Anda di halaman 1dari 40

Teori Kognitif

Oleh:
1. Ni Luh Sumerini (2229041001)/Kelas E
2. Ni Made Milayani Suarningsih (2229041005)/Kelas E
3. Made Agus Dwi Pradnyana Dita (2229041007)/Kelas E
4. Ni Ketut Desya Sapta Yanthi (2229041022) /Kelas E
5. Ni Komang Restu Tri Krisnanti Udayani (2229041036)/Kelas F
6. Ni Putu Ekayanti (2229041039)/Kelas F
7. Ni Made Mulyaningsih (2229041040)/Kelas F
8. I Ketut Eli Wartama (2229041041)/Kelas F
9. I Komang Pradika Utama (2229041050)/Kelas A
10.Made Bagiada (2229041052)/Kelas A
11.I Gusti Ayu Sri Trisna Dewi (2229041059)/Kelas F
12.Nyoman Sidiasih (2229041060)/Kelas F
13.Ni Luh Putu Jayanti Dewi (2229041062)/ Kelas E
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak setiap orang tanpa terkecuali, melalui proses pendidikan
seorang pendidik mampu menghasilkan pribadi yang lebih manusiawi. Salah satu materi
yang harus dipelajari oleh seorang pendidik (guru) adalah teori- teori belajar yang
dicetuskan oleh para ahli dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Guna dijadikan
sebagai landasan dalam penerapan materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, menciptakan suana belajar yang aktif dan dinamis serta membantu
mengoptimalkan potensi masing-masing siswa. Hingga kini terdapat beberapa teori
belajar, salah satunya adalah teori kognitif. Teori kognitif atau kognitivisme adalah teori
belajar yang mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri sehingga
belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah yang diajukan yaitu:
 Siapa pengembang teori belajar kognitif?
 Apa saja aliran-aliran teori belajar kognitif?
 Apa definisi teori belajar kognitif?
 Apa jenis-jenis teori belajar kognitif?
 Bagaimana implementasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran atau kehidupan sehari-
hari?
Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, terdapat beberapa tujuan yaitu:


 Untuk mengetahui pengembang teori belajar kognitif.
 Untuk mengetahui aliran-aliran teori belajar kognitif.
 Untuk mengetahui definisi teori belajar kognitif.
 Untuk mengetahui jenis-jenis teori belajar kognitif.
 Untuk mengetahui implementasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran atau
kehidupan sehari-hari.
Teori Perkembangan belajar akan lebih berhasil jika
Kognitif disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta
didik.
Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan
eksperimen dengan obyek fisik,
yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu
oleh pertanyaan dari guru
Implikasi teori Jean Piaget
(Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa)

• guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
• Anak- anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik.
• Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan sebaik-
baiknya.
• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya..
Piaget membagi proses belajar kedalam tiga tahapan

Asimilasi Akomodasi
Proses pengintgrasian informasi baru Proses penyesuaian antara struktur
ke struktur kognitif yang sudah ada. kognitif ke dalam situasi yang baru.

Equilibrasi
Proses penyesuaian yang
berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi.
Teori Perkembangan
Kognitif perkembangan kognitif seseorang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan
kebudayaan, terutama bahasa yang
biasanya digunakan. Sehingga,
perkembangan bahasa memberi
pengaruh besar dalam perkembangan
kognitif.
Implikasi teori Bruner

• Menghadapkan anak pada suatu situasi yang


membingungkan atau suatu masalah
• anak akan berusaha membandingkan realita di luar
dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya
• dan dengan pengalamannya anak akan mencoba
menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-
struktur idenya dalam rangka untuk mencapai
keseimbangan di dalam benaknya.
3 tahap dalam perkembangan kognitif menurut Brunner

Enaktif
Ikonik
usaha/kegiatan untuk mengenali dan
siswa melihat dunia dengan melalui
memahami lingkungan dengan
observasi, pengalaman terhadap suatu gambar-gambar dan visualaisasi
realita verbal.

