Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN KETERAMPILAN KOGNITIF

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi salah tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan


Peserta Didik. Dosen Pengampu : M. Hilman Taabudillah, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Uden Yogi Pilahudin (20220110025)


2. Muhammad Zaenudin Farid (20220110030)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Metakognitif ................................................................................ 3
B. Strategi Kognitif .......................................................................... 4
C. Implikasi Perkembangan Keterampilan Kognitif Terhadap
Pendidikan ................................................................................... 5
D. Gaya Kogitif ................................................................................ 6
E. Pemikiran Kritis .......................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap fase atau periode perkembangan pada dasarnya selalu bertalian
erat dengan periode perkembangan yang mendahuluinya. Hal ini membuktikan
bahwa manusia merupakan kesatuan yang bulat. Dan tujuan yang terkandung
dalam setiap perkembangan adalah menjadi manusia dewasa yang sanggup
berdiri sendiri.
Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mendapatkan, mengingat,
dan menggunakan pengetahuan. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Belajar
adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dan
saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-
misahkan atau membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-
komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah akan
kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi
dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta
didik yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran dan sangat
menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Guru sebgai tenaga kependidikan
yang bertanggung jawab melaksanakan interaksi edukatif di dalam kelas, perlu
memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan kognitif peserta
didiknya. Dengan bekal pemahaman tersebut, guru akan dapat memberikan
layanan pendidikan atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya. Seiring
dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak usia sekolah mulai berusaha

1
mengetahui tentang pikiranya sendiri, tentang bagaimana ia belajar dan
mengingat situasi- situasi yang dialami setiap hari, mulai
menyadari proses-proses kognitifnya dan bagaimana seseorang dapat
meningkatkan penilaian kognitif mereka, serta memilih strategi-strategi
yang cocok untuk meningkatkan kinerja kognitif mereka. Para ahli
psikologi menyebut tipe pengetahuan ini dengan metakognitif
(metacognitive), yaitu pengetahuan tentang kognisi (Wellman, 1988).
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah
atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan”. Bisa pula, dikatakan prinsip perkembangan adalah ”patokan
generalisai mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa
perkembangan dalam diri manusia”. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai perkembangan keterampilan kognitif yang meliputi
metakognitif, strategi kognitif, implikasi perkembangan keterampilan kognitif,
gaya kognitif, dan karakteristik pemikiran kritis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu metakognitif?
2. Bagaimana sterategi kognitif?
3. Bagaimana implikasi perkembangan keterampilan kognitif pada
pendidikan?
4. Apa yang dimaksud gaya kognitif?
5. Apa saja karakteristik pemikiran kritis?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu metakognitif.
2. Dapat mengetahui bagaimana strategi kognitif.
3. Dapat mengetahui bagaimana implikasi perkembangan keterampilan
kognitif pada pendidikan.
4. Mengetahui dan memahami gaya kognitif.
5. Dapat mengetahui karakteristik pemikiran kritis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metakognitif
Menurut Marzano (2008) metakognitf yaitu suatu sistem yang berperan
untuk monitoring, evaluating dan regulating yang berfungsi untuk semua jenis
proses berpikir. Metakognisi merupakan suatu proses membangkitkan minat
sebab seseorang menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses
kognitif mereka sendiri. Metakognisi sangat penting karena pengetahuan
tentang proses kognitif dapat menuntun siswa didalam menyusun dan memilih
strategi untuk memperbaiki kinerja positif. Dengan demikian metakognisi
berhubungan dengan pengetahuan seseorang tentang proses kognitif mereka
sendiri dan kemampuan menggunakan proses tersebut. Siswa perlu menyadari
akan kelebihan dan kekurangan dari kemampuan kognitifnya dan berupaya
menggorganisasikannya untuk diterapkan seeara tepat dalam penyelesaian
tugas atau masalah.
Pada hakekatnya pengetahuan metakognitif menekankan kepada
kesadaran seseorang mengenai proses atau cara berpikir atas pengetahuan
dirinya sendiri dengan mengolah informasi dan mengatur strategi berpikirnya.
Pengetahuan metakognitif berperan penting dalam mengatur kognitif
seseorang sehingga dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran.
Pengetahuan tentang kognisi merupakan kesadaran seseorang terhadap
pengetahuannya, kecenderungan belajar, gaya, kekuatan, kelemahan, faktor-
faktor yang akan berdampak pada kinerjanya, pengetahuan strategi, dan
pengetahuan tentang kapan dan bagaimana menggunakan strategi.
Pengontrolan kognisi merupakan aspek kontrol dari belajar.
Metakognisi melibatkan tiga macam pengetahuan, diantaranya:
1. Deklaratif Knowledge
Pengetahuan deklaratif tentang diri siswa sebagai pembelajar, faktor faktor
yang mempengaruhi belajar dan ingatan siswa, serta keterampilan, strategi
dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan sebuah tugas (tahu
apa yang dilakukan).

