Anda di halaman 1dari 25

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP


ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

Hasniah1, Risnawati2,Ridha Wahyuni3,Gita Masyita4


Hasniahniaa30@gmail.com

Latar Belakang: Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan
kualitas tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada saat Hamil. Hal
tersebut berkaitan dengan indeks masa tubuh (IMT) dan status ekonomi pada ibu hamil.
Salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan dan merupakan masalah gizi
utama di Indonesia adalah anemia. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan status
ekonomi dan IMT terhadap anemia pada ibu hamil di Puskesmas Temindung. Metode:
Penelitian observasional dengan pendekatan case control. Yang dilakukan pada bulan agustus
2023, dengan jumlah sampel 48 responden dengan teknik total sampling. Pengukuran variabel
menggunakan alat cek HB easy touch, pengukuran TB dan BB Hasil: Uji analisis variabel
status ekonomi pada ibu hamil menggunakan Uji Fisher’s Exact Test didapatkan hasil dengan
nilai p-value 0.717 atau >0.05 yang berarti tidak ada hubungan antara status ekonomi dan
anemia pada ibu hamil. Pada variabel IMT pada ibu hamil menggunakan Uji Fisher
didapatkan hasil dengan nilai p-value 0.878 atau >0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan
antara IMT dan anemia pada ibu hamil. Diharapkan ibu hamil dengan anemia dapat
melakukan pencegahan untuk mengurangi anemia pada ibu hamil.

Kata Kunci : Anemia, Ibu hamil, IMT, Status Ekonomi

1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan ITKES Wiyata Husada Samarinda
2,3,4
Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan ITKES Wiyata Husada Samarinda

PAGE \* MERGEFORMAT 1
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF ECONOMIC STATUS AND BODY MASS INDEX TO
ANEMIA IN PREGNANT WOMEN AT THE TEMINDUNG HEALTH CENTER,
SAMARINDA

Hasniah1, Risnawati2,Ridha Wahyuni3,Gita Masyita4


Hasniahniaa30@gmail.com

Background : . The pregnancy period is a very important period for the formation of the
quality of the child's growth and development, which will be largely determined by the
conditions during pregnancy. This is related to the body mass index (BMI) and economic status
of pregnant women. One of the nutritional disorders that is still frequently found and is a major
nutritional problem in Indonesia is anemia. Method: Method: Observational research with a
case control approach. Which was carried out in August 2023, with a sample size of 48
respondents using a total sampling technique. Variable measurements using the easy touch HB
check tool, TB and BB measurements Results The analysis test for economic status variables in
pregnant women using the Fisher's Exact Test resulted in a p-value of 0.717 or >0.05, which
means there is no relationship between economic status and anemia in pregnant women. For
the BMI variable in pregnant women using the Fisher Test, results were obtained with a p-
value of 0.878 or >0.05, which means there is no relationship between BMI and anemia in
pregnant women. It is hoped that pregnant women with anemia can take precautions to reduce
anemia in pregnant women.

Keywords: Anemia, Pregnant Women, BMI, Economic Status

1
Student of Midwifery Study Program, ITKES Wiyata Husada Samarinda
,3,42
Lecturer of the Midwifery Study Program, ITKES Wiyata Husada Samarinda

PAGE \* MERGEFORMAT 1
PENDAHULUAN
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling umum selama
kehamilan. Anemia dianggap sebagai faktor risiko dan dapat mengakibatkan
komplikasi yang mengancam kehidupan ibu dan janin (Priyanti et al., 2020)
(Priyanti et al., 2020). Anemia dalam kehamilan terjadi penurunan kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1 dan
ke-3 dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trimester 2.
Anemia sering terjadi akibat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume
darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
janin. Kurang dari 50% ibu tidak mempunyai cadangan zat besi yang cukup
selama kehamilannya, sehingga resiko defisiensi zat besi atau anemia
meingkat Bersama dengan kehamilan (Sulistiyonigtias, 2021).
Zat besi (Fe) adalah suatu mikro elemen esensial bagi tubuh yang
dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin dan dapat diperoleh dari
berbagai sumber makanan seperti daging berwarna merah, bayam, kangkong,
kacang-kacangan dan sebagainya (Safitri et al., 2019)
Berdasarkan data WHO, 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami
anemia. 4 dari 10 negara ASEAN berada dalam kategori berat/severe dengan
prevalensi ≥40% antara lain Kamboja (51,5%); Laos (47%); Myanmar
(47,8%) dan Indonesia (44,2%) (Organization, 2021). Persentase kejadian
anemia pada ibu hamil di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun
2015 hingga 2019, dari 42,1% menjadi 44,2% (WHO, 2021). Secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia sebesar 41,8% (WHO,
2015).Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9%
sedangkan kejadian anemia di Kalimantan Timur mencapai 87,0%
(RIKESDAS,2018).

1
(Riskedas, 2018). Tercatat Upaya percepatan
dalam laporan profil Kesehatan penurunan Angka Kematian Ibu
Kota Samarinda tahun 2019 (AKI) dapat dilakukan dengan cara
didapatkan ibu hamil yang memenuhi seluruh elemen
mengalami anemia sebanyak 1.342 pelayanan Kesehatan kepada ibu
sedangkan pada tahun 2020 hamil yang salah satunya adalah
sebanyak 1.209 ibu hamil dengan pemberiann tablet tambah darah
anemia (Profil Dinas Kesehatan minimal 90 tablet selama
Kota Samarinda, 2020). kehamilan.
Kejadian anemia bisa Cakupan pemberian tablet
disebabkan oleh beberapa faktor tambah darah untuk ibu hamil di
antara lain usia, paritas, frekuensi Provinsi Kalimantan timur tahun
kunjungan ANC, status ekonomi, 2018 adalah sebesar 86,71%,
tingkat pendidikan, dan kepatuhan sudah melampaui dari target
konsumsi tablet Fe (Tampubolon, diDinas Kesehatan Provinsi Kota
Lasamahu, & Panuntun, 2021; Samarinda 80%. Walaupun
Yanti, Sulistianingsih, & demikian, namun kasus anemia
Keisnawati, 2015). Dampak secara nasional telah mencapai
anemia terhadap ibu hamil dan 42,9% (Profil Dinkes Kota
janinnya yaitu abortus, hambatan Samarinda, 2018).
tumbuh kembang janin dalam Penduduk yang tinggal di
rahim, mudah terjadi infeksi wilayah pendalaman berkaitan erat
dekompensi kordis (Hb kurang dengan ekonomi yang cukup
dari 6 gr%), molahidatidosa, rendah. Sosial keonomi dikaitkan
pendarahan antepartum, ketuban dengan kemiskinan rendahnya
pecah dini, terjadi kematian Pendidikan, sehingga tingkat
intrauteri, premature, berat badan konsumsi pangan dan gizi menjadi
lahir rendah, kelahiran dengan rendah, buruknya hygiene dan
anemia, dapat tejadi kecacatan dan sanitasi, serta meningkatnya
sampai kematian (Bakhtiar et al., gangguan Kesehatan (Fathonah,
2021). 2016). Menurunnya penghasilan

