MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami membuat
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan menambah pengetahuan kepada
pembaca tentang “Patofisiologi Gangguan Sistem Saraf dan Otak”.
Ucapan terima kasih atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi pembaca. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada para
staf dosen selaku dosen mata kuliah Patofisiologi yang telah membimbing
penyusunan malakah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................5
BAB II........................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................6
2.1. Konsep Dasar Patofisiologi Sistem Saraf dan Otak.................................6
2.1.1. Definisi Sistem Saraf dan Otak.........................................................6
2.2. Epilepsi..................................................................................................29
2.3. Multiple Sklerosis..................................................................................29
2.4. Sakit Kepala...........................................................................................29
BAB III.....................................................................................................................30
PENUTUP................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................32
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf merupakan salah satu hal terpenting dalam tubuh manusia.
Sistem saraf sebagai sistem yang mengkoordinasi dan mengatur sistem-sistem
organ yang ada dalam tubuh manusia. Sistem ini tersusun dari milyaran neuron
yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. Menurut Feriyawati (2006),
sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan
saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Sistem
saraf bertanggung jawab atas meregulasi dan mengatur sistem lain dalam tubuh,
serta pengetahuan dan daya ingat yang dimiliki manusia.
Kekomplekan dari sistem saraf menyebabkan sistem ini rawan gangguan.
Menurut World Federation of Neurology (WFN) yang berkolaborasi dengan
penelitian internasional menyatakan bahwa setidaknyansembilan penyakit dengan
epidemiologi tersering terjadi hampir di seluruh negara tanpa mengenal faktor
ekonomi tiap negara. Dengan kata lain, penyakit ini dapat menyerang siapa saja
dengan berbagai latar belakang ekonomi. Beberapa penyakit dengan etiologi
tersering antara lain demesia, epilepsi, nyeri kepala, nyeri yang berhubungan
dengan gangguan neurologi, stroke, cedera kepala, neuroinfeksi, multiple sklerosis,
dan parkinson’s disease.
Sistem saraf masih menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh kebanyakan
masyarakat. Di Indonesia, penyakit saraf merupakan masalah keehatan yang sulit
untuk diatasi dan mengancam jiwa manusia. Hal ini ditandai dengan semakin
meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saraf di Indonesia.
Penyakit saraf tidak mengenal status apapun atau dapat menyerang siapa saja.
Kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan dan penyakit saraf ini merupakan salah
satu meningkatnya angka tersebut. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
bagaimana patofisiologi gangguan pada system saraf dan otak.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Badan Sel
Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk
membawa rangsangan.
2) Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma.
Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan ukuran
dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
3) Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran
sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu akson. Neurit
berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain.
Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri atas
perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan
pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan
neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk
celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan
dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinaps inilah
suatu zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin)
menyeberang untuk membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke
dendrit neuron berikutnya (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 62-63).
8
A. Otak
Otak merupakan organ yang paling mengagumkan dari seluruh organ.
Kita mengetahui bahwa seluruh angan-angan, keinginan dan nafsu,
perencanaan dan ingatan merupakan hasil akhir dari aktivitas otak.
Otak manusia berisi hampir 98% jaringan saraf tubuh atau sekitar 10
miliar neuron yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional.
Kisaran berat otak sekitar 1,4 kg dan mempunyai volume sekitar 1200
cc (71 in.). Ada pertimbangan variasi akan besarnya ukuran otak, yaitu
otak laki-laki lebih besar 10% dari perempuan dan tidak ada korelasi
yang berarti antara besar otak dengan tingkat intelegensi. Seseorang
dengan ukuran otak kecil (750 cc) dan ukuran otak besar (2100 cc)
secara fungsional adalah sama (Simon dan Schuster, 1998).
