DOSEN PENGAMPU:
Dr. I Wayan Kertih, M.Pd.
Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd.
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas materi mengenai “Kurikulum 1975”, Makalah ini kami susun
dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam dapat memahami mengenai
informasi yang berkaitan dengan materi kurikulum 1975. Kami juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata,
sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca. Akhir kata kami
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi seluruh orang
yang membaca. Sekian dan Terima Kasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan
diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, Semua itu
ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis
dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada
masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan kurikulum 1975.
3. Untuk mengetahui bagaimana dasar perubahan kurikulum 1975.
4. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri umum kurikulum 1975 dan kebijakan dalam
penyusunan kurikulum 1975.
5. Untuk mengetahui bagaimana hakihat kurikulum 1975.
6. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan kurikulum 1975.
7. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 1975 dalam pembelajaran IPS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk
kedalam kurikulum.
e. J. Loyld Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary School Improvemant (1973)
menjelaskan bahwa kurikulum juga meliputi metode mengajar dan belajar, cara
mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan
penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah
ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.
f. Hilda Taba mengemukakan bahwa pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam
masyarakatnya. Dalam dunia Pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting.
Tanpa adanya Kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target
pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan Pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahawa kurikulum adalah
seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan.Sehingga kurikulum menjadi sangat penting untuk dimiliki setiap sekolah sebagai
pedoman bagi para guru. Terutama bagi sekolah-sekolah formal, di mana kurikulum akan
menjadi pedoman dan memberikan arah dalam mengajar. Sesuai dengan pengertian kurikulum,
yaitu sesuatu yang terencana, maka dalam dunia pendidikan segala kegiatan siswa dapat diatur
dengan sedemikian rupa. Sehingga tujuan adanya pendidikan dapat tercapai.
4
Hal-hal yang mempengaruhi program maupun kebijaksanaan pemerintah yang menyebabkan
pembeharuan itu adalah:
a. Selama pelita 1 yang mulai pada tahun 1969 talah banyak timbul gagasan baru tentang
pelaksanaan tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
b. Adanya kebijakan pemerintah dibidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN
yang antara lain:”mengejar ketinggalan di bidang ilmu ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk mempercepat lajunya pembengunan.”
c. Adanya hasil analisis dan penelaian pendidikan nasional oleh departemen pendidikan dan
kebudayaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.
d. Adanya inovasi dalam sistem belajar mengajar yang dianggap lebih efesien dan efektif
yangtelah memasuki dunia pendidikan Indonesia.
e. Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau sistem yang sudah
berlaku.
Pada kurikulum 1968 terdapat hal-hal yang merupakan faktor kebijakan pemerintah
yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum
diperhitungkan,sehingga deperlukan peninjauan terhadap kurikulum 1968 tersebut agar sesuai
dengan tuntunan masyarakat yang sedang membangun. Atas pertimbangan tersebut maka
dibentuklah kurikulum tahun 1975. Segala upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di
bawah pemerintah Orde Baru dengan program pelita dan repelita.
5
Kelompok-kelompok mata pelajaran yang dulunya dikenal dengan nama Ilmu Ukur Bidang,
Ilmu Ukur Ruang, Aljabar diorganisasikan dalam mata pelajaran Matematika.
Pentingnya pengembangan kurikulum adalah berguna untuk membantu siswa dan guru
dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan makin berkembangnya sebuah negara maka
ilmu yang diajarkan harus dikembangkan terus menerus. Maka dari itulah pengembangan
proses belajar ini dimulai dari pengembangan kurikulum.
Kurikulum 1975, dalam kurikulum ini menggunakan pendekatan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), mengarah kepada tercapainya tujuan spesifik,
yang dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dalam pelaksanaannya
banyak menganut psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill). Menjelang tahun 1983, kurikulum 1975 dianggap sudah
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan IPTEK.
Sehingga dipertimbangkan untuk segera ada perubahan. Karena itulah pada tahun 1984
pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 dengan kurikulum 1984.
Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan zaman.
Kurikulum yang baik adalah Kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus
dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi
membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dan masa depan.