2
Masyarakat menengah ke bawah ekonomi mempengaruhi gizi ibu
yang berisiko terhadap akses hamil, karena hal ini dapat
pangan dan gizi Masyarakat akobat mempengaruhi sikap ibu dalam
menurunya daya beli Masyarakat memilih jenis makanan yang akan
yang dapat menyebabkan dibeli untuk di konsumsi. Orang
berkurangnya asupan makanan, dengan status ekonomi rendah
penurunan status gizi dan cenderung sulit untuk memenuhi
kesehatan (Numala, 2021). kebutuhan gizi, karena pendapatan
Menurut Notoatmodjo yang membatasi seseorang untuk
(2017) status ekonomi seseorang mengkonsumsi makanan yang
akan menentukan tersedianya suatu bermutu (Marmi, 2019)
fasilitas yang diperlukan untuk Pertambahan berat badan
kegiatan tertentu, sehingga status ibu hamil adalah peningkatan
sosial ekonomi ini akan berat badan ibu dari trimester I
mempengaruhi gizi seseorang hingga III diukur menggunakan
karena pada status ekonomi yang timbangan dengan skala 1 kg.
rendah akan mengalami ketidak Kenaikan normal berat badan
mampuan keluarga untuk membeli selama kehamilan yang
makanan yang berkualitas, dan dianjurkan oleh Depkes RI (2018)
dibutuhkan oleh ibu hamil tersebut. yaitu sebesar 7-12 kg,
Tingkat pendapatan dapat bertambahnya berat badan ibu
menentukan pola makan sebuah hamil dikarenakan adanya
keluarga. Pendapatan merupakan pertumbuhan janin, plasenta, dan
faktor yang menentukan kualitas cairan ketuban. Khoiriah et al
dan kuantitas hidangan. Semakin (2016) menyatakan bahwa
tinggi pendapatan keluarga, maka pertambahan berat badan ibu
semakin mampu keluarga tersebut selama kehamilan berhubungan
untuk memenuhi nutrisi dan langsung dengan berat badan
asupan gizi yang baik lagi bagi bayinya dan risiko melahirkan
keluarganya termasuk ibu hamil BBLR meningkat dengan
(Rahmi, 2018). Keadaan status kurangnya kenaikan berat badan

3
selama kehamilan, kehamilan METODE PENELITIAN
yang menyebabkan meningkatnya Penelitian ini Penelitian ini merupakan
metabolisme energi dan zat gizi penelitian observasional, penelitian
lainnya. Peningkatan energi dan observasional adalah penelitian yang
gizi diperlukan untuk dilakukan tanpa melakukan intervensi
pertumbuhan dan perkembangan terhadap subjek penelitian. Data-data dalam
janin. penelitian ini di analisis secara analitik
Survei awal yang peneliti korelasional. Penelitian korelasi yaitu
lakukan di Puskesmas Temindung, penelitian atau penelaahan hubungan antara
melalui kunjungan dan wawancara dua variabel pada suatu situasi atau
kepada Bidan tersebut, sekelompok subjek untuk melihat hubungan
memperoleh hasil bahwa dari antara gejala satu dengan gejala yang lain,
semua ibu hamil yang menyebar di atau variabel satu dengan variabel yang lain
2 Rt yang ada di wilayah (Notoatmodjo, 2018).
Puskesmas Temindung, telah Pendekatan waktu yang digunakan dalam
ditemukan ibu hamil yang penelitian ini adalah case control. Penelitian
mengalami anemia sebanyak 10 case control merupakan penelitian
orang. Pada saat peneliti epidemiologis analitik observasional yang
melakukan survei, peneliti menelaah hubungan antara efek (penyakit
melakukan wawancara kepada 3 atau kondisi kesehatan) tertentu dengan
orang ibu hamil yang mengalami faktor risiko tertentu. Desain penelitian case
anemia. Berdasarkan uraian latar control dapat dipergunakan untuk menilai
belakang tersebut, maka peneliti berapa besarkah peran faktor risiko dalam
tertarik untuk melakukan penelitian kejadian penyakit. Pada studi case control
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian dimulai dengan identifikasi pasien
maka penelititi akan melakukan dengan efek (case) dan kelompok tanpa efek
penelitian dengan judul “ (control); kemudian secara retrospektif
Hubungan Status Ekonomi Dan ditelusur faktor risiko yang dapat
Indeks Massa Tubuh Pada Ibu menerangkan mengapa kasus terkena efek
Hamil Anemia di Puskesmas sedangkan kontrol tidak (Salam, 2021).
Temindung Samarinda”. Dalam hal ini penelitian ini dilakukan untuk

4
melihat apakah ada hubungan pola makan responden. Yang terakhir pada kategori
dan imt terhadap anemia pada ibu hamil jumlah anak mayoritas responden memiliki
dipuskesmas temindung samarinda . jumlah anak 1 yaitu sebanyak 24 (50%)
HASIL PENELITIAN responden.
a. Karakteristik Responden
Umur
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
2. Analisis Univariat
18 – 21 tahun 7 14.6%
22 – 40 tahun
41 – 60 tahun
41
-
85.4%
-
a. Gambaran Status Ekonomi
Total 48 100%
Pekerjaan
IRT 34 70.8%
Ibu Hamil Di Puskesmas
Wiraswasta 11 22.9%
PNS 3 6.3% Temindung
Total 48 100%
Pendidikan
SD - - Tabel 4.2 Distribusi Status
SMP 4 8.3%
SMA
Perguruan Tinggi
38
6
79.2%
12.5% Ekonomi Ibu Hamil di
Total 48 100%
Usia Kehamilan
0 – 12 minggu 10 20.8%
Puskesemas Temindung
13 – 27 minggu 25 52.1%
28 – 40 minggu
Total
13
48
27.1%
100%
Statu Freku Persen
Jumlah Anak
1 anak
2 anak
24
18
50%
37.5%
s ensi tase
3 anak 4 8.3%
4 anak 1 2.1% Ekon (%)
5 anak 1 2.1%
Total 48 100%
omi
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik > 17 35.4
responden diatas pada kategori usia UMR
mayoritas usia responden adalah pada usia < 31 64.6
22-40 tahun (85.4%) responden dan pada UMR
usia 18-21 tahun terdapat 7 (14.6%) Total 48 100%
responden. Selanjutnya pada karakteristik Sumber: Data primer (2023)
Pekerjaan mayoritas responden pada Berdasarkan tabel 4.2 diatas
pekerjaan IRT terdapat sebanyak 34 (70.8%) terdapat dsitribusi status ekonomi,
responden. Pada karakteristik pendidikan mayoritas responden berada pada
terbanyak pada pendidikan SMA 38 kategori <UMR yaitu sebanyak 31
(79.2%). Dan selanjutnya pada karakteristik (64.6%) dan kategori >UMR
usia kehamilan mayoritas responden ada terdapat 17 (35.4%) responden.
pada kategori 13-27 minggu terdapat b. Gambaran IMT Pada Ibu Hamil
sebanyak 25 (52.1%) responden dan pada Di Puseksmas Temindung
23-40 minggu terdapat 13 (27.1%)

