Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ANALISIS JURNAL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TERAPI

KOMPLEMENTER TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL


DENGAN ANEMIA DI POLI KANDUNGAN RSD BANJARBARU

DISUSUN OLEH :

EKA HANDAYANI
11194992110044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS

SARI MULIA BANJARMASIN

TAHUN 2021

i
ii
iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
1. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
2. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
3. Hasil Telaah Jurnal Penelitian ........................................................................... 4
4. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal ..................................................................... 16
5. Implikasi Dalam Kebidanan ............................................................................... 17
6. Kesimpulan dan Saran ...................................................................................... 18
7. Lampiran : Jurnal ............................................................................................... 18

iv
1. Latar Belakang Masalah
Pelayanan kesehatan ibu dan anak memiliki peran yang besar dalam menurunkan
angka kematian ibu dan anak di dunia. Permasalahan kematian ibu dan anak
merupakan suatu hal yang cukup kompleks jika ditinjau dari berbagai penyebab
kematian. Beberapa diantaranya adalah asuhan yang kurang baik, kurang peka nya
petugas terhadap kebutuhan klien, keterlambatan dalam penanganan dll. Jika dilihat
dari hal tersebut maka sangat jelas kematian yang terjadi karena rendahnya mutu
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2020).
Beberapa studi mengenai kematian ibu diseluruh dunia dimana setengah juta
meninggal terjadi pada masa kehamilan, persalinan dengan komplikasi yang
menyertainya. Afrika Sub-Sahara menyumbang 66% dari kematian ibu. Di sepuluh
negara berpenghasilan rendah dan menengah 99% kematian ibu terjadi pada masa
post partum dengan kualitas pelayanan yang buruk (WHO, 2014). Indonesia
menempati AKI tertinggi di Asia Tenggara dengan angka 126 per 100.000 kelahiran.
AKI sejak tahun 1991 telah mengalami penurunan berdasarkan Data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan Angka kematian
ibu (AKI) dengan indikator 305 per 100.000 KH, dan dengan Program SDGs
(sustainable Development Goals) diharapkan tercapai menjadi 70 per 100.000 KH
hingga tahun 2030. Data lainnya dari Profil Kesehatan Indonesia kematian ibu
mengalami peningkatan 4.614 kasus kematian tahun 2020 dibandingkan tahun
sebelumnya 4.196 kasus, dengan jumlah kematian tertinggi di Provinsi jawa Barat.
Dari angka tersebut Jawa Barat masih menjadi penyumbang 50 persen jumlah
kematian ibu. Tiga peringkat penyebab utama kematian ibu adalah Hipertensi 33,7%,
perdarahan 27,03% dan komplikasi non obtetrik 15,7%. Provinsi Kalimantan Selatan
ikut menyumbangkan kematian ibu sebanyak 63 kasus menurun dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 66 kasus kematian, dengan penyebab perdarahan, pre/eklami serta
keterlambatan dalam penanganan (Profil DinKes KalSel, 2020)
Kematian ibu yang tinggi dengan mengacu pada penyebab kematian yang dapat
dicegah dan tidak dapat dicegah, tidak dapat dicegah jika kondisi ibu buruk ketika
datang dan tidak diketahui sebelumnya, dapat dicegah jika mendapat penanganan
baik dan tepat waktu, hal ini berhubungan dalam istilah 3T keterlambatan yaitu:
terlambat mengambil keputusan, terlambat mencapai tempat pelayanan, dan
terlambat mendapat penanganan (Saifuddin, 2014). Rendahnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan pada masa kehamilan, persalinan dan nifas turut
bereperan dalam tingginya kematian ibu di Indonesia. Penyebab yang menjadi faktor
risiko pada ibu hamil diantaranya dengan istilah 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua,
terlalu dekat jarak dan terlalu sering) untuk hamil, karakteristik ibu seperti usia terlalu
1
muda berhubungan dengan ketidaksiapan organ reproduksi dalam menerima
kehamilan serta faktor psikologis ibu, sedangkan usia terlalu tua berhubungan dengan
risiko pada persalinan seperti terjadinya persalinan kala II lama, persalinan macet
karena jalan lahir tambah kaku, perdarahan, dan ada kemungkinan lebih besar ibu
hamil mendapatkan anak cacat. Bahaya lainnya yang dapat terjadi adalah hipertensi,
preeklampsi, ketuban pecah dini, bayi lahir dengan BBLR (Rochjati, 2011)
Berbagai upaya telah di canangkan pemerintah melalui beberapa program yang
diluncurkan untuk percepatan penurunan AKI seperti menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu
hamil yang berkualitas, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, pelayanan keluarga berencana,
serta pengelolaan sistem rujukan yang tepat guna (Rula, 2017)
Pelayanan antenatal yang berkualitas dengan perawatan berpusat pada perempuan
(Women centre) setidaknya komplikasi dapat diketahui lebih dini dan ibu dapat segera
mendapat pelayanan rujukan yang efektif. Oleh karena itu keterampilan dalam
mengenal tanda-tanda bahaya disertai keputusan untuk segera merujuk harus dimiliki
petugas, begitu juga dengan fasilitas tempat rujukan harus memiliki kesiapan dalam
penanganan kegawatdaruratan obstetri. Salah satu faktor risiko pada kehamilan
adalah anemia, dimana Prevalensi ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia
sebesar 41,8% dikarenakan terjadi peningkatan kadar cairan plasma selama
kehamilan, sedangkan di Indonesia anemia pada ibu hamil sebesar 48,9% meningkat
dari tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian Neves, et al (2020) kekurangan
Vitamin A pada ibu hamil berkaitan erat dengan terjadinya anemia dengan rasio
prevalensi 1,39:95%. Pemeriksaan Hemoglobin direkomendasikan dilakukan dua kali
dalam kehamilan yaitu pada kunjungan trimester1 dan trimester 3, dengan tujuan
mengetahui kadar sel darah merah sebagai acuan untuk pemenuhan pertumbuhan
janin dan persiapan dari dampak anemia yang ditimbulkannya (Riskesdas, 2018)

