Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI BELAJAR KOGNITIF

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran

Disusun oleh :
Nama : 1. Moch. Syafiil Amin
2. Moch. Khoirul Mustofa
Kelas : 1B PGMI
Dosen Pengampu : Nur Nafisatul Fithriyah, M.Pd.

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis
diberi untuk menyelesaikan makalah tentang "Teori Belajar Kognitif". Makalah ini
ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya


kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses
penyelesaian makalah ini. Tak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu
Nur Nafisatul Fithriyah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran atas bimbingan dan tugas yang diberikan.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai jenis dan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran yang dapat meningkatkan dan memperluas pemahaman kita mengenai
hakikat belajar itu sendiri.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis. Maka
dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Sidoarjo, 01 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………..……………………………………………………i

Daftar Isi …………………………………………………………………………ii

Bab I Pendahuluan …………..………………………………………………….1

A. Latar belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………1

Bab II Pembahasan ……………….…………………………………………….2

A. Teori belajar kognitif……………………………………………………..2


B. Teori-teori belajar berbasis kognitivisme…………………………………3

Bab III Penutup …………………..……………………………………………..8

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….8
B. Saran ………………………………………………………………………8

Daftar Pustaka ….………………………………………………………………iii


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan maksud memperoleh pengetahuan serta untuk
meningkatkan keterampilan yang dimiliki seseorang, kegiatan belajar dapat
dilakukan dimana saja misalnya di perpustakaan, museum, sekolah maupun
tempat rekreasi. Menurut Wertheimer proses belajar tidaklah tepat
mempergunakan metode menghafal, tetapi lebih baik bila murid belajar dengan
pengertian atau pemahaman.
Kegiatan belajar harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-prinsip
belajar agar biasa mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut. Teori belajar
membahas dan menjelaskan bagaimana individu belajar dengan maksud
memperoleh pengetahauan, keterampilan, sikap dan nilai dari suatu proses
pembelajaran. Teori-teori belajar dapat digunakan sebagai landasan untuk
menciptakan suatu proses atau kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai oleh
seorang guru khususnya dan oleh masyarakat luas pada umumnya, salah satunya
teori belajar kognitif yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori belajar kognitif?
2. Apa saja teori-teori belajar berbasis kognitivisme?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Memahami pengertian teori belajar kognitif.
2. Memahami teori-teori belajar berbasis kognivisme.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Kognitif
Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang bertujian
membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran
adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam
memori (Divesta, 1987).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Model
belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model
perceptual. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak 1. Teori ini berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses
berpikiryang sangat kompleks (Budiningsih, 2005 : 34).
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi, unsur
terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu sesuai
dengan situasi belajarnya. Apa yang telah diketahui siswa akan menentukan apa yang
akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan.
Perspktif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. 2
1. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata
atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan yang deklaratif
rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi atau
tentang hukum dan aturan.
2. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-proses
yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan (how to do).
Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau implementasi dari suatu konsep.
3. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when
and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural digunakan.
Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana mengimplementasikan baik

1
Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 75
2
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 75
pengetahuan deklaratif, maupun procedural. Pengetahuan ini amat penting karena
menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan
masalah.

Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori pemrosesan


informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh Geoerge
Miller.3 Menurut Gangne, dalam pembelajaran terjadi proses peerimaan informasi yang
selanjutnya diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.

Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal


dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta proses kognitif
yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsanag dari luar
yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.4

Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang menjelaskan
kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system penyimpanan ingatan, yaitu :
1. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
2. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
3. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar dalam
waktu yang lama.

B. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme


1. Teori Kogitif Gestalt
Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang
sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi.5 Pandangan gestalt lebih menekankan
kepada perilaku molar.
Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain :
(1) Pengalaman tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuan mengenali
keterkaitan unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
(2) Pembelajaran bermakana (meaningful learning), kebermakaa unsure-unsur yang
terkait dalam proses pembelajaran akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari,
hal ini akan sangat penting dalam pemecahan masalah.

3
Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 77
4
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 77
5
Ibid., h. 80
(3) Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah pada tujuan.
Proses pembelajaran akan sangat efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran tersebut.
(4) Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan di mana ia berada. Materi pembelajaran hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan
hidup. Konsep ini dikembangkan oleh Lewin.
(5) Transfer dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam pemecahan masalah.