5
Tabel 4.3 Distribusi IMT Ibu a si se (%)
Hamil di Puskesemas Tidak - -
Temindung Anemi
a
IMT Frekuen Persentase Anemi 45 93.8%
si (%) a
Kuran - - Ringa
g n
Norma 46 Anemi 3 6.2
l 98.8% a
Berleb 2 4,2% Sedan
ih g
Obesit - - Anemi - -
as a Berat
Total 48 100% Total 48 100%
Sumber: Data primer (2023) Sumber: Data primer (2023)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas
terdapat dsitribusi IMT pada ibu Berdasarkan tabel 4.4 diatas
hamil mayoritas responden berada terdapat dsitribusi anemia pada
pada kategori normal yaitu ibu hamil mayoritas responden
sebanyak 46 (98.8%) responden berada pada kategori anemia
dan pada IMT dengan kategori ringan yaitu sebanyak 45 (93.8%)
berlebih terdapat 2 (4.2%) responden dan anemia sedang
responden. terdapat 3 (6.2%) responden.
c. Gambaran Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskemas Temindung a. Hubungan Status Ekonomi
Terhadap Anemia Pada Ibu
Tabel 4.4 Distribusi Anemia Hamil Di Puskesmas Temindung
Ibu Hamil di Puskesemas Analisa bivariat digunakan
Temindung untuk melihat hubungan pola
Anemi Frekuen Persenta makan pada anemia ibu hamil

6
menggunakan Fisher’s Exact didapatkan hasil p value = 0.717
Test untuk melihat ada tidaknya > 0.05 maka dapat dikatakan
hubungan antara variabel status bahwa tidak terdapat hubungan
ekonomi pada anemia ibu hamil antara status ekonomi dengan
di Puskesmas Temindung anemia pada ibu hamil.
Samarinda yang dapat dilihat
dalam tabel berikut: b. Hubungan IMT Terhadap
Tabel 4.6 Distribusi Anemia Ibu Hamil Di
Hubungan Status Ekonomi Puskesmas Temindung
Terhadap Anemia Pada Ibu Analisa bivariat digunakan
Hamil Di Puskesmas untuk melihat hubungan IMT
Temindung pada anemia ibu hamil
Status Anem Tot P- menggunakan untuk melihat ada
Ekono ia al Value tidaknya hubungan antara
mi variabel IMT pada anemia ibu
Anemia Anemi hamil di Puskesmas Temindung
Sedang a Samarinda yang dapat dilihat
Ringa 0. dalam tabel berikut:
n 7 Tabel 4.7 Distribusi
>UMR 1 16 1 Hubungan IMT Terhadap
(5.9%) (94.1 7 Anemia Pada Ibu Hamil Di
%) Puskesmas Temindung
<UMR 2 29 3 IMT Anemia Tota P-
(6.5%) (93.5 1 l Valu
%) e
Total 3 45 4 Anemi Anemi
8 a a
*Uji Statistik : Fisher’s Exact Test Sedang Ringan 0.878
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, Normal 2.9 43.1 46
hasil perhitungan dengan uji (6.5%) (93.5%
ststistik Fisher’s Exact Test )

7
Berlebi 1 1.9 2 para ibu hamil yang bekerja ini
h (0%) (100%) mereka harus melakukan kerja keras
Total 3 45 48 untuk mencukupi kebutuhan
*Uji Statistik : Fisher’s Exact Test walaupun dalam keadaan hamil,
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, sehingga kebutuhan nutrisi dan
hasil perhitungan dengan uji perawatan antenatal tidak tercukupi
ststistik Fisher didapatkan hasil dengan baik (Putri et al., 2023)
p value = 0.878 > 0.05 maka Ibu yang tidak bekerja bukan
dapat dikatakan bahwa tidak berarti tidak memiliki risiko terkena
terdapat hubungan antara IMT anemia pada kehamilannya. Seperti
dengan anemia pada ibu hamil. hasil penelitian ini yang
menunjukkan bahwa kurang dari
PEMBAHASAN 50% ibu hamil yang tidak bekerja
1. Gambaran Status Ekonomi Ibu mengalami anemia, yaitu sebanyak
Hamil Di Puskesmas Temindung 31 dari 48 ibu hamil (36%). Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena ibu yang
didapatkan dsitribusi status ekonomi, tidak bekerja menggantungkan
mayoritas responden berada pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari
kategori <UMR yaitu sebanyak kepada penghasilan suami, yang
31(64.6%) dan kategori >UMR kemungkinan ibu tidak bekerja
terdapat 17 (35.4%) responden. Hal tersebut tergolong dalam masyarakat
ini menunjukkan bahwa mayoritas dengan tingkat sosial ekonomi yang
status ekonomi dari ibu hamil cukup rendah. Pekerjaan didefinisikan
rendah, namun masih terdapat sebagai setiap aktivitas yang
beberapa ibu hamil dengan status menghasilkan barang atau jasa.
ekonomi yang baik. Masyarakat bernganggapan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian ini pekerjaan dapat menentukan
ibu mayoritas ibu hamil tidak kesejahteraan ekonomi, sehingga
memiliki pekerjaan IRT 31 (70.8%) seseorang yang bekerja atau
dan beberapa diantaranya memiliki berpenghasilan memiliki kemampuan
pekerjaan wiraswasta 17 (22.9%) untuk memenuhi kebutuhan gizi