2
2. Tujuan Penelitian
A. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Efektifivitas Penggunaan Terapi Kompelementer Terhadap
Kenaikan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Poli Obgyn
RSUD Banjarbaru

B. Tujuan Khusus
Untuk Mengetahui Efektifivitas Penggunaan Jus Jambu Biji terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil dengan Anemia Ringan di Poli
Obgyn RSUD Banjarbaru

3
3. Hasil Telaah Jurnal Penelitian
Jurnal Pertama
Judul Manfaat Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap Kenaikan Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Tahun 2019
Penulis Tria Nopi Herdiani, Desi Fitriani , Ruri Maiseptya Sari, Vitri Ulandari
DOI http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v6i2.291
P-ISSN 2301-6213
E-ISSN 2503-0388

a. Abstrak
World Health Organization (WHO) tahun 2014, melaporkan bahwa terdapat 52% ibu
hamil mengalami anemia di Negara berkembang. Solusi berkala untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil diantaranya dengan pemberian Tablet Fe dan vitamin zat besi
dari jus jambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu
biji terhadap perubahan kadar hemoglobin ibu hamil. Metode penelitian menggunkan
Quasi Eksperiment dengan Non-randimized control Grup Pre test-Post test Design.
Jumlah sampel yaitu 30 orang ibu hamil yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu 15
orang ibu hamil pada kelompok kontrol dan 15 orang ibu hamil pada kelompok
intervensi. Analisis menggunakan Uji Paried t-test dan Independent T-Test. Hasil
penelitian rata –rata peningkatan kadar hemoglobin pretest dan posttest kelompok
kontrol 8,867 g/dl dan 10,327 g/dl, dan rata–rata peningkatan kadar hemoglobin pretest
dan posttest kelompok perlakuan 8,620 g/dl dan 11,580 g/dl sehingga ada perbedaan
kenaikan kadar hemoglobin kelompok kontrol dan perlakuan nilai rata – rata selisih
kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol 1,46g/dl dan rata – rata
selisih kadar hemoglobin sebelum dan sesudah kelompok perlakuan 2,96 g/dl dengan
nilai P value 0,031. Ada pengaruh pemberian jus jambu biji terhadap kenaikan nilai kadar
hemoglobin pada ibu hamil.

