Anda di halaman 1dari 8

Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.

2 (2023) 79-86

PREDIKSI TINGKAT KEPARAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL LOGIT REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Widya Kautsari1, Ike Anggraeni2, Rahmi Susanti3


1,2,3
Departemen Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Mulawarman
1,2,3
Jalan Kesehatan, Kampus Gunung Kelua Unmul, Samarinda

e-mail: kawidyasari@gmail.com1, ikeagajah@gmail.com2,


rahmi.susanti@fkm.unmul.ac.id3

ABSTRAK
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah gizi yang sering terjadi di dunia dan
menjadi perhatian yang serius karena dampaknya tidak hanya pada ibu hamil tetapi juga pada janin
dalam kandungan. Berbagai penelitian tentang anemia ibu hamil banyak dilakukan di Indonesia,
tetapi penelitian yang mengkaji faktor-faktor penyebab anemia ibu hamil berdasarkan tingkat
keparahannya masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh model prediksi tingkat
keparahan anemia pada ibu hamil menggunakan analisis regresi logistik ordinal. Metode penelitian
menggunakan metode non reactive research dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 553
ibu hamil. Studi ini menggunakan data dari buku kohort ibu hamil di Puskesmas Mangkupalas,
Palaran, Harapan Baru dan Sidomulyo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar lengan atas,
IMT, dan gravida berpengaruh secara signifikan dengan tingkat keparahan anemia ibu hamil
trimester I. Model regresi logistik ordinal yang diperoleh yaitu Logit (Yj)= θj +3,604 (lingkar
lengan atas)-1,730 (IMT kategori kurus)-0,761(gravida), Yj={Y1(tidak anemia),Y2(anemia
ringan),Y3(anemia sedang)} dengan θ_1= 1,140, θ_2 = 2,971. Seluruh variabel prediktor yang
masuk ke dalam model dapat menjelaskan keragaman sebesar 29,1 persen dan mampu
memprediksi dengan tepat tingkat keparahan anemia ibu hamil berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi sebesar 80 persen. Dapat disimpulkan bahwa lingkar lengan atas beresiko lebih besar
terhadap tingkat keparahan anemia ibu hamil di Puskesmas Mangkupalas, Palaran, Harapan Baru
dan Sidomulyo. Saran untuk tenaga kesehatan untuk memaksimalkan pelaksanaan program
pemberian makanan tambahan (PMT) dengan tepat sasaran kepada ibu hamil khususnya yang
mengalami malnutrisi.

Kata kunci: lingkar lengan atas, anemia, ibu hamil

79
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

ABSTRACT
Anemia in pregnancy is a nutritional problem that often occurs in the world and is a serious concern
not only impact on maternal health but also fetal health. Many studies on anemia in pregnant women
have been carried out in Indonesia, but research that examines the factors that cause anemia in
pregnant women based on the severity is still limited. The aimed of this study was to obtain a model
for the severity of anemia in maternal using regression analysis. The type of this research was non
reactive research with a cross sectional study design. Samples 553 Maternal. The data obtained from
the maternal cohort book at Puskesmas Mangkupalas, Palaran, Harapan Baru and Sidomulyo. The
results showed that there was a significant influence between Mid-Upper Arm Circumference, Body
Mass Index, dan gravidity with severity of maternal anaemia. The Ordinal logistic regression model
obtained Logit (Yj)= θj +3,604 (mid-upper arm circumference) -1,730 (underweight) + 0,761
(multigravidity), Yj={Y1(non anemia),Y2(mild),Y3(medium)} with θ_1=1,140 , θ_2=2,971. All
predictor variables included in the model can explain 29.1 percent diversity and able to accurately
predict the severity of anemia in pregnant women based on factors that influence 80 percent. The
most dominant factor causing anemia in pregnancy is mid-upper arm circumference (MUAC).
Suggestion for health workers to maximize the implementation of the supplementary feeding program
(PMT) with the right target for pregnant women, especially those who are malnutrition.

