Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA
SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH
PALEMBANG

DELLA SINTIA ANANDA


123170002

PRODI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA INDONESIA
LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................... V

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
1.5 Luaran Penelitian ....................................................................................... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6


2.1 Konsep Kehamilan ..................................................................................... 6
2.2 Konsep Sari kacang hijau.................................................................................10
2.3 Pengaruh Pemberian sari kacang hijau dengan peningkatan kadar Hb............13

BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................14


3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................................................14
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................................14
3.3 Kriteria Inklusi.................................................................................................15
3.4 Kriteria Eksklusi...............................................................................................16
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................17
3.6 Variabel Penelitian...........................................................................................18
3.7 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data...........................................................19
3.8 Pengolahan dan Analisis Data..........................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah dan ukuran sel darah

merah, atau konsentrasi hemoglobin, turun di bawah nilai standart yang

ditetapkan, akibatnya mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen

di seluruh tubuh. Anemia merusak kesehatan dan kesejahteraan wanita dan

meningkatkan risiko ibu dan bayi baru lahir dengan kondisi yang merugikan.

Anemia telah memengaruhi setengah miliar wanita usia reproduksi di seluruh

dunia (WHO, 2012)

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-

negara berkembang. Menurut data dunia prevalensi anemia pada ibu hamil

menunjukkan adanya peningkatan mulai tahun 2012-2016 hingga mencapai

40,1%. Ditahun 2016 di ketahui prevalensi anemia pada ibu hamil di negara

China sebesar 32,4%, India 50,1% dan Thailan 40,2% (World bank, 2016).

Namun di negara Thailand dilaporkan anemia pada ibu hamil mengalami

penurunan hingga mencapai angka dibawah 20% dari tahun 2015-2016

(Pongcharoen, 2017). Indonesia termasuk salah satu diantaranya yang

menyumbang angka yang tidak kecil yaitu sebesar 42%. Sedangkan menurut

Riskesdas tahun 2018 proporsi ibu hamil yang menderita anemia menjadi

48,9%. Hal ini menjadi bukti bahwa masalah anemia masih belum
menunjukkan perbaikan, bahkan di Indonesia memperlihatkan adanya

peningkatan.

Di negara berkembang penyebab anemia selama kehamilan adalah

multifaktor. Infeksi parasit usus, keanekaragaman makanan, sosial ekonomi

yang rendah dan parietas dilaporkan menjadi bagian dari faktor terjadinya

anemia pada ibu hamil (Lebso, Anato, & Loha, 2017). Selama kehamilan,

anemia menjadi salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi

sebagaimana dijelaskan oleh Li Lin (2018) bahwa anemia dapat

mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur, gangguan hipertensi, berat lahir

rendah. Pengaruh anemia menjadikan ibu dan janin harus menerima

konsekuensi yang bisa saja terjadi diantaranya keguguran, bayi lahir prematur,

bayi lahir dengan berat lahir rendah, perdarhan post partum dan hingga

kematian (Getahun, Belachew, & Wolide, 2017)

Pemerintah mengeluarkan program pemberian Tablet Tambah Darah

(TTD) sebagai upaya pencegahan terjadinya anemia pada wanita usia subur.

Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 1x setiap hari atau minimal 90

tablet selama hamil, dan pada wanita usia subur 1x dalam satu minggu dan

pada saat
menstruasi 1x tiap hari (PERMENKES, 2014). Bahkan pemerintah juga telah

menginstruksikan melalui surat edaran dari KEMENKES untuk pemberian

TTD dengan dosis 1 tablet per minggu sepanjang tahun diberikan pada remaja

putri usia 12-18 tahun dan WUS ditempat kerja baik menggunakan TTD yang

disediakan oleh institusi tempat kerja atau secara mandiri (KEMENKES,

2016).

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil tidak hanya pada trimester pertama

pada kehamilan saja, namun selama kehamilan ibu membutuhkan zat besi

untuk memenuhi kebutuhan janin dan ibu. Selain mengkomsumsi Tablet

Tambah Darah, ibu hamil dapat mengkomsumsi sumber makanan salah

satunya adalah dari kacang-kacangan yang diketahui tinggi akan kandungan zat

besi. Sumber makanan tersebut salah satunya adalah kacang hijau.

Kacang hijau telah diketahui mampu meningkatkan kadar haemoglobin.

Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang pemberian kacang hijau

pada tikus putih pernah dilakukan oleh Nagara (2015) dan Maulina (2015)

yang dilakukan pada tikus putih dengan hasil ekstrak kacang hijau dapat

meningkatkan kadar hemoglobin.

Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan berdasarkan berbagai

keterangan dan hasil observasi terdahulu sebagai upaya aplikatif untuk

menindaklanjuti manfaat serta efektifitas kacang hijau sebagai penambah kadar

haemoglobin selama kehamilan dengan mengolah kacang hijau ke dalam

bentuk produk ekstrak sari kacang hijau yang dapat dikonsumsi secara aman

oleh ibu hamil.


1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan pada penelitian ini

yaitu: apakah terdapat pengaruh terhadap kenaikan kadar haemoglobin pada ibu

hamil dengan pemberian sari kacang hijau?

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pemberian Sari kacang hijau terhadap peningkatan

kadar haemoglobin pada ibu hamil di Desa Sumberejo Kecamatan

Banyuputih Kabupaten Situbondo.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis peningkatan kadar Haemoglobin pada ibu hamil di Desa

Sumberejo Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo

2. Menganalisis pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu hamil di

Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo.

1.3 Manfaat Penelitian.

1.3.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah tentang

pengaruh pemberian sari kacang hijau terhadap peningkatan kadar

haemoglobin pada ibu hamil.


1.3.2 Aspek Praktis

Kegunaan praktis penelitian ini adalah memberikan minuman sari kacang

hijau sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil

sehingga ibu dan janin terpenuhi kebutuhan gizinya dan mencegah dari

anemia.

1.4 Luaran Penelitian

Luaran penelitian ini akan dipublikasikan ke media publikasi penelitian

khususnya jurnal ilmiah kebidanan ber ISSN dan produk minuman sari

kacang hijau. Selain itu, akan didesiminasikan informasi hasil penelitian ini

ke pelayanan kehamilan seperti bidan praktek mandiri di wilayah

dilaksanakannya penelitian.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita

dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir

dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-

perubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu (Varney, 2007).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri

mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dalam

proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain perubahan

tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti

kelelahan, keputihan, ngidam, sering buang air kencing dan emesis

gravidarum.

2.1.2 Perubahan Anatomi dan Fisiologis Selama Kehamilan

Gambar 2.1 Anatomi organ reproduksi wanita


Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi antara lain

perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus

urinarius, sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Selain perubahan tersebut

ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti kelelahan,

keputihan, ngidam, sering buang air kencing dan emesis gravidarum.

Perubahan tersebut terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon

progesteron dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh

ibu sejak terjadinya proses kehamilan. Beberapa keluhan yang membuat ibu

merasa tidak nyaman di antaranya adalah mual dan muntah. Bagi 50% wanita

hamil, emesis gravidarum yang dikenal dengan istilah morning sickness (rasa

mual di pagi hari) menjadi bagian yang “tidak enak” dalam kehamilan.

Menurut Broussard dan Richter (1998) dalam Tiran Denise (2009)

menyatakan bahwa sampai dengan 90% wanita mengalami beberapa bentuk

mual dan muntah selama kehamilan yang dapat berkisar dari gejala ringan

yang khas sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan atau tanpa

disertai muntah, sampai kondisi berat, yaitu hiperemesis gravidarum yang

dapat menyebabkan penurunan berat badan, gangguan elektrolit dan

metabolik dan kemungkinan sekuela jangka panjang.

Terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang

mendasar, dimana kebutuhan nutrisi menjadi makin tinggi untuk 18


pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Perubahan metabolisme

tersebut :

a) Metabolisme basal naik sebesar 15 % sampai 20 % dari semula, terutama

pada trimester 3

b) Kebutuhan protein perempuan hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan

laktasi

c) Kebutuhan kalori dapat dari kabohidrat, lemak dan protein

d) Kebutahan zat mineral untuk ibu hamil :

1. Kalsium 1,5 gram tiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan

tulang janin

2. Fosfor, rata – rata 8 gram sehari

3. Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari

4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan kemungkinan terjadi

retensi air.

2.2 Anemia

2.2.1 Definisi

Menurut WHO (2014) anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel

darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel darah merah

tidak dapat memenuhi kebutuhan normal yang berbeda-beda tergantung


pada umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan laut), kebiasaan

merokok, dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah) yaitu

keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal

(< 12 gr/dl) yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran

tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh

kembang serta membahayakan kehamilan di masa yang akan datang

(Kemenkes RI, 2010).