3
2. Prosedural Knowledge
Prosedural Knowledege yaitu pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan apa saja yang telah diketahui dalam deklaratif
knowledge tersebut dalam aktivitas belajar.
3. Kondisional Knowledge
Konditional Knowledge adalah pengetahuan tentang kapan
menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan kapan
hal hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur
berlangsung dan dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya,
dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari prosedur-prosedur yang
lain.

B. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang
penting dikuasai oleh seorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan
masalah. Strategi kognitif merupakan kemampuan tertinggi dari domain
kognitif, setelah analisis, sintesis, dan evaluasi.
McDevitt dan Ormrod (2002), medefinisikan proses mental atau kognitif
tertentu yang digunakan orang untuk memperoleh atau memanipulasi
informasi. Strategi kognitif didasarkan pada paradigma konstruktvisme, teori
metakognisi, dan pengalaman-pengalaman praktis lapangan. Siswa ideal
menurut paradigma ini adalah seorang pelajar yang memiliki kemampuan
mengatur dirinya sendiri. Menurut Paulina Pannen, (2001), proporsi
paradigma konstruktivisme dapat diterjemahkan menjadi pernyataan-
pernyataan yang lebih operasional sebagai berikut:
1. Kepercayaan, nilai dan norma, motivasi, pengetahuan dan keterampilan,
serta intuisi setiap orang akan sangat berpengaruh terhadap strategi dan
kemampuan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Permasalahan yang dihadapi setiap orang tidak dapat pernah dipisahkan
dari konteks situasinya. Strategi dan kemampuan seseorang dalam
menghadapi masalah-masalah tersebut adalah unik.

4
3. Jika dikumpulkan strategi orang-perorang dalam menghadapi masalah
tertentu, maka akan terlihat adanya pola dasar yang sama dari strategi-
strategi tersebut pola dasar tersebut perlu dan dapat dipelajari oleh orang
lain guna menjadi bekal dasar dalam memecahkan masalah.
Dalam bidang pembelajaran, strategi kognitif sering juga disebut sebagai
strategi belajar dan memecahkan masalah. Strategi belajar disini dapat
diartikan sebagai metode-metode atau teknik-teknik tertentu yang digunakan
untuk membantu siswa mempelajari informasi baru dan memecahkan berbagai
masalah belajar secara lebih efektif. Terdapat dua jenis strategi kognitif yang
digunakan oleh para peserta didik dalam belajar dan memecahkan masalah
yaitu:
1. Chunking. Strategi Chunking dilakukan dengan cara mengorganisasikan
materi secara sistematis melalui proses mengurutkan, mengklasifikasikan,
dan menyusun.
2. Spatial. Merupakan strategi untuk menunjukkan hubungan antara satu hal
dengan hal lain.

C. Implikasi Perkembangan Keterampilan Kognitif Terhadap Pendidikan


Dalam uraian berikut akan diketengahkan beberapa upaya yang harus
dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan metakognisi dan strategi
kognitif peserta didik.
1. Guru harus mengajarkan dan menganjurkan kepada peserta didik untuk
menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia
mereka.
2. Memberikan pelatihan tentang strategi belajar, kapan dan bagaimana
menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit.
3. Menunjukkan strategi belajar yang efektif serta mendorong peserta didik
untuk menggunakan strateginya sendiri.
4. Mengidentifikasi situasi-siuasi dimana suatu strategi memungkinkan
untuk digunakan.
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sendiri, dengan

5
6. sedikit atau tanpa bantuan dari guru.
7. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk
mengakses hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bisa mengetahui apa
yang telah dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya.
8. Sering umpan balik tentang kemajuan belajar mereka.
9. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri
dan mendorong mereka mengembangkan mekanisme melakukan
perbuatan belajar yang efektif.
10. Mengharapkan dan menganjurkan peserta didik untuk belajar mandiri,
yakni melakukan perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa
yang harus dilakukan, memecahkan masalah sendiri, tanpa bergantung
kepada orang lain.