b. Introduction
Di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 secara absolut jumlah kematian ibu yaitu
sebanyak 41orang, yang terdiri dari kematian ibu hamil sebanyak 6 orang, kematian
ibu bersalin sebanyak 17 orang dan kematian ibu nifas sebanyak 18 orang, sedangkan
angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 yaitu sebesar 17 per 100.000
KH, mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun 2015 yaitu 137 per 100.000 KH
(Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2016). Dari survey awal yang telah dilakukan pada
tanggal 19 Mei di Puskesmas Basuki Rahmad terdapat 6 ibu hamil yang datang ke
puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya, 4 diantaranya ibu hamil yang
mengalami anemia yang disebabkan oleh kurangnya perhatian ibu hamil terhadap
bahaya anemia dalam kehamilan dan 2 ibu hamil yang mengalami anemia yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya menjaga kadar Hb
tetap normal selama masa kehamilan. Sangat penting strategi dan solusi berkala untuk
mengatasi anemia pada ibu hamil, diantaraya dengan pemberian vitamin zat besi di
mulai dengan memberikan tablet 1 Fe sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung Fe So4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500
mg, minimal masing-masing 90 tablet. Sebaiknya tablet besi tidak di minum bersamaan
dengan teh atau kopi karena hanya akan mengganggu penyerapan zat besi
(Prawirohardjo, 2014). Berpengaruhnya jus jambu biji ini terhadap peningkatan kadar
hemoglobin juga dikaitkan oleh kandungan gizi dari jus jambu biji itu sendiri. Menurut
Sianturi (2012) buah jambu biji merah engandung senyawa yang dapat meningkatkan
kadar hemoglobin dalam darah antara lain, zat besi 1,1 mg, vitamin C 87 mg, vitamin A
25 IU, Vitamin B1 0,02 mg fosfor 28 mg. Zat besi merupakan mineral yang diperukan
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh jika kekurangan zat besi dalam tubuh
seseorang maka akan mengalami penurunan system kekebalan tubuh dan sering
merasa lesu hai ini juga yang menjadi salah satu penyebab anemia. Pada masa
kehamilan trimester III terjadi penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit yang
menyebabkan viskositas darah juga menurun. Pada masa ini konsentrasi hemoglobin
ibu sangat penting untuk diperhatikan ibu hamil cenderung memiliki kadar hemoglobin
yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil

c. Metode
P Pada penelitian ini menggunakan 15 orang ibu hamil pada kelompok
control dan 15 orang pada kelompok intervensi, dengan melihat
masalah pada kadar hemoglobin dan anemia
I Pada penelitian ini responden yang termasuk pada kategori kelompok
yang di intervensi mengkonsumsi tablet Fe dan juga diberikan jus jambu
biji
C Tidak memberikan jus jambu biji pada kelompok konrol, dilihat
perbedaan hasil kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan
intervensi
O Kenaikan kadar Hemoglobin pada ibu hamil
d. Hasil
1) Distribusi Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah diberikan
Intervensi
Kadar haemoglobin pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan intervensi untuk
masing -masing kelompok dapat dilihat bahwa dari 15 orang ibu hamil Trimester III
yang Mengkonsumsi Jus Jambu Biji dan Tablet Fe memiliki rata – rata nilai kadar
Hemoglobin sebelum perlakuan 8,620 g/dl ± SD 2,5417 dengan nilai Median 8,7
g/dl,rata – rata nilai kadar Hemoglobin setelah perlakuan 11,580 g/dl ± SD 1,5970
dengan nilai Median 11,9 g/dl. Sedangkan dari 15 orang ibu hamil Trimester III yang
Mengkonsumsi Tablet Fe memiliki rata – rata nilai kadar Hemoglobin sebelum
perlakuan 8,867 g/dl ±SD 1,2993 dengan nilai Median 8,2 g/dl, rata – rata nilai kadar
Hemoglobin setelah perlakuan 10,327 g/dl ± SD 1,4205 dengan nilai Median 10,8
g/dl
2) Pengaruh Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III yang mengkonsumsi
Jus Jambu Biji dan Tablet Fe dengan HAnya Mengkonsumsi Tablet Fe
Pengaruh dari intervensi yang diberikan dapat dilihat bahwa dari 30 Ibu Hamil
Trimester III, 15 Ibu Hamil Trimester III yang Mengkonsumsi jus jambu biji dan tablet
Fe diperoleh rata – rata nilai kadar Hemoglobin 11,580 dengan standar deviasi 1,597
dan rata- rata nilai kadar Hemoglobin hanya Mengkonsumsi Tablet Fe 10,327 g/dl
dengan standar deviasi 1,4205. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh =0,031<α
0,05 berarti signifikan, maka Ha diterima sehingga ada pengaruh pemberian jus
jambu biji terhadap kenaikan nilai kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester III di
wilayah Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu.

