Anda di halaman 1dari 16

BUKU ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

Dosen Pengampu :
apt. Denih Agus Setia. P., M. Farm
apt. Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho.,M. Farm

Disusun Oleh :
1. Ambar Widyaningrum
2. Purwaningrum Dijayanti
3. Erink Royandini
4. Sheila Lintang Ramadanis
5. Ninik Ismi Wijayanti
6. Melinda Dwi Lestari
7. Parsih Lestari
8. Lana Hajrani
9. Devi Ratih Nugraheni

SEKOLAH TIGGI ILMU KESEHATAN


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2021
VISI dan MISI
PROGRAM STUDI D3 FARMASI

A. VISI

“Menjadi Program Studi D3 Farmasi Islami, Unggul Dan


Terpercaya Berbasis Kreativitas Dan Inovasi Kefarmasian di
Tingkat Nasional Pada Tahun 2030 ”

B. MISI

1. Menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi sesuai


dengan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan nilai-
nilai islam dan berkualitas dalam menghasilkan Sumber Daya
yang Komunikatif, Kreatif dan Inovatif.
2. Mengembangkan Keilmuan dibidang Sains Bahari, Farmasi
Komunitas yang unggul selaras dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja dan Masyarakat.
3. Meningkatkan jejaring (net working) dengan kerjasama
kemitraan dengan alumni, pemerintah maupun swasta,
lembaga pendidikan lain dan masyarakat untuk
pengembangan IPTEK di bidang Farmasi
4. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan di bidang kefarmasian
produk farmasi berbasis bahari.
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyusun buku anfisman ini. Modul ini disusun

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pencapaian

pembelajaran Program Studi D3 Farmasi. Pembahasan buku ini dimulai dengan

menjelaskan tujuan yang akan dicapai. Kelebihan buku ini, bisa melihat

keterpanduan Anatomi Fisiologi Manusia. Pembahasan yang akan disampaikan

pun disertai soal-soal yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian

dan ketuntasan.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan buku ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya

membangun. Mudah-mudah buku ini memberikan manfaat.

Kami mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu proses penyelesaian buku ini, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, termasuk mahasiswa.

Cilacap, 5 Februari 2021

Penyusun
PENDAHULUAN

Tujuan dalam pembelajaran buku anatomi dan fisiologi

manusia adalah mahasiswa mampu mengenal lebih dalam

tentang anatomi dan fisiologi manusi dengan bantuan alat

peraga laboratorium.

Dalam buku ini mahasiswa dapat mempelajari ilmu

pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi manusia, tentang

konsep anatomi dan fisiologi manusia sistem kardiovaskuler,

sistem endokrin, sistem syaraf, sistem reproduksi, sistem

homeostatis, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem

urinary, sistem pernapasan, sistem interguman.


BUKU

ANATOMI DAN FISIOLOGI


MANUSIA
Materi 4
Sistem Saraf

Sistem saraf adalah pusat kontrol tubuh, pengaturan dan jaringan komunikasi. Dia
mengarahkan fungsi organ dan sistem tubuh. Pusat dari semua aktivitas mental,
meliputi pemikiran, pembelajaran, dan memori.

Sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin dalam mengatur dan


mempertahankan homeostasis (lingkungan internal tubuh kita) dengan mengontrol
kelenjar endokrin utama (hipofisis) melalui hipotalamus otak. Melalui reseptornya,
sistem saraf membuat kita berhubungan dengan lingkungan kita, baik eksternal dan
internal. Seperti sistem lain dalam tubuh, sistem saraf terdiri dari organ, terutama otak,
sumsum tulang belakang, saraf, dan ganglia, yang pada gilirannya, terdiri dari berbagai
jaringan, termasuk saraf, darah, dan jaringan ikat yang secara bersama melaksanakan
kegiatan yang kompleks dari sistem saraf.

