Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

TUTORIAL LBM 1 “KESADARAN”


BLOK NEUROMUSKULOSKELETAL I

Disusun Oleh :

Nama : Tilka Ayattullah


NIM : 020.06.0083
Blok SP : Neuromuskuloskeletal I
Kelas/SGD : B/7
Tutor : dr. Dian Rahadianti, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Tutorial LBM 1 “KESADARAN” Blok
Neuromuskuloskeletal I dan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr. Dian Rahadianti, M.Biomed selaku fasilitator dalam SGD kelompok 7 atas
segala masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan kami.
3. Keluarga dan teman yang saya cintai yang senantiasa memberikan dorongan
dan motivasi.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan laporan ini sampai dengan
selesai masih banyak kekurangannya, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 8 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................2


Daftar Isi ...................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
1.1 Skenario................................................................................................................................4
1.2 Deskripsi Masalah.................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
Daftar Pustaka.........................................................................................................................17

3
BAB I

1.1 Skenario
LBM 1
KESADARAN
Seorang mahasiswa FK UNIZAR diajak menjenguk teman ayahnya di RS
yang sedang tidak sadar. Dokter yang merawat mengatakan penyebab tidak
sadar adalah adanya perdarahan di otak. Seminggu kemudian, dia diajak
menjenguk lagi dan kondisi teman ayahnya sekarang sudah sadar, tapi
dikatakan sering lupa. Melihat hal ini, mahasiswa tersebut bertekad untuk
mempelajari tentang kesadaran, vaskularisasi dan fungsi otak.

1.2 Deskripsi Masalah


Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem

4
inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan
gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi
respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem
saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu sistem yang
dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari susunan saraf pusat
dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan medulla
sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju
ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf pusat ke seluruh tubuh.
Terdapat 4 bagian utama otak, yaitu batang otak, serebrum, serebellum
dan diensefalon. 1). Batang otak terdiri dari 3 komponen, yaitu Midbrain (otak
tengah), Pons dan Medulla spinalis. 2). Serebrum ukurannya akan semakin
membesar dan lebih berlekuk-lekuk seiring dengan semakin berkembangnya
spesies vertebrata. Serebrum terdiri dari nukleus basalis dan korteks serebri.
Nukleus basalis berfungsi sebagai inhibisi tonus otot, sebagai koordinasi
gerakan lambat menetap, dan menekan pola gerakan yang tidak bermanfaat.
Korteks serebri berfungsi sebagai persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter,
Bahasa, sifat dan kepribadian. 3). Serebellum melekat di atas bagian belakang
batang otak yang berkaitan dengan pemeliharaan posisi tubuh yang tepat
dalam ruang dan koordinasi bawah sadar aktivitas motorik. 4). Diensefalon
terdiri dari 3 komponen, yaitu Hipotalamus, Thalamus dan Epitalamus.
Otak memiliki banyak fungsi, diantaranya: 1). Otak berfungsi untuk
mengatur berbagai sistem di dalam tubuh. Contohnya pada sistem respirasi,
kardiovaskular, dll. Ketika terdapat masalah pada tubuh maka sistem tersebut
nantinya akan mengirimkan pesan ke otak lalu otak akan mengirimkan
perintah sehingga terjadinya rasa sakit. 2). Otak berperan penting Ketika
seseorang berpikir, mengingat sesuatu, merencanakan sesuatu, dll. 3). Otak
membantu merespon terhadap rangsangan dan mengarahkan tubuh untuk
menjalankan atau mengambil keputusan

Kesadaran adalah kondisi sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan


serta mampu mengingat sesuatu yang dimana fungsi tersebut terdapat pada

5
bagian korteks serebrum yang berfungsi sebagai pengingat, baik ingatan
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Kesadaran terdiri dari
dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan ketanggapan (awareness).
Kesadaran diatur oleh kedua hemisfer otak dan ascending reticular activating
system (ARAS), yang meluas dari midpons ke hipotalamus anterior. RAS
terdiri dari beberapa jaras saraf yang menghubungkan batang otak dengan
korteks serebri. Proyeksi neuronal berlanjut dari ARAS ke talamus, dimana
mereka bersinaps dan diproyeksikan ke korteks. Kesadaran ditentukan oleh
interaksi kontinu antara fungsi korteks serebri (kualitas) dengan Ascending
Reticular Activating System (ARAS) (kuantitas) yang terletak mulai dari
pertengahan bagian atas pons. ARAS menerima serabut-serabut saraf
kolateral dari jaras-jaras sensoris dan melalui thalamicrelaynuclei
dipancarkan secara difus ke kedua korteks serebri. ARAS bertindak sebagai
suatu tombol off-on, untuk menjaga korteks serebri tetap sadar (awake).