8
keluarganya. Dikatakan bahwa, 2. Gambaran IMT Pada Ibu
keadaan sosial ekonomi termasuk Hamil Di Puskesmas
pekerjaan merupakan salah satu Temindung
faktor yang menentukan jumlah Berdasarkan hasil yang
makanan yang tersedia dalam didapatkan bahwa dsitribusi
keluarga sehingga turut menentukan terdapat dsitribusi IMT pada ibu
status gizi keluarga tersebut hamil mayoritas responden berada
(Apriliani et al., 2021) pada kategori normal yaitu
Menurut asumsi peneliti dan sebanyak 46 (98.8%) responden
berdasarkan data di lapangan status dan pada IMT dengan kategori
ekonomi ibu hamil yang rendah ini berlebih terdapat 2 (4.2%)
dapat mempengaruhi pengaksesan responden.
dalam memilih makanan yang Hal ini menunjukkan bahwa
bergizi dan mendapatkan asupan seluruh Indeks Masa Tubuh (IMT)
tambahan seperti vitamin dan lain dari responden sudah baik.
lain. Tingkat sosial ekonomi terbukti Indeks Massa Tubuh (IMT) atau
sangat berpengaruh terhadap kondisi Body Mass Index (BMI) merupakan
kesehatan fisik dan psikologis ibu alat atau cara yang sederhana untuk
hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat memantau status gizi orang dewasa
sosial ibu hamil yang baik otomatis khususnya yang berkaitan dengan
akan mendapatkan kesejahteraan kekurangan atau kelebihan berat
fisik dan psikologi yang baik pula. badan. Berat badan yang kurang
Status gizi pun akan meningkat dapat menurunkan risiko terhadap
karena nutrisi yang didapatkan penyakit infeksi, sedangkan berat
berkualitas, selain itu ibu tidak akan badan yang berlebih dapat
terbebani secara psikologis mengenai meningkatkan risiko terhadap
biaya persalinan dan pemenuhan penyakit degeneratif (Pramta &
kebutuhan sehari-hari setelah Susanti, 2020) IMT sangat
bayinya lahir. menentukan kesehatan ibu, ibu
dikatakan berisiko tinggi apabila
IMT ˂ 18,5 atau ˃ 25,0 kg (Patonah

9
et al., 2021). Status gizi ibu hamil fungsinya dalam mensuplai oksigne
dapat ditentukan dengan kenaikan yang akan mengakibatkan anemia.
berat badan selama kehamilan. Jika Asupan makronutrien dan
seorang ibu hamil mengalami mikronutrien dalam tubuh sangat
kenaikan berat badan yang normal, berperan dalam pembentukan
maka dapat dinyatakan bahwa haemoglobin dalam tubuh (Bujani et
tercukupinya asupan nutrisi yang al., 2023)
dibutuhkan untuk tumbuh kembang Menurut asumsi peneliti IMT
janin. Adanya kenaikan berat badan yang normal atau baik pada
selama kehamilan disebabkan oleh penelitian ini bahwa hasil
peningkatan ukuran berbagai perhitungan dengan IMT dianggap
jaringan reproduksi, terbentuknya valid untuk menggolongkan status
cadangan lemak tubuh ibu, gizi seseorang. Jika IMT melebihi
pertumbuhan janin, serta perubahan normal atau ideal hal ini
metabolik (Fahmi, 2020). berhubungan dengan status ekonomi
Ibu hamil dengan IMT rendah yang dialami oleh responden. Dan
berisiko mengalami kekurangan gizi, pada dasarnya status ekonomi pada
termasuk zat besi. Kekurangan zat penelitian ini yang dinyatakan oleh
besi dapat mempengaruhi produksi para responden dan dapat dikatakan
hemoglobin dan menyebabkan juga menunjukkan hasil yang baik,
anemia. Asupan gizi yang kurang asumsi peneliti ini sejalan dengan
menyebabkan kebutuhan gizi dalam penelitian (Safmila & Erlina, 2020)
tubuh tidak terpenuhi, misalnya zat yang menyatakan bahwa tiga faktor
besi. Zat besi merupakan salah satu utama Indeks Masa Tubuh yaitu
komponen terpenting dalam pendidikan, kesehatan dan
pembentukan haemoglobin, dengan pendapatan keluarga.
kurangnya asupan zat besi dalam
tubuh akan menyebabkan 3. Gambaran Anemia Pada
berkurangnya bahan pembentuka sel Ibu Hamil Di Puskemas
darah merah, sehingga sel darah Temindung
merah tidak dapat melakukan

10
Berdasarkan hasil yang ibu. Anemia pada wanita usia subur
didapatkan dsitribusi dsitribusi (WUS) dapat menimbulkan
anemia pada ibu hamil mayoritas kelelahan, badan lemah, penurunan
responden berada pada kategori kapasitas/kemampuan atau
anemia ringan yaitu sebanyak 45 produktifitas kerja. Penyebab
(93.8%) responden dan anemia paling umum dari anemia pada
sedang terdapat 3 (6.2%) kehamilan adalah kekurangan zat
responden.Berdasarkan hasil tersebut besi, asam folat, dan perdarahan
dapat dikatakan bahwa kejadian akut dapat terjadi karena interaksi
anemia pada ibu hamil tinggi, antara keduanya.
walaupun demikian dengan kategori Hasil Riset Kesehatan Dasar
yang ringan. (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
Anemia pada masa kehamilan anemia pada ibu hamil di Indonesia
menjadi masalah utama di dunia sebesar 37,1 %. Sedangkan hasil
hingga pada saat ini. Anemia Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
merupakan kondisi penyakit di tahun 2018 bahwa prevalensi
mana seorang ibu hamil anemia pada ibu hamil di Indonesia
kekurangan zat besi, atau ketika sebesar 48.9% dengan hal ini
kadar hemoglobin ≤ 11gr%. Sejalan bahwa anemia pada ibu hamil
dengan pernyataan tersebut mengalami peningkatan.
dikatakan juga dalam penelitian Sedangkan pada pemberian tablet
(Sopiah et al., 2022) bahwa anemia Fe di Indonesia pada tahun 2015
merupakan masalah kesehatan sebesar 85 %. Sedangkan pada
masyarakat terbesar di dunia tahun 2018 ibu hamil yang
terutama bagi kelompok wanita mendapatkan tablet tambah darah
usia reproduksi (WUS). Menurut sebesar 73,2%. Maka dengan hal
WHO secara global prevalensi ini bahwa pemberian tablet tambah
anemia pada ibu hamil di seluruh darah pada ibu hamil ini mengalami
dunia adalah sebesar 41,8 %. Salah penurunan pada tahun 2015 ke
satu penyebab anemia pada tahun 2018. Meskipun pemerintah
kehamilan yaitu paritas dan umur sudah melakukan program

