Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

NUTRISI DALAM KEHAMILAN

Pembimbing :
dr. Danny Wiguna, Sp.OG

Oleh:
Erika Gracia 2016-061-040
Santika Henny 2016-061-088

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA
PERIODE 19 MARET – 14 APRIL 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-
Nya, referat dengan judul “Nutrisi Dalam Kehamilan” dapat diselesaikan sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan untuk memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan referat ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak yang senantiasa membantu dalam proses persiapan hingga akhir. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepadadr. Danny Wiguna, Sp.OG
yang telah bersedia membimbing selama proses pembuatan referat ini.
Referat ini masih memerlukan banyak perbaikan, oleh karena itu penulis sangat terbuka
pada kritik dan saran yang dapat berguna demi memperbaiki kekurangan yang ada.
Penulis berharap referat ini dapat membuka pikiran dan wawasan yang bermanfaat bagi
para pembacanyamengenai Infeksi Saluran Kemih Komplikata dan dapat melakukan
penanganan yang tepat dalam menghadapinya.

Jakarta, 26 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. v

BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Rekomendasi Penambahan Berat Badan ........................................................................... 3
2.2 Status Gizi Ibu dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Janin ........................................ 4
2.3 Rekomendasi Kalori Selama Kehamilan ........................................................................... 5
2.4 Makronutrien...................................................................................................................... 5
2.5 Mikronutrien ...................................................................................................................... 6
2.6 Diet Vegetarian .................................................................................................................. 8
2.7 Laktasi ................................................................................................................................ 9
2.8 Hubungan Nutrisi Ibu dengan Alergi ................................................................................. 9

BAB III
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi peningkatan berat badan……………….……………………..……..3


Tabel 2.2 Rekomendasi peningkatan berat badan untuk kehamilan janin kembar ………......4

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 – Mekanisme gangguan pertumbuhan janin pada ibu yang mengalami gizi kurang
dan berlebih. ….……………….……………….……………….……………….…….……….5
Gambar 2.2.Rekomendasi asupan diet untuk ibu hamil dan ibu menyusui…….…….…………8

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat dari janin,
termasuk juga adanya perubahan-perubahan secara psikologis. Kebutuhan makronutrien dan
mikronutrien yang cukup dibutuhkan selama proses kehamilan ini untuk membantu
pertumbuhan dari janinnya, seperti protein, zat besi, iodin, vitamin A, dan asam folat. Kondisi
gizi kurang ataupun lebih dapat mempengaruhi dampak dari kehamilan pada janinnya.
Sehingga diperlukan evaluasi dan pemantauan yang cukup untuk nutrisi ibu baik sebelum
maupun selama kehamilan ini berlangsung.1,2
Efek dari asupan yang kurang maupun berlebih selama kehamilan tidak hanya
memberikan efek jangka pendek, melainkan juga efek jangka panjang. Gizi kurang ataupun
lebih pada janin dapat menyebabkan perubahan permanen pada metabolisme tubuh, sehingga
dapat menyebabkan peningkatan resiko gangguan metabolisme selama masa kanak-kanak
hingga dewasa.3
Laktasi juga memerlukan jumlah energi, protein dan nutrien yang lebih banyak dari
biasanya. Sebagian besar ibu akan dapat memproduksi ASI secara adekuat. Nutrisi yang ada
didalam ASI didapatkan dari asupan nutrisi ibu dan cadangan didalam tubuhnya. Laktasi juga
meningkatkan kebutuhan cairan ibunya sehingga ibu harus meminum lebih banyak air.
Defisiensi mikronutrien pada ibu yang menyusui dapat dicegah dengan pemberian
suplementasi.2,4
Terdapat kondisi khusus seperti ibu yang vegetarian, hal ini perlu diperhatikan selama
pemantauan kehamilan. Terdapat beberapa jenis vegetarian yaitu ovolaktovegetarian,
ovovegetarian, lactovegetarian, dan vegetarian saja. Diet vegetarian dapat mendukung status
gizi yang baik, namun selama kehamilan dan menyusui, jumlah nutrisi yang dibutuhkan
meningkat.5
Perkembangan sistem imun terjadi sejak janin masih berada didalam kandungan ibu.
Diet ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi respons imun dari janin dan resiko alergi
selama masa kanak-kanak. Selama masa kehamilan nutrisi didapatkan oleh janin melalui aliran
darah plasenta, sehingga allergen yang diinhalasi atau termakan ibu dapat terpapar ke janinnya
dan menyebabkan sensitisasi dini. Diet ibu yang tinggi n-6 polyunsaturated fatty acid (PUFA)

