Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

STUDY KASUS 2

DOSEN PENGAMPU
INTAN DIAH PRAMITASARI,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH
AMALA SIFAUL AZKIA
20.03.0026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP


PRODI KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021
STUDY KASUS 2
Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat diruang penyakit dalam dan istirahat total ditempat
tidur .Pasien telah mengalami demam tinggi selama 3 hari,sudah mendapat obat penurun panas
dan mengeluh nyeri pada bagian punggung. Pasien tampak lemah dan kesakitan.setelah dikaji
skala nyeri 6. TD 130/80 mmHg,Nadi 68x/menit suhu 38,5 derajat C
Data objektif
1. Pasien tampak lemah dan kesakitan
2. Suhu 38,5 derajat C
Data Subjektif
1. Pasien mengatakan demam selama 3 hari
2. Pasien mengatakan sudah mendapatkan obar penurun panas
Diagnosa :
1. Hipertermia berhubungan dengan
Intervensi
N HARI SDKI SLKI SIKI RASIONAL
O TANGG
AL
1 Senin,13 Hipertermi Termoregulasi Manajemen
desember a hipertermia
2021 berhubung Setelah
09.00 an dengan dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
proses Tindakan suhu mengecek agar
penyakit keperawatan tubuh suhu pasien
selama 3x24 jam 2. Lakukan tetap
hipertermia pada pendingi terjaga,menghin
pasien membaik nan dari kejang
dengan kriteria eksternal 2. Melakukan
hasil 3. Anjurkan kompres untk
tirah memepercepat
indikat A T baring penurunan suhu
or 4. Kolabora 3. Agar pasien
Pucat 2 4 si istirahat
Suhu 2 4 pemberia menghindari
tubuh n cairan resiko jatuh
Tekana 3 4 dan 4. Agar balance
n darah elektrolit cairan pasien
intravena tetap terjaga
dengan baik
PEMBAHASAN

Menurut jurnal Gobel,Penatalaksaan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Hipertermi

Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan


ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas.
Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk
mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Hipertermi juga merupakan respon tubuh terhadap proses infeksi,penentuan hipertermi
juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan
dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut. (Potter & Perry,
2010)

Tindakankeperawatan yang dapatdilakukanuntuk menangani hal diatas dengan


menggunakan pendekatan proses keperawatan dimana didalamnya terdapat rangkaian
tindakan berdasarkan Evident Based Nursing yang telah terbukti mampu menangani
masalah pasien yakni melalui tindakan observasi, mandiri, edukasi maupun kolaborasi
dengan profesi medik atau kesehatan lainnya (Perry & Potter, 2002)

Tindakan mandiri merupakan rangkaian tindakan yang dapat dilakukan oleh


perawat dalam mengatasi masalah pasien dan berdasarkan aspek legal etis mendapatkan
perlindungan berdasarkan perundang-undangan. Namun,fenomena dilapangan saat ini
banyak perawat yang cenderung mengabaikan tindakan dimaksud, mereka justru
hanya mengandalkan tindakan kolaboratif. Sudah banyak riset yang menunjukan bahwa
Tindakan mandiri, yaitu kompres hangat sangat berpengaruh dalam mengatasi
hipertermi.Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Sri Purwanti dan Winarsih.
Ambarwati, 2017 di RSUD Moewardi Surakarta tentang pengaruh kompres
hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien hipertermi. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukan bahwa terjadi penurunan suhu tubuh pasien hipertermi setelah dikompres
selama 10 menit.
METODE PENELITIAN
Penelitian dalam studi ini mengunakan metode penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif, tentang
penatalaksanan tindakan keperawatan pada pasien hipertermi. Variabel dalam penelitian
ini yakni penatalaksanaan tindakan keperawatan hipertermisedangkanInstrumen
penelitian ini ialah kuesioner yang dibuat peneliti berdasarkan konsep teorimenurut
NANDA (2015) sebanyak 8 nomor, meliputi 2 tindakan observasi, 3 tindakan mandiri, 2
tindakan edukasi, dan 1 tindakan kolaborasi. Dimana proses pengambilan data diambil
berdasarkan persepsi pasien sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah diberikan
kepadanya ia dirawat. Untuk memenuhi kriteria objektif perawat harus melakukan semua
tindakan baik observasi, mandiri, edukasi dan kolaborasi. Jika perawat melakukan
tindakan 100% dari tiap kategori maka Tindakan dikategorikan dilakukan dengan
sempurna, jika kurang dari 100% maka dikategorikan tidak dilakukan dengan sempurna.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan
tindakan keperawatan pada pasien dengan hipertermia belum dilakasanakan dengan
sempurna sementara berdasarkan empat jenis tindakan didapatkan hanya pada tindakan
kolaborasi saja yang dilakukan 100% dengan sempurna, untuk tindakan observasit
erdapat 53% yang dilakukan dengan sempurna sementara pada Tindakan edukasi dan
mandiri masih sangat kurang.

SARAN
Bagi seluruh perawat hendaknya lebih meningkatkan keilmuan maupun
keterampilan dalam penerapan asuhan keperawatan dan untuk penatalaksanaan
keperawatan di rumah sakit sebaiknya harus melaksnakan keseluruhan tindakan mulai
dari observasi, mandiri, edukasi dan kolaborasi.
DARTAR ISI

Aryanti. 2016. Laporan-Pendahuluan-Hipertermi, diakses tanggal 14 April


2017,http://malahayati.ac.id
Cahyani. 2008. Gambaran Peran Perawat Dalam Penatalaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien DBD, diakses tanggal 27 April 2017, http://tesis.umy.ac.id
Corwin E. J. 2009. Patofisologi. Jakarta: EGC. Intan. 2016. Konsep-Dasar-
Hipertermi,diakses tanggal 14 April 2017,http://digilib.unimus.ac.id
Intias. 2012. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan
danPerlindungan: Hipertermi, diakses tanggal 14 April 2017,
https://stikeskusumahusada.ac.id
Masykur. 2016. Proses-Peradangan-Proses-Infeksi, diakses tanggal 21 April
2017, http://akper-alikhlas.com
Megawati. 2012. Konsep-dasar-hipertermia,diakses tanggal 21 April
2017,http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id
Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
DiagnosaMedis NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Potter & Perry. 2002. Fundamental Keperawatan,Buku 2. Edisi. 7. Singapore:
Elsevier.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan,Buku3. Edisi 7.
Jakarta:Salemba Medika
Purwanti & Ambarwati. 2017. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Pengaturan
Suhu Tubuh, diakses tanggal 27 April 2017, http://journals.ums.ac.id

Anda mungkin juga menyukai