PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
ii
Oleh:
Ayu Rahmawati
NIM. 131511133075
SURABAYA
2019
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Anemia sering terjadi pada masa kehamilan sebab saat hamil tubuh
(Simbolon, Jumiyati, & Rahmadi, 2018). Ibu hamil disebut anemia jika kadar Hb
<11 g/dl pada trimester 1 dan 3 masa kehamilan serta < 10 g/dl selama trimester 2
dan postpartum (Nurseha & Annisa, 2017). Anemia pada ibu hamil menjadi
masalah global yang menimbulkan dampak bagi ibu dan janin (Daru et al., 2018).
peningkatan curah jantung. Ibu hamil yang mengalami anemia akan mengalami
dampak merugikan terhadap janin berupa risiko bayi lahir prematur dan angka
kehamilan dikaitkan dengan angka kesakitan ibu dan penyebab tidak langsung
kehamilan atau setelah kehamilan dalam periode 42 hari akibat dari kehamilan
atau komplikasi terkait kehamilan namun bukan termasuk kecelakaan atau cedera
di Indonesia berdasarkan Survei Antar Sensus (SUPAS) 2015 mencapai 305 per
100.000 kelahiran hidup. Tahun 2017 kasus kematian ibu di Indonesia mencapai
4.295 orang. Angka ini masih jauh dari taget Sustainable Development Goals
2
(SDGs) tahun 2016-2030 dengan rasio < 70 per 100.000 angka kelahiran. Menurut
profil kesehatan Jawa Timur, angka kematian ibu di Jawa Timur sebesar 91,92 per
utama kematian ibu di Indonesia tahun 2017 yakni penyebab lain-lain sebesar
29,11% atau 154 orang, pre eklamsi/eklamsi 28,92% atau 153 orang, dan
perdarahan 26,28% atau 139 orang (Dinas Kesehatan Propinsi JawaTimur, 2017).
Kematian ibu akibat perdarahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu
Angka kejadian anemia di dunia sebanyak 1,62 miliar orang, sekitar 24%
36%, dimana ibu hamil sebesar 41,8% dan 30 % wanita yang tidak hamil (Khalid,
2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, kejadian anemia pada ibu hamil
di Indonesia tahun 2018 mengalami kenaikan dari tahun 2013 dengan persentase
Anemia pada ibu hamil dapat diukur dengan indikator kadar hemoglobin.
Kadar hemoglobin pada ibu hamil dipengaruhi faktor dasar, faktor langsung dan
budaya. Faktor langsung antara lain konsumsi tablet Fe, status gizi ibu hamil,
penyakit infeksi, dan perdarahan. Faktor tidak langsung yaitu frekuensi ANC,
paritas, umur ibu, dan jarak kehamilan (Sumiyarsi, Nugraheni, Mulyani, & Budi,
2018). Sebanyak 95% kejadian anemia pada ibu hamil disebabkan oleh defisiensi
besi yang disebut dengan anemia defisiensi besi (Purwaningtyas & Prameswari,
2017). Anemia defisiensi besi terjadi karena asupan besi pada tubuh tidak
adekuat. Pola makan pada ibu hamil memperngaruhi masukan zat besi dalam
3
tubuh ibu hamil sehingga proses dalam pembentukan sel darah merah dapat
tercukupi. Diet nutrisi saja tidak cukup dalam mencegah terjadinya anemia pada
menambah asupan zat besi dalam tubuh. Secara fisiologis ibu hamil mengalami
hemodilusi dimana membutuhkan suplemen tambahan tablet Fe. Status gizi baik
pada ibu hamil tidak menjamin kadar Hb normal tanpa asupan tambahan dengan
kebutuhan zat besi yang dibutuhkan ibu hamil (Rizki, Lipoeto, & Ali, 2018).