1
juga dapat meningkatkan resiko alergi karena sifat proinflamasinya, sedangkan diet tinggi n-3
PUFA dan antioksidan dapat memproteksi terhadap asma dan alergi.6
Meninjau pentingnya asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan dan berbagai
kondisi yang dapat terjadi pada janinnya baik secara jangka pendek dan juga jangka panjang,
maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai “Nutrisi Dalam Kehamilan”.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memahami nutrisi dalam kehamilan
1.2.2. Tujuan Khusus
Memahami nutrisi yang diperlukan dalam kehamilan
Memahami dampak maternal dan neonatal nutrisi dalam kehamilan
Memahami nutrisi yang diperlukan selama masa laktasi

2.1 Manfaat
Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas bagi klinisi dan masyarakat
mengenai nutrisi dalam kehamilan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rekomendasi Penambahan Berat Badan


Kehamilan seringkali dihubungkan dengan penambahan berat badan. Selama
kehamilan sebaiknya berat badan berambah lebih dari 8 kg yang disebabkan oleh adanya fetus,
plasenta, cairan amnion, dan adaptasi organ ibu (uterus, payudara, volume darah). Penambahan
berat badan yang kurang menyebabkan cadangan adiposa dan protein ibu dimobilisasikan
untuk mempertahankan kehamilan. Perubahan metabolik pada tubuh ibu yang terjadi seperti
ketonemia, peningkatan eksresi nitrogen, dan penurunan gluconeogenesis dari asam amino
dapat berkurang bila asupan makanan ibu berkurang, hal ini disebabkan adanya peningkatan
resistensi insulin yang terjadi. Ketonemia dan ketoneria yang terjadi dapat berhubungan dengan
pertumbuhan fetus dan perkembangan neurokognitifnya.1,7
Penambahan berat badan disarankan dinilai berdasarkan perubahan Indeks Massa
Tubuh (IMT) sebelum kehamilan. Ibu yang mengalami obesitas sebelum kehamilan memiliki
rentang penambahan berat badan yang lebih kecil dibandikan yang normal. Hal ini disebabkan
karena obesitas dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi gestasional, preeklamsia,
diabetes dalam kehamilan, makrosomia, section caesaria, dan komplikasi lainnya.3

IMT (kg/m2) Peningkatan Total Berat Peningkatan Berat Badan pada


Badan (kg) Trimester II dan III (kg/minggu)
Underweight (<18.5) 12.5-18 0.51 (0.44-0.58)
Normal (18.5-24.9) 11.5-16 0.42 (0.35-0.50)
Overweight (25.0-29.9) 7-11.5 0.28 (0.23-0.33)
Obesitas (≥30.0) 5-9 0.22 (0.17-0.27)
Tabel 2.1. Rekomendasi peningkatan berat badan selama kehamilan9

Pada ibu yang mengandung janin kembar memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap
terjadinya persalinan preterm, kecil masa kehamilan, dan adanya restriksi pertumbuhan
intrauterine. Maka ditetapkan peningkatan berat badan yang berbeda dengan ibu yang
mengandung satu janin.4

3
IMT (kg/m2) Peningkatan Berat Badan (kg)
Normal (18.5-24.9) 17-25
Overweight (25.0-29.9) 14-23
Obesitas (≥30.0) 11-19
Tabel 2.2. Rekomendasi peningkatan berat badan untuk kehamilan janin kembar4