2.4 Ciri-Ciri Umum Kurikulum 1975 Dan Kebijakan Dalam Penyusunan Kurikulum
1975.
a. Ciri-ciri Kurikulum 1975
Menurut Wirianto (2014) ciri-ciri kurikulum 1975 adalah sebagai berikut:
1) Berorientasi pada tujuan
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan
yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
6
b. Kebijakan Kurikulum 1975
Kebijakan kurikulum 1975, menekankan pada tujuan pendidikan yang lebih efektif,
efisien, metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum model ini banyak mendapatkan kritikan, sebab guru terlalu disibukkan menulis
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran, sehingga konsentrasinya
kurang terfokus. Setiap guru harus secara detail merencanakan pelaksanaan program belajar
mengajar. Dengan kurikulum ini, semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan Sistem
penilaian pada kurikulum ini adalah penilaian diberikan pada setiap akhir pelajaran atau pada
akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang sangat membedakan dengan kurikulum sebelumnya
yang memberikan penilaian pada akhir semester atau akhir tahun saja. Kurikulum 1975
Menganut pendekatan integrative, artinya bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan
yang menunjang kepada tercapainya tujuan integratif dan menekankan kepada efisiensi dan
efektivitas dlam hal daya dan waktu
7
teknis. Ide kurikulum tersebut dirancang sedemikian rupa dan ditulis dalam Buku I dokumen
kurikulum yang dinamakan Ketentuan-ketentuan Pokok.
Penggunaan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa pengantar dalam sistem Pendidikan
adalah juga suatu manifestasi pembaharuan pendidikan. Zaman ini dikenal istilah “satuan
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Pengertian pokok Sekolah Dasar
yang disingkat SD pada kurikulum tahun 1975 ialah Lembaga Pendidikan yang
menyelenggarakan program Pendidikan sebagai dasar untuk mempersiapkan siswanya yang
dapat atau tidak dapat melanjutkn pelajarannya ke Lembaga Pendidikan yang lebih tinggi untuk
menjadi warga negara yang baik.
Dalam pembahasan perkembangan kurikulum berbagai sekolah, dalam hal ini
kurikulum SD, SMP, SMA dan SPG, maka pada hakikatnya pembahasan kurikulum tahun
1975 mendapat perhatian dan pertimbangan sebagai berikut:
1) Kurikulum tahun 1975 merupakan kurikulum yang dewasa ini sedang dilaksanakan dan
merupakan perubahan kurikulum yang mutakhir sejak timbulnya orde baru.
2) Kurikulum 1975 merupakan usaha inovasi dalam dunia Pendidikan di negara kita sejak
dilakukannya berbagai inovasi jauh sebelum masa kini. Dapat diperkirakan bahwa usaha
ini merupakan tangga sejarah invasi Pendidikan dan kurikulum yang dilaksanakan secara
terus-menerus.
3) Perubahan kurikulum sehingga menjadikan kurikulum ini diperkirakan memiliki cirinya
sendiri mengingat cara pendekatan yang dipergunakan landasan falsafah, isi dan organisasi
kurikulum dan pendekatan metode mengajar yang diterapkan.
Perubahan kurikulum tahun 1968 menjadi kurikulum tahun 1975, di maksudkan agar
tercapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijaksanaan baru di bidang pendidikan,
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengajaran, meningkatkan mutu lulusan pendidikan dan
merelevansikan pendidikan dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun
(Wiryokusumo & Mulyadi, 1988: 133).
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-
pendekatan di antaranya sebagai berikut.
1) Berorientasi pada tujuan
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
8
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan
yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
9
Menurut Halim, dkk (2002) menyebutkan beberapa kekurangan dari kurikulum 1975
yaitu,
a. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan
kemampuan peserta didik.
b. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dengan pelaksanaannya di sekolah.
c. Isi kurikulum terlalu padat.
d. Kurang berkembangnya potensi daerah karena tujuan kurikulum ini bertujuan sentralistik.
e. Kurikulum ini berorientasi pada guru yang menjadi pusat pembelajaran.
f. Kreativitas murid yang sulit berkembang karen guru sebagai subjek.