Pendarahan otak adalah suatu kejadian ketika otak atau area di


sekitarnya mengalami pendarahan. Terdapat beberapa penyebab pendarahan
otak, yaitu tekanan darah tinggi, pembuluh darah bocor, penyalahgunaan obat
dan trauma karena benturan. Hal tersebut dapat menyebabkan pengidap
mengalami koma atau tidak sadar. Kebanyakan orang yang mengidap
pendarahan di otak akan menunjukkan gejala mirip dengan orang yang
mengidap stroke, dan dapat berkembang menjadi salah satu tubuh yang
melemah, kesulitan berbicara, hingga mati rasa. Selain itu, gejala yang timbul
juga berupa sulit untuk menjaga keseimbangan, sehingga mudah terjatuh.
Ketika darah dari trauma mengiritasi aringan otak, hal tersebut menyebabkan
pembengkakan yang disebut sebagai edema serebral. Darah tersebut
berkumpul di suatu area tertentu yang disebut hematoma. Kondisi ini
meningkatkan tekanan tekanan pada jaringan otak terdekat dan mengurangi
aliran darah vital dan membunuh sel-sel otak.

6
BAB II

Otak memiliki 4 bagian utama, diantaranya: 1). Batang otak terdiri dari
Otak tengah, Pons dan Medulla spinalis. batang otak adalah penghubung vital
antara medulla spinalis dan bagian-bagian otak yang lebih tinggi. Semua
serabut masuk dan keluar yang berjalan antara perifer dan pusat-pusat yang
lebih tinggi di otak harus berjalan melalui batang otak, dengan serabut masuk
menyampaikan informasi sensorik ke otak dan serabut keluar membawa
sinyal perintah dari otak untuk keluaran eferen. Sebagian besar serabut
bersinaps di dalam batang otak untuk pemrosesan penting. Karena itu batang
otak adalah jalur penghubung penting antara bagian otak lain dan medulla
spinalis. Batang otak berfungsi sebagai asal dari Sebagian besar saraf
kranialis perifer dan sebagai pusat kontrol kardiovaskular, respirasi dan
pencernaan. 2). Serebelum melekat di atas bagian belakang batang otak yang
berkaitan dengan pemeliharaan posisi tubuh yang tepat dalam ruang dan
koordinasi bawah sadar aktivitas motorik. Serebelum berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan dan meningkatkan tonus otot. 3).
Diensefalon (terletak di atas batang otak, di dalam interior serebrum).
Diensefalon terdiri dari 3 komponen, yaitu: a. Hipotalamus adalah kumpulan
nucleus-nukleus spesifik dan serabut-serabut terkaitnya yang terletak di
bawah thalamus. Hipotalamus adalah pusat integrasi bagi banyak fungsi
homeostatik serta merupakan bagian otak yang paling terlibat dalam
pengaturan langsung lingkungan internal. Hipotalamus berfungsi untuk
meregulasi banyak fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, haus,
pengeluaran urine dan asupan makanan serta sebagai penghubung penting
antara sistem saraf dan endokrin. b. Talamus adalah pemancar sensorik dan
penting dalam kontrol motorik. semua masukan sensorik bersinaps di
thalamus dalam perjalanannya ke korteks. Thalamus akan menyaring sinyal
tak-signifikan dan meneruskan impuls sensoring penting ke daerah korteks
somatosensorik yang sesuai serta ke bagian otak lainnya. Bersama dengan

7
batang otak dan daerah asosiasi korteks, thalamus membantu mengarahkan
perhatian ke rangsangan yang menarik. c. Epitalamus adalah pita sempit pada
jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon yang berfungsi dalam
pengaturan irama sirkadian tubuh dan menghambat hormon gonadotropik. 4).
Serebrum ukurannya akan semakin membesar dan lebih berlekuk-lekuk
seiring dengan semakin berkembangnya spesies vertebrata. Serebrum terdiri
dari nukleus basalis dan korteks serebri. Nukleus basalis berfungsi sebagai
inhibisi tonus otot, sebagai koordinasi gerakan lambat menetap, dan menekan
pola gerakan yang tidak bermanfaat. Korteks serebri berfungsi sebagai
persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter, Bahasa, sifat dan kepribadian.
(Sherwood, 2018).

