Anda di halaman 1dari 24

1.

Masalah Penelitian :

Masih banyak ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet Fe. Sementra di

puskesmas tablet tersebut sudah diberikan dan bumil wajib mngkonsumsi

tablet fe minimal 90 tablet untuk mencegah anemia.

2. Judul penelitian :

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet

Tambah Darah (Fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten

Indragiri Hilir
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN
KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (Fe) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PROPOSAL

DISUSUN OLEH:

ELLA AFRINA
NIM : 220602114

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
PEKANBARU
2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN
KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (Fe) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Kebidanan

OLEH:

ELLA AFRINA
NIM : 220602114

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
PEKANBARU
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang penting bagi seorang wanita. Agar kehamilan

tetap sehat dan terhindar dari masalah sampai waktunya melahirkan seorang wanita perlu

menjaga kandungannya semaksimal mungkin. Salah satu caranya yaitu dengan mengonsumsi

zat Tambah Darah yang dapat diperoleh dari tablet Fe agar terhindar dari anemia (kurang

darah) (Verney,2010).

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki angka kejadian

cukup tinggi didunia dengan angka prevalensi mencapai 40-88 % yang tersebar di seluruh

dunia. Kejadian anemia banyak terjadi di negara berkembang dengan angka kejadian 3-4 kali

lebih besar di bandingkan dengan negara maju. Menurut WHO tahun 2013, anemia tertinggi

didunia berada dibagian Asia Selatan, Asia Tengah dan Afrika Barat(Verney, 2010).

Kejadian anemia di negara Indonesia juga masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang utama untuk ditangani. Pemerintah RI telah berpuluh-puluh tahun melakukan

upaya perbaikan gizi masyarakat secara intensif untuk menurunkan prevalensi anemia gizi,

namun sampai saat ini anemia masih merupakan masalah utama (Riskesdas, 2013).

Pada kasus khususnya anemia kehamilan merupakan salah satu masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat

besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial

danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh karena itulah

anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan

(Manuaba, 2010).
1
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2012 menyatakan bahwa

prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar

45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%.

Wanita memiliki risiko paling tinggi terkena anemia terutama pada remaja putri (Kemenkes RI

, 2013).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi anemia ibu hamil pada tahun

2017 menuju 2018 mengalami peningkatan sebanyak 11,8%, pada tahun 2017 menunjukkan

proporsi 37,1% dan pada tahun 2018 menunjukkan proporsi 48,9%. Cakupan tablet tambah

darah yang diperoleh ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah sebanyak 73,2% dan

yang tidak mendapatkan sebanyak 26,8%. (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data capaian program kesehatan ibu di Provinsi Riau, Kontak pertama

ibu hamil K1 sebanyak 146.640 ibu hamil, tetapi yang diperiksa Hb hanya 99.309 org

(67,72%) sedangkan standar pelayanan ANC pada K1 semua ibu hamil harus diperiksa Hbnya,

yang diperiksa lila sebanyak 143.080 (97,57%). Sedangkan data capaian kontak ibu hamil K4

Provinsi Riau tahun 2019 sebanyak 138.998 orang yang diberikan tablet Tambah Darah

sebanyak 90 tablet (Fe3) hanya 128.302 (92,30%). (Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Dinkes Provinsi Riau , 2019)

Puskesmas Kotabaru pada tahun 2021, jumlah ibu hamil sebanyak 150 orang dan

yang mengalami anemia yaitu sebanyak 42 orang. (Profil Puskesmas Kotabaru, 2020).

Anemia pada wanita hamil disebabkan oleh penurunan kadar Hb dan hematokrit (Ht) pada

trimester pertama dan kedua, sebagai akibat dari peningkatan volume plasma yang terjadi lebih

awal dari produksi sel darah merah. Anemia selama kehamilan dapat mengakibatkan ibu

melahirkan bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan pada saat persalinan

dan kematian ibu.


Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan jumlah penderita anemia

kehamilan terbanyak.Departemen Kesehatan RI memberikan standar pelayanan pemeriksaan

ANC selama hamil sedikitnya 4 kali pelayanan yaitu satu kali untuk trimester I, satu kali untuk

trimester II, dan dua kali untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan

ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsungnormal.

Bidan juga harus mengenal kehamilan beresiko tinggi khususnya pada anemia kurang

gizi, hipertensi. Bidan juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait

lainnya. Dalam setiap kunjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu hamil apakah

persediaannya cukup (Mufdilah, 2013).