2.2. Status Gizi Ibu dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


Kurang gizi selama masa kehamilan dapat menyebabkan penurunan perkembangan
plasenta dan janin. Dari penelitian sebelumnya, kekurangan nutrien seperti protein dan
mikronutrien selama periode peri-implantasi dan pertumbuhan plasenta. Penyebab kekurangan
gizi pada kehamilan dapat disebabkan karena kurangnya asupan makanan atau karena mual
dan muntah pada kondisi hiperemesis gravidarum yang terjadi lebih dari 16 minggu usia
kehamilan. Hal ini menyebabkan terjadinya insufisiensi plasenta dan penurunan transfer nutrisi
dari ibu ke janinnya sehingga menyebabkan janin yang kurang gizi dan mengalami IUGR
(Intrauterine Growth Restriction)3,8
Kondisi overweight dan obesitas juga dapat menyebabkan pertumbuhan plasenta dan
janin sehingga meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditas neonatus. Terdapat banyak
wanita yang mengalami gizi lebih yang tidak menyadari dirinya hamil dan terus mengkonsumsi
makanan secara berlebihan selama masa kehamilannya. Pada wanita dengan gizi lebih,
peningkatan berat badan terjadi lebih sering pada kehamilan pertama dan menyebabkan
akumulasi pertambahan berat badan pada kehamilan berikutnya.3
Bayi yang mengalami IUGR memiliki resiko terjadinya gangguan neurologis,
repiratoris, intestinal dan sirkulatrois selama periode neonates. Dari data epidemiologi dan
penelitian pada masa dewasanya bayi dengan IUGR lebih sering mengalami gangguan
metabolik dan penyakit kronis.3
Arginin merupakan subtract dari Nitric Oxide (NO), polyamine sintase via NO sintase
(NOS) dan orinithine dekarboksilase (ODC). NO merupakan senyawa yang dapat merelaksasi
endothelium sehingga berperan penting dalam regulasi aliran darah plasenta dan janin untuk
transfer nutrisi dan oksigen dari ibu ke janinnya. Poliamines juga bekerja untuk membantu
regulasi DNA dan sintesis protein, dalam proliferasi dan diferensiasi sel.10
Pada ibu yang mengalami gizi kurang ataupun lebih, akan terjadi gangguan sintesis NO
dan poliamines, hal ini mengganggu pertumbuhan plasenta dan aliran darah uteroplasenta.

4
Gangguan ini menurunkan jumlah nutrisi dan oksigen dari ibu ke janinnya, menyebabkan
terjadinya restriksi pertumbuhan janin.11

Gambar 2.1. Mekanisme gangguan pertumbuhan janin pada ibu yang mengalami gizi kurang
dan berlebih.

2.3. Rekomendasi Kalori Selama Kehamilan


Kalori yang diterima setiapnya harus meningkat sebanyak 100-300 kkal/hari selama
kehamilan. Nilai ini didapatkan dari perkiraan 80.000 kkal terutama pada 20 minggu terakhir
yang diperlukan untuk dapat menunjang kehamilan yang aterm, yang tidak hanya digunakan
untuk metabolism ibu dan janinnya, melainkan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Pada
kehamilan trimester pertama maka jumlah kalori yang dibutuhkan sama dengan kondisi tidak
hamil, pada trimester kedua diperlukan kenaikan 340 kkal/hari dan 452 kkal/hari selama
trimester ketiga. Jumlah kebutuhan energi ini masih dapat berubah tergantung dari usia ibu,
IMT, dan aktivitasnya.1,12

2.4. Makronutrien
Protein yang dibutuhkan pada ibu hamil meningkat karena dibutuhkan untuk pertumbuhan
janinnya dan perubahan lain pada uterus, payudara, plasenta. Pada trimester kedua dari