Keywords: mid-upper arm circumference, anemia, pregnant women

PENDAHULUAN pecah dini, dan merupakan salah satu penyebab


Anemia dalam kehamilan merupakan utama kematian maternal yang bersumber pada
salah satu masalah gizi yang sering terjadi di anemia. Selain itu, anemia pada ibu hamil juga
dunia dan menjadi perhatian yang serius karena berdampak pada bayi yang akan dilahirkan.
dampaknya tidak hanya pada ibu hamil tetapi Beberapa resiko efek samping anemia pada
juga pada janin dalam kandungan. Secara hasil kelahiran yaitu berat bayi lahir rendah
global prevalensi kejadian anemia di seluruh (RR=1,31), kelahiran prematur (RR:1,63),
dunia pada Wanita Usia Subur (WUS) sekitar kematian perinatal (RR:1,51), dan kematian
33% dan ibu hamil sekitar 40% pada tahun neonatal (RR: 2,72) (Rahman dan Abe, 2016).
2016. Kejadian anemia pada ibu hamil di Akibat yang ditimbulkan anemia pada
Indonesia juga mengalami peningkatan. kehamilan, baik dari angka kesakitan ibu
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 hingga kesehatan bayi yang akan dilahirkan
prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu sebesar dapat diminimalisir dengan memahami faktor
48,9 persen yang berarti jumlah kasus tersebut risiko penyebab anemia dalam kehamilan.
meningkat dibandingkan dengan prevalensi ibu Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
hamil tahun 2013 yaitu 37,1% (Kemenkes RI, anemia, namun sekitar 50% kasus anemia
2018). Peningkatan prevalensi anemia ibu dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat
hamil juga terjadi di Samarinda. Pada tahun besi (WHO, 2015). Hal ini terjadi karena
2017 Kota Samarinda menjadi penyumbang selama kehamilan kebutuhan zat besi ibu
terbanyak ketiga setelah Kabupaten Kutai cenderung mengalami peningkatan untuk
Kartanegara dan Balikpapan yaitu 1510 kasus mendukung perluasan massa eritrosit dan
dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 1615 volume plasma serta pertumbuhan janin (Loy
kasus. et al, 2019).
Pemeriksaan status gizi pada ibu hamil
Menurut Arisman (2010), anemia pada ibu
dapat dilakukan dengan cara menimbang berat
hamil berdampak pada peningkatan angka
badan, Lingkar Lengan Atas (LILA), serta
kesakitan ibu meliputi perdarahan, ketuban
memeriksa kadar Hemoglobin (Hb) ibu.