Suplementasi zat gizi perlu sekali diberlakukan bahkan kepada wanita yang berstatus

gizi baik, karena kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat sebesar 200-300%. Suplementasi

tablet zat Tambah Darah (Fe) adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake zat Tambah

Darah yang berhasil jika hanya individu memetuhi aturan konsumsinya (Departement Gizi dan

kesehatan masyarakat fkm-ui, 2012).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam kepatuhan ibu

hamil dalam terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan

memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku

kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau resiko dari

terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap

penurunan kejadian anemia ibu hamil.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang ibu hamil

didapatkan 5 orang mengkonsumsi tablet Fe secara rutin, 3 orang tidak rutin mengkonsumsi

tablet Fe dengan alasan Pusing dan lupa dan 2 orang tidak konsumsi tablet Fe dengan alasan

merasa tidak perlu dan susah minum obat.


Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah

(Fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri Hilir”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet

Tambah Darah (Fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri Hilir?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini ialah Diketahuinya Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (Fe) Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri Hilir.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang Tablet Tambah Darah (Fe) Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri Hilir.

2. Untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil tentang konsumsi tablet Tambah Darah (Fe) di

wilayah kerja puskesmas kotabaru kabupaten Indragiri Hilir.

3. Untuk mengatahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi

tablet Tambah Darah (Fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri

Hilir.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi STikes Al Insyirah

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi yang berkaitan dengan

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah

Darah (Fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Indragiri Hilir.


1.4.2 Bagi Puskesmas Kotabaru

Sebagai bahan masukan kepada Kepala Puskesmas, dan tenaga kesehatan

lainya, yang memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada ibu hamil terutama

memberikan pengetahuan Konsumsi Tablet Tambah Darah (Fe).

1.4.3 Bagi Responden

Bahan masukan dan informasi dalam menambah pengetahuan responden

tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet

Tambah Darah (Fe).

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bahan masukan dan informasi dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yang

akan meneliti dalam hal asuhan kebidanan khususnya yang berhubungan dengan

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah

Darah (Fe).

1.5 Penelitian Terkait

Berdasarkan penelitian terkait dari proposal ini dengan berbagai journal pendukung

sebagai berikut.
No Nama Tahun Judul Design Hasil
Peneliti Penelitian penelitian
1 Misriani M 2018 Hubungan Jenis Pada uji chi
pengetahuan dan Penelitian square
sikap ibu hamil pendekatan menunjukkan
dengan kepatuhan cross sectional variabel
konsumsi tablet pengetahuan
Tambah Darah (Fe) dapat dilihat
di Puskesmas dengan nilai
Kotabaru p value
Kabupaten sebesar 0,038
Indragiri Hilir (p<0,05) dan
tahun 2018 variabel sikap
dengan nilai
p value
sebesar 0,020
(p,0,05)

2 Rizsa 2019 Kepatuhan Dalam Metode yang Menunjukkan


Choirunisa mengkonsumsi digunakan bahwa
tablet Fe di Desa penelitian pengetahuan
Pulau Banyak survey yang ibu hamil
Barat Kabupaten bersifat tentang
Aceh Singkil deskriftif anemia
analitik defesiensi
lebih banyak
dengan
pengetahuan
kurang
sebanyak 28
orang
(46,7%)

3 Citra L, dkk 2014 Hubungan Antara Penelitian ini Hasil


Pengetahuan Ibu menggunakan penelitian
Hamil Dengan metode survei menunjukkan
Kepatuhan analitik dengan bahwa 86,5%
Mengkonsumsi pendekatan responden
Tablet Zat Tambah Cross memiliki
Darah (Fe) Di Sectional pengetahuan
Kecamatan Tareran yang baik
tentang tablet
zat Tambah
Darah.
Sebesar
82,7%
responden
patuh
mengkonsum
si tablet zat
Tambah
Darah (Fe).
Ada
hubungan BAB
antara
pengetahuan
ibu hamil
dengan
kepatuhan
mengkonsum
II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah seseorang setelah

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan tersebut melalui panca indera

manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan

diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu

menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep, baik melalui

proses pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-

bahan yang telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal

terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah menggunakan ingatan akan keterangan

yang sesuai (Notoatmodjo, 2012).

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat oleh setiap orang setelah

mengalami, menyaksikan, mengamati atau diajarkan semenjak ia lahir sampai menginjak

dewasa khususnya setelah diberi pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non

formal dan diharapkan dapat mengevaluasi terhadap suatu materi atau obyek tertentu untuk

melaksanakannya sebagai bagian dalam kehidupan sehari – hari (Notoatmodjo, 2012).