e. Bahasan Analisa Pembahasan


Zat besi merupakan mineral yang diperukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh jika kekurangan zat besi dalam tubuh seseorang maka akan mengalami
penurunan system kekebalan tubuh dan sering merasa lesu hai ini juga yang menjadi
salah satu penyebab anemia. Pada masa kehamilan trimester III terjadi penurunan
kadar hemoglobin dan hematokrit yang menyebabkan viskositas darah juga menurun.
Pada masa ini konsentrasi hemoglobin ibu sangat penting untuk diperhatikan ibu hamil
cenderung memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang
tidak hamil. Beberapa zat gizi yang diperlukan dalam pembentukkan sel darah merah
zat besi atau Fe vitamin B12 dan asam folat adalah zat yang terpenting di samping itu
tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C riboflavin dan tembaga serta
keseimbangan hormon terutama eritropoietin (hormon yang merangsang pembentukan
sel darah merah).Tanpa zat gizi dan hormon tersebut pembentukkan sel darah merah
akan berjalan lambat tidak menukupi dan selnya bisa memiliki kelaian bentuk dan tidak
mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya sehingga dapat menimbulkan
anemia (Yusnaini, 2014).
Berpengaruhnya jus jambu biji ini terhadap peningkatan kadar hemoglobin juga
dikaitkan oleh kandungan gizi dari jus jambu biji itu sendiri.Menurut Sianturi (2012) buah
jambu biji enrah engandung senyawa yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin
dalam darah antara lain, zat besi vitamin C, vitamin A, tembaga dan fosfor.

Jurnal Kedua
Judul Pengaruh Pemberian Jus JAmbu Biji terhadap Kadar HB Pada Ibu
Hamil Trimester III di Polindes Krebet Kecamatan Bullulawang
Kabupaten Malang
Tahun 2017
Penulis Yulia Fitriani, Ardi Panggayuh, Tarsikah
DOI http://journal.unipdu.ac.id
P-ISSN 2549-922X
E-ISSN 2549-9734
a. Abstrak

Anemia pada kehamilan adalah keadaan ibu dengan kadar Hb<11 gr% pada trimester

I dan III. Untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilan dengan cara

mengkonsumsi tablet Fe dan asam askorbat secara bersamaan untuk mempermudah

penyerapan Fe. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian

jus jambu biji terhadap kadar Hb pada ibu hamil trimester III di Polindes Krebet

Kecamatan Bululawang Malang. Rancangan dalam penelitian ini adalah Pre

Experiment dengan desain one group pre-post test design. Jumlah sampel 14

responden dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan

mengukur kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian jus jambu biji menggunakan

hemometer digital. Setelah pemberian jus jambu biji sebanyak 250 ml/hari selama 7

hari, 78,6% responden mengalami kenaikan kadar Hb. Hasil penelitian dianalisis

menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pairs Test dengan nilai = 0,05. Hasil

analisis data menunjukkan bahwa Zhitung-2.947 ternyata lebih besar dari Ztabel-1.64

(harga (-) tidak diperhitungkan karena harga mutlak) dan nilai signifikansi p = 0,003 =

0,05 <, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

pemberian jus jambu biji berpengaruh pada kadar Hb ibu hamil trimester III di Polindes