5
kehamilan, 1000g protein disimpan didalam tubuh ibu, yaitu 5-6 g/hari. Asam amino yang
beredar pada plasma ibu menurun, termasuk ornitin, glycine, taurine, dan proline. Sedangkan
terdapat peningkatan asam glutamate dan alanine. Rekomendasi protein yang dikonsumsi
selama kehamilan yaitu 60 g/hari, nilai ini meningkat dari 46 g/hari pada wanita yang tidak
hamil. Peningktan ini sebesar 1.1 g protein/kg/hari selama kehamilan dari 0.8 g protein/kg/hari
pada keadaan tidak hamil. Protein dapat didapatkan dari daging sapi, susu, telur, keju, daging
ayam dan ikan. Karbohidrat yang dikonsumsi sebesar 45-65% kalori setiap harinya. Lemak
yang dikonsumsi 20-35% dari kalori setiap harinya. Jumlah ini kurang lebih sama dengan
kondisi sebelum hamil.1,8,13

2.5. Mikronutrien
Rekomendasi asupan mikronutrien untuk ibu hamil ditentukan oleh Recommended Dietary
Allowances (RDA). Multivitamin harian prenatal pada umumnya diberikan sebelum konsepsi
dan selama kehamilan. Perbedaan mencolok dibandingkan dengan multivitamin lainnya adalah
dosis asam folat yang berguna untuk mendukung pertumbuhan sel, replikasi sel, pembelahan
sel, dan sintesis nukleotida untuk janin dan perkembangan plasenta. Asam folat adalah wujud
sintetik dari vitamin B, folat. Asam folat tersedia dalam bentuk suplemen dan difortifikasi
dalam makanan. Kebutuhan asam folat bertambah pada masa kehamilan karena cepatnya
pembelahan sel pada proses perkembangan janin.
Suplemen asam folat (400-800μg/hari) yang dikonsumsi sebelum konsepsi dapat
mengurangi risiko kegagalan pembentukan selubung saraf janin. Sehingga wanita
direkomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan sumber folat maupun
makanan yang sudah difortifikasi dengan asam folat. Wanita dengan riwayat defek
pembentukan selubung saraf harus mengkonsumsi dosis lebih tinggi yaitu 4mg. Defisiensi
asam folat berkaitan dengan anemia megaloblastik pada kehamilan.
Tablet besi secara rutin diberikan pada masa kehamilan karena ibu hamil membutuhkan
zat besi dua kali lipat. Suplemen vitamin C membantu penyerapan besi, sementara susu dan tes
menghambat penyerapan. Wanita dengan defisiensi besi memiliki level ferritin <15 μg/L.
Dalam kasus ini, hemoglobin dapat ditingkatkan hemoglobin sebesar 2 g/dL dalam satu bulan
dengan menggantikan sebanyak 60-120 mg elemental iron. Sedangkan efek samping besi yang
pada umumnya muncul adalah berupa nyeri perut, konstipasim nausea, dan muntah. Selain
suplemen, makanan yang kaya akan besi antara lain daging merah, babi, ikan, dan telur.
Vitamin D merupakan vitamin yang larut lemak dan dapat ditemukan pada minuman yang
difortifikasi seperti susu atau jus, sumber alami vitamin D diperoleh dari telur dan ikan salmon.
6
Kulit manusia juga membentuk vitamin D bila terekspos sinar matahari. Setelah diserap dari
mulut atau dari kulit, proses selanjutnya terjadi di liver, kemudian di ginjal untuk menjadikan
bentuk aktif 1,25-dihydroxyvitamin D, yang membantu penyerapan kalsium dari usus sehingga
dapat menyokong pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Defisiensi vitamin D merupakan hal
yang umum terjadi pada ibu hamil, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti
vegetarian, tinggal di iklim dingin dan ras kulit hitam. Defisiensi vitamin D berat sering kali
dikaitkan dengan rakitis kongenital dan fraktur. Suplemen vitamin D dapat diberikan 1000-
2000 IU/hari).
Vitamin A penting untuk diferensiasi dan proliferasi sel, juga untuk perkembangan tulang
belakang, jantung, mata, dan telinga. Angka mortalitas pada anak dari ibu dengan defisiensi
vitamin A cenderung lebih tinggi dan dapat dikaitkan dengan penurunan fungsi sistem imun.
Pemberian dosis vitamin A yang terlalu banyak (>10,000 IU/hari) berkaitan dengan defek
kraniofasial (wajah, palatum, telinga) dan kardiak. Dosis maksimal suplemen vitamin A pada
kehamilan adalah 8000 IU/hari. Adapun efek teratogenik dari vitamin A berasal dari retinol,
bukan karoten seperti yang dapat ditemukan pada wortel.
Pada studi yang meneliti tentang risiko dan manfaat dari ikan terhadap kehamilan,
dinyatakan bahwa kebanyakan ikan mengandung asam lemak omega-3 dan merkuri. Omega-3
dibutuhkan untuk perkembangan otak janin, membantu perkembangan pengelihatan pada bayi
premature, dan juga baik untuk kesehatan jantung. Sedangkan level merkuri yang tinggi pada
anak sering kali dikaitkan dengan penurunan memori, kemampuan belajar, dan perilaku.
Wanita hamil disarankan untuk mengkonsumsi ikan yang mengandung tinggi omega-3 dan
rendah merkuri seperti ikan salmon, sarden, dan teri. Contoh ikan yang mengandung banyak
merkuri antara lain ikan hiu, swordfish, makarel.4,8,9