Berbagai aktivitas sistem saraf dapat dikelompokkan bersama dalam tiga kategori
umum. Tiga fungsi yang tumpang tindih, diilustrasikan dengan contoh dari orang yang
haus melihat dan kemudian mengangkat segelas air: (gambar 1)  Fungsi sensorik.

Sistem saraf menggunakan jutaan reseptor sensorik nya untuk memantau


perubahan yang terjadi baik di dalam dan luar tubuh. Informasi yang dikumpulkan
disebut input sensorik
 Fungsi Integritas
Sistem saraf memproses dan menafsirkan input sensorik kemudian memutuskan
apa yang harus dilakukan pada setiap saat. Proses ini disebut integrasi.

 Fungsi motorik
Sistem saraf mengaktifkan organ efektor, (otot dan kelenjar) untuk menimbulkan
respon. Proses ini disebut output motorik.
Gamba r 1. Fungsi sistem saraf
Organisasi
Sistem saraf dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama (gambar 2, bagan
sistem saraf). Yang pertama adalah sistem saraf pusat (SSP), yang merupakan pusat
kontrol untuk seluruh sistem dan pusat integrasi saraf tubuh. Ini terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang. Menerima informasi yang masuk (impuls saraf), analisis dan
mengorganisasikannya, dan memulai tindakan yang tepat. Semua sensasi tubuh dan
perubahan lingkungan eksternal kita harus disampaikan dari reseptor dan organ perasa
ke SSP untuk ditafsirkan (apa yang mereka maksud). Dan kemudian, jika perlu, bertindak
atas (seperti menjauh dari sumber rasa sakit atau bahaya ).

Kategori utama kedua adalah sistem saraf tepi (SST), yang juga akan dibahas
dalam bab ini pada topik 2.

Gambar 2. Organisasi sistem saraf


Klasifikasi Sel Saraf
Jaringan saraf terdiri dari kelompok sel saraf atau neuron yang mengirimkan
informasi disebut impuls saraf dalam bentuk perubahan elektrokimia, dan merupakan
sel konduksi. Neuron adalah sel saraf yang sesungguhnya. Jaringan saraf juga terdiri dari
sel-sel yang melakukan dukungan dan perlindungan. Sel-sel ini disebut neuroglia atau sel
glial. Lebih dari 60% dari semua sel otak adalah sel neuroglia. Neuroglia ini bukan sel
konduksi. Mereka adalah jenis khusus dari "jaringan ikat" untuk sistem saraf.

Neuron
Neuron, atau sel-sel saraf, adalah unit struktural dan fungsional dari sistem saraf.
Mereka adalah sel halus yang khusus untuk menghasilkan dan mengirimkan impuls
saraf. Neuron dapat bervariasi dalam ukuran dan bentuk, tetapi mereka memiliki banyak
ciri-ciri yang umum. Neuron bersifat amitotik. Ini berarti bahwa jika neuron mengalami
kerusakan, tidak dapat digantikan karena neuron tidak mengalami mitosis. Neuron
memiliki dua karakteristik fungsional yang unik: iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas
adalah kemampuan untuk menanggapi rangsangan dengan membentuk impuls saraf.
Konduktivitas adalah kemampuan untuk mengirimkan impuls saraf sepanjang akson ke
neuron lain atau sel efektor. Karakteristik ini memungkinkan berfungsinya sistem saraf.
Pensinyalan atau sinyal lewat melalui baik sarana listrik dan kimia.

Setiap neuron memiliki tiga bagian:

 Badan sel
 Satu atau lebih dendrit
 Satu akson
A. DENDRIT

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang, seperti
cabangcabang pohon. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Ini adalah daerah
reseptif neuron. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.

B. AKSON

Akson adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma
badan sel. Akson hilock, adalah prosesus panjang atau serat yang dimulai secara tunggal
tetapi dapat bercabang dan pada ujungnya memiliki banyak perpanjangan halus disebut
terminal akson yang kontak dengan dendrit dari neuron lainnya. Benang-benang halus
yang terdapat di dalam akson disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa
lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak
disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel
Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf
mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang merupakan celah sempit
dan tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.

