Pembimbing :
dr. Danny Wiguna, Sp.OG
Oleh:
Erika Gracia 2016-061-040
Santika Henny 2016-061-088
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-
Nya, referat dengan judul “Nutrisi Dalam Kehamilan” dapat diselesaikan sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan untuk memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan referat ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak yang senantiasa membantu dalam proses persiapan hingga akhir. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepadadr. Danny Wiguna, Sp.OG
yang telah bersedia membimbing selama proses pembuatan referat ini.
Referat ini masih memerlukan banyak perbaikan, oleh karena itu penulis sangat terbuka
pada kritik dan saran yang dapat berguna demi memperbaiki kekurangan yang ada.
Penulis berharap referat ini dapat membuka pikiran dan wawasan yang bermanfaat bagi
para pembacanyamengenai Infeksi Saluran Kemih Komplikata dan dapat melakukan
penanganan yang tepat dalam menghadapinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 3
2.1 Rekomendasi Penambahan Berat Badan ........................................................................... 3
2.2 Status Gizi Ibu dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Janin ........................................ 4
2.3 Rekomendasi Kalori Selama Kehamilan ........................................................................... 5
2.4 Makronutrien...................................................................................................................... 5
2.5 Mikronutrien ...................................................................................................................... 6
2.6 Diet Vegetarian .................................................................................................................. 8
2.7 Laktasi ................................................................................................................................ 9
2.8 Hubungan Nutrisi Ibu dengan Alergi ................................................................................. 9
BAB III
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 11
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 – Mekanisme gangguan pertumbuhan janin pada ibu yang mengalami gizi kurang
dan berlebih. ….……………….……………….……………….……………….…….……….5
Gambar 2.2.Rekomendasi asupan diet untuk ibu hamil dan ibu menyusui…….…….…………8
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
juga dapat meningkatkan resiko alergi karena sifat proinflamasinya, sedangkan diet tinggi n-3
PUFA dan antioksidan dapat memproteksi terhadap asma dan alergi.6
Meninjau pentingnya asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan dan berbagai
kondisi yang dapat terjadi pada janinnya baik secara jangka pendek dan juga jangka panjang,
maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai “Nutrisi Dalam Kehamilan”.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Memahami nutrisi dalam kehamilan
1.2.2. Tujuan Khusus
Memahami nutrisi yang diperlukan dalam kehamilan
Memahami dampak maternal dan neonatal nutrisi dalam kehamilan
Memahami nutrisi yang diperlukan selama masa laktasi
2.1 Manfaat
Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas bagi klinisi dan masyarakat
mengenai nutrisi dalam kehamilan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada ibu yang mengandung janin kembar memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap
terjadinya persalinan preterm, kecil masa kehamilan, dan adanya restriksi pertumbuhan
intrauterine. Maka ditetapkan peningkatan berat badan yang berbeda dengan ibu yang
mengandung satu janin.4
3
IMT (kg/m2) Peningkatan Berat Badan (kg)
Normal (18.5-24.9) 17-25
Overweight (25.0-29.9) 14-23
Obesitas (≥30.0) 11-19
Tabel 2.2. Rekomendasi peningkatan berat badan untuk kehamilan janin kembar4
4
Gangguan ini menurunkan jumlah nutrisi dan oksigen dari ibu ke janinnya, menyebabkan
terjadinya restriksi pertumbuhan janin.11
Gambar 2.1. Mekanisme gangguan pertumbuhan janin pada ibu yang mengalami gizi kurang
dan berlebih.
2.4. Makronutrien
Protein yang dibutuhkan pada ibu hamil meningkat karena dibutuhkan untuk pertumbuhan
janinnya dan perubahan lain pada uterus, payudara, plasenta. Pada trimester kedua dari
5
kehamilan, 1000g protein disimpan didalam tubuh ibu, yaitu 5-6 g/hari. Asam amino yang
beredar pada plasma ibu menurun, termasuk ornitin, glycine, taurine, dan proline. Sedangkan
terdapat peningkatan asam glutamate dan alanine. Rekomendasi protein yang dikonsumsi
selama kehamilan yaitu 60 g/hari, nilai ini meningkat dari 46 g/hari pada wanita yang tidak
hamil. Peningktan ini sebesar 1.1 g protein/kg/hari selama kehamilan dari 0.8 g protein/kg/hari
pada keadaan tidak hamil. Protein dapat didapatkan dari daging sapi, susu, telur, keju, daging
ayam dan ikan. Karbohidrat yang dikonsumsi sebesar 45-65% kalori setiap harinya. Lemak
yang dikonsumsi 20-35% dari kalori setiap harinya. Jumlah ini kurang lebih sama dengan
kondisi sebelum hamil.1,8,13
2.5. Mikronutrien
Rekomendasi asupan mikronutrien untuk ibu hamil ditentukan oleh Recommended Dietary
Allowances (RDA). Multivitamin harian prenatal pada umumnya diberikan sebelum konsepsi
dan selama kehamilan. Perbedaan mencolok dibandingkan dengan multivitamin lainnya adalah
dosis asam folat yang berguna untuk mendukung pertumbuhan sel, replikasi sel, pembelahan
sel, dan sintesis nukleotida untuk janin dan perkembangan plasenta. Asam folat adalah wujud
sintetik dari vitamin B, folat. Asam folat tersedia dalam bentuk suplemen dan difortifikasi
dalam makanan. Kebutuhan asam folat bertambah pada masa kehamilan karena cepatnya
pembelahan sel pada proses perkembangan janin.