7
Gambar 2.2.Rekomendasi asupan diet untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

2.6. Diet Vegetarian


2.6.1. Selama masa kehamilan
Ada beberapa jenis diet vegetarian seperti: ovolaktovegetarian (termasuk
produk susu dan telur), ovovegetarian (termasuk telur), laktovegetarian (termasuk
produk susu), dan vegan (tidak konsumsi telur, produk susu, dan produk dari
binatang). Sehingga alternatif sumber protein lainnya untuk wanita hamil dengan
diet sejenis ini adalah dengan biji-bijian, kacang-kacangan, polong, kedelai,
mentega kacang, telur, dan produk susu. Sebagai dampak dari diet jenis ini, dapat
terjadi defisiensi besi, kalsium, zinc, dan vitamin B12.5
2.6.2. Selama masa menyusui
Panduan rekomendasi diet untuk vegetarian selama menyusui masih belum
memadai. Suplemen vitamin D masih direkomendasikan untuk wanita yang tidak
mengkonsumsi susu maupun makanan yang difortifikasi dengan vitamin D. Selain
itu, suplemen vitamin B12 (2.6 μg/hari) juga direkomendasikan untuk wanita
dengan diet ovolaktovegetarian dan vegan. Rekomendasi untuk mengkonsumsi
kalsium 1200-1500 mg/hari dianjurkan karena adanya kemungkinan penurunan
jumlah dikarenan konsumsi diet berbasis tanaman. Konsumsi ikan yang
mengandung banyak merkuri juga harus diperhatikan pada masa menyusui.5