80
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) menganalisa hubungan antara variabel respon
ditujukan untuk mengetahui apakah ibu hamil dengan variabel prediktor, dimana variabel
atau wanita usia subur (WUS) menderita respon bersifat polikotomus dengan skala
kurang energi kronis (KEK). Pada penelitian ordinal (Zakariyah & Zain, 2015).
Nur, dkk (2020) didapatkan hasil bahwa ibu Dengan permasalahan tersebut, maka
hamil yang mengalami KEK berisiko 6,545 diperlukan kajian tentang faktor-faktor yang
kali lebih besar untuk mengalami anemia mempengaruhi tingkat keparahan anemia ibu
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas
mengalami KEK. Mangkupalas, Palaran, Harapan Baru dan
Indikator lain pada pengukuran status gizi Sidomulyo Kota Samarinda. Keempat
yaitu dengan melihat nilai indeks massa tubuh puskesmas tersebut dipilih karena angka kasus
(IMT). Penelitian sebelumnya telah anemia ibu hamil tertinggi berada di wilayah
menunjukkan bahwa kekurangan dan puskesmas tersebut.
kelebihan gizi merupakan salah satu faktor
resiko anemia. Underweight merupakan METODE PENELITIAN
indikasi rendahnya asupan mikronutrien yang Jenis penelitian ini adalah non reactive
berhubungan dengan metabolisme besi. research atau penelitian non reaktif, karena
Overweight dan obesitas juga meningkatkan penelitian ini tidak melakukan interaksi
resiko anemia karena terjadinya penimbunan terhadap subjek penelitian, tidak memerlukan
lemak (Pasalina et al., 2019). respon dari responden atau responden tidak ikut
Selain faktor status gizi, jumlah berpartisipasi secara aktif (Setiawan, 2016).
pengalaman hamil juga dapat mempengaruhi Penelitian ini menggunakan data sekunder
anemia pada ibu hamil. Pada penelitian Takele yang berasal dari buku register kohort ibu yang
(2018) di Ethiopia menunjukkan bahwa ibu ada di Puskesmas Mangkupalas, Palaran,
pada kehamilan lebih dari sekali beresiko 3,5 Harapan Baru dan Sidomulyo tahun 2019.
kali mengalami anemia daripada ibu hamil
Variabel dependen pada penelitian ini
pada kehamilan pertama.
Pencegahan dan pengontrolan anemia ialah tingkat keparahan anemia ibu hamil
pada kehamilan sangat penting dilakukan dengan Y1(tidak anemia), Y2(anemia ringan),
Y3(anemia sedang) sedangkan variabel
karena anemia ringan yang terdeteksi pada
independen yaitu lingkar lengan atas (X1),
awal kehamilan tidak menyebabkan dampak
buruk yang serius terhadap ibu dan bayi. umur ibu (X2), indeks massa tubuh (X3), dan
Namun, pada anemia berat, risiko untuk terjadi gravida (X4).
Regresi logistik ordinal digunakan untuk
efek buruk terhadap ibu dan bayi akan semakin
memprediksi faktor yang berperan dalam
besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan deteksi
anemia di awal kehamilan sehingga lebih cepat mempengaruhi tingkat keparahan anemia ibu
untuk dilakukan penanganan dan mencegah hamil. Hasil regresi juga digunakan untuk
mengetahui besar faktor risiko dan hubungan
terjadinya dampak buruk akibat anemia
antara masing masing variabel dalam
(Wirahartari et al., 2019).
Mengetahui besarnya dampak yang mempengaruhi tingkat keparahan anemia ibu
ditimbulkannya apabila ibu hamil mengalami hamil.
anemia di trimester I dan banyaknya faktor
risiko anemia pada ibu hamil, maka perlu HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan identifikasi faktor risiko yang paling Hasil penelitian
berpengaruh terhadap tingkat keparahan Berdasarkan analisis univariat, analisis
anemia ibu hamil trimester I melalui analisis bivariate dan analisis multivariat diperoleh
regresi logistik ordinal. hasil sebagai berikut;
Regresi logistik ordinal merupakan salah
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lokasi
satu analisis regresi yang digunakan untuk