Susunan saraf pusat bersifat sangat halus. Sel saraf yang rusak nantinya
tidak dapat diganti, menyebabkan jaringan ini harus dilindungi dengan baik.
Terdapat 4 hal yang membantu melindungi SSP dari cedera, yaitu: 1). SSP
dibungkus oleh struktur tulang yang keras. Tulang cranium yang
membungkus otak dan kolumna vertebra yang mengelilingi medulla spinalis.
2). Antara tulang pelindung dan jaringan saraf terdapat 3 membran protektif
dan nutritif, yaitu meningen. 3). Otak mengapung dalam suatu bantalan cairan
serebrospinal. 4). Terdapat sawar darah otak yang selektif yang membatasi

8
akses bahan-bahan di dalam darah masuk ke jaringan otak yang rentan.
(Sherwood, 2018).

Tiga membran meningen berperan untuk membungkus, melindungi,


dan memberi makan sistem saraf pusat. Dari lapisan terluar hingga terdalam
adalah dura mater, araknoid mater dan pia mater. Dura mater adalah
pembungkus kuat yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan-lapisan ini biasanya
melekat erat, tetapi di beberapa tempat keduanya terpisah untuk membentuk
rongga berisi darah yaitu sinus dura dan sinus venosus. Araknoid mater
adalah lapisan halus kaya pembuluh darah mirip seperti “sarang laba-laba”.
Ruang antara lapisan araknoid dan pia mater adalah ruang subaraknoid yang
berisi cairan serebrospinal. Pia mater adalah lapisan yang paling rapuh.
Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah dan melekat erat ke permukaan
otak dan medulla spinalis, mengikuti setiap tonjolan dan lekukan. (Sherwood,
2018).

Cairan serebrospinal mengelilingi dan menjadi bantalan bagi otak dan


medulla spinalis. CSS memiliki densitas yang hampir sama seperti otak
sehingga otak pada hakikatnya mengapung di dalam cairan ini. Fungsi utama
CSS adalah sebagai cairan peredam-kejut untuk mencegah otak menumbuk
bagian interior tengkorak keras ketika kepala mengalami Gerakan mendadak
yang menggetarkan dengan keras. Cairan serebrospinal memiliki beberapa
proses, yaitu proses pembentukan, sirkulasi dan reabsorpsi yang terus-
menerus. Cairan serebrospinal diganti lebih dari 3 kali sehari. Jika salah satu
proses-proses ini terganggu maka akan mengakibatkan kerusakan otak jika
tidak segera diobati. (Sherwood, 2018).
Jaras serebellum terbagi menjadi 2 yaitu jaras aferen dan jaras eferen.
Jaras aferen merupakan jaras yang masuk ke dalam serebellum dan jaras
eferen merupakan jaras yang keluar dari serebellum. Jaras aferen serebellum
terbagi menjadi dua yaitu jaras yang dari korteks sereberi menuju serebellum
dan yang dari medulla spinalis menuju serebellum.
 Dari korteks ke serebellum

9
1. Jaras kortikopontoserebelaris (dari korteks-pons-kontralateral
serebellum dari korteksnya melalui badan gulus serebellum medial)
2. Jaras kortkoretikularserebelaris (dari korteks-retikular formation-
ipsilateral serebellum dari korteksnya melalui badan gulus serebellum
medial)
3. Jaras kortikoolivariserebelaris (dari korteks-nukleus olivarius inferior
bilateral-serebellum melalui badan gulus inferior)
 Dari medulla spinalis ke serebellum
1. Spinoserebelaris anterior, jaras ini ada yang menyilang dan ada yang
tidak akan tetapi sebagian besar dari jaras ini menyilang.

Jaras menyilang: masuk ke medulla spnilais dan menyilang-


kontralateral serebellum melalui badan gulus anterior-keluar lagi
melalui badan gulus medial-serebellum sebelahnya melalui badan
gulus medial.