Anemia terjadi pada 1/3 perempuan selama kehamilan trimester III.

Penyebab yang umum adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Jumlah

darah dalam tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan

peningkatan pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan

pemeriksaan Hb untuk mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat

memengaruhi keadaan ibu dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil

yang menderita anemia berat dapat meningkatkan risiko morbiditas

maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar

(Proverawati, 2011).

2.2.2 Kriteria Anemia

Menurut WHO (2014), berikut adalah klasifikasi anemia berdasarkan

derajat keparahan.
Tabel 1. Klasifikasi Derajat Keparahan Anemia Pada Kehamilan

Klasifikasi Angka Hemoglobin

Ringan 10,0 – 10,9 gr/dl

Sedang 7,0 – 9,9 gr/dl

Berat < 7,0 gr/dl

Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan

kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat

ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (Erythtopoetic)

dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat

normal (WHO, 2014). Menurut Sharma and Meenakshi (2010), terdapat

komplikasi pada anemia dalam kehamilan, komplikasi tersebut dapat

terjadi pada ibu dan bayi. Ibu bisa mengalami palpitasi, takhikardi, sesak

nafas, meningkatkan cardiac output dan mengarah kepada cardiac stress

yang dapat menyebabkan dekompensasi dan gagal jantung yang fatal

sedangkan pada janin mengakibatkan BBLR.

2.3 Konsep Sari Kacang Hijau

2.3.1 Kacang Hijau

Kacang hijau atau vigna radiata merupakan jenis tanaman polong-

polongan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan proteinnya

cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting seperti kalsium dan

fospor yang diperlukan oleh tubuh. Kacang hijau juga mengandung asam
lemak tak jenuh yang aman dikomsumsi oleh orang-orang dengan masalah

obesitas. Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif muda dan

mudah untuk ditanam.

Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae

yang cukup penting di Indonesia. Permintaan terhadap kacang hijau cukup

tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ketahun. Kacang hijau dalam

sehari-hari dikomsumsi sebagai bubur, sayur dan kue-kue yang berguna

bagi kesehatan tubuh.

2.3.2 Kandungan gizi dalam kacang hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B1, C

dan E), serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh

manusia, seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan,

magnesium, dan niasin. Selain bijinya, daun kacang hijau muda dapat

bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah semangat.

2.3.3 Manfaat kacang hijau

Kacang hijau memiliki kandungan protein cukup tinggi yaitu

sebesar 22% dan merupakan sumber mineral penting antara lain yaitu

kalsium dan fosfor , sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam

lemak tak jenuh. Kandungan 27 kalsium dan phospor pada kacang hijau

bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung

lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi
lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah pada kacang hijau menyebabkan

bahan makanan dan minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah

berbau. Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan

27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan mengandung lemak

tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga

kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna

untuk pertumbuhan. Kandungan zat gizi kacang hijau dapat dilihat pada

Tabel 5 dan perbandingan kandungan protein kacang hijau dengan bahan

pangan lainnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Kandungan Zat Gizi Kacang Hijau per 100 gram Bahan

Kandungan Gizi Kacang Hijau


Kalori (kal) 345
Protein (g) 22,2
Lemak (g) 1,2
Karbohidrat (g) 62,9
Serat (g) 4,1
Kalsium (mg) 125
Zat besi (mg) 6,7
Fosfor (mg) 320
Vitamin A (SI) 157
Vitamin B1 (mg) 0,64
Vitamin C (mg) 6,0
Air (g) 10

Kandungan zat besi pada kacang hijau mampu meningkatkan

haemoglobin. (Nagara, 2015). Kacang hijau sangat bermanfaat bagi

kesehatan ibu hamil dan menyusui, juga untuk menunjang masa

pertumbuhan anak (Akbar, 2015). dan salah satu bentuk penyajian kacang

hijau yang paling efektif adalah dengan sari kacang hijau, yaitu air dan

ampasnya disaring dan dipisahkan sehingga minuman tersebut padat gizi.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperiment (Eksperimen

semu) dengan desain eksperimen yang digunakan adalah one-group pretest –

posttest. Pada kegiatan ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Desain ini

dilakukan dengan membaningkan hasil pretest dan posttest pada kelopok

yang diujicobakan. Model yang digunakan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

O1 X O2

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1-3 yang

berada diwilayah Desa Sukorejo Kecamatan Banyuputih kabupaten

Situbondo.