Suplemen asam folat (400-800μg/hari) yang dikonsumsi sebelum konsepsi dapat
mengurangi risiko kegagalan pembentukan selubung saraf janin. Sehingga wanita
direkomendasikan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya akan sumber folat maupun
makanan yang sudah difortifikasi dengan asam folat. Wanita dengan riwayat defek
pembentukan selubung saraf harus mengkonsumsi dosis lebih tinggi yaitu 4mg. Defisiensi
asam folat berkaitan dengan anemia megaloblastik pada kehamilan.
Tablet besi secara rutin diberikan pada masa kehamilan karena ibu hamil membutuhkan
zat besi dua kali lipat. Suplemen vitamin C membantu penyerapan besi, sementara susu dan tes
menghambat penyerapan. Wanita dengan defisiensi besi memiliki level ferritin <15 μg/L.
Dalam kasus ini, hemoglobin dapat ditingkatkan hemoglobin sebesar 2 g/dL dalam satu bulan
dengan menggantikan sebanyak 60-120 mg elemental iron. Sedangkan efek samping besi yang
pada umumnya muncul adalah berupa nyeri perut, konstipasim nausea, dan muntah. Selain
suplemen, makanan yang kaya akan besi antara lain daging merah, babi, ikan, dan telur.
Vitamin D merupakan vitamin yang larut lemak dan dapat ditemukan pada minuman yang
difortifikasi seperti susu atau jus, sumber alami vitamin D diperoleh dari telur dan ikan salmon.
6
Kulit manusia juga membentuk vitamin D bila terekspos sinar matahari. Setelah diserap dari
mulut atau dari kulit, proses selanjutnya terjadi di liver, kemudian di ginjal untuk menjadikan
bentuk aktif 1,25-dihydroxyvitamin D, yang membantu penyerapan kalsium dari usus sehingga
dapat menyokong pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Defisiensi vitamin D merupakan hal
yang umum terjadi pada ibu hamil, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti
vegetarian, tinggal di iklim dingin dan ras kulit hitam. Defisiensi vitamin D berat sering kali
dikaitkan dengan rakitis kongenital dan fraktur. Suplemen vitamin D dapat diberikan 1000-
2000 IU/hari).
Vitamin A penting untuk diferensiasi dan proliferasi sel, juga untuk perkembangan tulang
belakang, jantung, mata, dan telinga. Angka mortalitas pada anak dari ibu dengan defisiensi
vitamin A cenderung lebih tinggi dan dapat dikaitkan dengan penurunan fungsi sistem imun.
Pemberian dosis vitamin A yang terlalu banyak (>10,000 IU/hari) berkaitan dengan defek
kraniofasial (wajah, palatum, telinga) dan kardiak. Dosis maksimal suplemen vitamin A pada
kehamilan adalah 8000 IU/hari. Adapun efek teratogenik dari vitamin A berasal dari retinol,
bukan karoten seperti yang dapat ditemukan pada wortel.
Pada studi yang meneliti tentang risiko dan manfaat dari ikan terhadap kehamilan,
dinyatakan bahwa kebanyakan ikan mengandung asam lemak omega-3 dan merkuri. Omega-3
dibutuhkan untuk perkembangan otak janin, membantu perkembangan pengelihatan pada bayi
premature, dan juga baik untuk kesehatan jantung. Sedangkan level merkuri yang tinggi pada
anak sering kali dikaitkan dengan penurunan memori, kemampuan belajar, dan perilaku.