81
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

Penelitian, Tingkat Keparahan Anemia, Lingkar 2 Umur 0,30 0,044 Sangat


Lengan Atas, Umur Ibu, IMT, dan Gravida Ibu lemah
No Variabel Freku Persentase 3 IMT 0,815 0,010 Sangat
ensi (%) lemah
1 Lokasi 4 Gravida <0,001* 0,228 Sangat
Penelitian lemah
Mangkupalas 96 17,4 *: bermakna pada p < 0,05
Palaran 194 35,1
Harapan Baru 79 14,3
Sidomulyo 184 33,3
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
2 Tingkat bahwa terdapat dua variabel yang berhubungan
Keparahan dengan tingkat keparahan anemia yaitu
Anemia variabel LILA dan Gravida yang memiliki nilai
Tidak Anemia 421 76,1 signifikansi < alpha 0,05. Nilai koefisien
Anemia Ringan 89 16,1
Anemia Sedang 43 7,8 korelasi pada variabel Lila menunjukkan
3 LILA hubungan korelasi negatif dan tingkat kekuatan
KEK (<23,5 cm) 61 11,0 hubungan cukup kuat. Sedangkan nilai
Tidak KEK 492 89,0 koefisien korelasi variabel Umur Ibu, IMT, dan
(>23,5 cm)
4 Umur Ibu
Gravida menunjukkan hubungan korelasi
20-35 Tahun 456 82,5 positif dan tingkat kekuatan hubungan sangat
<20 Dan >35 97 17,5 lemah.
Tahun
5 IMT Uji parameter secara simultan
Kurus 45 8,1
Gemuk 246 44,5 Tabel 3. Uji Estimasi Parameter Secara Simultan
Normal 262 47,4 -2 Log Chi- df Sig.
6 Gravida
Likeliho Square
Multigravida 320 57,9
Primigravida 233 42,1 od
TOTAL 553 100 Intercept 207,924
Sumber : diolah oleh penulis dari register kohort ibu di
Puskesmas Mangkupalas, Palaran, Harapan Baru, dan
Only
Sidomulyo 2019 70,924 137,000 4 <0,00
Final
1
Hasil dari tabel 1 diperoleh informasi
bahwa mayoritas responden berasal dari
Berdasarkan tabel 3 diketahui nilai G2 =
wilayah kerja Puskesmas Palaran yaitu sebesar 2
137,000 > 𝑥(0,05;4) = 11,070 atau nilai
35,1 persen, mayoritas ibu hamil berada dalam
kategori tidak anemia, responden lebih banyak probabilitas <0,001 (p-value <α) sehingga
pada kategori tidak KEK (89%), sebagian besar diperoleh keputusan menolak H0. Artinya,
responden berusia 20 tahun sampai 35 tahun variabel lingkar lengan atas, IMT, dan gravida
(82,5%), mayoritas responden memiliki indeks secara bersama-sama berpengaruh terhadap
massa tubuh kategori normal (47,4%), serta tingkat keparahan anemia ibu hamil trimester I
jumlah pengalaman hamil sebagian besar
responden lebih dari sekali atau multigravida Uji parameter secara parsial
(57,9%).
Tabel 4. Uji Estimasi parameter secara parsial
Tabel 2. Hubungan Lingkar Lengan Atas, Umur Variabel Estim Wald Df P- Odds
Ibu, IMT, dan Gravida dengan Tingkat Keparahan ator Value Ratio
Konstanta(1) 1,140 34,382 1 <0,001
Anemia <0,001
Konstanta(2) 2,971 125,58 1
No Variabel Sig. r Hubungan X1(1) 3,604 82,220 1 <0,001 36,7
1 Lingkar <0,001* - Cukup X3(1) -1,730 13,289 1 <0,001 0,17
Lengan 0,482 kuat X3(2) 0,062 0,069 1 0,793 0,46
Atas X4(1) -0,761 11,414 1 0,001 36,7