11
penanggulangan anemia pada ibu dipengaruhi oleh faktor lain
hamil yaitu dengan memberikan 90 misalnya seperti tingkat ekonomi
tablet Fe kepada ibu hamil selama responden. Dikatakan bahwa salah
periode kehamilan dengan tujuan satu faktor risiko ibu yang
menurunkan angka anemia ibu mengalami anemia adalah tingkat
hamil, tetapi kejadian anemia masih ekonomi. Kemudahan dalam
tinggi (Kementerian Kesehatan RI, mengakses makan juga bergantun
2018). pada penghasilan maupun
Berdasarkan hasil dari pendapatan seseorang. Wanita
penelitian ini didapatkan ibu hamil hamil dengan ekonomi tinggi
mengalami anemia. Terdapat tiga biasanya dapat menyeimbangkan
penyebab utama terjadinya anemia kebiasaan makannya. Asupan zat
adalah penghancuran sel darah gizi akan tercukupi jika pola
merah, kurang mencukupinya sel konsumsinya tepat sehingga dapat
darah merah yang diproduksi, dan mencegah masalah anemia. Wanita
kehilangan darah akibat pendarahan hamil dengan tingkat ekonomi
yang berkelanjutan atau tiba-tiba. rendah mungkin merasa sulit untuk
Anemia defisiensi besi (Fe) mengatasi masalah gizi dan
ditandai dengan rasa lelah, kesehatan keluarga, dan mereka
hilangnya nafsu makan, kapasitas mungkin juga kesulitan menerima
fungsional yang menurun informasi, yang dapat membatasi
(penurunan produksi ATP), pemahaman mereka tentang zat
konsentrasi yang terganggu, besi dan meningkatkan risiko
kepekaan terhadap dingin, dan kekurangan zat besi.
ketika melaksanakan tugas 4. Hubungan Status Ekonomi
pernapasan menjadi cepat (Pratiwi Terhadap Anemia Pada Ibu
et al., 2023) Hamil Di Puskesmas
Menurut asumsi penelti hal- Temindung
hal yang berkaitan dengan Berdasarkan hasil
distribusi kejadian anemia pada perhitungan pada penelitian ini
penelitian ini dikarenakan didapatkan dari hasil perhitungan

12
dengan uji ststistik Fisher’s Exact trimester III tetapi paling banyak di
Test didapatkan hasil p value = 0.717 temukan pada trimester III. Pada
> 0.05 maka dapat dikatakan bahwa trimester I ibu hamil mengalami
tidak terdapat hubungan antara status masa mual dan muntah, hal ini dapat
ekonomi dengan anemia pada ibu menyebabkan berkurangnya
hamil. ketersediaan zat besi. Sedangkan
Masa hamil adalah masa pada trimester III dikarenakan zat
seorang wanita memerlukan berbagai besi di butuhkan oleh janin untuk
unsur gizi yang jauh lebih banyak pertumbuhan dan perkembangan
daripada yang diperlukan dalam oleh karena itu, janin menyerap zat
keadaan tidak hamil. Status gizi ibu besi ibu yang menyebabkan
hamil dapat mempengaruhi kebutuhan akan zat besi bertambah.
pertumbuhan janin yang sedang Jika ibu hamil tidak memperhatikan
dikandung. Gizi yang baik status nutrisinya maka dapat
diperlukan seorang ibu hamil agar menyebabkan ibu anemia.
pertumbuhan janin tidak mengalami Kebutuhan akan zat besi selama
hambatan dan selanjutnya akan kehamilan kurang lebih 1000 mg.
melahirkan bayi dengan berat normal Kebutuhan zat besi pada trisemester I
(Alfahmi, 2023) relatif sedikit sekitar 0,8 mg sehari
Hal – hal yang mendasari kasus dan meningkat selama trisemester II
ibu hamil dengan anemia masih dan trisemester III yaitu 6,3 mg
selalu ada adalah ibu hamil relatif sehari (Liana et al., 2023)
mengalami anemia di karenakan ada Dikatakan bahwa faktor resiko
proses hemodelesi (pengenceran) terjadinya anemia dimulai dari
dengan tingkat volume 30% sampai politik ekonomi negara yang
40% yang puncak nya terjadi pada dipengaruhi oleh ekologi, iklim dan
kehamilan 32-34 minggu. Jumlah geografi. Ekonomi Negara dapat
peningkatan sel darah 18% sampai mempengaruhi pendidikan,
30% dan haemoglobin sekitar 19%. pendapatan, budaya dan
Anemia pada ibu hamil sering perilakuyang akan berdampak pada
dijumpai pada trimester I dan subyek rentan seperti ibu hamil dan

13
paritas tinggi. Hal tersebutlah yang berhubungan dengan dengan
akan mempengaruhi akses kejadian anemia pada ibu hamil
keanekaragaman pangan, akses selain konsumsi Fe, status gizi dan
sumber fortifikasi, akses pengetahuan juga paritas. Ibu hamil
pengetahuan terhadap anemia, akses juga dianjurkan untuk mengonsumsi
air bersih dan sanitasi serta akses beragam makanan yang diolah dari
terhadap kesehatan. Rendahnya akses empat jenis pokok makanan, yaitu:
tersebut akan menyebabkan asupan beras atau alternatif penggantinya,
nutrisi dan penyerapan yang tidak buah-buahan, sayur-mayur, dan
adekuat dan menurunkan produksi daging atau alternatif penggantinya.
sel darah merah yang menyebabkan Makanan yang dikonsumsi setiap
anemia (Septiasari, 2019) harinya haruslah terdiri dari empat
Hasil penelitian ini sejalan dengan macam panganan ini. Hal ini
penelitian yang dilakukan oleh disebabkan karena masing-masing
Argaw, Worku (2015) menyatakan golongan makanan ini mengandung
bahwa tidak terdapat hubungan yang nutrisi yang berbeda-beda,
signifikan antara social ekonomi contohnya: daging serta alternatif
dengan anemia pada ibu hamil, penggantinya mengandung protein,
meskipun anemia cenderung lebih namun tidak mengandung vitamin C
sering terjadi diantara keluarga yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
memiliki pendapatan rendah.. Hasil Dengan jeli memilih variasi makanan
penelitian ini menunjukkan tidak yang dibutuhkan maka kita dapat
adanya hubungan antara social memastikan jika makanan yang kita
ekonomi dengan prevalensi anemia konsumsi mengandung nutrisi yang
pada ibu hamil, peneliti berpendapat seimbang. Jika pola makan seimbang
bahwa penghasilan keluarga bukan ini tidak terpenuhi, maka cenderung
satu-satunya factor risiko yang mengakibatkan anemia saat
menyebabkan tingginya pravelensi kehamilannya (Sopiah et al., 2022)
anemia pada ibu hamil. Sejalan Menurut asumsi peneliti
dengan pernyataan tersebut status ekonomi berhubungan dengan
dikatakan bahwa faktor yang kejadian anemia pada ibu hamil