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu

ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan

pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk

dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari

pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2012).


2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yakni :

2.1.2.1 Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2.1.2.2 Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

2.1.2.3 Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

2.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

2.1.2.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pemikiran terhadap suatu materi

atau obyek. (Notoatmodjo, 2012).

2.1.3 Sumber Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui penyuluhan baik individu

maupun kelompok. Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan perlu diberikan penyuluhan

yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga maupun masyarakat,
dalam membina dan memelihara hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang

dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi

adalah perilaku menurut Notoatmodjo (2012), sebelum seseorang mengadopsi perilaku

didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang terdiri dari:

a. Kesadaran (awareness)

Individu menyadari adanya stimulus.

b. Tertarik (Interest)

Individu mulai tertarik pada stimulus.

c. Menilai (Evaluation)

Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada

proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.

d. Mencoba (Trial)

Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.

e. Menerima (Adoption)

Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan kesadarannya

terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2012).

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan (Nurhasim, 2013).

Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor =1), dan jika jawaban salah maka

diberi nilai nol (skor = 0) dengan Kategori baik : 76 – 100 % (jika responden menjawab 8 –

10 pertanyaan dengan benar). Kategori cukup : 56 – 75 % (jika responden menjawab 4 –7


pertanyaan dengan benar). Kategori kurang : < 56 % (jika responden menjawab 0- 3

pertanyaan dengan benar)

Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum

dapat dikelompokkan menjadi dua jenis:

2.1.4.1 Pertanyaan Subjektif : bentuk pertanyaannya berupa essay.

2.1.4.2 Pertanyaan Objektif : jenis pertanyaan berupa pilihan ganda, betul/salah dan

pertanyaan menjodohkan

Pertanyaan berupa essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk

pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan berbeda dari

seorang penilai dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya.

Pertanyaan pilihan ganda, betul/salah, menjodohkan, disebutkan pertanyaan objektif karena

pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan

faktor subjektifitas dari penilai (Arikunto, S, 2010).

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

2.1.5.1 Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan

kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan

lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan

didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

2. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang

sangatlahmungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang, mengatakan bahwa tidak

adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu objek psikologis cenderung akan bersikap

negatif terhadap objek tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi,penghayatan,

pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas.

4. Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin

cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih

dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat

dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam

menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.

2.1.5.2 Faktor Eksternal

1. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status

ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi

rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk kebutuhan sekunder.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang

berbagai hal.

2. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan

seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi tersebut

apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggunakan
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya

digunakan melalui media masa.

3. Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau sikap seseorang.

2.2 Kepatuhan

Patuh adalah asal kata dari kepatuhan yang artinya taat, penurut, dan disiplin pada

aturan pemerintah dll. Kepatuhan merupakan sikap seseorang seperti, minum obat, mematuhi

aturan diet, dan menerapkan gaya hidup sehat. Menerapkan aspekaspek anjuran dan rencana

merupakan awal tingkat kepatuhan (Pramono, 2018). Kepatuhan merupakan situasi dimana

perilaku seseorang sesuai dengan nasihat atau tindakan yang disarankan dari konsultan

kesehatan atau data yang diperoleh dari sumber data lain (Novi Afrianti, 2021).

2.2.1 Kepatuhan dibagi dalam tiga bentuk perilaku

1. Konformitas (conformity) yaitu masyarakat mengubah sikap dan tingkah

lakunya agar sesuai dengan cara melakukan tindakan yang sesuai dan

diterima dengan tuntutan sosial.

2. Penerimaan (compliance) yaitu masyarakat melakukan sesuatu atas

permintaan orang lain yang diakui otoritasnya.

3. Ketaatan (obedience) yaitu masyarakat melakukan tingkah laku atas perintah

orang lain. Seseorang mentaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk

melakukan tingkah laku tertentu karena ada unsur power. (Sarwono, Sarlito,

2011)
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

1. Pengetahuan

Pengetahuan tentang tablet zat Tambah Darah dan manfaatnya menjadi salah

satu dari faktor yang mendorong ibu untuk patuh dalam mengkonsumsi tablet

zat Tambah Darah. Pengetahuan ibu akan pentingnya tablet zat Tambah

Darah yang baik selama hamil akan mendorong ibu untuk mempunyai pola

konsumsi tablet zat Tambah Darah yang baik selama hamil. Pemberian

informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang

anemia, karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting

sehingga ibu hamil dapat patuh meminum tablet zat Tambah Darah (Yunita

et al., 2018)

2. Motivasi

Motivasi merupakan keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk berperilaku. Motivasi yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe karena

keinginan untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan ibu hamil dan

janinnya, namun keinginan ini biasanya hanya pada tahap anjuran dari

petugas kesehatan, bukan atas keinginan diri sendiri sehingga ketidakpatuhan

sering kali terjadi karena ibu hamil lupa dan efek samping yang juga

mempengaruhi motivasi yang berakibat pada ketidakpatuhan mengkonsumsi

tablet Fe. Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe (Permana et al., 2019).

3. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan baik dalam moril

maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil berupa dorongan untuk

merawat dan memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal. Keikutsertaan


keluarga yang berada disekeliling ibu hamil mempunyai peranan penting

dalam mendukung ibu untuk mengkonsumsi tablet zat Tambah Darah secara

rutin, karena dukungan keluarga dapat menciptakan lingkungan fisik dan

emosional khususnya dalam memonitor konsumsi tablet zat Tambah Darah

setiap hari, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi zat Tambah Darah (Yunita et al., 2018).

4. Kunjungan Antenatal Care Menurut penelitian dari Fitri (2015) bahwa

suplemen Tambah Darah didapat ibu hamil saat kegiatan ANC. Semakin

tinggi usia kehamilan, semakin besar kemungkinan ibu melakukan kontak

dengan fasilitas pelayanan kesehatan serta 15 mendapatkan suplemen

Tambah Darah dan penjelasan dari petugas kesehatan, sehingga apabila ibu

semakin sering melakukan kunjungan ANC diharapkan ibu semakin patuh

dalam mengkonsumsi tablet zat Tambah Darah (Yunita et al., 2018).

5. Efek samping

Efek samping setelah mengkonsumsi tablet zat Tambah Darah ibu hamil

mengalami mual dan muntah sehingga membuat mereka merasa bosan dan

tidak mau melanjutkan untuk mengkonsumsi tablet zat Tambah Darah

(Yunita et al., 2018). Rasa mual dalam mengkonsumsi tablet Tambah Darah

tidak hanya disebabkan oleh efek samping dari tablet Tambah Darah yang

dikonsumsi namun juga dapat diakibatkan oleh kehamilan itu sendiri. Tenaga

kesehatan perlu menjelaskan bahwa rasa mual yang mungkin muncul sebagai

akibat efek samping obat tablet Tambah Darah umumnya bersifat ringan dan

berangsur angsur berkurang seiring dengan pertambahan waktu (Kertiasih &

Ani, 2015).
2.3 Tablet Fe

Suplementasi tablet zat Tambah Darah adalah adalah pemberian zat Tambah

Darah folat yang berbentuk tablet, tiap tablet 60 mg Tambah Darah elemental dan

1,25 mg asam folat, yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi

masalah anemia gizi Tambah Darah (Depkes RI, 2008). Bagi wanita usia subur

diberikan sebanyak satu kali seminggu dan satu kali sehari selama haid sedangkan

untuk ibu hamil diberikan setiap hari satu tablet selama masa kehamilannya atau

minimal 90 tablet (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Tujuan pemberian tablet zat

Tambah Darah Pemberian suplementasi zat Tambah Darah secara rutin selama jangka

waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan

perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat Tambah Darah di dalam tubuh.

Kebutuhan zat Tambah Darah pada ibu hamil berbeda pada setiap umur

kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada

trimester III. Dengan demikian kebutuhan zat Tambah Darah pada trimester II dan III

tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik

kualitasnya dan ketersediaan zat Tambah Darahnya tinggi, namun zat Tambah Darah

juga harus disuplai dari sumber lain agar memenuhi kebutuhan ibu hamil

(Susiloningtyas, 2013). Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia

kehamilan atau kebutuhan zat Tambah Darah tiap semester, yaitu sebagai berikut:

1. Trimester I : kebutuhan zat Tambah Darah ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2. Trimester II : kebutuhan zat Tambah Darah ±5 mg/hari, (kehilangan basal

0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115

mg.

3. Trimester III : kebutuhan zat Tambah Darah 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan


sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

2.3.1 Efek samping minum Tambah darah.

Pada individu tertentu, konsumsi tablet tambah darah dapat

menimbulkan gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, muntah dan

kadang-kadang terjadi diare atau sulit buang air besar. Mual, selain bisa

muncul karena minum tablet tambah darah, dapat juga merupakan kondisi

yang umum terjadi pada ibu hamil pada trimester pertama kehamilan. Oleh

karena itu perlu diberikan pengertian bahwa penyebab mual tersebut bukanlah

semata-mata karena tablet tambah darah. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk mengurangi mual atau gejala lainnya seperti nyeri lambung

adalah dengan mengonsumsi tablet tambah pada malam hari menjelang tidur.