Mengecek Kemajuan Belajar dan Pemahaman Anda Jelaskan fungsi neuron secara
fungsional dan struktual.

1. Sel Neuroglia
Ada berbagai jenis sel neuroglia, dan, tidak seperti neuron, mereka tidak
menkonduksikan impuls, sehingga juga disebut sel non-saraf atau sel glial. Mereka
mendukung, memelihara, dan melindungi neuron. Jumlahnya jauh lebih banyak (10 – 15
kali) daripada neuron dan, tidak seperti neuron, sel neuroglia dapat bermitosis. Sel
neuroglia memainkan peran penting dalam reaksi saraf selama infeksi. Umumnya, sel-sel
neuroglia merupakan lokasi tumor pada sistem saraf. Salah satu jenis neuroglia adalah
sel Schwann, yang ada di sistem saraf tepi (SST). Empat jenis neuroglia lainnya ada di
SSP, dimana jumlahnya bahkan lebih banyak dari neuron (gambar 4). Sel-sel neuroglia
didistribusikan dalam sistem saraf pusat (SSP) serta sistem saraf perifer (SST). Dengan
demikian sel-sel neuroglia diklasifikasikan menjadi dua jenis:
 Sel neuroglial
sentral  Sel
neuroglial tepi (perifer).

Tabel 1 mencantumkan enam jenis neuroglia. Sebagian penulis mengklasifikasikan


hanya empat jenis sel pendukung ditemukan di SSP sebagai sel neuroglia sejati.

Gambar 4. Sel Glia dari sistem saraf pusat

Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang membungkus sel-sel saraf untuk
membentuk jaringan pendukung di otak dan sumsum tulang belakang. Astrosit juga
bergabung dengan epitel pembuluh darah untuk membentuk sawar darah otak, yang
melindungi neuron dengan mengatur secara ketat pertukaran material antara darah dan
neuron.

Oligodendroglia terlihat seperti astrosit kecil. Mereka juga memberikan dukungan


dengan membentuk baris semikaku seperti jaringan ikat antara neuron di otak dan
sumsum tulang belakang. Mereka menghasilkan selubung mielin berlemak pada neuron
otak dan sumsum tulang belakang dari SSP, tetapi mereka tidak membentuk
neurilemma. Kurangnya neurilemma adalah salah satu faktor yang berkontribusi
terhadap ketidakmampuan akson dalam otak dan sumsum tulang belakang untuk
regenerasi setelah cedera.

Sel mikroglia adalah sel kecil yang melindungi SSP (tersebar di seluruh SSP)
berperan untuk menelan dan menghancurkan mikroba seperti bakteri dan kotoran
selular.

Sel ependimal melapisi ventrikel otak yang berisi cairan. Sebagian memproduksi
cairan serebrospinal dan lain-lain dengan silia mengerakkan cairan melalui SSP. Sel
Schwann membentuk selubung mielin yang mengelilingi serat saraf di SST.

Tabel 1
Jenis, lokasi dan fungsi sel glia

Lokas
Jenis Sel Deskripsi Fungsi Utama
i
Astrosit SSP Berbentuk bintang; banyak - Mengikat pembuluh
menjalarkan prosesus darah ke saraf; mengatur
dengan ujung bulat untuk komposisi cairan di
pelekatan sekitar neuron
- Dalam sawar darah otak
Lokas
Jenis Sel Deskripsi Fungsi Utama
i
mencegah
senyawasenyawa toksik
yang akan
memasuki otak
Sel epindemal SSP Sel kolomnar dengan silia - Berperan aktif dalam
pembentukan dan
sirkulasi CSS
- Membentuk lapisan
rongga di otak dan
sumsum tulang belakang
Mikroglia SSP Sel kecil dengan prosesus - Bertindak sebagai fagosit
panjang, makarofag dalam SSP, berkumpul
dimodifikasi dimanapun cedera atau
infeksi terjadi
Oligodendroglia/ SSP Sel kecil dengan jumlah - Membentuk selubung
oligodendrosit sedikit, tapi panjang, mielin di sekitar akson
prosesus yang - Memberikan dukungan
membungkus akson dan koneksi
Sel Schwann SST Sel glia utama pada SST - Membetuk selubung
Sel datar, panjang, mielin di sekitar akson
prosesus datar yang - pada SST
membungkus di sekitar Berperan aktif dalam
akson pada SST, memiliki regenerasi serat saraf
neurilemma
Sel satellite SST Terdapat pada permukaan - Mendukung badan sel
luar neuron SST saraf dalam ganglia
Sel datar, mirip dengan sel
Schwann