2. Teori belajar medan kognitif dari kurt lewin


Kurt lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitive feld
menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial, karena pada
hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatu medan kekuatan, yang
bersifat psikologis, yang disebut life space. Life space mencakup perwujudan
lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya orang yang dijumpai, fungsi
kejiwaan yang dimiliki dan objek material yang dihadapi.6
Jadi, tingkah laku merupakan hasil inteaksi antar kekuatan, baik yang berasal dari
dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, maupun yang
berasal dari luar diri individu, seperti tantangan dan permasalahan yang dihadapi. 7
Dalam pencapaian tujuan seorang individu selalu ada hambatan atau tantangan yang
harus dihadapi. Sehingga motivasi internal akan muncul karena untuk mencapai
suatu tujuan dengan menghadapi hambatan diperlukan motivasi dalam diri, dengan
demikian peran motivasi jauh lebih penting daripada hadiah.

3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan intelektual atau


teori perkembangan mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif adalah suatu
proses genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis

6
Djaali, 2011, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 75
7
Djaali, loc.cit., h.76
perkembangan sistem saraf.8 Piaget cenderung menganut teori psikogenesis, artinya
pengetahuan sebagai hasil belajar berasal dari dalam individu. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari
konkret menuju abstrak.9

Menurut Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya dibagi dalam empat periode utama atau tahapan-tahapan sebagai
berikut :

1. Tahap sensori motor ( sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)


2. Tahap pra-operasional ( sekitar usia 2 – 7 tahun)
3. Tahap operasional konkret ( sekitar 7- 11 tahun)
4. Tahap operasional formal ( usia 11 tahun dan seterusnya)
Perkembangan skema adalah universal dalam urutannya, artinya semua
pembelajar di seluruh dunia memang harus melewati tahap sensori motor sampai
kepada tahap operasional formal. 10 Menurut Piaget (Semiawan, 2002 : 51-52) semua
perkembangan skema bersifat universal bagi seluruh umat manusia, sehingga
implikasinya bagi pendidikan adalah kita tidak dapat mengajarkan sesuatu pada
seseorang bila belum ada kesiapan yang merujuk kepada kematangannya. 11
Piaget mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaitu asimilasi
dan akomodasi. Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuah istilah yang digunakan
Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya
dalam proses pengembangan kognitif.12 Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru
atau memperbaharui atau menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapi tantangan
baru.13 Jadi, asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, sedangkan pada akomodasi
perubahan pada subjeknya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan objek yang ada
diluar dirinya.14
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.

8
Suyono, Haryanto, op.cit., hh. 82-83
9
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 83
10
Ibid, h.85
11
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 85
12
Ibid., h. 86
13
Suyono, Haryanto, loc.cit. h. 86
14
Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya. hh. 86-87
2. Anak-anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik.
3. Bahan yang harus dipejarai anak hendaknya dirasakan sebagai bahan baru tetapi
tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
5. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temannya.
Konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi aktivitas sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Memilih materi pembelajaran
3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
4. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik
5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara
berpikir siswa
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

4. Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner


Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak
harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya dalah belajar dengan
menemukan, siswa mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan
suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.15

Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif para


pembelajar harus melalui tiga tahapan perkembangan intelektual itu menurut Bruner
meliputi :

1. Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi terhadap suatu
objek.
2. Ikonik, pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan gambar-gambar dan
visualisasi verbal.
3. Simbolik, siswa mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah yang
abstrak.

15
Ibid., h. 89
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus memandu para
siswa sehingga mereka dapat membangun basis pengetahuannya sendiri dan bukan
karena diajari melalui memorisasi hafalan.16
Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori pembelajaran konsep atau
pembelajaran kategori atau dikenal sebagai pemerolehan konsep. 17
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang mempersyaratkan seorang
pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan seorang pembelajar untuk
membandingkan dan mengontraskan kelompok-kelompok atau kategori-kategori
yang mengandung cirri-ciri konsep yang relevan dengan kelompok atau kategori
yang tidak mengandung cirri-ciri konsep yang relevan.18
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa
3. Memilih materi pelajaran
4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar
6. Mengatur topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

16
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 89
17
Ibid., h. 90
18
Ibid., h.91
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar kognitif lebih menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Tokoh dalam teori
belajar kognitivisme dari Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar
medan kognitif dari Kurt Lewin yang memandang bahwa setiap individu berada
didalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis, teori belajar
perkembangan Jean Piaget yang memandang bahwa perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme bilogis, perkembangan sistem saraf, teori belajar discovery learning
dari Jerome S. Bruner yang memandang bahwa anak haus berperan secara aktif
saat belajar dikelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan siswa
mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir
yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
B. Saran
Teori belajar kognitif hendaknya digunakan sebagai landasan atau dasar
yang harus dipahami oleh guru ataupun calon guru pada khususnya dan pada
masyarakat pada umumnya agar apa yang di di pelajari dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Djaali, 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Hariyanto, Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai