Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES-PROSES KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN

Dosen Pengampuh : Mutawakkil, S.Ag., M.Pd

Di Susun Oleh Kelompok 4 :

Triana Khoirunnisa' : Nim A31122009

Nur Afifah : Nim A31122028

Andinito Amalia : Nim A31122014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT Alhamdulillah, makalah ini


yang berjudul “Prooses-proses Kognitif dalam Pembelajaran” sebagai tugas dari mata
kuliah “Psikologi Pendidikan"

Terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Mutawakkil, S.Ag., M.Pd yang


telah membimbing dan memberikan mata kuliah Psikologi Pendidikan kepada kami
semua, semoga semua amalan dan ibadah diterima oleh Allah Ta’ala. dan juga
terimakasih kepada kepada semua pihak yang telah banyak mensuport dan membantu
demi selesainya makalah ini. Demikianlah tugas makalah ini disusun semoga
memberi manfaat dan ilmu kepada kami dan kepada pembaca

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan Masalah..........................................................................................2

BAB II Pembahasan...............................................................................................3

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif..............................................................3

B. Tujuan Pembelajaran Dalam Ranah Kognitif ...........................................4

C. Proses-proses kognitif dalam pembelajaran..............................................7

BAB III Penutup...................................................................................................9

A. Kesimpulan...............................................................................................9

Daftar Pustaka.....................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah mencari makna dan meningkatkan kemampuan personal melalui


keterampilan dan pengetahuan. Proses belajar bertujuan untuk mencapai kompetensi
yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kegiatan pembelajaran harus
didasarkan pada teori dan prinsip belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pemahaman akan konsep teori belajar sangat penting bagi guru atau pendidik
dalam merancang proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Keahlian
dalam memahami berbagai teori belajar dapat dijadikan sebagai landasan untuk
menciptakan kegiatan pembelajaran yang optimal, salah satunya adalah penerapan
teori belajar kognitif. Teori pembelajaran memberikan panduan bagi pengajar untuk
mengembangkan siswa dalam berbagai aspek. Panduan tersebut menjelaskan tujuan,
pengetahuan yang diperlukan, dan tugas penting. Teori ini penting sebagai dasar
pengetahuan dalam praktek pendidikan.

Praktik pembelajaran adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem


pembelajaran secara keseluruhan. Ketika ada perubahan pada sistem tersebut, maka
praktik pembelajaran juga harus mengalami perubahan agar tetap dapat berjalan
dengan baik dan efektif. Untuk itu, setiap kebutuhan dari praktik pembelajaran harus
selalu berada pada titik temu dengan sistem utama agar dapat mendukung
kelangsungan hidupnya secara konsisten. Dalam hal ini, penting bagi praktik
pembelajaran untuk selalu bersinergi dengan sistem utama dalam rangka
meningkatkan kualitas dan efektivitas proses belajar mengajar. Jika terjadi perubahan
pada sistem pembelajaran secara keseluruhan, maka paradigma pembelajarannya pun
harus ikut berubah sesuai dengan tuntutan tersebut.

1
Dalam menjaga kelangsungan hidup praktik pembelajaran, diperlukan upaya
yang terus menerus dalam mengevaluasi dan memperbarui metode serta strategi yang
digunakan. Hal ini dilakukan agar praktik pembelajaran tetap relevan dan mampu
memberikan manfaat yang maksimal bagi para peserta didik.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam proses belajar
mengajar untuk selalu membuka diri terhadap perubahan dan inovasi dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat
menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa
depan.

B. Rumusan Masalah

A. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar kognitif?

B. Bagaimana Tujuan Pembelajaran dalam ranah kognitif?

C. Bagaimana Proses Kognitif Dalam Pembelajran?

C. Tujuan Masalah

A. Mengetahui yang dimaksud dengan teori belajar kognitif..Mengetahui

B. Perumusan Tujuan Pembelajaran dalam ranah kognitif.

C. Mengetahui Proses Kognitif Dalam Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang bertujuan
membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran
adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di
dalam memori.

Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut
sebagai model perceptual. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan,
retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan
aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi, unsur


terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu
sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang telah diketahui siswa akan menentukan
apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan
dilupakan. Perspktif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.

a. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam


bentuk kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan
yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi,
pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.

b. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-

3
proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan
(how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau implementasi
dari suatu konsep.

c. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa


(when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural
digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana mengimplementasikan
baik pengetahuan deklaratif, maupun procedural. Pengetahuan ini amat
penting karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang
tepat dalam pemecahan masalah.

Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori pemrosesan


informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh Geoerge
Miller. Menurut Gangne, dalam pembelajaran terjadi proses peerimaan informasi
yang selanjutnya diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.

Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal


dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta proses
kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsanag dari luar yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang


menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system penyimpanan
ingatan, yaitu :

a. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.


b. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
c. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar
dalam waktu yang lama.

4
B. Tujuan Belajar Pada Ranah Kognitif

Menurut Bloms Taxonomy Perumusan Pembelajaran sebagai berikut :


1. Pengetahuan

Pengenvtahuan didefinisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang


telah. dipelajari. Hal itu meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak,
dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap. Namun, yang
dikehendaki di sini ialah menyampaikan informasi yang tepat ke dalam pikiran.
Level pengetahuan adalah level hasil belajar yang paling rendah dalam tataran
ranah kognitif.

2. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu


bahan ajar. Hal itu dapat diperlihatkan dengan cara :

a. Menerjemahkan behan dari suatu bentuk ke bentuk lain (seperti huruf ke


angka)

b. Menafsirkan bahan (menjelaskan atau meringkas)

c. Mengistimasi trend masa depan (seperti memprediksi konsekuensi dan


pengaruh).

Hasil pembelajaran untuk level ini sangat lebih tinggi dari sekedar hafalan; dan
level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.

3. Penerapan
Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampuan menggunakan
bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret. Hal itu
meliputi hal-hal, seperti penerapan atauran, metode, konsep, prinsip, hukum, dan
teori-teori. Hasil pembelajaran level ini menurut tingkat pemahaman yang Luas.

5
4. Analisis

Analisis menuntut suatu kemampuan menilah-milah suatu bahan pada


bagian-bagian komponennya sehingga stuktur bahan tersebut dapat dipahami.
Hal itu meliputi identifikasi bagian-bagian itu, dan pengenalan terhadap prinsip-
prinsip pengorganisasian yang unsur yang terkait. Level ini lebih tinggi dari level
pemahaman dan penerapan karena level ini menuntut dua pemahaman sekaligus
yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi.

5. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau


menyatukan bagian-bagian atau elemen-elemen untuk membentuk pola baru.
Termasuk dalam kategori level ini adalah bentuk komunikasi yang unik (tema
atau pidato), rancangan operasional (proposal penelitian) atau skema yang
megklasifikasikan informasi. Hasil belajar level ini menekankan pada prilaku
kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur.

6. Evaluasi

Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan


nilai suati materi (pernyataan, puisi, novel, laporan penelitian) untuk suatu tujuan
yang telah ditentukan. Putusan-putusan tersebut tentu harus didasari kriteria yang
pasti. Kriteria tersebut bisa bersifat internal (pengorganisasian) atau eksternal
(relavansinya terhadap tujuan), dan bisa menentukan kriteria sendiri atau
diberikan kriteria. Hasil belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari
ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah
dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti.

6
C. Proses-proses Kognitif dalam Pembelajaran

Proses-proses kognitif dalam pembelajaran melibatkan berbagai aktivitas mental


yang terjadi saat seseorang belajar dan memproses informasi. Beberapa proses
kognitif utama dalam pembelajaran meliputi:

1. Penerimaan Informasi (Persepsi): Ini adalah tahap awal di mana individu


menerima informasi melalui panca indera mereka, seperti melihat, mendengar,
atau merasakan. Proses persepsi memungkinkan individu untuk “mengambil”
informasi dari lingkungan mereka.

2. Pemahaman (Kognisi): Setelah menerima informasi, individu memprosesnya


dalam pikiran mereka. Ini mencakup pemahaman terhadap konsep-konsep
baru, mengaitkannya dengan pengetahuan yang ada, dan membentuk kerangka
pemahaman.

3. Ingatan (Memori): Ingatan adalah proses penyimpanan informasi dalam


jangka pendek (memori kerja) atau jangka panjang (memori jangka panjang).
Ini memungkinkan individu untuk mengakses pengetahuan di masa depan.

4. Pengambilan Keputusan: Siswa juga terlibat dalam pengambilan keputusan


saat memproses informasi. Mereka harus memutuskan apa yang relevan,
bagaimana mengorganisasikannya, dan bagaimana menghubungkannya
dengan pengetahuan yang ada.

5. Problem Solving (Pemecahan Masalah): Pembelajaran seringkali melibatkan


pemecahan masalah, di mana individu menggunakan pemikiran kreatif dan
analitis untuk menyelesaikan tugas atau masalah tertentu.

6. Metakognisi: Ini adalah pemahaman individu tentang bagaimana mereka


belajar. Dengan metakognisi yang baik, seseorang dapat mengatur proses

7
pembelajaran mereka sendiri, mengawasi kemajuan mereka, dan
mengidentifikasi strategi yang efektif.

7. Motivasi: Motivasi adalah faktor penting dalam pembelajaran. Ini


memengaruhi sejauh mana individu akan berusaha belajar dan bertahan dalam
menghadapi kesulitan.

8. Transfer Pengetahuan: Proses kognitif ini melibatkan kemampuan untuk


menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari dalam situasi atau konteks
yang berbeda.

Semua proses ini bekerja bersama untuk membentuk pengalaman pembelajaran


seseorang. Penting untuk dipahami dan dikelola dengan baik dalam konteks
pendidikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mengutamakan proses
pembelajarannya dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Teori belajar kognitif
adalah teori belajar yang paling banyak digunakan di Indonesia. Teori ini merupakan
kritik dari teori-teori yang telah ada sebelumnya seperti teori behavioristik, para tokoh
kognitivisme kurang setuju bahwa belajar hanya proses antara stimulus dan respons
yang tersusun secara mekanistik. Yang terpenting di dalam teori kognitif adalah
insight atau pemahaman terhadap situasi yang ada di lingkungan sehingga individu
mampu memcahkan permasalahan yang dihadapinya dan juga bagaimana individu
berpikir (thinking).

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, D. C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Hariyanto, S. (2011).

Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

10

Anda mungkin juga menyukai