2. Pengelompokan Jaringan Saraf


Dalam sistem saraf, sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan organisasi
jaringan saraf. Hal ini penting untuk memahami arti dari istilah-istilah ini. Substansi putih
merujuk pada kelompok akson bermielin (mielin memiliki warna keputihan) dari banyak
neuron didukung oleh neuroglia. Substansi putih membentuk traktus saraf dalam SSP.
Daerah abu-abu dari sistem saraf disebut subastansi abu-abu, yang terdiri dari badan sel
saraf dan dendrit. Hal ini juga dapat terdiri dari bundel akson tak bermielin dan
neuroglia mereka. Substansi abu-abu pada permukaan otak disebut korteks.

Sebuah saraf adalah bundel dari serat-serat yang terletak di luar SSP. Sebagian
besar saraf adalah substansi putih. Badan sel saraf yang ditemukan di luar SSP umumnya
dikelompokkan bersama untuk membentuk ganglia. Karena ganglia terdiri terutama dari
badan sel saraf yang tak bermielin, mereka dikelompokkan substansi abu-abu. Dua
istilah lainnya yang penting: inti (nukleus) adalah massa badan sel saraf dan dendrit di
dalam SSP, yang terdiri dari substansi abu-abu; tanduk (horn) adalah daerah materi abu-
abu di sumsum tulang belakang.

Neuron dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya. Berdasarkan


fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron aferen, neuron eferen dan interneuron
(gambar 5; tabel 2).

Gambar 5. Tiga kelompok neuron. Tanda panah menunjukkan arah transmisi aktivitas
saraf.
Neuron aferen dimana SST umumnya menerima input pada reseptor sensorik.
Komponen eferen dari SST dapat berakhir pada otot, kelenjar, neuron, atau sel efektor
lainnya.
Keduanya komponen aferen dan eferen dapat terdiri dari dua neuron, tidak satu seperti
yang ditunjukkan di sini.

Tabel 2
Karakteristik Tiga Jenis Fungsional Neuron
I. Neuron aferen
A. Menyampaikan informasi ke SSP dari reseptor di ujung perifer nya
B. Prosesus tunggal dari badan sel membelah menjadi prosesus perifer panjang
(akson) yang berada di SSO dan prosesus pusat pendek (akson) yang berada di
SSP
II. Neuron eferen
A. Menyampaikan informasi dari SSP ke sel efektor, utamanya sel otot, kelenjar, dan sel
lainnya
B. Badan sel dengan beberapa dendrit dan segmen kecil akson berada di SSP, sebagian besar
akson berada di SSO
III. Interneuron
A. Berfungsi sebagai integrator dan pengubah sinyal
B. Terletak seluruhnya dalam SSP
C. Berjumlah > 99 % dari semua neuron

Secara struktur ada tiga jenis neuron, yaitu: multipolar, bipolar, dan unipolar
(gambar

6).

a. Neuron multipolar. Memiliki beberapa dendrit dan satu akson yang memanjang
dari badan sel. Sebagian besar neuron yang badan selnya terletak di otak dan
sumsum tulang belakang adalah neuron multipolar.
b. Neuron bipolar. Hanya memiliki dua prosesus: dendrit dan akson, memanjang dari
ujung yang berlawanan dari badan sel. Neuron bipolar terdapat pada bagian
sensorik dari mata, telinga, dan hidung.
c. Neuron unipolar. Memiliki satu prosesus yang memperpanjang dari badan sel.
Gambar 6. Jenis struktural neuron. (a) Neuron multipolar. (b) Neuron bipolar. (c) Neuron
unipolar (pseudounipolar)