Dua macam jaringan pelindung utama dalam sistem saraf pusat adalah
meningen dan sistem ventrikular:
1. Jaringan pelindung di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
adalah meningen yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Dura Mater
Lapisan terluar yang merupakan lapisan yang tebal, keras, fleksibel
dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan periosteal luar pada durameter
melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai
periosteum dalam pada tulang tengkorak. Ruang subdural
memisahkan durameter dari araknoid pada regio kranial dan sumsum
tulang belakang, sedangkan ruang epidural adalah ruang potensial
antara peritoneal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di
regio sumsum tulang belakang.
b. Araknoid
Terletak di bawah lapisan durameter, berongga-rongga, dan
mengandung sedikit pembuluh darah. Rongga araknoid memisahkan
lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
cerebrospinalis, pembuluh darah, jaringan penghubung serta selaput
yang mempertahankan posisi araknoid terhadap
piameter di bawahnya.
c. Pia Mater
Jaringan pelindung yang terletak pada lapisan paling bawah (paling
dekat dengan otak, sumsum tulang belakang, dan melindungi jaringan-
12
2. Sistem Ventrikulus
Otak manusia dilindungi oleh cairan serebrospinal di dalam ruangan
subaraknoid. Cairan ini menyebabkan otak dapat mengapung sekaligus
mengurangi tekanan pada bagian bawah otak yang dipengaruhi oleh
gravitasi. Cairan serebrospinal ini selain mengurangi berat otak juga
melindungi otak dari goncangan yang mungkin terjadi. Cairan serebrospinal
terletak dalam ruang-ruang yang saling berhubungan satu sarna lain. Ruang-
ruang ini disebut dengan ventrikel. Ventrikel berhubungan dengan bagian
subaraknoid serta berhubungan dengan bentuk tabung pada kanal pusat dari
tulang belakang. Ruang terbesar yang berisi cairan terutama pada pasangan
ventrikel lateral. Cairan serebrospinal merupakan konsentrasi dari darah dan
plasma darah. Diproduksi oleh plexus choroideus yang terdapat dalam basal
dari ventrikel lateral dan bagian atas dari ventrikel 3: Sirkulasi CSF dimulai
dari ventrikel lateral ke ventrikel ketiga kemudian mengalir kecerebral
aqueduct ke ventrikel keempat. Dari ventrikel keempat mengalir ke lubang-
lubangsubaraknoidyang melindungi keseluruhan SSP. Selanjutnya
diabsorpsi ke sihus sagital superior dan mengalir ke durameter yang
kemudian akan dikeringkan oleh pembuluh jugulai di bagian leher. Volume
total CSF sekitar 125 milimeter dan waktu yang dibutuhkan oleh sebagian
CSF untuk berada pada sistem ventrikel agar diganti olch cairan yang
baru sekitar 3 jam.
13
Bagian-Bagian Otak
B. Spinal Cord
Saraf spinal pada manusia dewasa memiliki panjang sekitar
45 cm dan lebar 14 mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf
spinal, terdapat alur yang dangkal secara longitudinal di bagian medial
posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam dari anterior berupa
fisura.
Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan
masing masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis
vertebralis melalui foramen intervertebra (lubang pada tulang vertebra).
Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra
tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama
yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.
Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan
hanya tujuh vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang
saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan 1 pasang saraf koksigis.
a) Saraf spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks
dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah
saraf gabungan motorik dan sensorik, membawa informasi
ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui
eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan
regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut
(Warasah & Daheri, 2021, hlm. 75).
21
Meningitis atau dikenal dengan radang selaput otak merupakan infeksi pada
selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Gejala umum
dari meningitis, antara lain badan demam, sakit kepala yang berlebihan,
leher terasa kaku dan adanya ruam-ruam pada kulit. Meningitis dapat
disebabkan oleh serangan virus atau bakteri. Meningitis akibat serangan
bakteri akan jauh lebih serius, karena dapat menyebabkan kerusakan otak
bahkan kematian.
7. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penyakit pada otak yang terjadi akibat
penumpukan cairan di dalam otak, sehingga menyebabkan pembengkakan
di dalam otak dan kepala tampak semakin membesar. Penumpukan ini
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak, sehingga akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khususnya pada pusat-pusat saraf vital.