2. Sampel

Pemilihan sampling dengan teknik non random sampling secara quota

sampling, dimana pengambilan sampel teknik quota ini dilakukan dengan

cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah.

Dalam penelitian ini, quotum yang ditetapkan adalah 30 orang.


3.3 Kriteria inklusi :

 Ibu hamil trimester 1 -3 (primigravida dan multigravida)

 Ibu hamil yang tidak mengkomsumsi Tablet Fe

 Usia ibu hamil 20-40 tahun

 Bersedia menjadi responden.

3.4 Kriteria eksklusi

 Ibu hamil yang mengkomsumsi Tablet Fe

 Ibu hamil dengan usia > 40 tahun

 Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Sumberejo Kecamatan

Banyuputih Kabupaten Situbondo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2021.

3.6 Variabel Penelitian

- Variabel independen yaitu berupa sari kacang hijau. Penggunaan minuman

sari kacang hijau dengan cara memberikan 250 ml untuk diminum 2x1

sehari selama 5 hari.


- Variabel dependen adalah kenaikan kadar haemoglobin yang dilakukan

dengan cara pemeriksaan Hb sebanyak 2x yaitu sebelum pemberikan sari

kacang hijau dan setelah pemerian sari kacang hijau.

3.7 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan pada kegiatan ini adalah

alat pengukur kadar haemoglobin dan lembar observasi

2. Cara Pengumpulan Data

Langkah pertama pengumpulan data adalah menyeleksi calon responden

yaitu ibu hamil trimester 1-3yang berusia 20-40 tahun, yang tidak sedang

mengkomsumsi Tablet Fe dan bersedia menjadi responden. Setelah

mendapatkan persetujuan kemudian dilakukan pengukuran kadar

Haemoglobin sebelum diberikan sari kacang hijau kemudian dicatat dalam

lembar observasi. Setelah itu diberikan sari kacang hijau 250 ml 2x 1 hari

selama 5 hari selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin yang

ke2 kemudian dicatat dalam lembar observasi. Selama pemberian

intervensi ini, ibu hamil tidak diperkanankan untuk mengkomsumsi teh,

kopi dan tablet Fe yang dapat menghambat penyerapan zat besi.


3.8 Pengolahan Data dan Analisis data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing dalam penelitian ini yaitu setelah peneliti melakukan

pemeriksaan ke2. Peneliti melakukan editing dari lembar observasi

yang sudah ada.

b. Coding

Setelah penyuntingan, kemudian dilakukan coding, yakni mengubah

data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau numerik.

Agar mempermudah peneliti, maka akan dilakukan coding pada SPSS

mengenai pemberian sirup jahe, yaitu 1 = kadar Hb sebelum diberikan

sari kacang hijau, 2 = kadar Hb setelah diberikan sari kacang hijau.

c. Entry

Data yang telah terkumpul dimasukkan dalam bentuk kode ke dalam

program SPSS 16.

d. Cleaning

Semua data dari responden yang telah dimasukkan, kemudian dicek

kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya untuk kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.


2. Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Analisis Univariat

Dalam penelitian ini, data diajabarkan secara deskriptif mengenai

distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

Karakteristik responden yang dijabarkan dalam bentuk distribusi

frekuensi adalah umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan responden.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari

kacang hijau terhadap peningkatan kadar Haemoglobin pada ibu hamil.