14
adalah karena dilatarbelakangi oleh berpenghasilan rendah. Kekurangan
berbagai faktor diantaranya tersebut memperbesar risiko anemia
kebiasaan makan, pengetahuan pola pada ibu hamil serta memperberat
makan, kepercayaan dan lingkungan risiko kesakitan pada ibu dan bayi
sekitar, artinya jika semakin baik baru lahir (Koerniawati, 2021).
lingkungan atau kebiasaan yang akan Sosial ekonomi yang baik otomatis
kita lakukan termasuk dalam akan mendapatkan kesejahteraan
kemudahan dalam mengakses fisik dan psikologi yang baik. Status
makanan yang kita lakukan sehari- gizi pun akan meningkat karena
hari maka akan semakin baik pula nutrisi yang didapatkan berkualitas,
manfaat yang akan didpatkan selain itu ibu tidak akan terbebani
nantinya. Pernyataan peneliti ini secara psikologis mengenai biaya
sejalan dengan penelitian yang persalinan dan pemenuhan
dilakukan oleh (Alfahmi, 2023) kebutuhan sehari-hari setelah
menyatakan bahwa adanya pola bayinya lahir (Apriliani et al., 2021).
makan di lingkungan sekitar ibu
hamil juga mempengaruhi tingkat 5. Hubungan IMT Terhadap Anemia
pemenuhan nutrisinya. Ibu Hamil Di Puskesmas
Sosial ekonomi berpengaruh Temindung
terhadap anemia karena kurangnya Berdasarkan hasil perhitungan
pendapatan keluarga menyebabkan pada penelitian ini didapatkan dari
berkurangnya lokasi dan untuk hasil perhitungan dengan uji ststistik
pembelian makanan sehari-hari hasil perhitungan dengan uji ststistik
sehingga mengurangi jumlah dan Fisher’s Exact Test didapatkan hasil
kualitas makanan ibu perhari yang p value = 0.709 > 0.05 maka dapat
berdampak pada penurunan status dikatakan bahwa tidak terdapat
gizi. Sumber makanan yang hubungan antara IMT dengan anemia
diperlukan untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
umumnya berasal dari sumber Berdasarkan hasil penelitian ini
protein yang lebih mahal, dan sulit seluruh ibu hamil menunjukkan hasil
terjangkau oleh mereka yang bahwa memiliki status gizi yang

15
baik, karena salah satu indikator dalam penyerapan dan metabolisme
dalam mengukur status gizi besi diantaranya zat besi, asam folat,
masyarakat adalah status gizi ibu vitamin C, vitamin B12, vitamin A,
hamil. Jika masukan gizi untuk ibu zinc dan tembaga. Kekurangan
hamil dari makanan tidak seimbang makronutrien dan mikronutrien ini
dengan kebutuhan tubuh maka akan menyebabkan terganggunya
terjadi defisiensi zat gizi (Amalia et penyerapan dan metabolism besi
al., 2023). karena tidak cukupnya jumlah besi
Berbagai macam faktor yang yang dibutuhkan, sehingga akan
mempengaruhi IMT (Indeks Masa mengganggu sintesis hemoglobin.
Tubuh) dan kejadian anemia pada Kekurangan zat gizi terutama zat
seseorang termasuk pada ibu hamil, besi (Fe) dapat menyebabkan anemia
yaitu umur, jenis kelamin, genetik, gizi, yang merupakan bagian dari
pola makan, tingkat pengetahuan dan molekul hemoglobin. Berkurangnya
aktivitas fisik (Kamaruddin et al., zat besi dapat menyebabkan sintesis
2019). Pada penelitian ini hemoglobin berkurang sehingga
berdasarkan data di lapangan di mengakibatkan kadar hemoglobin
dapatkan mayoritas responden turun. Hemoglobin merupakan unsur
memiliki rentang usia 20 – 40 tahun. yang penting bagi tubuh manusia
Asumsi ini juga didukung oleh karena berperan dalam pengangkutan
Fikawati yang menyatakan bahwa oksigen dan karbondioksida
Asupan makronutrien dan Faktor Obesitas juga berkaitan
mikronutrien dalam tubuh sangat dengan anemia karena penimbunan
berperan dalam pembentukan lemak di jaringan adiposa.
hemoglobin dalam tubuh. Penimbunan lemak ini dapat
Makronutrien utama yang berperan menurunkan penyerapan zat besi.
dalam metabolisme besi adalah Jaringan lemak pada obesitas
protein. Defisiensi protein akan menyebabkan terjadinya inflamasi
meyebabkan transportasi besi kronik yang mana berhubungan
terganggu dan meningkatkan resiko dengan ekspresi sitokin
infeksi. Mikronurien yang berperan proinflamatory, diantaranya

16
Interleukin-6 (IL-6) dan Tumor Analisa peneliti, bahwasanya
Necrosis Factor-α (TNF-α). anemia tidak hanya dipengaruhi oleh
Inflamasi sistemik yang terjadi pada faktor IMT saja tetapi lebih
obesitas berhubungan dengan dipengaruhi oleh asupan
patogenesis penyakit metabolik dan makronutrien dan mikronutrien yang
penyakit degeneratif. Sitokin berhubungan dengan anemia, seperti
proinflamatory ini merangsang asupan lemak, zat besi, vitamin C,
pelepasan hepsidin dari hati dan dan sebagainya. Seseorang dengan
jaringan adiposa. Hepsidin yang IMT kurang atau lebih, belum tentu
tinggi akan menghambat aktivitas asupan zat besi dan asupan
fungsional ferroportin. Hal ini akan mikronutrien penunjang lainnya
menghambat penyerapan besi di tidak memadai
enterosit dan pelepasan besi di Dikatakan juga bahwa dengan
makrofag retikuloendotelial sehingga adanya kemajuan teknologi pada saat
terjadi hipoferremia dan metabolisme ini masyarakat akan semakin mudah
besi akan terganggu. Jika mendapatkan dan menerima
metabolisme besi terganggu, maka informasi, termasuk informasi dalam
terjadilah anemia. mencari, mengetahui dan
Timbunan lemak pada hati juga mendapatkan layanan kesehatan.
dapat memicu pembentukan Oleh karenanya menurut asumsi
peroksida lipid yang pada akhirnya peneliti, pada penelitian ini yang
akan mempengaruhi proses menyebabkan IMT dan kejadian
metabolisme besi sehingga akan anemia tidak terdapat hubungan
terjadi radikal bebas. Hal ini adalah dikarenakan mayoritas
menyebabkan sintesis Hb tidak dapat respondennya yang masih berusia
berjalan dengan sempurna. Pada muda dan kemudahan dalam
tahap akhir, hemoglobin menurun mendapatkan informasi mengenai
jumlahnya dan eritrosit mengecil kesehatan.
sehingga terjadi anemia. (fikawati, Sedangkan penelitian yang
2017) dilakukan oleh Kantachuvessiri
(2005) dalam (Patonah et al., 2021)