8. Migrain
Migrain adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan rasa
nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah. Gangguan ini dapat
terjadi akibat adanya aktivitas berlebih impuls listrik otak yang
meningkatkan aliran darah di otak. Aktivitas tersebut mengakibatkan
terjadinya pelebaran pembuluh darah otak dan juga peradangan.
9. Radang Otak
Radang otak merupakan peradangan akut pada otak yang disebabkan oleh
infeksi virus. Gejala radang otak, antara lain demam yang tinggi, sakit
kepala, merasa ngantuk, dan sering bingung. Respon sistem kekebalan
tubuh untuk melawan virus ini justru dapat menyebabkan pembengkakan di
otak. Akibatnya, semakin lama tidak ada ruang untuk berkembang dan otak
akan mendorong tengkorak kepala, sehingg otak terluka dan meradang.
10. Tumor Otak
Tumor pada otak dapat disebabkan oleh pertumbuhan tak terkendali pada
sel-sel di dalam jaringan otak. Terdapat dua jenis tumor pada otak. Tumor
yang tumbuh langsung di otak disebut tumor otak primer, sedangkan tumor
yang tumbuh di bagian lain dari tubuh dan menyebar hingga ke otak
dinamakan tumor otak sekunder (metastatik).
27
11. Polio
Polio terjadi karena adanya infeksi virus polio pada bagian sumsum tulang
belakang. Penyakit ini lebih sering menyerang pada anak-anak.. Penderita
folio dapat mengalami demam, kelumpuhan, dan sakit kepala yang berakhir
pada hilangnya refleks. Polio dapat dicegah dengan imunisasi polio.
12. Alzheimer
Alzhaimer atau kepikunan disebabkan oleh perubahan abnormal di otak,
sehingga fungsi otak sebagaian besar hilang. Penderita Alzheimer akan
mengalami kepikunan, kebingungam, perubahan suasana hati dengan cepat,
dan hilangnya kontrol terhadap kemampuan fisik dan mental.
13. Multiple Sclerosis: Merupakan penyakit autoimun yang mengganggu
pengiriman sinyal listrik antar sel saraf.
2.2. Epilepsi
2.2.1 Definisi Epilepsi
Kata epilepsi berasal dari kata Yunani, Epi yang berarti atas dan
Lepsia dari kata Lambanmein yang berarti serangan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa epilepsi pada mulanya memiliki arti serangan
dari atas. Epilepsi adalah salah satu kelainan neurologi kronik yang
bisa terjadi pada segala usia terutama pada usia anak. Epilepsi
merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan gejala yang
khas yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron
otak secara berlebihan dan paroksismal. Epilepsi ditandai dengan
sedikitnya 2 kali atau lebih kejang tanpa provokasi dengan interval
waktu lebih dari 24 jam.
Definisi epilepsi secara konseptual adalah gangguan di otak yang
ditandai dengan faktor predisposisi menetap untuk mengalami
kejang selanjutnya dan terdapat konsekuensi neurobiologis, kognitif,
psikologis, dan sosial dari kondisi ini. Definisi praktikal dari epilepsi
adalah:
a. Terdapat dua atau lebih kejadian kejang tanpa provokasi
yang terpisah lebih dari 24 jam.
b. Terdapat satu kejadian kejang tanpa provokasi namun
risiko kejang selanjutnya sama dengan risiko rekurensi
umum (mencapai 60%) setelah dua kejang tanpa
provokasi dalam 10 tahun mendatang. diangosis dari
sindrom epilepsi berdasarkan pemeriksaan EEG.