Terdapatnya kesenjangan antara program kurikulum 1975 dengan kemmapuan siswa,
mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam penerapan kurikulum 1975. Selain itu, hal ini juga
diakibatkan karena terlalu padatnya isi kurikulum yang diajarkan dengan waktu yang terbatas.
Orientasi terhadap guru dalam proses pembelajaran menghalangi perkembangan kreativitas
siswa karena konsep kurikulum 1975 menempatkan guru sebagai subjek dalam proses
pembelajaran di kelas.
10
b. Cara Penilaian dalam kurikulum 1975
Cara penilaian pada kurikulum 1975 yaitu penilaian pada cara akhir setiap catur
wulan/semester, dilakukan pula penilaian secara teratur pada akhir setiap satuan program yang
lebih kecil, dalam hal ini pada akhir setiap satuan pelajaran. Bila banyak murid atau siswa yang
belum memahami bahan yang diberikan dalam suatu pelajaran, guru akan memperbaiki cara
(metode) dalam menyajikan bahan tersebut (Loen, 2015).
Kebijakan kurikulum 1975 menekankan pada tujuan pendidikan yang lebih efektif dan
efisien. Pada kurikulum ini, peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib
membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar berlangsung. setiap
guru harus secara detail merencanakan pelaksanaan program belajar mengajar. Dengan
kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan bertahap (Machali, 1970).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan maengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar. Proses administrasi kurikulum terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi. Pada kurikulum 1968 terdapat hal-hal yang merupakan faktor kebijakan
pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional. Atas pertimbangan
tersebut maka dibentuklah kurikulum tahun 1975. Segala upaya untuk mewujudkan strategi
pembangunan di bawah pemerintah Orde Baru dengan program pelita dan repelita. Dalam
kurikulum ini, konsep pendidikan ditentukan dari pusat, sehingga para guru tidak perlu berfikir
untuk membuat konsep pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selain itu terdapat beberapa
prinsip yang melandasi kurikulum ini diantaranya adalah: 1) Berorientasi pada tujuan,
maksudnya pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh para siswa atau
yang lebih dikenal dengankhirarki tujuan pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan nasional,
tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus. 2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti
dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. 3)
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
3.2 Saran
Setelah menguras terkait dengan materi “Kurikulum 1975”, maka kami menyarankan
kepada orang orang yang ingin mempelajari materi kurikulum 1975 untuk mengetahui
bagaimana pengertian kurikulum, sejarah kurikulum 1975, ciri ciri kurikulum 1975 dan
seterusnya. Saran untuk para pembaca untuk mempelajari kurikulum 1975 untuk menambah
pemahaman mengenai kurikulum 1975.
12
DAFTAR PUSTAKA
Siti Fujiawati, Fuja. 2016. Pemahaman Konsep Kurikulum dan Pembelajaran dengan Peta
Konsep
BagiMahasiswa Pendidikan Seni. Volume 1, No.1 Tersedia pada https://jurnal.untirta.ac.id/in
dex.php/JPKS/article/download/849/666 diunduh pada 4 Oktober 2022
Syarifah.2019. Active Learning Teach Like Finland (Sebuah Telaah Kurikulum 2013).Volume
9, No,1. Tersedia pada http://digilib.iainkendari.ac.id/183/3/BAB%20II.pdf diunduh 4 Oktober
2022.
:http://arifahnurul2.blogspot.com/2014/12/serarah-kurikulum-1975.html
Maulida Rahmawati, Isnaina.dkk. 2020. Analisis Kurikulum Berdasarkan Kebijakan. Jurnal
ilmu Tabiyah. Vol. 9. No. 2.
Ritonga, Maimuna. 2018. Politik dan Dinamika Kebijakan Perubahan Kurikulum Pendidikan
di Indonesia Hingga Masa Reformasi. Bina Gogik, Volume 5. No 2.
Wirianto, Dicky. 2013. Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia. Islamic
Studies Journal. Vol. 2. No. 1.
Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta:
Bina Aksara, 1988
Halim, dkk. 2002. Telaah Kurikulum SMP di Indonesia. Surabaya : CV. Pustaka
Media Guru.
Soetopo dan Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi
Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
13