Jaras tidak menyilang: masuk ke medulla spinalis-serebellum


ipsilateral melalui badan gulus anterior

2. Spinoserebelaris posterior: dari medulla spinalis-serebellum ipsilateral


melalui badan gulus posterior.
3. Cuneoserebelaris: nucleus coneatus-serebellum ipsilateral melalui
badan gulus posterior.
 Jaras serebellum eferen:
1. Globosus emboliformis rubra: menyilang di decussatio peduncularum
serebelaris superior
2. Dentotalamikus: menyilang di decussatio peduncularum serebelaris
superior
3. Fastigium vestibularis
4. Fastigium vestibularis

Di otak terdapat 4 pasang lobus yang dikhususkan untuk berbagai


aktivitas yang berbeda, yaitu: 1). Lobus Oksipitalis terletak di posterior (di

10
belakang kepala), yang berperan untuk melaksanakan pemrosesan awal
masukan penglihatan. 2). Lobus Temporalis terletak di lateral (di samping
kepala) yang berperan untuk melaksanakan pemrosesan sensasi suara atau
auditorik. 3). Lobus Parietalis terletak di bagian di belakang sulkus sentralis
di masing-masing sisi. Lobus parietalis berperan untuk menerima dan
memproses masukan sensorik dan 4). Lobus Frontalis terletak di depan sulkus
sentralis. Lobus frontalis berperan dalam 3 fungsi utama, yaitu: Aktivitas
motoric volunteer, kemampuan bicara dan elaborasi pikiran. Lobus parietalis
dan frontalis, yang terletak di kepala bagian atas akan dipisahkan oleh lipatan
dalam yang berjalan kira-kira ke bagian tengah permukaan lateral masing-
masing hemisfer yang dinamakan dengan sulkus sentralis. (Sherwood, 2018)

Lobus parietalis melaksanakan pemrosesan somatosensorik. Sensasi


dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan, panas, dingin dan nyeri,
secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik. Informasi somestetik
dideteksi oleh reseptor sensorik di kulit dan dihantarkan sepanjang serabut
aferen ke SSP. Di dalam SSP, informasi akan disalurkan di sepanjang jalur
saraf tertentu ke tingkat yang lebih tinggi di otak ke korteks somatosensorik.
Korteks somatosensorik terletak di bagian depan masing-masing lobus
parietalis tepat di belakang sulkus sentralis. Ini adalah tempat pemrosesan dan
persepsi awal di korteks terhadap masukkan somestetik serta proprioseptif.
Korteks somatosensorik di tiap-tiap sisi otak umumnya menerima masukan
sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan karena sebagian besar jalur asenden
yang membawa informasi sensorik ke medula spinalis menyeberang ke sisi
berlawanan untuk akhirnya berakhir di korteks. Oleh karena itu, kerusakan
korteks somatosensorik di hemisfer kiri menyebabkan defisit sensorik di sisi
kanan tubuh, sementara gangguan sensorik di sisi kiri berkaitan dengan
kerusakan di separuh kanan korteks. (Sherwood,2018)

Daerah di bagian belakang lobus frontalis tepat di depan sulkus


sentralis dan disamping korteks somatosensorik adalah korteks motorik
primer. Bagian ini melaksanakan kontrol volunter atas gerakan yang

11
dihasilkan oleh otot rangka. Seperti pada pemrosesan sensorik, korteks
motorik di masing-masing belahan otak terutama mengontrol otot di bagian
tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf yang berasal dari korteks motorik
hemisfer kiri menyeberang sebelum turun menyusuri medula spinalis untuk
berakhir di neuron motorik eferen yang memicu kontraksi otot rangka di sisi
kanan tubuh. Oleh karena itu, kerusakan korteks motorik di sisi kiri otak
menyebabkan paralisis sisi kanan tubuh, dan demikian pula sebaliknya.
(Sherwood, 2018)

