Anda di halaman 1dari 14

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN”

NAMA : RENI KARTIKA

NIM / BP : 22029036 / 2022

PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
MIND MAPPING
TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif

Salah satu kegiatan manusia adalah belajar. Kegiatan belajar merupakan


kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur yang paling fundamental dalam
setiap penyeleng- garaan jenis dan jenjang pendidikan atau pembelajaran. Dalam
hal ini berhasil atau gagalnyn pencapaian tujuan pendidikan itu berarti sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh pembelajar, baik ketika ia berada
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan rumah atau keluarganya
(Syah, 1996).

Istilah "Cognitif berasal dari kata "Cognition" yang padanannya


"Knowing", berarti mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah
perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan (Neissser, 1976). Dalam
perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer dan menjadi salah satu
domain atau wilayah atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku
mental yang berkaitan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di
otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang
bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan; pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berani persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tidak seperti model belajar
behavioristik yang mempelajari proses belajar hanya sebagai hubungan stimulus-
respon. model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering
disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif mengatakan bahwa
tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak.

Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi


saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan
atau membagi-bagi situasi materi pelajaran menjadi kompenen-komponen yang
kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan
lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang
diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan
terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Pengertian belajar menurut tokoh-tokoh kognitif:

1. Menurut Piaget

Piaget berpendapat (dalam Alfallahu, 2013) bahwa belajar merupakan


proses penyesuaian, pengembangan dan pengintegrasian pengetahuan baru ke
dalam struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang sebelumnya. Proses
belajar hanus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui
oleh siswa yang terbagi kedalam empat tahap, yaitu:
1) Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2 tahun)
2) Tahap preoperational (anak usia 2-8 tahun)
3) Tahap operational konkret (anak usia 7/8-12/14 tahun)
4) Tahap operational formal (anak usia 14 tahun lebih)
Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin
teratur dan juga semakin abstrak cara berfikimya. Karena itu guru seharusnya
memahami tahap- tahap perkembangan kognitif anak didiknya, serta
memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahap-tahap
tersebut.

Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan


tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses belajar yang dialami
seorang anak herbeda pada tahap-tahap lainnya. Oleh karena itu guru
seharusnya memahami tahap- tahan perkembangan kognitif anak didiknya serta
memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.

2. Menurut Jarome Bruner

Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh
yang menggambarkan (mewakili ) aturan yang menjadi sumber. Dari
pendekatan ini "belajar ekspositori" (belajar dengan cara menjelaskan). Siswa
diberikan suatu informasi umum dan diminta untuk mencari contoh-contoh
khusus dan konkrit.

Menurut bruner (dalam Alfallahu, 2013) ada 3 tahap dalam perkembangan


kognitif, yaitu:

1) Enaktif: usaha kegiatan untuk mengenali dan memahami


lingkungan dengan observasi, pengalaman terhadap suatu realita
2) verbal. Ikonik: siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar
dan visualisasi
3) Simbolik siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan symbol.
3. Menurut Ausebel

Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan


yang dimilikinya dengan pengetahuan baru (belajar menjadi bermakna meaning
full learning).

Menurut Ausebel (dalam Alfallahu, 2013) siswa akan belajar dengan baik
jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik
dan tepat kepada siswa (Advanced Organizer), dengan demikian akan
mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer
adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang
akan dipelajari oleh siswa.

Untuk itu pengetahuan guru terhadap isi pembelajaran harus sangat baik,
dengan demikian ia akan mampu menemukan informasi yang sangat abstrak,
umum dan inklusif yang mewadahi apa yang akan diajarkan. Guru juga harus
memiliki logika berfikir yang baik, agar dapat memilah-milah materi
pembelajaran, merumuskannya dalam rumusan yang singkat, serta
mengurutkan materi tersebut dalam struktur yang logis dan mudah dipahami.

4. Robert M. Gagne

Menurut gagne (dalam Alfallahu, 2013) belajar dipandang sebagai proses


pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi.untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar.Pengolahan otak manusia :

1) Reseptor (alat indera) menerima rangsangan dari lingkungan dan


mengubahnya menjadi rangsangan neural, memberikan symbol
informasi yang diterimanya dan kemudian di teruskan.
2) Sensory register (penempungan kesan-kesan sensors): yang terdapat
pada syaraf pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensoris dan
mengadakan seleksi sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual
Informasi yang masuk sebagian masuk ke dalam memori jangka
pendek dan sebagian hilang dalam system.
3) Short term memory (memory jangka pendek) menampung hasil
pengolahan perceptual dan menyimpannya. Informasi tertentu
disimpan untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek
dikenal juga dengan informasi memori kerja, kapasitasnya sangat
terbatas, waktu penyimpananya juga pendek. Informasi dalam
memori ini dapat di transformasi dalam bentuk kode-kode dan
selanjutnya diteruskan ke jangka panjang.
4) Long Term memory (memori jangka panjang) menampung hasil
pengolahan yang ada di memori jangka pendek. Informasi yang
disimpan dalam jangka panjang, bertahan lama, dan siap untuk
dipakai kapan saja.
5) Response generator (pencipta respon): menampung informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi
reaksi jawaban.

B. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Teori Kognitif

Dalam proses belajarnya, teori belajar kognitif lebih fokus pada aktivitas
berpikir yang rumit (detail) dengan sistem yang ada agar bisa mengubah cara
pandang siswa tentang kehidupan.

Teori belajar kognitif difungsikan sebagai cara untuk menyelesaikan


masalah kecil dan besar dalam belajar, seperti menghafal dan menganalisis.
Dengan demikian, secara umum teori belajar memiliki prinsip, yakni:
1) Aktivitas belajar merupakan perubahan pada sistem mental
(perilaku).
2) Belajar merupakan aktivitas untuk menguasai materi dari catatan.
3) Lebih fokus pada proses daripada hasil.
4) Sudut pandang (persepsi) adalah perangkat yang paling berperan
dalam tindakan seseorang.
5) Belajar merupakan aktivitas private yang meliputi pengumpulan
data, menghafal, memahami data dsb.
6) Kegiatan belajar adalah rangkaian berpikir kompleks.
7) Dalam rangkaian belajar sebaiknya tersusun berdasarkan dari urutan
yang paling simpel hingga paling rumit (kompleks).
8) Hal paling esensial dalam pembelajaran adalah pada keaktifan guru
dan inisiatif siswa dalam belajar mandiri.
9) Guru harus memahami latar belakang siswa yang berbeda-beda
karena akan sangat menentukan dalam langkah selanjutnya.

Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada


perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya
untuk memahami dunia, teori belajar kognitif yang digunakan untuk
menjelaskan tugas-tugas yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan
kompleks seperti pemecahan masalah yang tidak jelas.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar :
1. Pembelajaran aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
Teori belajar kognitif didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik aktif
dalam upaya untuk memahami bagaimana dunia bekerja, kepercayaan ini
konsisten dengan Piaget dan Vygotsky tentang pemandangan pengembangan
pelajar. Pembelajar melakukan lebih dari sekedar menanggapi. Mereka mencari
informasi yang membantu mereka dari jawaban pertanyaan, mereka
memodifikasi pemahaman mereka berdasarkan pengetahuan baru, dan
perubahan sikap mereka dalam menanggapi peningkatan pemahaman. teori
belajar kognitif pandangan manusia sebagai "agen goal-directed yang aktif
mencari informasi.

2. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah


mereka ketahui.

Dalam usaha mereka untuk memahami bagaimana di dunia bekerja, peserta


didik menafsirkan pengalaman baru berdasarkan apa yang mereka sudah tahu
dan percaya. Sebagai contoh, sering anak-anak tetap percaya bahwa bumi ini
datar bahkan setelah guru menjelaskan bahwa itu adalah sebuah bola. Beberapa
anak kemudian menggambar permukaan datar seperti di dalam atau di atas bola.
Mereka beralasan bahwa orang tidak dapat berjalan di atas bola, dan ide dari
permukaan yang datar tadi anak-anak mengetahui dan memahami ide untuk
membantu mereka menjelaskan bagaimana orang dapat berdiri atau berjalan di
permukaan bumi. Contoh ini juga membantu kita melihat mengapa menjelaskan
sering tidak efektif untuk mengubah pemahaman peserta didik.

3. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.

Pelajar tidak berperilaku seperti tape recorder, merekam dalam ingatan


mereka dalam bentuk di mana itu disajikan segalanya, guru mengatakan kepada
mereka atau apa yang mereka baca. Sebaliknya, mereka menggunakan apa yang
telah mereka ketahui untuk membangun pemahaman tentang apa yang mereka
dengar atau membaca yang masuk akal bagi mereka. Dalam upaya mereka
untuk membuat informasi baru dimengerti. mereka secara dramatis dapat
memodifikasi itu, begitu pula anak-anak yang membayangkan serabi pada bola.
Kebanyakan peneliti sekarang menerima gagasan hahwa siswa membangun
pemahaman mereka sendiri.

4. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.