Sinapsis
Sinapsis merupakan hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron
yang lain. Peristiwa ini terjadi dari ujung percabangan akson (terminal akson) dengan
ujung dendrit neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan neuron yang lain
disebut dengan celah sinapsis. Loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion terjadi
dalam celah sinapsis, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam sitoplasma sinapsis,
terdapat vesikel sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung neuron (terminal akson), vesikel
akan bergerak, lalu melebur dengan membran prasinapsis dan melepaskan
neurotransmiter. Neurotranmiter berdifusi melalui celah sinapsis, lalu menempel pada
reseptor di membran pascasinapsis (gambar 7).
RINGKASAN

 Fungsi umum dari sistem saraf dapat diringkas sebagai:


- Mendeteksi perubahan internal dan eksternal
- Analisis perubahan terdeteksi
- Organisasi informasi untuk digunakan segera dan selanjutnya
- Inisiasi tindakan yang tepat dalam menanggapi perubahan
 Secara anatomi sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat (SSP), terdiri dari
otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem saraf tepi (sistem saraf aferen dan
eferen), terdiri dari saraf kranial (tengkorak) dan spninal (tulang belakang),
ganglia, dan reseptor sensorik.
 SSP terletak di bagian tengah tubuh, dan SST terletak secara perifer terhadap SSP.
 Secara fungsional terbagi menjadi divisi sensorik dan motorik. Divisi sensorik
terbagi lagi menjadi sistem saraf somatik (SSS) yang terlibat dalam aksi sadar
(volunter) dan sistem saraf otonom (SSO) yang terlibat dalam respon tak sadar
(involunter).
 Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia.
 Sebuah neuron terdiri dari badan sel, yang mengandung nukleus, satu atau lebih
dendrit yang menkonduksikan ke badan sel atau akson; dan satu akson yang
menkonduksikan impuls saraf dari badan sel atau dendrit.
 Akson bermielin tertutup oleh selubung mielin. Sel Schwann membentuk
selubung mielin dan neurilemma dari akson bermielin perifer. Oligodendrosit
membentuk selubung mielin dari akson bermilein di SSP; akson ini kurang
memiliki neurilemma.
Neuroglia mendukung, melindungi, dan memelihara neuron.

 Secara struktrur ada tiga jenis neuron, yaitu multipolar, bipolar, dan unipolar.
 Secara fungsional ada tiga jenis neuron. Neuron sensorik yang membawa impuls
saraf ke SSP. Interneuron yang membawa impuls saraf dalam SSP. Neuron motorik
yang membawa impuls saraf dari SSP.
 Sel Schwann adalah neuroglia dalam SST. Empat jenis neuroglia terdapat di SSP:
oligodendrosit, asterosit, sel mikroglial, dan sel epindemal.

 Neuron spesial untuk membentuk dan melakukan impuls saraf.


 Dalam transmisi sinaptik neuron ke neuron, bouton terminal (terminal akson)
mensekresikan neurotransmiter ke dalam celah sinaptik. Neurotransmiter
mengikat reseptor pada neuron pascasinaptik, menyebabkan pembentukan
impuls saraf atau penghambatan pembentukan impuls saraf. Kemudian,
neurotransmiter yang dengan cepat dihilangkan oleh reabsorpsi ke bouton
terminal, suatu reaksi enzimatik atau difusi keluar dari celah sinaptik.
 Neurotransmiter perifer yang paling umum adalah asetilkolin dan norepinefrin.
Beberapa neurotransmiter bersifat eksitatori, sedangkan yang lainnya inhibitori.

Anda mungkin juga menyukai