Tablet Fe dapat diperoleh oleh ibu hamil pada pelayanan antenatal care.
kehamilan dan kondisi-kondisi yang mungkin dapat terjadi pada ibu hamil
termasuk anemia. Keteraturan ANC dapat dinilai dari frekuensi ibu hamil dalam
hamil dalam 4x kunjungan. ANC pada ibu hamil dilakukan sebanyak minimal
empat kali yakni satu kali saat trimester 1, satu kali saat trimester 2 dan 2 kali saat
yang tepat. Perilaku kesehatan seperti pengaturan pola makan, minum tablet Fe,
dan keteraturan antenatal care dapat dilakukan oleh ibu hamil agar tehindar dari
risiko anemia. Pola makan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh
ibu hamil. Kebutuhan akan zat besi meningkat dua kali lebih banyak sehingga
multivitamin. Manfaat zat besi akan lebih muncul jika disertai konsumsi dari
(Mariana, Wulandari, & Padila, 2018). Upaya lain yang dapat dilakukan yakni
program pemberian tablet tambah darah (Chotimah & Mukarromah, 2017). Pada
ibu hamil suplementasi zat besi diberikan 1 tablet (60 mg elemental iron dan 0,25
2018). Pemberian tablet Fe diberikan oleh bidan atau petugas kesehatan pada ibu
Persentase cakupan tablet Fe yang kurang pada ibu hamil berkaitan dengan
cakupan ANC. Hal ini ditunjukkan dengan data cakupan ibu hamil yang pernah
mendapat tablet tambah darah di Indonesia sebanyak 87,6%. Jumlah tablet tambah
darah yang diminum di Indonesia < 90 butir sebanyak 62,3 % dan ≥90 butir
sebanyak 37,7 %. Jawa timur memiliki presentase 89,4 % ibu hamil yang pernah
mendapat tablet tambah darah. Sebanyak 64,4% untuk jumlah konsumsi tablet
tambah darah < 90 butir dan tablet tambah darah ≥ 90 butir dengan persentase
Indonesia sebanyak 96,1% dan K4 sebanyak 74,1 %. Jawa Timur cakupan ibu
hamil yang melakukan antenatal care pada K1 sebanyak 98,1 % dan K4 sebanyak
Pengetahuan pada ibu hamil mempengaruhi sikap dan tindakan dalam mencegah
memahami mengenai makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi, efek
samping tablet Fe yang kurang dipahami, dan antenatal care dapat mencegah
5
2015). Ibu hamil terkadang merasa mual dengan bau dan rasa tablet besi serta
merasa bosan jika harus mengonsumsi terus menerus secara rutin (Aditianti et al.,
2015). Ada beberapa kepercayaan ibu hamil bahwa tablet Fe diartikan sebagai
obat. Ibu hamil menganggap bahwa kehamilan mereka sehat jadi tidak perlu
berperan penting dalam pendampingan ibu hamil untuk displin dalam menerapkan
mendukung dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan kebiasan pada ibu hamil
pencegahan anemia antara lain pola makan, kepatuhan minum tablet Fe, dan
frekuensi antenatal care. Pola makan yang tepat memberikan asupan gizi yang
baik untuk pembentukan sel darah merah. Kepatuhan tablet Fe dalam hal ini
berguna dalam mendukung asupan besi agar lebih adekuat dalam mencukupi
kebutuhan ibu dan janin. Frekuensi antenatal care menunjukkan keteraturan ibu
pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor rangsangan berupa faktor predisposisi dan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor Perilaku Pencegahan Anemia pada Ibu
berhubungan dengan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil (pola makan,
dengan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil (pola makan, kepatuhan
1. Bagi responden
2. Bagi perawat
3. Bagi puskesmas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia
2.1.1 Definisi
normal dan tidak adekuat dalam mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Anemia sering terjadi pada masa kehamilan, sebab saat hamil tubuh
membutuhkan zat makanan yang lebih banyak untuk memproduksi eritrosit untuk
ibu dan janin (Simbolon et al., 2018). Menurut WHO (2011) anemia terjadi
menyalurkan ke seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin terbentuk dari zat besi dan
anemia didasarkan pada kadar hemoglobin. Batasan anemia dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut (Handayani &
Haribowo, 2008).