Kemampuan berbahasa adalah contoh yang sangat baik tentang


plastisitas dini korteks yang kemudian diikuti oleh keadaan permanen. Tidak
seperti regio sensorik dan motorik korteks yang terdapat di kedua hemisfer, di
sebagian besar orang daerah-daerah otak yang bertanggung jawab untuk
kemampuan bahasa hanya ditemukan di salah satu hemisfer yaitu hemisfer
kiri. Namun, jika seorang anak berusia kurang dari 2 tahun mengalami
kerusakan hemisfer kiri fungsi bahasa dipindahkan ke hemisfer kanan tanpa
menghambat perkembangan bahasanya tetapi dengan mengorbankan
kemampuan-kemampuan non verbal lain yang samar yang biasanya
dilaksanakan oleh hemisfer kanan. Bahasa adalah bentuk komunikasi yang
kompleks ketika kata yang ditulis atau diucapkan menyimbolkan benda dan
menyampaikan gagasan. Bahasa melibatkan integrasi dua kemampuan
berbeda yaitu ekspresi dan pemahaman yang masing-masing berkaitan
dengan bagian tertentu di korteks. Daerah primer korteks yang khusus untuk
bahasa adalah daerah broca dan daerah wernicke. Daerah broca yang
mengendalikan kemampuan berbicara terletak di lobus frontalis kiri
berdekatan dengan daerah motorik korteks yang mengontrol otot-otot
artikulasi. Sedangkan, daerah wernicke yang terletak di korteks kiri di
pertemuan antara lobus parietalis, temporalis dan oksipitalis berkaitan dengan
pemahaman bahasa. Karena berbagai aspek bahasa terletak di bagian-bagian
korteks yang berbeda, kerusakan di bagian tertentu otak dapat menyebabkan
gangguan selectif bahasa. Kerusakan di daerah broca dapat menyebabkan
kegagalan membentuk kata, pasien masih mengerti bahasa lisan dan tulisan

12
namun pasien tidak bisa mengatakannya atau mengucapkannya. Sebaliknya,
pasien dengan lesi di daerah wernicke tidak dapat memahami kata yang
mereka lihat atau dengar. Mereka dapat berbicara dengan lancar tetapi kata-
kata yang mereka ucapkan dengan sempurna tidak memiliki arti. (Sherwood,
2018)

Pembuluh darah yang memvaskularisasi otak adalah arteri karotis


komunis interna dan arteri vertebralis. Arteri vertebralis sinistra dan dekstra
akan bersatu atau bergabung menjadi arteri basilasir. Arteri basilaris akan
mempercabangkan arteri serebri posterior sinistra dan dekstra. Terdapat arteri
komunikan posterior, arteri komunikan posterior ini berhubungan dengan
arteri karotis komunis interna. Arteri karotis komunis interna akan bercabang
lagi menjadi arteri serebri media sinistra dan dekstra. Bercabang lagi menjadi
arteri serebri anterior sinistra dan dekstra. Diantara arteri serebri anterior
sinistra dan dekstra terdapat arteri komunikan anterior, arteri ini nantinya
akan menghubungkan arteri serebri anterior sinistra dan dekstra. Sehingga
nantinya akan terbentuk lingkaran yang disebut sebagai sirkulus arteriosus
serebri. (Tortora, 2020)

Fungsi
luhur adalah
fungsi yang

13
memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani
sesuai dengan nilai moral yang berlaku dan merupakan hasil pengolahan
fungsi kortikal (korteks), dimana tiap bagian korteks berintegrasi baik antar
lobus dalam satu hemisfer maupun antar hemisfer. Fungsi luhur terdiri dari
Kognisi (pengenalan), Memori, Bahasa, Emosi dan Visuospatial.

1). Fungsi Kognisi merupakan suatu proses mental untuk memperoleh


pemahaman atau pengertian terhadap sesuatu sehingga adanya Tindakan.
Rangkaian proses kognisi diantaranya: sensasi, persepsi, asosiasi, pikiran,
perhatian, pertimbangan, memori.