Krebet Kecamatan Bululawang Malang

b. Introduction
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi
prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat,
juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan
kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan 40-60%,
preeklamsi dan eklampsi 20-30%, infeksi 20-30%. Badan kesehatan dunia (World
Health Organization) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami
defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan
usia kehamilan. Menurut SKRT 2001 prevalensi anemia pada kehamilan masih cukup
tinggi yaitu sekitar 40,1%. Tijong menemukan angka kejadian anemia dalam kehamilan
yaitu 3,8 % pada trimester I, 13,6% pada trimester II dan 24,8% pada trimester III
(Wiknjosastro, 2008).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II. Nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi, terutama pada
trimester II (Saifudin, 2008). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang di sebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk
eritropoesis tidak cukup, yang di tandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-
mikrositer, kadar besi serum (serum iron= SI) dan transferin menurun, kapasitas ikat
besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam
sumsum tulang serta di tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali
(Ningrumwahyuni, 2009). Anemia dalam kehamilan dikarenakan saat kehamilan
keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan
dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang
sering di sebut hidremia atau hipervolemia. Tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang
di bandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah.
Dengan perbandingan plasma 30%, sel darah 15% dan hemoglobin (Hb) 19%.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu
Pencegahan dan penanganan anemia defisiensi besi bisa di lakukan dengan cara
mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) dan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi seperti daging merah dan sayur-sayuran. Zat besi (Fe)
merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam
hemopoesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin. Zat besi bagi ibu
hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah (Sedioetama,
2008). Kebutuhan zat besi tiap trimester kehamilan berbeda-beda, pada trimester
pertama kebutuhan besi justru lebih rendah dari masa sebelum hamil karena wanita
hamil tidak mengalami menstruasi dan janin yang dikandung belum membutuhkan
banyak besi. Menjelang trimester kedua, kebutuhan zat besi mulai meningkat, pada saat
ini terjadi pertambahan jumlah sel-sel darah merah.
c. Metode
P Pada penelitian ini menggunakan 14 orang ibu hamil
I Pada penelitian ini responden diberikan jus jambu biji selama 7 hari
berturut-turut
C Kadar HB ibu hamikl sebelum dan sesudah diberikan intervensi
O Kenaikan kadar Hemoglobin pada ibu hamil

d. Hasil
1) Distribusi Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah diberikan
Intervensi
Kadar haemoglobin pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan intervensi apat
diketahui bahwa sebelum pemberian jus jambu biji 57,1% (8 responden) memiliki
kadar Hb ≥11 gr% dan 42,9% (6 responden) memiliki kadar Hb 9 – 10,9 gr% dan
diketahui bahwa sesudah pemberian jus jambu biji 100% (14 responden) memiliki
kadar Hb ≥11 gr%.
2). Perubahan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil yang mengkonsumsi Jus Jambu
Biji
Perubahan kadart HB dari intervensi yang diberikan dapat dilihat bahwa dapat
diketahui bahwa 78,6% (11 responden) mengalami kenaikan kadar Hb dan 21,4% (3
responden) tidak mengalami perubahan kadar Hb (tetap).

e. Bahasan Analisa Pembahasan


Hal ini menggambarkan bahwa meskipun dari keseluruhan responden sudah
mengkonsumsi tablet Fe, tetapi masih ada beberapa responden yang mengalami
anemia ringan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kebutuhan Fe ibu
hamil akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari rata-rata 2,5
mg/hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg/hari (Jordan, 2004). Selain itu prevalensi
ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35- 75%, serta semakin meningkat
seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Amiruddin, 2007). dapat diketahui bahwa
dari 8 responden yang memiliki kadar Hb ≥11 gr%, sesudah pemberian jus jambu biji 5
responden mengalami kenaikan kadar Hb dan 3 responden tidak mengalami perubahan
kadar Hb. Serta dari 6 responden yang memiliki kadar Hb antara 9-10,9 gr%, sesudah
pemberian jus jambu biji 6 responden tersebut mengalami kenaikan kadar Hb. Dari data
di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden (11 responden) mengalami kenaikan
kadar Hb. Hal ini berkaitan dengan farmakokinetik zat besi yang menyatakan bahwa Fe
dalam tubuh lebih mudah diserap dalam bentuk fero. Dan salah satu zat yang membantu
proses penyerapan Fe dalam tubuh adalah vitamin C yang terkandung di dalam jus
jambu biji. Hal itu disebabkan karena vitamin C dapat mereduksi ion feri menjadi ion
fero. Sehingga zat besi yang terkandung di dalam tubuh dapat diserap secara maksimal
oleh tubuh.

Jurnal Ketiga
Judul Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah Dan Jeruk Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia:
A Literature Review
Tahun 2020
Penulis Lastri Mei Winarni, Desti Puji Lestari, A. Y. G. Wibisono
DOI https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menaramedika/index
P-ISSN 2622-657X
E-ISSN 2723-6862
a. Abstrak
Di Provinsi Banten, angka kejadian anemia masih sangat tinggi dengan prevalensi
37,1%. Angka kejadian anemia berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Tangerang tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016
dengan jumlah 4329 jiwa menjadi 5390 jiwa yang mengalami anemia. Tujuan
Penelitian : Dari literature review adalah untuk mereview apakah pemberian jus jambu
biji merah dan jeruk dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia.
Metode : Penelitian yang diterbitkan antara tahun 2012-2020 ditinjau secara
sistematis melalui google search, Google Scholar, dan mendley. Ditemukan 50
penelitian dalam literature review ini dan disaring menjadi 10 penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi untuk dibahas. Dilakukan berdasarkan issue, metodologi,
dan juga persamaan hasil yang didapat dan metode yang digunakan. Dari 10
penelitian yang digunakan semuanya menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil : Dari
10 penelitian didapatkan bahwa selisih peningkatan kadar hemoglobin setelah
diberikan jus jambu biji merah dengan tablet Fe yaitu 2,96 gr/dl, jambu biji merah saja
yaitu 2,89 gr/dl, jus jambu biji merah dan madu 1,21 gr/dl, kombinasi jus bayam dan
jambu biji yaitu 0,96 gr/dl, tablet Fe dengan jus jeruk yaitu 0,40 gr/dl, jus jeruk yaitu
0,63 gr/dl, Fe-Folat dengan air jeruk yaitu 0,47 gr/dl. Sehingga dari semua penelitian
tersebut bahwa pemberian jus jambu biji merah dengan tablet Fe selisih
peningkatannya lebih efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil
anemia dibandingkan dengan pemberian jus jeruk. Kesimpulan : Pemberian jus jambu
biji merah dan jeruk dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kadar hemoglobin
pada ibu hamil anemia.
b. Introduction
Anemia pada ibu hamil merupakan penurunan kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl,
trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr/dl pada trimester II, akibatnya dapat
mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Anemia
merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada ibu
hamil sangat terkait pada morbiditas dan mortilitas ibu dan bayi, termasuk resiko
keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian
maternal, berat badan bayi lahir rendah, angka prematuritas, dan angka kematian
perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai
pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita anemia tidak
dapat mentolerir kehilangan darah (Rukiyah & Yulianti, 2019).
Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan, kebanyakan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, tidak jarang keduanya saling
berinteraksi. Prevalensi wanita hamil yang mengalami kekurangan darah sebesar 35%
- 75% yang telah mempengaruhi hampir setengah dari wanita hamil yang menderita
anemia di Dunia di mana 52% di negara berkembang dan 23% di negara maju dan
kondisi ini terus meningkat seiring bertambahnya usia gestasi (WHO, 2015). Menurut
Riskesdas tahun 2013 prevalensi anemia terjadi sebanyak 37,1% ibu hamil di
indonesia, 36,4% ibu hamil di perkotaan, 37,8% ibu hamil di pedesaan dan mengalami
kenaikan di Indonesia tahun 2018 sebanyak 48,9% (Riskesdas, 2018).
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan dan pencegahan anemia adalah
pemberian suplementasi tablet Fe dan menanggulangi penyebabnya. Selain itu,
mengkonsumsi makanan dengan kandungan zat besi dan mengubah kebiasaan pola
makan dengan mengkonsumsi makanan seperti buah dan sayuran (Mahardika, Nurul,
dkk, 2016). Pengobatan non farmakologi bisa menggunakan sayur-sayuran, dan buah-
buahan yang sederhana dan mudah di dapatkan, salah satu buah yang dapat
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu buah jambu biji merah, Menurut
Muhlisah (2010) kandungan zat kimia dalam jambu biji yaitu asam amino (triptofan,
lisin), besi, fosfor, kalsium, Vitamin A, belereng, Vitamin C, dan Vitamin B1. Kandungan
mineral yang ada dalam jambu biji merah dapat mengatasi penderita anemia
(kekurangan darah merah) karena jambu biji merah mengandung zat mineral yang
dapat memperlancar proses pembentukan hemoglobin sel darah merah (Indah, 2012).
Sedangkan buah jeruk memiliki kandungan zat besi 0,4 mg, dan senyawa bermanfaat
untuk kesehatan ibu hamil. Selain kandungan zat besi jeruk juga merupakan buah-
buahan yang mudah di dapatkan dan enak untuk di konsumsi. Disini peneliti memilih
untuk menggunakan jeruk manis karena selain kandungan zat besi jeruk manis juga
mengandung zat lain seperti Vitamin C, kalsium, Vitamin B6, magnesium, folat, fosfor,
dan karbohidrat (Wijaya, 2014).