Kriteria anemia dapat dilhat dari hasil kadar hemoglobin dalam darah dengan
(≥ 15 tahun)
1) Anemia Gizi
Anemia gizi besi merupakan anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat
gizi besi. Zat besi (Fe) merupakan bagian dari inti molekul dafri hemoglobin
sebagai bahan utama eritrosit. Jika tubuh kekurangan besi maka ukuran
anemia zat besi dilihat dari kadar Hb turun dibawah normal (hipokromia)
Anemia gizi asam folat merupakan kondisi eritrosit dimana bentuknya tidak
normal dan cenderung besar, jumlah sedikit dan belum mature. Anemia ini
10
menjadi penyebab anemia jenis ini. Asam folat merupakan zat yang
Anemia jenis ini hampir sama dengan anemia gizi asam folat, hanya saja
dengan anemia pernisiosa. Jika telah mencapai tahap kronis, anemia ini
dapat merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal.
Anemia ini hamper sama dengan anemia gizi besi namun bila dicek secara
laboratoris hasil serum besi normal. Nama lain dari anemia vitamin B6
rapuh dan tidak normal sehingga cepat terjadi hemolisis pada eritrosit.
a. Anemia sel sabit atau sickle cell anemia merupakan penyakit genetik akibat
abnormal. Sel sabit ini menghambat dan merusak pembuluh darah kecil di
limpa, ginjal, otak, tulang, dan organ lain sehingga menyebabkan jumlak
berat karena mudah pecah dan sifatnya rapuh saat melalui pembuluh darah,
b. Talesemia
dan penurunan kemampuan oksigen. Akibat dari bentuk abnormal sel darah
merah pada anemia ini adalah penderita kekurangan oksigen, pucat, lemah,
letih, sesak dan sangat memerlukan pemberian transfusi darah. Bila tak
c. Anemia Aplastik
tidak adekuat. Penyebab anemia aplastik bisa karena paparan bahan kimia
tidak diketahui.
Gejala anemia dibedakan menjadi tiga yaikni gejala umum anemia, gejala khas
Gejala umum anemia disebut dengan sindrom anemia. Sindrom anemia adalah
gejala yang muncul pada segala jenis anemia saat hemoglobin telah mengalami
hemoglobin. Berikut ini gejala umum anemia dibedakan menurut organ yang
terkena:
4) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, rambut
Gejala ini muncul akibat dari penyakit yang mendasari adanya anemia.
Misalnya jika anemia defisiensi besi akibat infeksi cacing tambang berat akan
2.1.7 Hgjhbk
2.1.8 Hbkjnhkl
2.1.9 ]bjhklj
2.1.10 Jkhlkjp;
2.1.11 \hjbjk;l
13
2.1.12 ]bhkj;’l
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana tubuh tidak dapat
jaringan tubuh pada masa kehamilan. Ibu hamil dikatakan anemia jika kadar
hemoglobin saat trimester I dan III sebanyak < 11 g.dl atau Hb < 10,5 gr/dl pada
encer. Pengenceran darah ini sebagai kompensasi fisiologi pada wanita hamil
banyak saat hamil untuk menghasilkan eritrosit untuk ibu dan janin lebih banyak.
Selama jenis anemia masih ringan dan segera diatasi maka tidak terlalu
membahayakan. Anemia pada ibu hamil berbahaya jika tidak diketahui dan
2018).
1) Usia
14
Usia yang berisiko tinggi terhadap kejadian anemia yakni ibu hamil usia < 20
tahun dan > 35 tahun. Saat ibu hamil usia < 20 tahun, tubuh membutuhkan zat
besi untuk pertumbuhan biologis dan untuk janin yang dikandung. Ibu hamil
yang telah berusia > 35 tahun telah masuk tahap degenaratif awal sehingga
fungsi fisiologis tubuh tidak maksimal. Risiko terjadinya anemia pada usia ini
2) Paritas
kejadian anemia (Simbolon et al., 2018). Paritas tinggi jika paritas > 3, hal ini
Masa kehamilan terjadi perubahan faal tubuh dimana terjadi kenaikan volume
cairan dan eritrosit dan penurunan konsentrasi protein pengikat gizi dalam
sirkulasi darah serta penurunan gizi mikro. Kurang energi kronis berisiko
4) Jarak Kehamilan
Gejala anemia pada ibu hamil meliputi 3 golongan sebagai berikut (Simbolon et
al., 2018) :
15
b. Gejala umum
Gejala meliputi badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, dan
Pada anemia defisiensi besi penyakit dasar menjadi penyebab anemia. Seperi
anemia akibat cacing tambang akan timbul gejala dyspepsia, parotis bengkak
2.2.5 Xjncm
2.2.6 Knm
2.2.7 M,.,mzl,
2.2.8 m
BAB 3
Faktor Predisposisi
(Predisposing factors)
1. Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Sikap
Faktor Pendukung
(Kebudayaan)
(Enabling factors):
1. Adanya sarana kesehatan Perilaku Pencegahan Anemia:
2. Terjangkaunya sarana 1. Pola Makan
kesehatan 2. Kepatuhan Minum Tablet Fe
3. Peraturan kesehatan 3. Frekuensi Antenatal Care
4. Keterampilan terkait
kesehatan
Kejadian
Anemia
Menurun
17
Faktor Pendorong
(Reinforcing factors):
1. Keluarga
Peningkatan
2. Guru
kualitas hidup
ibu hamil
3. Sebaya
4. Petugas kesehatan
5. Tokoh masyarakat
6. Pengambil keputusan
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak dieliti
dan norma. Faktor pendukung antara lain adanya sarana kesehatan, terjangkaunya
pola makan, kepatuhan minum tablet Fe, dan frekuensi kunjungan antenatal care.