17
menunjukkan bahwa terdapat ekonomi, dsitribusi status
hubungan yang signifikan antara usia ekonomi, mayoritas responden
yang lebih tua dengan IMT kategori berada pada kategori <UMR
berat berlebih dan obesitas. Subjek yaitu sebanyak 31 (64.6%) dan
penelitian pada kelompok usia 40-49 kategori >UMR terdapat 17
dan 50-59 tahun memiliki risiko (35.4%) responden.
lebih tinggi mengalami obesitas 2. Berdasarkan disitribusi penelitian
dibandingkan kelompok usia kurang yang dilakukan didapatkan dari
dari 40 tahun. Keadaan ini 48 responden pada variabel IMT
kemungkinan besar oleh karena pada ibu hamil seluruh responden
lambatnya proses metabolisme, berada pada kategori normal
berkurangnya aktivitas fisik, dan yaitu sebanyak 48 (100%).
frekuensi konsumsi pangan yang 3. Berdasarkan disitribusi penelitian
lebih sering. yang dilakukan didapatkan dari
Dikatakan juga bahwa dengan adanya 48 responden pada variabel
kemajuan teknologi pada saat ini masyarakat anemia pada ibu hamil mayoritas
akan semakin mudah mendapatkan dan responden berada pada kategori
menerima informasi, termasuk informasi anemia yaitu sebanyak 48
dalam mencari, mengetahui dan (100%).
mendapatkan layanan kesehatan. Oleh 4. Berdasarkan disitribusi penelitian
karenanya menurut asumsi peneliti, pada yang dilakukan didapatkan hasil
penelitian ini yang menyebabkan IMT dan analisis dengan uji ststistik uji
kejadian anemia tidak terdapat hubungan ststistik Fisher’s Exact Test
adalah dikarenakan mayoritas respondennya didapatkan hasil p value = 0.717
yang masih berusia muda dan kemudahan > 0.05 maka dapat dikatakan
dalam mendapatkan informasi mengenai bahwa tidak terdapat hubungan
kesehatan antara status ekonomi dengan
KESIMPULAN anemia pada ibu hamil.
1. Berdasarkan disitribusi penelitian 5. Berdasarkan disitribusi penelitian
yang dilakukan didapatkan dari yang dilakukan didapatkan hasil
48 responden pada variabel status analisis perhitungan dengan uji

18
ststistik hasil dengan uji ststistik pada ibu hamil dan wawasan
Fisher’s Exact Test didapatkan keilmuan mahasiswa kebidanan
hasil p value = 0.878 > 0.05 ITKES Wiyata Husada
maka dapat dikatakan bahwa Samarinda.
tidak terdapat hubungan antara 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
IMT dengan anemia pada ibu Diharapkan penelitian ini
hamil. dapat di jadikan dasar teori dan
SARAN data dasar bagi penelitian
1. Bagi Responden berikutnya terutama mengenai
Diharapkan ibu hamil status ekonomi, Indeks Masa
dapat meningkatkan status Tubuh dan anemia pada ibu
ekonomi yang baik dan memiliki hamil.
IMT dengan status gizi yang baik UCAPAN TERIMAKASIH
pula dan tidak memiliki anemia Ucapan terima kasih diberikan ITKES
baik selama masa kehamilan Wiyata Husada Samarinda atas kesempatan
maupun setelah masa kehamilan. yang telah diberikan, Ucapan terimakasih
juga diberikan kepada anak tersayang atas
2. Bagi Puskesmas Temindung dukungan yang diberikan selama ini.
Diharapkan hasil peneltian REFERENSI
ini dapat dijadikan sebagai salah Alfahmi, F. (2023). Hubungan Pola Makan
satu referensi yang efektif dan Dan Asupan Protein Ibu Hamil Dengan
dapat digunakan sebagai salah Kejadian Bblr Di Puskesmas
satu standar operasional prosedur Kadugede. Jurnal Ilmu Kesehatan,
terkait dengan pola makan, IMT 2(2), 35–44.
dan anemia pada ibu hamil. Amalia, R., Fathony, Z., & Ulfa, S. M.
3. Bagi Institut Kesehatan Wiyata (2023). Efektivitas Pemberian
Husada Samarinda Pendamping Makanan Tambahan ( Pmt
Diharapkan hasil penelitian ) Terhadap Status Gizi Ibu Hamil
ini menjadi acuan dalam Dengan Kek Di Indonesia. Jurnal Ilmu
menambah pengetahuan Kebidanan dan Kesehatan, 14(2), 66–
khususnya mengenai anemia 73.

19
Aminin, F., & Dewi, U. (2020). Kepatuhan Quality : Jurnal Kesehatan, 12(2), 33–
Ibu Hamil mengkonsumsi Tablet FE di 36.
Kota Tanjungpinang tahun 2017. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.45
Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of Bakhtiar, R., Muladi, Y., Tamaya, A., Utari,
Ners and Midwifery), 7(2), 285–292. A., Yuliana, R., & Ariyanti, W. (2021).
https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.art.p2 Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan
85-292 Ibu Hamil Anemia Dalam
Anggreani, D. (2022). HUbungan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
Pengetahuan Tentang Anemia, Di Wilayah Kerja Puskesmas Lempake
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe, Dan Kota Samarinda. Jurnal Kedokteran
Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Mulawarman, 8(3), 78.
Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas https://doi.org/10.30872/j.ked.mulawar
Beringin Raya Kota Bengkulu. ,‫הארץ‬ man.v8i3.6514
2005–2003 ,8.5.2017 . Bujani, N. N., Suarniti, N. W., & Cintari, L.
Apriliani, I. M., Purba, N. P., Dewanti, L. P., (2023). Hubungan Lingkar Lengan
Herawati, H., & Faizal, I. (2021). Atas Dan Indeks Massa Tubuh Dengan
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Trimester I di Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Rawat Inap Batangtoru Dinas Puskesmas Sukawati I Tahun
Kabupaten Tapanuli Selatan Factors. 2021. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 11(1),
The Jurnal Health Promotion, 2(1), 56– 25–32.
61. Chandra, F., Junita, D. D., & Fatmawati, T.
Apriliayanti, R., Desi, & Ginting, M. (2018). Y. (2019). Tingkat Pendidikan dan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status
Trimester Ii Dan Iii Di Wilayah Anemia. Jurnal Ilmiah Ilmu
Puskesmas Perumnas Ii Pontianak Keperawatan Indonesia, 9(04), 653–
Barat. Jurnal Gizi …, 1(1), 65–69. 659.
Arnis, A. (2018). Hubungan Antara https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i04.398
Kuantitas dan Kualitas Tidur Dengan Fahmi, Z. Y. (2020). Indeks Massa Tubuh
Uji Kompetensi DIII Keperawatan Pra-Hamil sebagai Faktor Risiko
Poltekkes Kemenkes Jakarta I. Terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah.