2.2.2 Anatomi Fisiologi Epilepsi
30
Otak merupakan salah satu organ vital pada tubuh yang berfungsi
mengatur segala aktivitas manusia. Otak memiliki struktur yang
relatif kecil dengan berat 1400 gram dan merupakan 2% dari berat
badan. Terbagi menjadi 3 subdivisi yaitu cerebrum, truncus
encephali (batang otak), dam cerebellum. Cerebrum merupakan
bagian terbesar otak yang terdiri dari 2 hemisfer, yaitu hemisfer
kanan dan kiri dipisahkan oleh fissura longitudinalis. Cerebrum
tersusun dari korteks. Satu rigi lipatan korteks disebut gyrus cerebri,
sedangkan parit yang memisahkan gyrus cerebri disebut sulcus
cerebri.
Berdasarkan gyrus cerebri dan sulcus cerebri yang konstan maka
cerebrum dibagi menjadi 4 lobus besar, yaitu lobus frontalis, lobus
temporalis, lobus parientalis, dan lobus occipitalis. Lobus frontalis
berperan sebagai pusat intelektual yang lebih tinggi, seperti
kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di
hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung
pusat pengontrolan gerakan volunteer di gyrus presentralis (area
motor primer) dan terdapat area asosiasi motorik (area premotor).
Pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur ekspresi bicara,
lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, motivasi dan
inisiatif. Lobus temporalis terletak disebelah ventral sulcus lateralis
dan pada permukaan lateralnya terdapat 3 gyrus yang membentang
miring, yaitu gyrus temporalis superior, gyrus temporalis medius,
dan gyrus temporalis inferior. Pada sisi dalam dari sulcus lateralis
terdapat beberapa lipatan pendek miring disebut gyrus temporalis
transversi dari Heschl yang merupakan cortex auditoris primer
(pusat pendengaran). Facies inferior lobus temporalis terletak pada
fossa cranii media. Pada daerah ini didapatkan gyrus temporalis
inferior, gyrus occipitotemporalis dan gyrus parahippocampalis.
Bagian rostral gyrus parahippocampalis, uncus dan stria olfactoria
lateralis membentuk lobus pyriformis yang merupakan cortex
olfactorius primer (pusat penghidu). Lobus ini berfungsi untuk
31
dibanding luar sel, dan potensial membrane meningkat, hal ini disebut
depolarisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf manusia terdiri dari jaringan saraf yang bekerja bersama-sama
untuk mengatur dan mengontrol fungsi tubuh. Struktur ini bertanggung
jawab atas pengiriman, penerimaan, dan pemrosesan sinyal-sinyal saraf yang
berperan dalam mengoordinasikan berbagai aktivitas fisik dan kognitif.
Sinyal saraf dikirimkan melalui serangkaian sel saraf yang disebut neuron.
Neuron memiliki kemampuan untuk menghantar impuls listrik dan
menghubungkan satu sama lain melalui sinapsis, yaitu sambungan antar-
neuron.
Sistem manusia dapat mengalami berbagai gangguan yang memengaruhi
fungsi dan kesehatannya.. Gangguan pada sistem saraf yang dapat terjadi
misalnya epilepsi. Kondisi ini menyebabkan kejang berulang akibat
aktivitas listrik yang tidak teratur di otak. Kejang dapat berupa gerakan
tubuh yang tiba-tiba, hilang kesadaran, atau perubahan perilaku, multiple
sclerosis (MS)
MS adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang
sel-sel pelindung mielin di sistem saraf pusat ini dapat menyebabkan
berbagai gejala, termasuk kesulitan berjalan, kelemahan otot, dan
gangguan penglihatan. Selain itu dapat terjadi juga sakit kepala.
3.2 Saran
Tidak sedikit kasus pada gangguan system saraf dan otak terjadi
baik pada pria maupun wanita. Bidan turut berperan dalam meningkatkan
status kesehatan di Indonesia dengan upaya deteksi dini, promotive dan
preventif. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang mumpuni sebagai upaya
dalam memberikan pelayanan kebidanan yang professional dan
komprehensif baik secara mandiri melalui deteksi dini komplikasi maupun
kolaborasi dan rujukan ke fasilitas pelayanan Kesehatan yang memadai.
47
48
DAFTAR PUSTAKA