Perlu disampaikan bahwa gejala-gejala tersebut tidak berbahaya, dan tubuh

akan menyesuaikan sehingga gejala semakin berkurang dengan berjalannya

waktu.

2.3.2 Meningkatkan penyerapan besi.

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya tablet tambah

darah dikonsumsi bersama dengan buah-buahan sumber vitamin C (jeruk,

papaya, mangga, jambu biji dan lain-lain) dan kalau memungkinkan dengan

daging, ikan atau unggas.

2.3.3 Makanan dan obat yang menganggu penyerapan besi.

Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan :

1. Susu, karena susu hewani umumnya mengandung kalsium

dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan

penyerapan zat besi di mukosa usus

2. Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin


yang dapat mengkelat (mengikat zat besi menjadi senyawa

yang kompleks) sehingga tidak dapat diserap

3. Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat

penyerapan zat besi.

4. Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung

sehingga penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi

akan semakin terhambat jika menggunakan obat maag yang

mengandung kalsium. Bila akan mengonsumsi pangan

maupun obat tersebut, sebaiknya dua jam sebelum atau

sesudah mengonsumsi tablet tambah darah sehingga

penyerapan zat besi dari tablet tambah darah dapat lebih baik.

2.3.4 Mitos atau kepercayaan yang salah.

Perlu pula disampaikan bahwa minum tablet tambah darah tidak akan

menyebabkan bayi menjadi terlalu besar, tekanan darah meningkat atau terlalu

banyak darah. Penyebab ketiga kondisi tersebut adalah hal-hal lain yang tidak

berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah. Ada juga masyarakat

yang menganggap bahwa tablet tambah darah adalah obat. Hal ini dapat

berdampak negatif. Obat biasanya dihubungkan dengan hilangnya suatu gejala

setelah minum obat, sementara efek minum tablet tambah darah tidak segera

dirasakan. Obat juga dihubungkan dengan pendapat bahwa bila badan terasa

segar/enak, maka obat dihentikan, padahal tablet tambah darah diminum

dalam waktu lama, misalnya selama kehamilan. (Kementrian Kesehatan

RI,2021)
2.4 Kerangka Teori

Pengetahuan

Kepatuhan ibu hamil


Tingkat Pendidikan Konsumsi Tablet tambah
darah (Fe)

Pemeriksaan ANC

Gambar : Kerangka Teori (Modifikasi Notoatmodjo 2014)

2.5 Kerangka Konsep

Kepatuhan Ibu hamil konsumsi


Pengetahuan
tablet tambah darah (Fe)

Gambar : Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas (Independent): Pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi tablet Tambah Darah

(Fe)

Variabel terikat (Dependent): Kepatuhan ibu hamil konsumsi tablet Tambah Darah (Fe)

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti , patokan atau dalil sementara

yang kebenarannya akan dibuktikan didalam penelitian. Setelah melalui pembuktian

dari hasil penelitian maka hipotesis ini akan diketahui benar atau salah dan akan

diterima atau ditolak (Notoadmodjo,2018).


2.6.1 Ha : Diduga ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah (Fe) di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru

Kabupaten Indragiri Hilir

2.6.2 H0 : Diduga tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah (Fe) di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru

Kabupaten Indragiri Hilir


BAB III

Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apamyang diukur oleh varibel yang bersangkutan.

Tabel Definisi operasional

Definisi
No Varibel Alat ukur Skala Hasil ukur
Operasiponal

1 Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Ordinal 0= Baik : 76 –


ibu hamil adalah
kemampuan ibu 100% (jika
hamil untuk
responden
menjawab hal
yang berhubungan menjawab 8 –
dengan tablet
tambah darah (Fe) 10 pertanyaan

dengan benar).

1= cukup : 56 –

75% (jika

responden

menjawab 4 –7

pertanyaan

dengan benar).

2= kurang :

<56% (jika

responden

menjawab 0- 3

pertanyaan
dengan benar)

2 Kepatuhan Bagaimana Kuesioner Nominal 0= patuh


mengkonsumsi kedisiplinan dan jika
Tablet kepatuhan ibu konsumsi
Tambah Darah hamil dalam tablet Fe
(Fe) mengkonsumsi >90
tablet tambah tablet
darah (Fe)
1= Tidak
patuh
konsumsi
tablet Fe
<90
tablet

Anda mungkin juga menyukai