8
2.7. Laktasi
American Academy of Pediatrics merekomendasikan 6 bulan pertama menyusui
eksklusif dan setidaknya menyusui selama 1 tahun pertama. Sama seperti masa kehamilan,
kebutuhan energi dan nutrisi berbeda untuk ibu menyusui. Ibu yang sedang menyusui
membutuhkan tambahan kira-kira 500kkal/hari. Perkiraan ini didapatkan dari volume rerata
ASI yang dikeluarkan per hari yakni 780 mL, dengan rentang 450-1200 mL dan energi yang
terkandung dalam ASI yakni 67 kkal/100 mL).
Selama hamil, biasanya wanita menyimpan tambahan 2 sampai 5 kg (19,000 sampai
48,000 kkal) dalam jaringan, yang biasa disimpan sebagai lemak sebagai persiapan laktasi.
Bila tidak mengkonsumsi kalori tambahan, maka tubuh akan menggunakan simpanan yang ada
untuk menyokong kebutuhan selama laktasi. Sehingga merupakan hal yang wajar pada wanita
menyusui untuk kehilangan 0.5-1.0 kg/bulan setelah bulan pertama setelah melahirkan.
Laktasi dinyatakan berhasil bila bayi mengalami penambahan berat badan yang sesuai.
Rekomendasi tambahan asupan protein harian selama masa menyusui adalah 25 g/hari.
Kebutuhan berbagai mikronutrien juga bertambah dibandingkan saat masa kehamilan, kecuali
vitamin D and K, kalsium, fluorida, magnesium, and fosfor. Penurunan berat badan selama
menyusui tidak secara langsung berdampak pada kuantitas maupun kualitas dari ASI, namun
defisiensi magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, and zinc pada ibu menyusui sering terjadi.
Vitamin larut lemak (vitamin A, D, K) dan larut air (vitamin C, B1, B6, B12, dan folat)
disekresikan dalam ASI dan kadar vitamin-vitamin ini menurun pada ibu yang mengalami
defisiensi vitamin-vitamin tersebut. Defisiensi vitamin semacam ini dapat diperbaiki dengan
suplementasi maternal yang baik. Faktor maternal seperti stress, ansietas, dan merokok dapat
mengurangi produksi ASI. Berat badan, BMI, persentase lemak, dan penambahan berat badan
selama kehamilan tidak mempengaruhi produksi ASI.1,2,9

2.8. Hubungan Nutrisi Ibu dengan Alergi


Kehidupan prenatal merupakan masa yang penting untuk perkembangan sistem imun.
Dalam kasus ini, diet ibu selama masa kehamilan diperkirakan mempengaruhi respon imun
janin yang memiliki predisposisi alergi pada masa kanak-kanak. Selama masa gestasi, nutrisi
yang dibutuhkan oleh janin ditransportasikan melalui plasenta menuju sirkulasi janin. Sehingga
akan sangat memungkinkan faktor diet berkaitan dengan penyakit alergi yang nantinya akan
timbul. Penelitian ini menganalisa hubungan antara diet ibu selama 4 minggu terakhir masa
kehamilan dengan sensitisasi alergi dan eksema pada anak pada usia 2 tahun. Ibu hamil yang
mengkonsumsi banyak margarin dan minyak sayur selama 4 minggu terakhir masa kehamilan
9
yang berkaitan dengan tingginya konsumsi ikan juga berkaitan dengan timbulnya eksema
selama 2 tahun pertama kehidupan anak. Diet tinggi konsumsi seledri dan jeruk juga
meningkatkan risiko sensitisasi terhadap alergen makanan. Selain itu, sensitisasi dengan
alergen inhalasi memberikan hubungan yang positif dengan asupan tinggi konsumsi gorengan
lemak nabati.6

10
BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat dari


janin, termasuk juga adanya perubahan-perubahan secara psikologis. Kebutuhan makronutrien
dan mikronutrien yang cukup dibutuhkan selama proses kehamilan ini untuk membantu
pertumbuhan dari janinnya. Kondisi gizi kurang ataupun lebih dapat mempengaruhi dampak
dari kehamilan pada janinnya. Sehingga diperlukan evaluasi dan pemantauan yang cukup untuk
nutrisi ibu baik sebelum maupun selama kehamilan ini berlangsung
Selama kehamilan sebaiknya berat badan berambah lebih dari 8 kg yang disebabkan
oleh adanya fetus, plasenta, cairan amnion, dan adaptasi organ ibu (uterus, payudara, volume
darah). Penambahan berat badan yang kurang menyebabkan cadangan adiposa dan protein ibu
dimobilisasikan untuk mempertahankan kehamilan. Penambahan berat badan disarankan
dinilai berdasarkan perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum kehamilan. Ibu yang
mengalami obesitas sebelum kehamilan memiliki rentang penambahan berat badan yang lebih
kecil dibandikan yang normal.
Pada ibu yang mengalami gizi kurang ataupun lebih, akan terjadi gangguan sintesis NO
dan poliamines, hal ini mengganggu pertumbuhan plasenta dan aliran darah uteroplasenta.
Gangguan ini menurunkan jumlah nutrisi dan oksigen dari ibu ke janinnya, menyebabkan
terjadinya restriksi pertumbuhan janin. Dari data epidemiologi dan penelitian pada masa
dewasanya bayi dengan IUGR lebih sering mengalami gangguan metabolik dan penyakit
kronis.
Terdapat kondisi khusus seperti ibu yang vegetarian, terdapat beberapa jenis vegetarian
yaitu ovolaktovegetarian, ovovegetarian, lactovegetarian, dan vegetarian saja. Diet vegetarian
dapat mendukung status gizi yang baik, namun selama kehamilan dan menyusui, jumlah nutrisi
yang dibutuhkan meningkat. Laktasi juga memerlukan jumlah energi, protein, dan nutrisi yang
lebih banyak dari biasanya. Perkembangan sistem imun terjadi sejak janin masih berada
didalam kandungan ibu. Diet ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi respons imun dari
janin dan resiko alergi selama masa kanak-kanak.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Kominiarek MA, Rajan P. Nutrition Recommendations in Pregnancy and Lactation. Med