mendasari sikap dan tindakan ibu hamil dalam membuat keputusan dalam
H1:
BAB 4
METODE PENELITIAN
penelitian yang hanya dilakukan satu kali dalam satu waktu menekankan
4.2.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan
Kriteria inklusi:
1) Semua ibu hamil yang datang untuk mengkuti pelayanan antenatal care
Kriteria Eksklusi:
1) Ibu hamil yang tidak datang dalam mengikuti pelayanan antenatal care
yang lain. Sebuah perlakuan stimulus yang berdampak pada variabel dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah pola makan, kepatuhan minum
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
Independen
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
besi ≤55%
Makanan yang
menghambat
penyerapan zat
besi
hasilnya 76-
100%
Cukup: bila
hasilnya 56-
75%
Kurang: jika
hasilnya
≤55%
≥ mean
adalah stres
mean adalah
stres berat.
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
antenatal care 6
pemeriksaan hasilnya
bisul hasilnya
mempengaruhi
24
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
(meningkatkan
kotoran telinga
dan rambut
rontok)
buah nangka
menyebabkan
5) Roti
menyebabkan
janin hitam
menyebakan
pada janin
suplementasi membahayakan 3
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
sembuh
pemeriksaan 2) Manfaat 6
100%
Cukup: bila
hasilnya 56-
75%
Kurang: jika
hasilnya
≤55%
mengingatkan
26
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
istirahat 75%
melakukan hasilnya
5) Keluarga
membantu
memantau berat
badan selama
kehamilan
terhadap hasilnya
tablet Fe
5) Saran kelurga
mengenai efek
samping tablet Fe
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
menemani 75%
pemeriksaan hasilnya
kehamilan ≤55%
4) Keluarga
membantu
pekerjaan rumah
5) Keluarga
mendorong untuk
melakukan
perubahan gaya
hidup
Dependen
makan 5
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
hasilnya 76-
100%
Cukup: bila
hasilnya 56-
75%
Kurang: jika
hasilnya
≤55%
100%
Cukup: bila
hasilnya 56-
75%
Kurang: jika
hasilnya
≤55%
pemeriksaan - Frekuensi
kehamilan ≥ 1 : skor
- Frekuensi
29
Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data
< 1: skor 0
Trimester 2:
- Frekuensi
≥ 2: skor 2
- Frekuensi
< 2: skor 1
Trimester 3:
- Frekuensi
≥ 4: skor 4
- Frekuensi
< 4: skor 2
Baik: jika
skor ≥ 4
Kurang
Baik: jika
skor < 4
kuisoner pengetahuan tentang pola makan diambil dari kuesioner (Nana &
kuisoner jika dijawab dengan benar maka mendapat skor 1 dan apabila salah
mendapat skor 0.
Pertanyaan
4) Makanan yang 9 1
membantu penyerapan
zat besi
5) Makanan yang 10 1
menghambat penyerapan
zat besi
TOTAL 10
pengetahuan tentang tablet Fe diambil dari kuesioner (Juma, Oiye, & Konyole,
jika dijawab dengan benar maka mendapat skor 1 dan apabila salah mendapat
skor 0.