82
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

terhadap tingkat keparahan anemia ialah


Pada tabel 4 merupakan variabel- variabel variabel lingkar lengan atas.
yang berpengaruh secara signifikan karena
Pada hasil uji multivariat menunjukkan
nilai uji wald lebih dari X(0,05;1)= 3,841.
bahwa variabel lingkar lengan atas
Variabel tersebut yaitu KEK (X1 (1)), IMT
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kategori kurus (X3(1)), dan multigravida (X4(1)).
keparahan anemia ibu hamil trimester I dimana
Setelah mengetahui variabel-variabel yang
resiko ibu hamil mengalami anemia tingkat
berpengaruh, langkah selanjutnya adalah
sedang dibandingkan dengan tidak anemia jika
membentuk model logit yang digunakan untuk
LILA <23,5 cm (KEK) adalah sebesar 36,7 kali
menghitung peluang logit. Model prediksi yang
lebih besar dibanding ibu hamil dengan LILA
terbentuk adalah sebagai berikut:
𝑳𝒐𝒈𝒊𝒕 (𝒀𝟏 ) = 𝟏, 𝟏𝟒𝟎+𝟑, 𝟔𝟎𝟒𝒙𝟏 − 𝟏, 𝟕𝟑𝟎𝒙𝟑(𝟏) − 𝟎, 𝟕𝟔𝟏𝒙𝟒
>23,5 cm (tidak KEK).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
𝑳𝒐𝒈𝒊𝒕 (𝒀𝟐 ) = 𝟐, 𝟗𝟕𝟏+𝟑, 𝟔𝟎𝟒𝒙𝟏 − 𝟏, 𝟕𝟑𝟎𝒙𝟑(𝟏) − 𝟎, 𝟕𝟔𝟏𝒙𝟒 penelitian Fazraningtyas, dkk (2017) yang
menunjukan adanya hubungan antara LILA
dengan kejadian anemia di Puskesmas Sungai
Bilu Banjarmasin.
Uji kesesuaian model dan estimasi Pemeriksaan LILA merupakan salah satu
parameter cara untuk mengukur status gizi pada ibu hamil
dimana ibu hamil dengan lila <23,5 cm
Tabel 5. Uji Kesesuaian Model dan Estimasi
didefinisikan sebagai KEK (kurang energi
Parameter kronis). Asupan makanan ibu yang tidak
Uji Goodness of Fit Nagelkerke adekuat dapat mempengaruhi janin dalam
Chi Square df Sig R Square kandungan, sehingga strategi intervensi gizi
26,113 16 0,052 0,291 pada ibu hamil khususnya KEK yaitu
pemberian makanan tambahan, penyuluhan/
Berdasarkan tabel 5 diketahui nilai edukasi, serta monitoring dan evaluasi.
probabilitas yaitu 0,052 > α(0,05). Sehingga Pemantauan pertambahan LILA dan berat
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara badan ibu merupakan indikator dari proses
model dengan nilai observasi atau dapat monitoring dan evaluasi (Prawita et al., 2017).
disimpulkan model fit dengan data. Penyediaan makanan pada program
Selain itu pada tabel 5 juga diperoleh nilai pemberian makanan tambahan (PMT) dapat
koefisien Nagelkerke R square sebesar 29,1 %. berupa pangan lokal atau pabrikan dan
Sehingga dapat diartikan variabel independen minuman padat gizi. Implementasi program
lingkar lengan atas (LILA), IMT, dan gravida Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan di
mempengaruhi tingkat keparahan anemia ibu Palembang membuktikan ada perbedaan
hamil secara umum sebesar 29,1 % sedangkan ukuran lingkar lengan atas sebelum dan
70,9 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak sesudah Pemberian Makanan Tambahan-
termasuk dalam pengujian. Pemulihan, dimana rerata lingkar lengan atas
setelah intervensi lebih besar dari rerata lingkar
Pembahasan lengan atas sebelum intervensi (Pastuty et al.,
Variabel lingkar lengan atas, IMT, dan 2018).
gravida diketahui secara bersama-sama Faktor lain yang berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap tingkat keparahan tingkat keparahan anemia ibu hamil yaitu
anemia ibu hamil serta secara parsial ketiga indeks massa tubuh. Hasil penelitian ini
variabel tersebut signifikan atau berpengaruh menunjukkan bahwa resiko ibu hamil
terhadap hipertensi. Besarnya pengaruh ketiga mengalami anemia tingkat sedang
variabel tersebut diketahui dari nilai Odd Ratio dibandingkan dengan tidak anemia jika IMT
(OR) dan variabel yang paling berpengaruh pada kategori kurus adalah sebesar 0,17 kali

