB III PENUTUP

PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman,
yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.
Asumsi bahwa setiap orang tlah memiliki pengetahuan dan pengalaman yag telah
tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan
dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Diantara pakar teori kognitif, paling tidak ada tiga yang terkenal yaitu Piaget,
bruner dan ausubel. Menurut Piaget, kegiatan belajat terjadi sesuai dengan pola tahap-
tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang serta melalui proses asimilasi,
akomodasi dan equilibrasi. Sedangkan bruner mengatakan bahwa belajar lebih
ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atu informasi, dan bukan ditentukan
oleh umur. Proses belajar akan melewati tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
Sementara itu Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang
mampu mengasimilasikan pengetauan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan
baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus,
memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah
dipahami.
Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat
dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengaitkan pengetahuan baru dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari
sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan,
karena factor ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Teori belajar kognitif menganggap bahwa seseorang dianggap telah belajar
apabila tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
suatu situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar.
B. Saran
Sebagai calon pendidik, seseorang perlu memperhatikan bagaimana peserta
didik mampu melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks dalam
pembelajarannya, dapat mengatur stimulus yang diterima dan menyesuaikannya
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran peserta
didik berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Untuk itu
pendidik harus lebih memacu keaktifan peserta didik, retensi, pengolahan informasi
yang baik, emosi dan aspek-aspek kejiwaannya.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C.Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Terry Prameswari. 2013. Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli.
(http://crhiry.blogspot.com/2013/12/teori-belajar-kognitif-menurut-paraahli.html).
Diakses tanggal 24 Mai 2015.
Satria ADV. 2014. Makalah pendidikan tentang “teori belajar koginitif”.
(http://advae.blogspot.com/2014/10/makalah-pendidikan-tentang-teori.html). Diakses tanggal
24 Mai 2015
Nurul Ilmi. 2014. MAKALAH Teori Belajar Kognitif.
(http://rudisiswoyoalfikir.blogspot.com/2014/04/makalah-teori-belajar-kognitif.html).
Diakses tanggal 24 Mai 2014
Budiningsih, D. C. (2005). Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.Hariyanto, S. (2011). Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: RemajaRosdakarya.Hisyam Zaini, d. (202). Desain Pembelajaran di Perhuruan
Tinggi.
Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Slavin, R. E. (2008). Psikologi Pendidkan: Teori dan Praktik, Jilid 1.
(S.Mariyanto, Penerj.) Jakarta: Index.

xv

Anda mungkin juga menyukai