2). Fungsi Bahasa merupakan alat komunikasi. Fungsi Bahasa terdiri


dari 2 jenis, yaitu Bahasa verbal dan Bahasa non-verbal. Bahasa verbal
merupakan ungkapan hasil pemikiran dengan menggunakan simbol bahasa
dan tata bahasa melalui bentuk tulisan maupun lisan dan Bahasa verbal
merupakan hasil aktivitas hemisfer dominan. Sedangkan, bahasa non-verbal
merupakan ekspresi emosi untuk memperjelas bahasa verbal. Contohnya
seperti intonasi, bahasa tubuh, gerakan mata, kepala dan badan. Bahasa no-
verbal ini merupakan hasil aktivitas hemisfer non-dominan. Secara anatomis
terdapat 3 daerah utama otak untuk fungsi Bahasa 2 daerah reseptif yaitu area
wernicke (area 22) untuk bahasa yang didengar, area girus angularis (area 39)
untuk bahasa yang dilihat dan 1 daerah yang berfungsi ekspresif yaitu area
broca (area 44). Bahasa awalnya dapat terbentuk dari pendengaran yang ada
di sekitar, pendengaran tersebut masuk melalui area auditory primer
kemudian menuju area Wernicke untuk di komperhensi agar dapat dipahami
maksud dari apa yang di dengar.

3). Fungsi Memori adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan


informasi atau pengalaman dan mengemukakannya setiap hari. Jenis memori
terbagi menjadi 2 yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek.
Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang tidak terbatas dengan durasi
tahunan. Sedangkan, memori jangka pendek memiliki beberapa karakteristik
yaitu durasi singkat, kapasitas terbatas dan kurangnya atensi atau perhatian.

14
Memori memiliki beberapa tahapan yaitu atensi (perhatian), encoding
(menyimpan) dan retrevial (mengingat kembali). Dalam pembentukan sebuah
memori, terdapat sebuah sirkuit untuk mengirimkan sinyal ke bagian bagian
tertentu di otak. Sirkuit tersebut adalah sirkuit papez. Pembentukan memori
berawal dari hippocampus menuju mammillary body melalui fornix.
Kemudian dari hippocampus akan diteruskan dan bersinaps di nucleus
anterior thalamus melalui jaras mamillothalamus. Dari nuckelus anterior
thalamus akan menuju ke gyrus cingulatus melalui tractus thalamocingulatus
dan kembali lagi ke hippocampus melalui cingulum.

4). Fungsi Emosi adalah perasaan kompleks (menyenangkan atau tidak


menyenangkan) pada organisme yang melibatkan perubahan aktivitas organ
tubuh terutama organ visceral dan berada di bawah kontrol sistem saraf
otonom serta mendorong munculnya respon atau perilaku tertentu. Bagian
otak yang berkaitan dengan emosi adalah sistem limbik. Sistem limbik
merupakan batas antara diensefalon (batang otak) dengan serebrum.
Bangunan utama sistem limbik adalah amigdala, septum (dinding),
hipokampus, girus singulatus dan thalamus anterior dan hipotalamus.

5). Fungsi Visuospatial adalah Fungsi hemisfer kanan, yang


berhubungan dengan fungsi pengamatan, perlindungan diri dan lingkungan.

BAB III

15
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitarnya. Terdapat 4 bagian utama otak, yaitu batang
otak, diensefalon, serebelum dan serebrum. Otak dilapisi oleh meningen yang
terdiri dari dura mater, araknoid mater dan pia mater. Cairan serebrospinal
mengelilingi dan menjadi bantalan bagi otak dan medulla spinalis. Kesadaran
adalah kondisi sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan serta mampu
mengingat sesuatu. Kesadaran terdiri dari dua aspek yaitu bangun
(wakefulness) dan ketanggapan (awareness). Kesadaran diatur oleh kedua
hemisfer otak dan ascending reticular activating system (ARAS), yang
meluas dari midpons ke hipotalamus anterior. Pendarahan otak adalah suatu
kejadian ketika otak atau area di sekitarnya mengalami pendarahan. Terdapat
beberapa penyebab pendarahan otak, yaitu tekanan darah tinggi, pembuluh
darah bocor, penyalahgunaan obat dan trauma karena benturan. Hal tersebut
dapat menyebabkan pengidap mengalami koma atau tidak sadar.

DAFTAR PUSTAKA

16
Euis Heryati. 2016. Antomi Otak: Fungsi Luhur. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia

Guyton, Arthur C 2018, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Jakarta,


Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia dari Sel Ke Sistem Edisi 9.


Jakarta:EGC

Tortora, Gerard J 2020, Dasar Anatomi & Fisiologi Volume 1 Edisi 13,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran: EGC

17

Anda mungkin juga menyukai