83
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

lebih kecil dibanding dengan ibu hamil dengan sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk
IMT kategori normal. Hasil penelitian ini tidak membentuk hemoglobin (Fuada et al., 2019).
sejalan dengan penelitian Tan, Jing (2018) Menurut Irianto (2014) kehamilan yang
dengan hasil menunjukkan bahwa berulang dalam waktu singkat juga dapat
dibandingkan dengan IMT kategori normal, ibu beresiko anemia. Hal ini disebabkan karena
hamil kategori kurus memiliki resiko tinggi selama kehamilan cadangan besi yang ada di
mengalami anemia defisiensi besi (OR:1,33). dalam tubuh ibu banyak terkuras, jika asupan
Secara teori, pada wanita kurus, asupan nutrisi tidak memadai dan persediaan cadangan
makronutrien dan mikronutriennya tidak Fe kurang, maka setiap kehamilan akan
adekuat. Kekurangan makronutrien dan menguras Fe tubuh untuk keperluan janin yang
mikronutrien ini dapat mengganggu dikandung dan akhirnya akan menimbulkan
penyerapan dan metabolisme zat besi sehingga anemia pada kehamilan berikutnya.
akan mengganggu sintesis hemoglobin Paritas merupakan salah satu faktor yang
sehingga mengakibatkan kadar hemoglobin mempengaruhi anemia pada ibu. Pada
turun (Pasalina et al., 2019). umumnya semakin tinggi paritas ibu, maka
Intervensi gizi dengan mendukung status semakin banyak pula pengalaman yang
gizi WUS yang optimal pada masa prakonsepsi dimiliki ibu tentang anemia sehingga
perlu dilakukan sebagai tindakan preventif mengurangi resiko anemia (Amini et al., 2018).
anemia saat kehamilan. Status gizi yang Pada penelitian ini mayoritas ibu hamil
optimal untuk mempersiapkan periode 1000 yang mengalami anemia berada pada paritas
HPK (Hari Pertama Kehidupan) dapat dicapai yang baru pertama kali hamil yang pada
dengan melalui kontrol berat badan secara umumnya masih mengalami kesulitan dalam
teratur, memperbaiki gaya hidup dan kualitas beradaptasi dengan kehamilannya.
diet (Nurramadhani et al., 2019). Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh seputar kehamilan juga masih kurang
Doloksaribu (2019) didapatkan hasil bahwa dibandingkan wanita dengan paritas tinggi
pemberian intervensi berupa konseling gizi sehingga akan mempengaruhi asupan nutrisi
prakonsepsi pada wanita pranikah dapat selama hamil.
meningkatkan pengetahuan dan sikap wanita Pelaksanaan kelas ibu hamil merupakan
pranikah mengenai gizi prakonsepsi salah satu penerapan buku KIA di masyarakat
(Doloksaribu dan Simatupang, 2019). berupa kegiatan pembelajaran bagi ibu
Pada penelitian ini juga didapatkan hasil hamil,suami, dan keluarga untuk
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan mempersiapkan ibu hamil dalam menjalani
antara gravida dengan tingkat keparahan masa kehamilan yang aman dan nyaman
anemia ibu hamil trimester I dimana resiko ibu (Agustiningsih dan Muwakhidah, 2018). Hasil
hamil mengalami anemia tingkat sedang penelitian Agustiningsih (2018) menyatakan
dibandingkan dengan tidak anemia jika jumlah bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
pengalaman hamil multigravida adalah sebesar tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengikuti
0,46 kali lebih kecil dibanding ibu hamil kelas ibu hamil dengan yang tidak mengikuti.
primigravida (OR: 0,46). Hal ini tidak sejalan Hasil penelitian juga menunjukkan adanya
dengan hasil penelitian yang dilakukan Takele perbedaan yang signifikan antara kadar hb ibu
(2017) yang melaporkan bahwa wanita hamil yang mengikuti kelas ibu hamil dengan
multigravida memiliki kemungkinan 3,5 kali ibu hamil yang tidak mengikuti kelas dimana
lebih besar untuk menghadapi anemia rata-rata kadar hb ibu hamil yang mengikuti
dibandingkan primigravida. kelas lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
Pada masa kehamilan kebutuhan zat besi hamil yang tidak mengikuti kelas.
meningkat dua kali lipat dari kebutuhan
sebelum hamil. Hal ini disebabkan oleh adanya
peningkatan volume darah pada ibu hamil,

84
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

SIMPULAN Kebidanan UM. Mataram, 3(2), 108.