Untuk mengetahui pengaruh sari kacang hijau terhadap kenaikan kadar

Hb menggunakan uji T-Test Independet dengan tingkat kepercayaan

95%.
DAFTAR PUSTAKA

Abriha Abrehet, Yesuf Melkie Edris, & Wassie Molla Mesela. (2014). Prevalence
and associated factors of anemia among pregnant women of Mekelle town: a
cross sectional study. BMC Research Notes, 7(1), 888.
https://doi.org/10.1186/1756-0500-7-888
Al-mehaisen, L., Khader, Y., Al-kuran, O., Issa, F. A., & Amarin, Z. (2011).
Maternal Anemia in Rural Jordan : Room for Improvement, 2011.
https://doi.org/10.1155/2011/381812
Alem, M., Enawgaw, B., Gelaw, A., Kena, T., Seid, M., & Olkeba, Y. (2013).
Prevalence of anemia and associated risk factors among pregnant women
attending antenatal care in Azezo Health Center Gondar town , Northwest
Ethiopia, 1(3), 137–144. https://doi.org/10.5455/jihp.
Bekele, A., Tilahun, M., & Mekuria, A. (2016). Prevalence of Anemia and Its
Associated Factors among Pregnant Women Attending Antenatal Care in
Health Institutions of Arba Minch Town , Gamo Gofa Zone , Ethiopia : A
Cross-Sectional Study, 2016.
Getahun, W., Belachew, T., & Wolide, A. D. (2017). Burden and associated
factors of anemia among pregnant women attending antenatal care in
southern Ethiopia: Cross sectional study. BMC Research Notes, 10(1), 1–7.
https://doi.org/10.1186/s13104-017-2605-x
Gyorkos, T. W., Gilbert, N. L., Larocque, R., & Casapía, M. (2011). Trichuris and
hookworm infections associated with anaemia during pregnancy. Tropical
Medicine & International Health, 16(4), 531–537.
https://doi.org/10.1111/j.1365-3156.2011.02727.x
Hasina Akhter Chowdhury, Kazi Rumana Ahmed, Fatema Jebunessa, Jesmin
Akter, S. H. and M. S. (2015). factors associated with maternal anemia
among pregnant women in dhaka city. Australian Journal of Crop Science,
9(9), 835–843. https://doi.org/10.1186/s12905-015-0234-x
Hurrell, R., & Egli, I. (2010). Iron bioavailability and dietary reference values 1 –
4, 91, 1461–1467. https://doi.org/10.3945/ajcn.2010.28674F.Am
Kefiyalew, F., Zemene, E., Asres, Y., & Gedefaw, L. (2014). Anemia among
pregnant women in Southeast Ethiopia : prevalence , severity and associated
risk factors,BMC Research Notes 2014, 7:771
http://www.biomedcentral.com/1756-0500/7/771. BMC Research
Notes, 7(771), 1–8.
KEMENKES, R. (2016). Surat Edaran Pemberian Tablet Tambah Darah
pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur 2016.
Lebso, M., Anato, A., & Loha, E. (2017). Prevalence of anemia and
associated factors among pregnant women in Southern Ethiopia: A
community based cross-sectional study. PLoS ONE, 12(12), 1–11.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0188783
Lin, L., Wei, Y., Zhu, W., Wang, C., Su, R., Feng, H., & Yang, H. (2018).
Prevalence, risk factors and associated adverse pregnancy outcomes of
anaemia in Chinese pregnant women: A multicentre retrospective
study. BMC Pregnancy and Childbirth, 18(1), 1–8.
https://doi.org/10.1186/s12884-018-1739-8
Lertcheewakarn P, Tongprasert FA. (2014). Comparasion of maternal
anemia between HIV infected pregnant women receiving zidovudine-
based and zidovudine-free highly active antiretroviral therapy
(HAART). J Med Assoc.Thai.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24964676
Mengist, H. M., Zewdie, O., & Belew, A. (2017). Intestinal helminthic
infection and anemia among pregnant women attending ante - natal
care ( ANC ) in East Wollega , Oromia ,. BMC Research Notes, 1–9.
https://doi.org/10.1186/s13104-017-2770-y
Obai, G., Odongo, P., & Wanyama, R. (2016). Prevalence of anaemia and
associated risk factors among pregnant women attending antenatal care
in Gulu and Hoima Regional Hospitals in Uganda: A cross sectional
study. BMC Pregnancy and Childbirth, 16(1), 1–7.
https://doi.org/10.1186/s12884-016-0865-4
Olatunbosun, O. A., Abasiattai, A. M., Bassey, E. A., James, R. S., Ibanga,
G., & Morgan, A. (2014). Prevalence of anaemia among pregnant
women at booking in the university of Uyo teaching hospital, Uyo,
Nigeria. BioMed Research International, 2014.
https://doi.org/10.1155/2014/849080
PERMENKES. (2014). STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI
WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL.
Pongcharoen, T. (2017). Maternal Dietary Intake and Nutritional Status in
Thailand Dietary intake and nutritional status of.
Vemulapalli, B., & K.Kameswara Rao. (2014). Prevalence of anemia among
pregnant women of rural community in Vizianagram, North Coastal
Andhra. Asian Journal of Medical Science, (2), 21–25.
Wang, L., Xu, X., Baker, P., Tong, C., & Zhang, L. (2016). Patterns and
Associated Factors of Caesarean Delivery Intention among Expectant
Mothers in China : Implications from the Implementation of China ’ s
New National Two-Child Policy.
WHO. (2012). WHO Global Nutrition Targets 2025 : Anaemia Policy Brief.

Anda mungkin juga menyukai