Dari perspektif kognitif, belajar adalah perubahan dalam struktur mantal
seseorang yang atas kapasitas untuk menunjukkan perilaku yang berbeda.
Perhatikan kalimat "menciptakan kapasitas. Dari perspektif kognitif, belajar
dapat terjadi tanpa ada perubahan langsung dalam perilaku, bukti perubahan
dalam struktur mental dapat terjadi dalam beberapa waktu kemudian. "struktur
mental" bahwa perubahan termasuk skema,keyakinan, tujuan, harapan dan
komponen lainnya. Dalam pelajaran david, karena randy misalnya sadar
walaupun tentang kebutuhannya untuk membuat catatan dan Tanta,Rendy dan
Juan membentuk hubungan, dalam pikiran mereka, menghubungkan informasi
dari transparansi, dan demonstrasi.

Kegiatan pembelajaran kognitif mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:


1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses
berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-
tahap tertentu.
2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.
3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan
akomodasi pengetahuan dan penggalaman dapat terjadi dengan baik.
4) Untuk menarik minat dan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman
atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
pembelajar.
5) Pemahaman dan retensi akan meningkatkan jika meteri pelajaran
disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana
ke kompleks.
6) Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal.
Agar bermakna informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
7) Adanya perbedaan individualis pada diri siswa perlu diperhatikan,
karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif dan Pembelajaran

Ilmu kognitif mempelajari bagaimana orang belajar, mengingat, dan


berinteraksi seiring dengan penekanan kuat pada proses mental. Psikologi
kognitif adalah studi ilmiah tentang proses mental seperti belajar, memahami,
mengingat, menggunakan bahasa, menalar, dan memecahkan masalah.

Teori Belajar Kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil


belajar siswa. Setiap siswa dilahirkan dengan kemampuan berpikir yang
berbeda-beda tergantung kecepatan dan pertumbuhan dalam proses
perkembangan nalar siswa.

Contoh penerapan teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru bisa


mendorong siswa untuk berdiskusi terhadap materi yang telah disampaikan,
meminta siswa untuk memberikan ide atau pendapat yang mereka miliki, dan
hal-hal lainnya yang membuat siswa terus bergerak atau menggunakan
logikanya dalam pembelajaran.
Hakekat belajar menurut teori kognitif di jelaskan sebagai suatu aktifitas
belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptuala, dan
proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif ini
sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran,
mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik
sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat di perhitungkan, agar
belajar lebih bermakna bagi siswa.

Ketiga aliran tokoh kognitif yaitu piaget, bruner dan auschel secara umum
memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam belajar. Menurut piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara
optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman
dapat terjadi denga baik. Sementara itu bruner lebih banyak memberikan
kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktifitas menemukan
(discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa kepada bentuk belajar
induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. Hal ini tercermin dari
model kurikulum spiral yang dikemukakannya.berbeda dengan bruner, ausebel
lebih mementingkan struktur disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak
menekankan pada cara berpikir deduktif. Hal ini tampak dari konsepsinya
mengenai advance organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran
yang akan dipelajari siswa.

Dari pemahan diatas, maka langkah-langkah pembelajaran yang


dikemukakan oleh masing-masing tokoh tersebut berbeda. Secara garis besar
langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Sutiah (2003) dapat
digunakan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

Langkah-langkah pembelajaran menurut piaget

1) Menentukan tujuan pembelajaran.


2) Memilih materi pelajaran.
3) Menetukan topik-topik yang dapat dipelajar siswa secara aktif.
4) Mementukan kegiatan yang sesuai dengan topik-topik tersebut,
misalnya peneletian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan
sebagainya.
5) Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang
kreatifitas dan cara berpikir siswa.
6) Melakukan penilaian dan proses belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menurut bruner


1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karekteristik siswa (kemampuan awal,
minat. gaya belajar dan sebagainya.
3) Memilih materi pelajaran
4) Memilih topik-topik yang dapat di pelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh ke generalisasinya).
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke yang
kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik, sampai ke simbolik.
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran menurut ausubel

1) Menentukan tujuan pelajaran.


2) Melakukan identifikasi karekteristik siswa (kemampuan awal,
motivasi, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran sesuai dengan karekteristik siswa dan
mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep ini.
4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk
advance organizer yang akan di pelajari siswa.
5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya
dalam bentuk nyata atau konkret.
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
PUSTAKA

Mudjiran. 2021. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.


Santrok, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan. Alih Bahasa Tri Wibowo. Jakarta:
Kencana Prenanda Media Group.
Omrod, J. Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Alih Bahasa Amitya Kumara. Jakarta: Erlangga
Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :Remaja
Rosdakarya.
Alfallahu. 2013. Teori Pembelajaran Kognitif.
Chaplin, J. P. 1972. Dictionary of Psycology. New York: Dell Publishing Co. Inc.
Sutiah, 2003. Buku ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Negeri Malang.
Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: UT

Anda mungkin juga menyukai