Dapat disimpulkan bahwa variabel umur https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506
ibu tidak memberikan pengaruh secara Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan.
langsung terhadap tingkat keparahan anemia Jakarta: EGC.
ibu hamil trimester I. Sedangkan variabel lain
seperti Lingkar lengan atas(LILA), gravida, Doloksaribu, L. G., & Simatupang, A. M.
dan indeks massa tubuh (IMT) merupakan (2019). Pengaruh Konseling Gizi
faktor risiko yang berpengaruh terhadap tingkat Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan
keparahan anemia ibu hamil trimester I di Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan
wilayah kerja Puskesmas Mangkupalas, Batang Kuis. Jurnal Penelitian Dan
Palaran, Harapan Baru dan Sidomulyo. Pengabdian Masyarakat UISU, 8(1), 63–
73.
Model prediksi tingkat keparahan anemia
ibu hamil trimester I ialah sebagai berikut: Fazraningtyas, W.A; Yuliana, Fitri; Rinda, A.
Logit (Yj)= θj + 3,604 (lingkar lengan atas)- C. (2017). Relationship Of LILA And
1,730 (IMT kategori kurus)-0,761(gravida), IMT With The Incidence Of Anemia In
𝑌𝑗 = {𝑌1, 𝑌2, 𝑌3} dengan 𝜃1 = 2,971,𝜃2 = Pregnant Women At Sungai Bilu Public
2,971. Health Center Banjarmasin. Advances in
Dilihat dari besarnya resiko, variabel lila Health Science Research, 6, 1–11.
menempati urutan pertama. Sehingga Fuada, N., Setyawati, B., & Purwandari, R.
disarankan bagi tenaga kesehatan untuk dapat (2019). The Relationship between
memaksimalkan pelaksanaan program Knowledge of Food Sources of Iron with
pemberian makanan tambahan (PMT) dengan Anemia Status in Pregnant Women.
tepat sasaran kepada ibu hamil khususnya yang MGMI, 11(1), 49–60.
mengalami malnutrisi dan dilakukan https://doi.org/10.22435/mgmi.v11i1.232
pengawasan agar tepat dikonsumsi sebagai 4;Copyright
makanan tambahan pendamping makanan
utama disertai dengan monitoring dan evaluasi Irianto, K. (2014). Gizi Seimbang Dalam
keberhasilan program Kesehatan Reproduksi. Bandung:
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu Alfabeta.
diharapkan dapat mengembangkan penelitian Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan
ini dengan menyertakan variabel-variabel lain Dasar Tahun 2018. In Kementrian
yang diduga berkaitan erat dengan anemia pada Kesehatan RI.
ibu hamil seperti jarak kehamilan, riwayat
penyakit, serta asupan zat besi. Loy, S. L., Lim, L. M., Chan, S., & Tan, P. T.
(2019). Iron status and risk factors of iron
deficiency among pregnant women in
DAFTAR PUSTAKA
Singapore: a cross-sectional study. BMC
Agustiningsih, N., & Muwakhidah. (2018).
Public Health, 19(1), 397. Retrieved from
Efektifitas Pembelajaran Kelas Ibu Hamil
http://www.embase.com/search/results?s
dalam Menurunkan Anemia di
ubaction=viewrecord&from=export&id=
Kecamatan Grogol Sukoharjo. Jurnal
L627363247%0Ahttp://dx.doi.org/10.11
Gizi, 7(2), 1–56.
86/s12889-019-6736-y
Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P.
Nur, A. F., Hutasoit, G. A., White, Trisnaini,
H. P. (2018). Usia Ibu Dan Paritas
Vidyanto, & Arifuddin. (2020). Pengaruh
Sebagai Faktor Risiko Yang
Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dan
Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada
Emesis Gravidarum Terhadap Anemia
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Ampenan. Midwifery Journal: Jurnal
Tadulako, 6(1), 151–156.