c. Metode
P Pada penelitian ini menggunakan ibu hamil
I Konsumsi jus jambu biji
C Perbedaan hasil kadar hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan
intervensi
O Kenaikan kadar Hemoglobin pada ibu hamil

d. Hasil
1). Distribusi Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah diberikan
Intervensi
Dari beberapa jurnal yang sudah di review didapatkan hasil bahwa terdapat selisih
peningkatan kadar hemoglobin setelah diberikan jus jambu biji merah dengan tablet
Fe yaitu 2,96 gr/dl, jambu biji merah saja yaitu 2,89 gr/dl, jus jambu biji merah dan
madu 1,21 gr/dl, kombinasi jus bayam dan jambu biji yaitu 0,96 gr/dl, tablet Fe dengan
jus jeruk yaitu 0,40 gr/dl, jus jeruk yaitu 0,63 gr/dl, Fe-Folat dengan air jeruk yaitu
0,47 gr/dl.
2). Pengaruh Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamill
Pada 100 g buah jambu biji terdapat kandungan zat besi sebanyak 1,1 mg dan
mengandung vitamin C 228 mg/100 gramnya. Buah jeruk memiliki kandungan zat
besi sebesar 0,4 mg per 100 gramnya dan kandungan vitamin C sebesar 49 mg per
100 gramnya. Jadi dari semua penelitian yang sudah dipaparkan didapatkan hasil
bahwa jus jambu biji merah lebih efektif meningkatkan kadar hemoglobin lebih
besar dibandingkan dengan pemberian jus jeruk dalam meningkatkan kadar Hb
pada ibu hamil anemia. Dengan pemberian jus jambu biji merah dan jeruk sebanyak
250 ml/hr yang diberikan selama 7 hari.

e. Bahasan Analisa Pembahasan


Zat besi merupakan mineral yang diperukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh jika kekurangan zat besi dalam tubuh seseorang maka akan mengalami
penurunan system kekebalan tubuh dan sering merasa lesu hai ini juga yang menjadi
salah satu penyebab anemia. Pada masa kehamilan trimester III terjadi penurunan
kadar hemoglobin dan hematokrit yang menyebabkan viskositas darah juga
menurun. Pada masa ini konsentrasi hemoglobin ibu sangat penting untuk
diperhatikan ibu hamil cenderung memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah
dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Beberapa zat gizi yang diperlukan dalam
pembentukkan sel darah merah zat besi atau Fe vitamin B12 dan asam folat adalah
zat yang terpenting di samping itu tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C
riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormon terutama eritropoietin (hormon
yang merangsang pembentukan sel darah merah).Tanpa zat gizi dan hormon
tersebut pembentukkan sel darah merah akan berjalan lambat tidak menukupi dan
selnya bisa memiliki kelaian bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen
sebagaimana mestinya sehingga dapat menimbulkan anemia (Yusnaini, 2014).
Berpengaruhnya jus jambu biji ini terhadap peningkatan kadar hemoglobin juga
dikaitkan oleh kandungan gizi dari jus jambu biji itu sendiri.Menurut Sianturi (2012)
buah jambu biji enrah engandung senyawa yang dapat meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah antara lain, zat besi vitamin C, vitamin A, tembaga dan
fosfor.

4. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Judul : Manfaat Pemberian Jus Jambu Biji Terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin
Pada Ibu Hamil
a. Kelebihan Jurnal
1) Saran yang diberikan sudah sangat operasioanal
2) Penulisan yang digunakan mengikuti kaidah penulisan imiah pada umumnya.
3) Artikel ini telah mencatumkan secara jelas sumber yang dikutip sehingga
mempermudah pembaca untuk mencari literatur yang digunakan
4) Setiap pembahasan sudah mencantumkan evidence based dari hasil penelitian orang
lain yang sudah pernah dilakukan.
b. Kekurangan Jurnal
1) Referensi atau rujukan yang digunakan terlalu sedikit
2) Tidak mencantumkan penelitian internasional yang berhubungan judul yang diteliti
3) Tidak melihat asupan makanan yang dikonsumsi setiap ibu hamil yang bisa
menimbulkan bias penelitian

Judul : Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji terhadap Kadar HB Pada Ibu Hamil
Trimester III di Polindes Krebet Kecamatan Bullulawang Kabupaten Malang
a. Kelebihan Jurnal
1) Penulisan artikel jurnal runtun mulai dari judul, abstrak, pendahuluan, metode
penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulandan saran.
2) Penulisan yang digunakan mengikuti kaidah penulisan imiah pada umumnya.
3) Dalam daftar pustaka nama referensi sudah sesuai dengan alfabeth
b. Kekurangan Jurnal
1) Pada saat melakukan pembahasan peneliti belum mencantumkan evidence based
berdasarkan penelitian terdahulu
2) Referensi yang digunakan tidak mencantumkan sumber internasional yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

Judul : Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah Dan Jeruk Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia:
A Literature Review
a. Kelebihan Jurnal
1) Penelitian dilakukan dengan bagus dan membandingkan banyak jurnal penelitian
terdahulu sebagai sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini
2) Penulisan artikel jurnal runtun mulai dari judul, abstrak, pendahuluan, metode
penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulandan saran.
3) Pada saat dipembahasan peneliti sudah mencantumkan evidence based
berdasarkan penelitian terdahulu
4) Artikel ini telah mencatumkan secara jelas sumber yang dikutip sehingga
mempermudah pembaca untuk mencari literatur yang digunakan dalam daftar
pustaka nama referensi sudah sesuai dengan alfabeth
b. Kekurangan Jurnal
1) Tidak mencantumkan penelitian internasional yang berhubungan tentang
penelitian yang dilakukan.

5. Implikasi Dalam Kebidanan


Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan dan pencegahan anemia adalah pemberian
suplementasi tablet Fe dan menanggulangi penyebabnya. Selain itu, mengkonsumsi
makanan dengan kandungan zat besi dan mengubah kebiasaan pola makan dengan
mengkonsumsi makanan seperti buah dan sayuran. Pengobatan non farmakologi bisa
menggunakan sayur-sayuran, dan buah- buahan yang sederhana dan mudah di dapatkan,
salah satu buah yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu buah
jambu biji merah
6. Kesimpulan dan Saran
a. Simpulan
Terapi komplementer berupa pemberian jus jambu merah sangat mampu mmbantu
menaikkan kadar HB ibu Hamil.

b. Saran
Merekomendasikan pada ibu hamil anemia dalam meningkatkan kadar hemoglobin
dengan mengkonsumsi jus jambu biji merah yang dapat menjadi alternatif dalam
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia dan juga dapat dilakukan
penelitian selanjutnya yang lebih mengkontrol asupan makanan lain sehingga peluang
terjadi bias lebih kecil

7. Lampiran : Jurnal

Anda mungkin juga menyukai