D. Gaya Kognitif
Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi
perkembangan dan pendidikan. Gaya kognitif sering dideskripsikan sebagai
berada dalam garis batas antara kemampuan mental dan sifat personalitas.
Berbeda dengan strategi kognitif yang mungkin mengalami perubahan dari
waktu ke waktu serta dapat dipelajari dan dikembangkan, gaya kognitif
bersifat statis dan secara relatif menjadi gambaran tetap tentang diri individu.
Secara bahasa, istilah gaya dalam bahasa inggris disebut style, yang
berarti corak mode atau gaya. Gaya kognitif adalah karakteristik individu
dalam penggunaan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan
masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi dan
seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.
Berikut ini akan dibahas beberapa gaya kognitif yang paling banyak
didiskusikan oleh para ahli :
1. Gaya impulsif dan reflektif. Gaya reflektif dan impulsif menunjukkan
tempo kognitif atau kecepatan berpikir. Dibandingkan dengan siswa yang
impulsif, siswa yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan
sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan.

6
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa siswa reflektif lebih efektif dan lebih
baik dalam pelajaran di sekolah dibandingkan dengan siswa yang impulsif.
2. Field Dependence dan Independence. Gaya Field Dependece dan
Independence merupakan tipe gaya kognitif yang mencerminkan cara
analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Individu
dengan gaya FD cenderung menerima suatu pola sebagai suatu
keseluruhan. Sebaliknya individu dengan gaya FI lebih menerima bagian-
bagian terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menganalisa pola
kedalam komponen-komponenya.

E. Pemikiran Kritis
1. Pengertian
Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif,
dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat
pertimbangan dan keputusan yang baik. Sedangkan berpikir kritis berarti
merefleksikan permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran
agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perpektif yang berbeda.

2. Karakteristik
a. Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan.
b. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi.
c. Kemampuan untuk berpikir secara deduktif.
d. Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis.
e. Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah
dan yang kuat.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metakognisi merupakan suatu proses membangkitkan minat sebab
seseorang menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitif
mereka sendiri. Metakognisi sangat penting karena pengetahuan tentang
proses kognitif dapat menuntun siswa didalam menyusun dan memilih strategi
untuk memperbaiki kinerja positif. Dengan demikian metakognisi
berhubungan dengan pengetahuan seseorang tentang proses kognitij mereka
sendiri dan kemampuan menggunakan proses tersebut.
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang
penting dikuasai oleh seorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan
masalah. Strategi kognitif didasarkan pada paradigma konstruktvisme, teori
metakognisi, dan pengalaman-pengalaman praktis lapangan. Siswa ideal
menurut paradigma ini adalah seorang pelajar yang memiliki kemampuan
mengatur dirinya sendiri.
Berikut beberapa gaya kognitif yang paling banyak didiskusikan oleh
para ahli :
1. Gaya impulsif dan reflektif. Gaya reflektif dan impulsif menunjukkan
tempo kognitif atau kecepatan berpikir. Dibandingkan dengan siswa
yang impulsif, siswa yang reflektif juga lebih mungkin untuk
menentukan sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi
yang relevan. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa siswa reflektif lebih
efektif dan lebih baik dalam pelajaran di sekolah dibandingkan dengan
siswa yang impulsif.
2. Field Dependence dan Independence. Gaya field dependece dan
independence merupakan tipe gaya kognitif yang mencerminkan cara
analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Individu
dengan gaya FD cenderung menerima suatu pola sebagai suatu
keseluruhan. Sebaliknya individu dengan gaya FI lebih menerima
bagian- bagian terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menganalisa

8
pola kedalam komponen-komponenya.
Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif,
dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat
pertimbangan dan keputusan yang baik. Sedangkan berpikir kritis berarti
merefleksikan permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar
tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perpektif yang berbeda.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belumlah sempurna
dan masih banyak kekurangan. Penulis akan memperbaiki serta
mengumpulkan setiap masukan-masukan yang mendukung kesempurnaan
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/453166642/Makalah-Perkembangan-
keterampilan-kognitif
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/Prosiding/article/view/430/415

10

Anda mungkin juga menyukai