Clin North Am. 2016 Nov;100(6):1199–215.

2. Maternal Nutrition During Pregnancy and Lactation: Dietary Guide | CORE Group:
Working Together in Health for Mothers, Children and Communities [Internet]. [cited
2018 Mar 26]. Available from: https://coregroup.org/resource-library/maternal-nutrition-
during-pregnancy-and-lactation/

3. Wu G, Bazer FW, Cudd TA, Meininger CJ, Spencer TE. Maternal Nutrition and Fetal
Development. J Nutr. 2004 Sep 1;134(9):2169–72.

4. Nutrition Guideline Pregnancy. Alta Health Serv. 2013 Mar;

5. Vegetarian Diet During Pregnancy: Assessment and Support : MCN: The American
Journal of Maternal/Child Nursing [Internet]. [cited 2018 Mar 26]. Available from:
https://journals.lww.com/mcnjournal/Citation/2017/09000/Vegetarian_Diet_During_Preg
nancy__Assessment_and.11.aspx

6. Sausenthaler S, Koletzko S, Schaaf B, Lehmann I, Borte M, Herbarth O, et al. Maternal


diet during pregnancy in relation to eczema and allergic sensitization in the offspring at 2
y of age. Am J Clin Nutr. 2007 Feb;85(2):530–7.

7. Van Lieshout R. J., Taylor V. H., Boyle M. H. Pre‐pregnancy and pregnancy obesity and
neurodevelopmental outcomes in offspring: a systematic review. Obes Rev. 2011 Apr
27;12(5):e548–59.

8. Corton MM, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C. Williams Obstetrics: 23rd
Edition. McGraw Hill Professional; 2009. 1404 p.

9. Institute of Medicine (US) and National Research Council (US) Committee to Reexamine
IOM Pregnancy Weight Guidelines. Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the
Guidelines [Internet]. Rasmussen KM, Yaktine AL, editors. Washington (DC): National
Academies Press (US); 2009. (The National Academies Collection: Reports funded by
National Institutes of Health). Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK32813/

12
10. Flynn NE, Meininger CJ, Haynes TE, Wu G. The metabolic basis of arginine nutrition
and pharmacotherapy. Biomed Pharmacother Biomedecine Pharmacother. 2002
Nov;56(9):427–38.

11. Bird IM, Zhang L, Magness RR. Possible mechanisms underlying pregnancy-induced
changes in uterine artery endothelial function. Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol.
2003 Feb;284(2):R245-258.

12. Morrison JL, Regnault TRH. Nutrition in Pregnancy: Optimising Maternal Diet and Fetal
Adaptations to Altered Nutrient Supply. Nutrients. 2016 Jun 4;8(6):342.

13. Nutrition During Pregnancy - Obstetrics and Gynecology Clinics [Internet]. [cited 2018
Mar 26]. Available from: http://www.obgyn.theclinics.com/article/S0889-
8545(08)00043-0/abstract

13

Anda mungkin juga menyukai