85
Kautsari, Widya, et. al/Jurnal Keluarga Berencana Vol.8 No.2 (2023) 79-86

Nurramadhani, S. R., Dieny, F. F., Murbawani, Ethiopia, 2017. Anemia, 2018.


Tsani, Fitranti, & Widyastuti. (2019). https://doi.org/10.1155/2018/7618959
Status Besi dan Kualitas Diet berdasarkan
Tan, J., Qi, Y. N., He, G. L., Yang, H. M.,
Status Obesitas pada Wanita Usia Subur
Zhang, G. T., Zou, K., … Liu, X. H.
di Kota Semarang. Amerta Nutrition,
(2018). Association between Maternal
3(4), 247–256.
Weight Indicators and Iron Deficiency
https://doi.org/10.20473/amnt.v3i4.2019.
Anemia during Pregnancy: A Cohort
247-256
Study. Chinese Medical Journal, 131(21),
Pasalina, P. E., Jurnalis, Y. D., & Ariadi, A. 2566–2574.
(2019). Hubungan Indeks Massa Tubuh https://doi.org/10.4103/0366-
Dengan Kejadian Anemia Pada Wanita 6999.244109
Usia Subur Pranikah. Jurnal Ilmu
WHO. (2015). The global prevalence of
Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 12.
anaemia in 2011. Who, 1–48. Retrieved
https://doi.org/10.26751/jikk.v10i1.584
from
Pastuty, R., KM, R., & Herawati, T. (2018). https://apps.who.int/iris/handle/10665/17
Efektifitas Program Pemberian Makanan 7094
Tambahan-Pemulihan Pada Ibu Hamil
Wirahartari, L. M., Herawati, S., & Wande, I.
Kurang Energi Kronik Di Kota
N. (2019). Gambaran Indeks Eritrosit
Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Rsup Sanglah
Masyarakat, 9(3), 179–188.
Denpasar Tahun 2016. E-Journal
https://doi.org/10.26553/jikm.v9i3.310
Medika, 8(5), 7–10.
Prawita, A., Susanti, A. I., & Sari, P. (2017).
Zakariyah, & Zain, I. (2015). Analisis Regresi
Survei Intervensi Ibu Hamil Kurang
Logistik Ordinal Pada Prestasi Belajar
Energi Kronik (Kek) Di Kecamatan
Mahasiswa di ITS Berbasis SKEM.
Jatinangor Tahun 2015. Jurnal Sistem
Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(1), 121–
Kesehatan, 2(4), 186–191.
126.
https://doi.org/10.24198/jsk.v2i4.12492
Rahman, M. M., Abe, S. K., Rahman, M. S.,
Kanda, M., Narita, S., Bilano, V., …
Shibuya, K. (2016). Maternal anemia and
risk of adverse birth and health outcomes
in low- and middle-income countries:
Systematic review and meta-analysis.
American Journal of Clinical Nutrition,
103(2), 495–504.
https://doi.org/10.3945/ajcn.115.107896
Setiawan, R. (2016). Hubungan Paritas dan
Kontrasepsi dengan Preeklampsia Ringan
di Puskesmas Jagir. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(1), 104.
Takele, W. W., Tariku, A., & Shiferaw, F. W.
(2018). Anemia among Women
Attending Antenatal Care at the
University of Gondar Comprehensive
Specialized Referral Hospital, Northwest

86

Anda mungkin juga menyukai