Tablet Fe Fe
TOTAL 6
3) Pentingnya 4 1
32
suplemen vitamin
dan tablet Fe
4) Tujuan pemeriksaan 5, 6 2
tekanan darah
TOTAL 6
kuisoner kepercayaan tentang pola makan diambil dari (Taye, Abeje, &
pertanyaan pada kuisoner jika dijawab dengan benar maka mendapat skor 1
menyebabkan
keguguran pada
janin
telur menyebabkan
33
menyebabkan bisul
mempengaruhi kulit
dan rambut
(meningkatkan
rambut rontok)
nangka
menyebabkan alergi
pada janin
5) Roti menyebabkan 5 1
janin hitam
menyebakan batuk
janin
TOTAL 6
kuisoner kepercayaan tentang tablet Fe diambil dari (Taye et al., 2015) yang
dijawab dengan benar maka mendapat skor 1 dan apabila salah mendapat skor
0.
2) Minum tablet Fe 2 1
diminum ketika
sembuh
TOTAL 3
TOTAL 6
Pertanyaan pada kuisoner dukungan keluarga tentang pola makan diambil dari
pertanyaan pada kuisoner jika dijawab dengan benar maka mendapat skor 1
Pertanyaan
dan mengingatkan
suplemen tercukupi
3) Keluarga mengingatkan 5 1
istirahat
4) Keluarga melarang 6 1
melakukan aktivitas
berat
5) Keluarga membantu 7 1
selama kehamilan
TOTAL 7
pertanyaan pada kuisoner jika dijawab dengan benar maka mendapat skor 1
Pertanyaan
Tablet Fe finansial
samping tablet Fe
TOTAL 5
Pertanyaan
3) Keluarga menemani 3 1
kunjungan pemeriksaan
kehamilan
rumah
hidup
TOTAL 5
“Tidak” untuk mengetahui pola makan. Pertanyaan pada kuisoner pola makan
diambil dari kuesioner (Bekele, Tilahun, & Mekuria, 2016) yang diterjemahkan
Pertanyaan
gandun
2) Mengonsumsi kafein 2 1
3) Mengonsumsi vitamin C 3 1
4) Mengonsumsi protein 4 1
5) Mengonsumsi sayuran 5 1
TOTAL 5
dijawab dengan benar maka mendapat skor 1 dan apabila salah mendapat skor
0.
Pertanyaan
Tablet Fe
TOTAL 4
dari 1 pertanyaan. Kuesioner ini berisi tentang berapa kali ibu hamil melakukan
Prosedur pengambilan atau pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Tahap persiapan
2) Tahap pelaksanaan
(1) Responden yang diteliti adalah semua ibu hamil yang melakukan
dilakukan pada saat ibu hamil sedang menunggu giliran diperiksa atau
setelah pemeriksaan.
responden.
± 15-20 menit.
dilengkapi.
setelah itu dilakukan uji analisa menggunakan Spearman Rho dan didapatkan
hasil.
kuesioner dari responden telah terkumpul oleh peneliti. Selanjutnya data akan
data
3) Scoring yaitu mengelompokan jawaban responden yang sama secara teliti dan
P = f/N x 100%
P = presentase
(Arikunto, 2007):
komparatif dua sampel berkorelasi jika data berbentuk ordinal dengan tingkat
Populasi
Semua ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Tambak Rejo Surabaya
Total sampling
Semua ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Tambak Rejo Surabaya pada Mei 2019
4.10 Masalah Etik
Pra Tes
Meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner
Pengumpulan Data
Responden mengisi kesuluruhan kuesioner yang dibagikan peneliti
Analisa Data
Menggunakan uji statistik Spearman dengan derajat kemaknaan α=0,05
hhhhh
45
menjunjung tinggi masalah etika kepada responden dengan cara sebagai berikut:
Peneliti akan memberi kode pada lembar jawaban kuisioner yang telah
diisi oleh responden. Peneliti juga akan menuliskan kode pada lembar
3) Kerahasiaan (Confidentiality)
tersebut. Informasi dari responden hanya disajikan dan dilaporkan pada pihak