Wanita hamil disarankan untuk mengkonsumsi ikan yang mengandung tinggi omega-3 dan
rendah merkuri seperti ikan salmon, sarden, dan teri. Contoh ikan yang mengandung banyak
merkuri antara lain ikan hiu, swordfish, makarel.4,8,9
7
Gambar 2.2.Rekomendasi asupan diet untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
8
2.7. Laktasi
American Academy of Pediatrics merekomendasikan 6 bulan pertama menyusui
eksklusif dan setidaknya menyusui selama 1 tahun pertama. Sama seperti masa kehamilan,
kebutuhan energi dan nutrisi berbeda untuk ibu menyusui. Ibu yang sedang menyusui
membutuhkan tambahan kira-kira 500kkal/hari. Perkiraan ini didapatkan dari volume rerata
ASI yang dikeluarkan per hari yakni 780 mL, dengan rentang 450-1200 mL dan energi yang
terkandung dalam ASI yakni 67 kkal/100 mL).
Selama hamil, biasanya wanita menyimpan tambahan 2 sampai 5 kg (19,000 sampai
48,000 kkal) dalam jaringan, yang biasa disimpan sebagai lemak sebagai persiapan laktasi.
Bila tidak mengkonsumsi kalori tambahan, maka tubuh akan menggunakan simpanan yang ada
untuk menyokong kebutuhan selama laktasi. Sehingga merupakan hal yang wajar pada wanita
menyusui untuk kehilangan 0.5-1.0 kg/bulan setelah bulan pertama setelah melahirkan.
Laktasi dinyatakan berhasil bila bayi mengalami penambahan berat badan yang sesuai.
Rekomendasi tambahan asupan protein harian selama masa menyusui adalah 25 g/hari.
Kebutuhan berbagai mikronutrien juga bertambah dibandingkan saat masa kehamilan, kecuali
vitamin D and K, kalsium, fluorida, magnesium, and fosfor. Penurunan berat badan selama
menyusui tidak secara langsung berdampak pada kuantitas maupun kualitas dari ASI, namun
defisiensi magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, and zinc pada ibu menyusui sering terjadi.
Vitamin larut lemak (vitamin A, D, K) dan larut air (vitamin C, B1, B6, B12, dan folat)
disekresikan dalam ASI dan kadar vitamin-vitamin ini menurun pada ibu yang mengalami
defisiensi vitamin-vitamin tersebut. Defisiensi vitamin semacam ini dapat diperbaiki dengan
suplementasi maternal yang baik. Faktor maternal seperti stress, ansietas, dan merokok dapat
mengurangi produksi ASI. Berat badan, BMI, persentase lemak, dan penambahan berat badan
selama kehamilan tidak mempengaruhi produksi ASI.1,2,9
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
2. Maternal Nutrition During Pregnancy and Lactation: Dietary Guide | CORE Group:
Working Together in Health for Mothers, Children and Communities [Internet]. [cited
2018 Mar 26]. Available from: https://coregroup.org/resource-library/maternal-nutrition-
during-pregnancy-and-lactation/
3. Wu G, Bazer FW, Cudd TA, Meininger CJ, Spencer TE. Maternal Nutrition and Fetal
Development. J Nutr. 2004 Sep 1;134(9):2169–72.
5. Vegetarian Diet During Pregnancy: Assessment and Support : MCN: The American
Journal of Maternal/Child Nursing [Internet]. [cited 2018 Mar 26]. Available from:
https://journals.lww.com/mcnjournal/Citation/2017/09000/Vegetarian_Diet_During_Preg
nancy__Assessment_and.11.aspx
7. Van Lieshout R. J., Taylor V. H., Boyle M. H. Pre‐pregnancy and pregnancy obesity and
neurodevelopmental outcomes in offspring: a systematic review. Obes Rev. 2011 Apr
27;12(5):e548–59.
8. Corton MM, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C. Williams Obstetrics: 23rd
Edition. McGraw Hill Professional; 2009. 1404 p.
9. Institute of Medicine (US) and National Research Council (US) Committee to Reexamine
IOM Pregnancy Weight Guidelines. Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the
Guidelines [Internet]. Rasmussen KM, Yaktine AL, editors. Washington (DC): National
Academies Press (US); 2009. (The National Academies Collection: Reports funded by
National Institutes of Health). Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK32813/
12
10. Flynn NE, Meininger CJ, Haynes TE, Wu G. The metabolic basis of arginine nutrition
and pharmacotherapy. Biomed Pharmacother Biomedecine Pharmacother. 2002
Nov;56(9):427–38.
11. Bird IM, Zhang L, Magness RR. Possible mechanisms underlying pregnancy-induced
changes in uterine artery endothelial function. Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol.
2003 Feb;284(2):R245-258.
12. Morrison JL, Regnault TRH. Nutrition in Pregnancy: Optimising Maternal Diet and Fetal
Adaptations to Altered Nutrient Supply. Nutrients. 2016 Jun 4;8(6):342.
13. Nutrition During Pregnancy - Obstetrics and Gynecology Clinics [Internet]. [cited 2018
Mar 26]. Available from: http://www.obgyn.theclinics.com/article/S0889-
8545(08)00043-0/abstract
13