Simbolik
siswa mempunyai gagasan-gagasan
abstrak yang banyak dipengaruhi oleh
bahasa dan logika dan penggunaan
symbol
Proses belajar terjadi jika siswa
Teori Perkembangan mampu mengasimilasikan
pengetahuan yang dimilikinya dengan
Kognitif pengetahuan baru (belajar menjadi
bermakna/ meaning full learning)
Menurut Ausebel siswa akan belajar
dengan baik jika isi pelajarannya
didefinisikan dan kemudian
dipresentasikan dengan baik dan tepat
kepada siswa (Advanced Organizer)

David Ausebel
Advanced organizer memberikan tiga manfaat

Menyediakan suatu kerangka Berfungsi sebagai jembatan yang


konseptual untuk materi yang akan menghubungkan antara yang sedang
dipelajari dipelajari dan yang akan dipelajari

Dapat membantu siswa untuk memahami


bahan belajar secara lebih mudah.
Teori Perkembangan belajar dipandang sebagai proses
Kognitif pengolahan informasi dalam otak
manusia. Dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar.
Teori Perkembangan
Kognitif Salah satu teori yang berasal dari
psikolog kognitiv adalah teori
pemrosesan informasi yang
dikemukakan oleh Robert M.
Gagne.

Menurut teori ini belajar


dipandang sebagai proses
pengolahan informasi dalam otak
manusia.
pengolahan otak manusia

1. Reseptor 3. Short term memory


(Alat Indra) (memory jangka pendek)

2 .Sensory register 4 .Long Term memory


(penempungan kesan-kesan sensoris) (memori jangka panjang)

5 .Response generator
(pencipta respon)
PA S C A S A R J A N A P E N D I D I K A N D A S A R

ALIRAN-ALIRAN
TEORI KOGNITIF

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya

Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal


yang mencakup ingatan, referensi, pengolahan informasi, emosi dan
aspek kejiwaan lainnya.
ALIRAN-ALIRAN TEORI
KOGNITIF KONSTRUKTIVIS
1. Teori Perkembangan Mental dari Piaget
• Teori Perkembangan Mental menurut Jean Peaget mengatakan bahwa tahap-
tahap perkembangan pribadi dan perubahan umur dapat mempengaruhi
kemampuan belajar individu.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

• Tahap Sensory-Motor ( 0-2 Tahun )


• Tahap Pre-Operatoinal ( 2-7 Tahun )
• Tahap Concrete-Operational ( 7-11 tahun )
• Tahap Formal-Operatoinal ( 11-15 Tahun )
2. Teori Pemahaman Konsep Belajar dari Bruner
Belajar adalah bagaimana seseorang memilih, mempertahankan dan
mentransformasikan informasi secara aktif ( Discovery Learning )

1 2 3
Ta h a p Ta h a p Ta h a p
Informasi Transforma Evaluasi
si
Tahap awal Tahap Memahami, Tahap benar atau tidak
memperoleh mencerna dan
pengetahuan baru menganalisis
3. Teori Bermakna dari
Ausubel
David Ausubel berpendapat bahwa keberhasilan
belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan
bahan ajar yang dipelajari.

Tipe Belajar Menurut Ausubel :


1. Belajar dengan penemuan yang bermakna
2. Belajar dengan ceramah yang bermakna
3. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna
4. Menghapal berlawanan dengan bermakna
PENERAPAN TEORI KOGNITIF
Dalam Proses Pembelajaran : Guru menggunakan Bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
. didik serta memberi ruang bagi mereka untuk bicara serta diskusi dengan teman-temannya

Peran Guru : motivator, fasilitator, mengembangkan potensi kognitif siswa,


membantu menghubungkan pengetahuan awal dan informasi baru dan
melakukan pembelajaran bermakna.

Peran Siswa : Menerima informasi dari pengetahuan yang baru diperoleh.

Dalam Kehidupan sehari-hari : contoh penerapannya adalah Ketika anak meniru apa
yang dilakukan orang tua
4. Teori Belajar Kognitif Gestalt
oleh Merx Wertheimer
P e l e t a k d a s a r Te o r i G e s t a l t a d a l a h m e n e l i t i
tentang pengamatan dan problem solving.

Tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi belajar
lebih mampu meningkatkan kemampuan belajar seseorang daripada hukuman
dan ganjaran.
DEFINISI TEORI KOGNITIF

Menurut Neolaka (2017) teori kognitif atau kognitivisme adalah teori


belajar yang mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri sehingga belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.