20
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Mendapat Tindakan Operasi di Rumah
Husada, 12(2), 842–847. Sakit St Theresia Kota Jambi. 42.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.41 Koekoeh Herdjito, S. P. (2018). Hubungan
2 Keikutsertaan Kelas Ibu Hamil
Fitriani, D., Silviani, Y. E., Effendi, S., & Terhadap Kesiapan Perawatan Bayi
Sari, T. M. (2022). Pengaruh pemberian Pada Fase Taking in Di Wilayah Kerja
sari kacang hijau terhadap kadar Puskesmas Wates Kabupaten Kedir.
hemoglobin pada ibu hamil. Global Health Science, 3(4), 339–345.
PREPOTIF Jurnal Kesehatan Koerniawati, R. D. (2021). Kajian Literatur:
Masyarakat, 6(3), 1965–1970. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Haneke khoirunnisa, and A. R. (2019). Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Kerja dan Produktivitas, 2(1), 1–7.
Hamil Tentang Anemia Di Puskesmas Liana, N., Wulandari, R., & Darmi, S.
Pakualaman Kota Yogyakarta. (2023). Hubungan Pola Makan,
http://poltekkesjogja.ac.id, 18 Jun 202. Riwayat Kehamilan Dan Kepatuhan
Kamaruddin, M., Hasrawati, Usmia, S., Konsumsi Tablet Fe Terhadap Kejadian
Jusni, Misnawaty, & Handayani, I. Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii
(2019). Korelasi Antara Status Gizi Di Rumah Sakit Medika Krakatau Kota
Dan Kadar Hemoglobin Pada Kejadian Cilegon Tahun 2022. Jurnal Riset
Anemia Ibu Hamil Trimester III. Ilmiah, 2(4), 1029–1042.
Jurnal Penelitian Kedokteran dan Mayestika, P., & Hasmira, M. H. (2021).
Kesehatan, 1(3), 82–88. Artikel Penelitian. Jurnal Perspektif,
https://doi.org/10.31970/ma.v1i3.32 4(4), 519.
Kapasiang, D. R., & Patungo, V. (2021). https://doi.org/10.24036/perspektif.v4i4
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil .466
Tentang Bahaya Anemia Pada Masa Miranda, Y. (2022). Hubungan pola makan
Kehamilan Di Wilayah Kerja dengan kejadian anemia pada ibu hamil
Puskesmas Sentani. 14–20. di klinik bidan emmi kelurahan
Karwiti, W., Lestari, W. S., Rezekiyah, S., hutaimbaru kota padangsidimpuan
Fitriana, E., & Rezky, M. D. (2020). tahun 2022. Skripsi ; Universitas Aufa
Kadar Hemoglobin Pada Pasien Yang Royhan.

21
Notoatmodjo. (2018). metodologi penelitian /index.php/ners/article/view/13261
kesehatan. Penerbit Yayasan Kita Priyanti, S., Irawati, D., & Syalfina, A. D.
Menulis, 1–282. (2020). Anemia Dalam Kehamilan. In
Organization, W. H. (2021). WHO. In Jurnal Kedokteran Universitas
Frontiers in Neuroscience (Vol. 14, Lampung (Vol. 4, Nomor 1).
Nomor 1). Proverawati. (2017). Anemia Kehamilan.
Patonah, S., Afandi, A. A., & Resi, E. Nuha, 1(1), 1–15.
(2021). Hubungan Indeks Massa Tubuh Putri, G. S. Y., Sulistiawati, S., & Laksana,
(IMT) Dengan Kejadian Preeklampsia M. A. C. (2023). Analisis faktor-faktor
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Balen risiko anemia pada ibu hamil di
Kecamatan Balen Kabupaten Kabupaten Gresik tahun 2021. Jurnal
Bojonegoro Tahun 2020. Asuhan Riset Kebidanan Indonesia, 6(2), 119–
Kesehatan, 12(1), 28. 129.
http://ejournal.rajekwesi.ac.id/index.ph https://doi.org/10.32536/jrki.v6i2.220
p/jurnal-penelitian-kesehatan/article/ Rahayu Apriliani, F., Avianty, I., & Angie
view/297 Nauli, H. (2021). Faktor-Faktor Yang
Pramta, R. M. K., & Susanti, D. (2020). Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Hubungan Lingkar Lengan Atas (Lila) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas
dan Indeks Masa Tubuh (IMT) Ibu Tegal Gundil Tahun 2020. Promotor,
Hamil terhadap Kejadian Preeklamsia 4(4), 312.
di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher https://doi.org/10.32832/pro.v4i4.5598
Provinsi Jambi. Midwifery Health Rahma, Y., Qariati, N. I., & Handayani, E.
Journal, 5(2), 7. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Pratiwi, V., Pabidang, S., & Waryana. Dukungan Suami Dengan Kepatuhan
(2023). Hubungan Antara Kejadian Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi (
Kekurangan Energi Kronis (Kek) Dan Fe ) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Pengaron Tahun 2020. Universitas
Panjang Badan Lahir Pendek Di Islam Kalimantan.
Kabupaten Sleman. Jurnal Ners, 7(1), RI, K. (2018a). Profil Kesehatan. [Indonesia
293–302. Health Profile From:, [Internet]. 2019;
http://journal.universitaspahlawan.ac.id p. 207. Available

22
Http://www.depkes.go.id/resources/ Septiasari, Y. (2019). Status Ekonomi
Download/pusdatin/profil-kesehatan_ Berperan Dalam Kejadian Anemia
Indonesia/Data-dan-Informasi_Profil_ Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Bernung
Kesehatan-Indonesia-2018.pdf. Pesawaran Economic Status of Role in
RI, K. (2018b). Riset Kesehatan Dasar. In the Occurrence of Anemia in Pregnant
Jakarta: Indonesia. Women At the Bernung Pesawaran
Safitri, A., Gayatri, S. W., & Haerunnisa, A. Community Health Center. 14_Jurnal
D. (2019). Pengaruh Kepatuhan Ilmiah Kesehatan, 8(1), 14–19.
Konsumsi Tablet Besi Terhadap Sopiah, P., Rukmaini, & Suciawati, A.
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di (2022). Pengaruh Pola Makan terhadap
Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. UMI Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah
Medical Journal, 4(2), 31–39. Kerja UPTD Puskesmas Tinewati
https://doi.org/10.33096/umj.v4i2.69 Kecamatan Singaparna Kabupaten
Safmila, Y., & Erlina. (2020). Hubungan Tasikmalaya Jawa Barat …. Journal of
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan …, 3(1), 276–283.
Pekerjaan Terhadap Konsumsi Energi http://jurnal.ibikotatasikmalaya.or.id/in
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja dex.php/jomi/article/view/
Puskesmas Calang. Jurnal Serambi 52%0Ahttp://
Akademica, 8(8), 1709–1714. jurnal.ibikotatasikmalaya.or.id/
https://www.ojs.serambimekkah.ac.id/s index.php/jomi/article/download/52/42
erambi-akademika/article/view/ Vernissa V, Andrajati R, S. S. (2017).
4405%0Ahttps:// Efektivitas Terhadap, leaflet dan
www.ojs.serambimekkah.ac.id/ konseling Kadar, kepatuhan minum
serambi-akademika/article/download/ tablet besi dan Di, hemoglobin ibu
4405/3247 hamil dengan anemia. Penelit dan
Salam, A. (2021). HUbungan Antara Indeks Pengemb Kesehat. 27(4):229-36.,
Massa Tubuh Pada Ibu Hamil Dengan Media, Pus.
Kejadian Ketuban Pecah Dini Di
Kabupaten Wajo. Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Uin Alauddin
Makassar, 6.

23

Anda mungkin juga menyukai