Menurut Nurhadi (2020) teori kognitif adalah teori belajar yang


berpandangan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mengerti
sesuatu dengan mengaitkan pengetahuan baru ke dalam struktur
berfikir yang dilakukan secara aktif oleh siswa

Menurut Nugroho (2015) teori kognitif adalah teori yang berpandangan bahwa ilmu
pengetahuan dibangun dalam diri seorang anak melalui interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan dan apabila proses belajar berjalan dengan
baik maka materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif
DEFINISI TEORI KOGNITIF
Menurut Susanti et al. (2022) bahwa teori kognitif adalah teori belajar yang berpandangan bahwa siswa
memproses informasi dan pelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada sehingga belajar berkaitan
dengan aktivitas pikiran individu dalam menerima, menyimpan, mengolah, dan menggunakan informasi sehingga
memperoleh pengetahuan baru.

Dapat disimpulkan, teori kognitif adalah teori yang mengutamakan proses


belajar daripada hasil belajar sehingga siswa harus aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran melalui kegiatan mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, memahami lingkungan maupun
mempraktekkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Beberapa Jenis – jenis Teori Kognitif, diantaranya

1. Teori perkembangan Jean Piaget


Jean Piaget mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila
ada aktivitas individu berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisiknya ( Rasyidin & Wahyudin, 2011). Pertumbuhan dan
perkembangan individu merupakan suatu proses sosial. Individu tidak
berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat,
tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan
sosialnya berada di antara individu dengan lingkungan fisiknya. Interaksi
Individu dengan orang lain memainkan peranan penting dalam
mengembangkan pandangannya terhadap alam. Bagi Piaget, berfikir
dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar mengerti.
Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin kompleks susunan sel
syarafnya dan semakin meningkat pula kemampuan kognitifnya.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu (Robert, 2011):

01 Tahap sensorimotorik
(umur 0-2 tahun) 02 Tahap preoperasional
(umur 2-7/8 tahun)

03 04
Tahap operasional konkret Tahap operasional formal
(umur 7/8-11/12 tahun) (umur 11- keatas)
Adapun beberapa prinsip teori perkembangan Piaget, adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik.
2) Semakin bertambah umur maka semakin bertambah kompleks susunan syarafnya dan akan meningkat pula kemampuannya.
3) Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan yaitu akomidasi dan asimilasi
4) Asimilasi adalah proses perubahan apa yang di pahami seseuai denganstruktur kognitif.
5) Akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami
6) Proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (penyeimbangan)
7) Asimilasi (proses penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki individu), Akomodasi (proses
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru), Ekuilibrasi (penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi)
8) Seorang anak sudah mempunyai prinsip pengurangan, ketika mempelajri pembagian maka terjadi proses integrasi antara
pengurangan (telah dikuasai) dan pembagian (info baru) inilah asimilasi.
9) Jika anak diberi soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Artinya anak sudah dapat mengaplikasikan atau memakai
prinsip pembagian dalam situasi baru
10) Proses penyesuaian antara ling luar dan struktur kognitif yang ada dlm dirinya disebut ekuilibrasi
11) Proses belajar akan mengikuti tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya
12) Tahap sensorimotor (0-2 thn), preoperasional (2-8 thn), operasional konkret(8-11 thn), operasional formal (12-18 thn)
13) Hanya dengan mengaktifkan pengetahuan dan pengalaman secara optimal asimilasi dan akomodasi pengatahuan dan pengalaman
dapat terjadi dengan baik
2. Teori Belajar J. S Bruner
Teori kognisi J. S Bruner menekankan pada cara individu
mengorganisasikan apa yang telah dialami dan dipelajari,
sehingga individu mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip melalui contoh-contoh
yang dijumpai dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan proses
belajar, menurut Bruner diperlukan lingkungan yang dinamakan
“discovery learnig envoirment” atau lingkungan yang mendukung
individu untuk melakukan eksplorasi dan penemuan-penemuan
baru (Sutarto, 2017)
Beberapa prinsip teori Bruner adalah:
1) Perkembangan kognitif ditandai dengan adanya kemajuan menaggapi rangsang
2) Peningkatan pengatahun bergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara realistis
3) Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain
4) Interaksi secara sistematis diperlukan antara pembimbing, guru dan anak untuk perkembangan kognitifnya
5) Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif
6) Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan bebrapa alternatisf secara simultan,
memilih tindakan yang tepat.
7) Perkembangan kognitif di bagi dalam tiga tahap yaitu enactive, iconic, symbolic.
8) Enaktif yaitu tahap jika seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk emmahami lingkungan
sekitaanya. (gigitan, sentuhan, pegangan)
9) Ikonik, yaitu tahap seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal
(anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan perbandingan
10) Simbolik yaitu tahap seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dalam berbahasa dan logika (anak belajar melalui simbol bahasa, logika, matematika)
11) Model pemahaman dan penemuan konsep
12) Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan memlalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai pada kesimpulan (discovery learning)
13) Siswa diberi kekebasan untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery)
3. Teori belajar bermakna Ausubel
Menurut Ausubel (Rahmah, 2013) pembelajaran bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan
generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna
menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas
dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu
dan pada waktu tertentu.
Menurut David Ausubel pembelajaran bermakna dapat terlaksana dengan
memenuhi prinsip-prinsip yakni :

(1) Advance (2) Defrensiasi


Organizer Progresif,

(3) Belajar (4) Penyesuaian


Subordinat Integratif
Implementasi
Teori Kognitif
Secara umum teori kognitivisme lebih menekankan bagaimana memahami struktur
kognitif siswa. Dengan memahami struktur kognitif siswa, maka pembelajaran
dapat disesuaikan dengan tepat sesuai kemampuan siswa dalam pembelajaran.
Selain itu, metode penyusunan materi pelajaran sebaiknya disusun dan didasarka
pada konsep atau pola dan logika tertentu supaya lebih mudah dimengerti dan
sebaiknya dalam proses pembelajaran, materi tidak dihafal melainkan dengan
memahami apa saja yang sedang dipelajari (Nurhadi, 2020: 92). Dalam proses
belajar mengajar diperlukan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.
Implementasi teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam proses pembelajaran:
• Pengalaman tilikan (insight) dalam proses belajar, hendaknya peserta didik memiliki
kemampuan tilikan yaitu mengenal keterkaitan unsur-unsur suatu objek atau
peristiwa.
• Pembelajaran bermakna (meaningfull learning), hal- hal yang dipelajari para peserta
didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
• Perilaku bertujuan (pusposive behavior), hendaknya guru membantu para peserta
didik untuk memahami arah dan tujuannya
• Prinsip ruang hidup (life space), materi yang diajarkan harusnya berhubungan
dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan individu
• Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan
dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan
dalam memecahkan masalah pada situasi lain
Penerapan prinsip teori belajar kognitif menurut teori gestalt dalam
pembelajaran:
• Aktivitas suatu cabang olahraga harus dilakukan secara keseluruhan, bukan sebagai
pelaksanaan gerak secara terpisah-pisah. Pemecahan keseluruhan aktivitas menjadi
bagian?bagian yang terpisah menyebabkan peserta didik tidak mampu mengaitkan
bagian-bagian tersebut. Untuk itu, siswa atau atlet harus mampu mempersatukan bagian
menjadi sebuah unit yang terpadu.
• Tugas utama dari guru atau pelatih adalah untuk memaksimalkan transfer dari latihan
diantara berbagai kegiatan. Pola umum atau konfigurasi perlu untuk mempermulus
terjadinya transfer di antara berbagai kegiatan.
• Penggunaan faktor insight untuk memecahkan masalah. Pemberian contoh pada siswa
akan membantu siswa dalam mengamati dan memahami suatu masalah. sehingga dia
mampu menyelesaikannya.
• Pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian dengan suatu keseluruhan penting
bagi peragaan keterampilan yang efektif. Jadi peserta didik harus mampu memahami
tiap-tiap bagian dan keterkaitannya secara keseluruhan.
Simpulan

Psikologi kognitif berasumsi bahwa proses mental itu ada, dapat dipelajari secara ilmiah, dan bahwa
manusia adalah pengolah informasi yang aktif. Psikologi kognitif lebih menekankan pada apa yang
pembelajar ketahui dan bagaimana mereka mendapatkannya dari pada apa yang mereka lakukan.
Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari,
menalar, mengingat, dan berpikir tentang suatu informasi. Proses ini meliputi bagaimana informasi
diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan itu
dimunculkan kembali sebagai petunjuk dalam sikap perilaku manusia. Para ahli psikologi kognitif
memandang bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya,
melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan
atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu
memberikan respon terhadap stimulus. Belajar menurut teori kognitif sebagai proses pemfungsian
unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir
yakni pengolahan informasi.
Saran
Pembelajaran berdasarkan teori psikologi kognitif harus otentik dan nyata. Guru
diharapkan menyediakan lingkungan kelas yang kaya sehingga mendorong eksplorasi
spontan anak. Siswa didorong untuk mengeksplorasi bahan belajar dan menjadi
konstruktor aktif dari pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman yang
mendorong asimilasi dan akomodasi.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai