MAKALAH
Oleh
Kelompok 1
i
KEPERAWATAN MATERNITAS
MAKALAH
Oleh
ii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi
Pada Ibu Hamil Dan Janin” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari semua pihak yang terlibat. Kami ucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan tambahan bagi
kami khususnya dan juga pembaca. Demikia makalah “Keperawatan Maternitas”
ini disusun, jika ada kekuarangan dalam makalah ini kami selaku penulis mhon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
Nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh ibu
hamil, karena nutrisi berguna untuk mempertahankan kesehatan ibu hamil tersebut
selama masa kehamilan dan juga untuk kelangsungan perkembangan janin yang
dikandungnya. Tetapi, saat ini tingkat kesehatan ibu hamil dan bayi yang
dilahirkan di Indonesia masih belum optimal. Salah satu yang menyebabkan
timbulnya masalah tersebut adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai
kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi pada saat masa kehamilan, sehingga
mereka tidak memperhatikan, bahkan tidak memilih asupan makanan sehari-hari
yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka.
Sejak dahulu, makanan wanita hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang
percaya bahwa makanan yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin.
Tetapi masih saja terdapat anggapan yang salah tentang kebutuhan makanan untuk
ibu hamil, misalnya ibu hamil tidak boleh makan yang banyak dengan tujuan agar
bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan. Padahal pendapat tersebut tidak dapat
dibenarkan (Soetjiningsih, 1995). Ibu hamil masih memperccayai hal tersebut,
sehingga mereka mengurangi porsi makanan setiap harinya, dan akibatnya
kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut kurang terpenuhi. Masalah tersebut menjadi
salah satu penyebab banyaknya kasus perkembangan bayi yang tidak sempurna
dan berat badan bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan berat badan normal.
Kekurangan atau kelebihan nutrisi pada masa kehamilan dapat berakibat kurang
baik bagi ibu dan perkembangan janin. Kekurangan Nutrisi seperti asupan energi
dan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK).
Wanita hamil beresiko KEK jika memiliki lingkar lengan atas (LILA)<23,5 cm.
Dan jika ibu hamil sudah mengalami KEK maka akan beresiko melahirkan bayi
berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa resiko kematian, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak
langsung kematian ibu. Hasil Riskedas 2013 mendapat proporsi ibu hamil umur
1
15-49 tahun dengan LILA<23,5 cm atau beresiko KEK di Indonesia sebesar 24,2
persen. Proporsi terendah di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur
(45,5%) (Kemenkes RI, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa kasus kekurangan
nutrisi bagi ibu hami di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, semua
materi tentang nutrisi ibu hamil akan dibahas dalam makalah ini dengan harapan
bahwa mahasiswa keperawatan atau tenaga kesehatan dapat menyampaikan
pendidikan kesehatan tentang nutrisi kepada para ibu hamil yang masih
kekurangan pengetahuan, sehingga resiko KEK dan kasus BBLR dapat dikurangi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa keperawatan dapat memahami kebutuhan nutrisi ibu hamil dan
janin.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan definisi nutrisi bagi ibu
hamil dan janin.
2. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan komponen nutrisi bagi ibu
hamil dan janin.
3. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan pola makan yang benar
bagi ibu hamil dan janin.
4. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan contoh menu sehari bagi
ibu hamil dan janin.
5. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi
nutrisi ibu hamil dan janin.
6. Mahasiswa keperawatan dapat menjelaskan gangguan akibat
kekurangan dan kelebihan nutrisi pada ibu hamil dan janin.
2
BAB 2. TELAAH LITERATUR
Nutrisi adalah suatu proses masuknya zat makanan yang kemudian oleh tubuh
akan diolah dan diproses dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan nantinya
akan digunakan dalam melakukan aktivitas oleh tubuh ( Alimul, A.A, 2006).
Nutrisi sendiri didalamnya mengandung zat yang disebut zat gizi zat –zat tersebut
yang nantinya akan berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan dalam memproses di dalam tubuh manusia dan pada akhirnya akan
dilakukan proses eliminasi berupa zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang memepelajari mengenai
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung didalamnya, baik aksi reaksi,
dan keseimbangan dengan kesehatan dan penyakit ( Tarwoto & Wartonah, 2006).
Bagi ibu hamil nutrisi sangat berpengaruh pada proses kehamilan karena apabila
asupan nutrisi selama proses kehamilan baik dan tercukupi maka kehamilan akan
berjalan dengan normal dan janin yang dilahirkan juga akan sehat. Oleh karena itu
zat gizi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan selama masa kehamilan
karena faktor gizi sangat berperan terhadap status kesehatan ibu untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Dalam ( Mitayani & Sartika 2010), zat gizi pada fase kehamilan merupakan suatu
zat-zat yang terkandung dalam suatu makanan atau menu makanan yang memiliki
kandungan semua zat gizi yang diperlukan oleh ibu hamil dan janin setiap harinya
serta memiliki kandungan zat gizi dengan takaran batas wajar sesuai yang
dibutuhkan dan tentunya tidak berlebihan. Oleh karena itu sangat penting
pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu dan janin untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan yang nantinya akan berpengaruh pada
proses pembentukan organ-organ janin.
Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil daripada yang dibutuhkan
orang dewasa normal. Laju metabolik basal ( Basal Metabolic Rate / BMRI)
3
meningkat 20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk dalam
pemakaina jaringan sintesis. Beberapa komponen nutrisi yang diperlukan ibu
hamil antara lain.
2.2.1 Energi
Seorang ibu selama masa kehamilannya membutuhkan energi yang cukup tinggi
jika dibadingkan dengan masa sebelum hamil ini yang membuat kebanyakan
wanita hamil memiliki nafsu makan yang tinggi atau kadang nafsu makannya
meningkat drastis dari sebelum hamil. Energi ini nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembentukan pembuluh darah dan
jaringan yang baru ( Almatsir, 2009).
Selain hal tersebut kebutuhan lemak dan tambahan kalori dibutuhkan sebagai
cadangan lemak serta nantinya untuk proses metabolisme jarngan baru. Menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 ibu hamil memerlukan sekitar
80.000 tambhan kalori dalam proses kehamilannya. Serta penambahan 300 kkal/
hari untuk ibu hamil yang ada dalam fase kehamilan trimester ketiga. Dengan
demikian dalam perharinya asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat
mencapai 2300 kkal/ hari. Energi bisa didapatkan dari mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup.
1. Lemak
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g lemak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin (Soetjaningsih, 1995).
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan terakhir
kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak
ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi aterm 80% jaringan
4
lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik
seperti kacang-kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih, 1995).
2. Karbohidrat
2.2.2 Protein
Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru ( Aritonang, 2010).
Jumlah protein yang diperlukan dan harus tersedia sampai akhir masa kehamilan
yaitu sekitar 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2004 menganjurkan penambahan sebanyak
17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu harinya kebutuhan
protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr. Bahan makanan hewani
merupakan sumber proein yang baik dalam hal jumlah maupun kualitasnya seperti
telur, susu, daging unggas dan kerang. Selain protein yang berasal dari hewani
protein juga dijumpai dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-
kacagan dan biji-bijian ( Almatsir, 2009).
5
2.2.3 Vitamin dan Mineral
Bagi ibu hamil pertumbuhan janin yang normal menjadi suatu hal yang penting.
Pertumbuhan janin dalam kandungan memerlukan asupan vitamin dan mineral
yang baik dan cukup seperti vitamin C, asam folat, zat besi, dan zink. Angka
kecukupan vitamin dan mineral bagi ibu hamil menurut Widyakarya Pangan dan
Gizi Tahun 2004 untuk tambahan ibu hamil trimester ketiga adalah vitamin A 300
RE, vitamin C 10 mg, tiamin 0,3 mg, riboflavin 0,3 mg, niasin 4 mg, asam folat
200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kalsium 150 mg, magnesium 40 mg, zat besi 13 mg,
zink 10,2 mg serta iodin 50 μg ( Almatsier, 2009).
6
oleh janin dengan rincian sebanyak 50-75 mg digunakan untuk pembentukan
plasenta, 450 mg untuk menjadi penambah sel darah merah dan 200 mg akan
lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2004 menganjurkan penambahan
zat besi sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester 3 dengan totala angka
kecukupan gizi yang diajnurkan bagi ibu hamil trimester 3 yaitu sebaiknya
sebanyak 39 mg/ hari.
Menurut Aritonang (2010), makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi
besi selama masa kehamilan diantaranya sebagai berikut :
7
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun negara maju rata-rata
mengalami masalah kekurangan asam folat, hal ini dikarenakan makanan yang
mereka konsumsi setiap harinya tidak memiliki kandungan asam folat yang
tercukupi untuk memenuhi takaran kebutuhan asam folat selama proses
kehamilan. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi
kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan
dan pendarahan ( Aritonang, 2010).
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004 menganjurkan bahwa penambahan asam
folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa didapatkan hanya dengan rajin
mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan dalam 28 hari
setelah terjadi ovulasi atau 28 hari pertama usia kehamilan. Banyaknya
kandungan suplemen asam folat yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470
μg per hari dimana masing-masing dari itu dibutuhkan dalam trimester I, II dan III
( Arisman, 2004). Beberapa jenis makanan yang banyak mengandung asam folat
anatara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging,
jeruk dan telur.
2.2.6 Kalsium
Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat kalsium untuk
menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium
juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi.
Perkembangan janin membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan,
terutama pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan dari
tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk memenuhi
kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014). Jika seandainya kebutuhan
kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi berupa makanan yang masuk
kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil dari
cadangan kalsium yang tertimbun di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat
tulang ibu menjadi kropos atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009).
8
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 150 mg
kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan
kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh ibu hamil ialah sebesar 950 mg/ hari.
Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran
hijau da berbagai olahan susu seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium
selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat.
Dengan demikian suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan untuk
mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini sebenarnya tidak
efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan kalsium dasarnya telah memadai
sehingga WHO merekomendasikan suplemen yang memiliki kandungan sekitar
1,5 sampai 2 g/ hari takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat
kalsium yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi pemberian
suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran prematur spontan
ataupun keguguran (Francesa et all, 2014).
Kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari yang dapat
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi terkait dengan
kandungan nutrisi dari bahan makanan tersebut. Pola makan adalah suatu cara
ataupun usaha yang dilakukan terkait dengan pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan suatu penyakit. Menurut Margaret
Mead yang dikutip oleh Almatsier (2009), pola makan atau food patern adalah
suatu cara seseorang dalam memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi
terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dihubungkan dengan
kebiasaan makan.
9
penggunaan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
organ serta menghasilakn energi.
Pola makan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh ibu
hamil pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi janin di dalam kandungan
(Devi, 2010). Oleh karena itu ibu hamil seharusnya memiliki pola makan yang
baik dan tentunya harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta
vitamin dan mineral demi tercapainya kesehatan ibu dan janin. Sejalan dengan hal
tersebut Husada (2009) menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat
harus makanan triguna yaitu :
1. Memiliki kandungan zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, roti dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang
mengadung lemak.
2. Memiliki kandungan zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang
berasal dari hewan tenunya memiliki protein hewani seperti telur, ikan, ayam,
daging, kerang, udang, kepiting, susu serta hasil olahannya. Sedangkan jenis
makanan yang mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil
olahannya seperti tempe dan tahu.
3. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh
dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit. Bahan makanan yang termasuk
zat pengatur seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung
berbagai macam vitamin dan mineral.
Untuk mendapatkan pengaruh yang baik dari pengaturan pola makan, ibu hamil
sebaiknya memperhatikan prinsip ibu hamil yaitu harus memilih makanan yang
bermutu dalam artian memiliki nilan kandungan gizi yang baik serta susunan
menu makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan dan seimbang. Ibu hamil
disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari, minimal
10
mengandung buah dan sayur, karbohidrat kompleks, protein, lemak dan
dilengkapi dengan kombinasi makanan produk susu.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil terkait pola makan
(Kemenkes RI, 2011):
1. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan sesuai
dengan umur kehamilan.
2. Bagi ibu yang terlalu gemuk , kurangi porsi makanan sumber energi dari lemak
dan karbohidrat.
3. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan protein.
4. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering.
5. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema perhatikan penggunaan garam
dalam makanan dan minuman agar tidak berlebihan.
11
Pembagian Makanan Sehari
Pagi jam 06.00-08.00
Berat (gr) URT
Nasi/ pengganti : ...................... ......................
Hewani/ nabati : ...................... ......................
Sayuran : ...................... ......................
Minyak : ...................... ......................
Gula pasir : ...................... ......................
12
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dalam Sehari (Kemenkes RI, 2011) :
1. Pagi : Nasi, Ayam goreng bumbu lengkuas, pepes tahu, oseng-oseng
jagung muda ditambah wortel dan susu. Jam 10.00 pagi ditambah
selingan bubur kacang hijau.
2. Siang : Nasi, sop sayuran, ikan baldo, keripik tempe dan buah jeruk. Jam
16.00 ditambah selingan selada buah.
3. Malam : Nasi,telur balado, perkedel tahu, tumis tauge ditambah baso dan
buah pisang.
Pengaturan Takaran Makanan Sehari Untuk Ibu hamil ( Kemenkes RI, 2011) :
13
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Pola makan ibu hamil dapat dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut
terdiri dari :
1. Ekonomi
Seorang ibu hamil yang berasal dari keluarga kurang mampu atau ekonomi
tingkat bawah maka bisa mempengaruhi asupan menu makanan sehari-hari.
Biasanya karena keterbatasan ekonomi dan kekurangan pendapatan, ibu hamil
tersebut tidak mampu membeli makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dirinya dan sang janin. akibatnya ibu hamil tersebut sangat beresiko untuk
terkena KEK (Kekurangan energi kronik) yang menyebabkan berat badan bayi
yang dilahirkan kurang dari normal. Jadi rendahnya penghasilan seseorang yang
akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang dalam menyiapkan makanan
baik secara kualitas maupun kuantitasnya (Supariasa, 2012).
2. Pendidikan
Faktor pendidikan dapat mempengaruhi nutrisi ibu hamil. Jika sang ibu
mempunyai latar pendidikan tinggi dan mempunyai wawasan luas mengenai info
kesehatan ibu hamil, maka sang ibu tersebut akan menerapkan info kesehatan
yang didiapat, misalnya terkait dengan nutrisi yang harus dimakan. Sedangkan ibu
hamil yang mempunyai latar pendidikan rendah maka sang ibu tersebut tidak
mengetahui nutrisi yang harus dipenuhi olehnya. Selain itu, Pengetahuan gizi
yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah persepsi
tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi
seseorang. Jadi bisa disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah mempengaruhi
nutrisi ibu hamil.
3. Lingkungan
Lingkungan yang bersih akan memberikan efek yang baik pada tubuh ibu hamil
daan janin. Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya
jangan sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan
14
menjadi tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit. Jika ibu
hamil memakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan kuman maka dapat
mengancam kesehatan ibu dan janin itu sendiri. Jika ibu sudah mengalami sakit,
maka akan mengakibatkan penurunan nafsu makan dan meningkatkan resiko
kekurangan nutrisi.
4. Budaya
Kepercayaan ibu hamil dan keluarganya mengenai asupan makanan yang akan
dimakan oleh ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Misalnya,
di beberapa daerah di Indonesia masih terdapat kepercayaan tentang Pantangan
pada makanan tertentu. Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk
mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap
barang siapa yang melanggarnya (Sediaoetama, 2008). Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya bahwa ibu hamil tidak boleh makan
makanan yang kaya akan zat besi baik golongan hewani, nabati, dan gabungan
dari keduanya.
Golongan makanan hewani seperti cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor
bebek, dan beberapa jenis ikan. Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung,
tebu, nenas, durian, terong, serta beberapa jenis buah-buahan. Beberapa alasan
pantangan tersebut diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut
mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan penyakit,
larangan agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh adat/budaya.
Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu itu berakibat negatif
terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi
kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari pengaruhnya untuk jangka
panjang (Sediaoetama, 2008).
5. Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan
kecukupan nutrisi ibu hamil. Karena fasilitas kesehatan merupakan tempat
15
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya,
bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif. Jika disuatu
daerah kekurangan fasilitas kesehatan, maka ibu hamil di daerah tersebut akan
kekurangan informasi terkait kesehatannya. Dan ibu hamil juga kurang
memperhatikan asupan makanan sehari-hari karena tidak ada dorongan atau
perhatian dari tenaga kesehatan setempat.
6. Geografis
Letak suatu daerah di negara tertentu biasanya mempengaruhi kebutuhan nutrisi
para penduduknya termasuk juga para ibu yang sedang hamil. Jika daerah tersebut
dekat dengan perkotaan maka kebutuhan makanan yang bergizi akan mudah
didapat. Tetapi jika daerahnya berada di wilayah pelosok maka akan jauh dari
pasar atau swalayan yang menyediakan beberapa makanan bergizi. Sehingga para
penduduknya akan mengkonsumsi makanan seadanya di daerah tersebut. Selain
itu geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis tanaman dan
jumlah produksinya di suatu daerah.
2.6.1 Dampak kekurangan gizi selama kehamilan terhadap Janin dan proses
persalinan
16
Anemia pada ibu hamil ini bisa mengakibatkan abortus (keguguran), mudah
terjadi infeksi, persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6
gr%), pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), terhambatnya
pertumbuhan janin, dan BBLR ( berat bayi lahir rendah ). Bahaya anemia pada
saat persalinan yaitu, gangguan kekuatan mengejan (Manuaba, Ide BG, 1998) .
3. Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan adalah sistem kekebalan
tubuh yang rendah, sehingga resiko terkena penyakit lebih besar. Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan persalinan yang sulit, membutuhkan
waktu lama, tidak tepat waktu (prematur), dan bisa menyebabkan pendarahan
saat persalinan (Manuaba, Ide BG, 1998).
4. Kekurangan energi dan protein (KEP)
KEP mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat
makanan ke janin., sehingga resiko berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
meningkat. Akibat lain KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama tahap
pertama pertumbuhan otak (hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel saraf adalah 3 bulan pertama
kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal tersebut
mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel
otak yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dn fungsi
otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual
anak (Soetjiningsih, 1995).
ibu malnutrisi
17
Plasenta lebih kecil Berkurangnya transfer makanan
Ada beberapa akibat yang ditimbulkan ketika seorang ibu hamil mengalami
obesitas. Secara garis besar, akibat-akibat tersebut dikelompokkan menjadi 2
bagian, akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang. Akibat jangka pendek
obesitas selama kehamilan yaitu aborsi spontan, keguguran berulang, anomali
kongenital seperti tabung saraf dan cacat jantung, pre-eklampsia, diabetes
gestasional, kelahiran prematur dan lahir mati. Risiko diabetes mellitus
gestasional meningkatkan dua kali lipat untuk wanita kelebihan berat badan dan
delapan kali lipat untuk wanita gemuk. Pada periode peripartum, ada peningkatan
prevalensi operasi caesar, diinduksi tenaga kerja, menerima oksitosin,
perkembangan lebih lambat melalui tenaga kerja dan komplikasi operasi caesar
seperti infeksi luka dan kehilangan darah yang berlebihan (Sarmiento Olga l et all,
2012) .
Selain hal tersebut apabila ibu hamil kelebihan asupan nutrisi maka biasanya akan
menyebabkan penambahan berat badan yang kemudian dalam jangka panjang
mengakibatkan ibu hamil bisa terserang penyakit diabetes melitus tipe II, obesitas
dan kemudian hari bisa menyebabkan darah tinggi. Bayi yang terlahir dari ibu
yang memiliki kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk menderita
makrosomia janin dan distosia bahu ( Sarmiento Olga l et all, 2012)
18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah suatu proses masuknya zat makanan yang mengandung zat gizi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya yang kemudian oleh tubuh
akan diolah dan diproses dengan tujuan untuk menghasilkan energi dan nantinya
akan digunakan dalam melakukan aktivitas oleh tubuh. Bagi ibu hamil nutrisi
sangat penting dan berpengaruh pada proses kehamilan karena apabila asupan
nutrisi selama proses kehamilan baik dan tercukupi maka kehamilan akan berjalan
dengan normal dan janin yang dilahirkan juga akan sehat. Ibu hamil sangat
membutuhkan adanya asupan nutrisi seperti kalsium, asam folat, zat besi dan
vitamin mineral yang berguna untuk membantu proses tahap kembang janin yang
ada di kandungan mengingat kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil
berbeda dari wanita sebelum hamil. Oleh karena itu pentingnya bagi ibu hamil
dalam mengatur daftar menu makanan yang akan dikonsumsi setiap harinya
sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang telah dianjurkan.
Pemenuhan nutrisi ibu hamil sangat penting terkait dengan keselamatan janin
yang akan dilahirkan. Karena apabila wanita hamil mengalami masalah dengan
jumlah nutrisi yang di konsumsi selama hamil baik bersifat kelebihan maupun
kekurangan nutrisi maka akan menyebabkan berbagai macam masalah kehamilan
seperti kelahiran spontan, cacat jantung, preklamsia, kelainan deformitas dan
makrosomia janin.
3.2 Saran
Seorang perawat dan mahasiswa keperawatan dalam hal ini harus mampu dan
memahami konsep dasar dan penerapan asupan kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
dan janin mengingat betapa pentingnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil
terhadap tahap proses tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Selain itu
perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan yang benar dan
berkualitas terhadap ibu hamil yang memiliki masalah dengan kebutuhan n
nutrisi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Mitayani & Sartika & Sartika. ( 2010). Buku Saku Ilmu Gizi. CV Info Media .
Jakarta Diunduh dari
http://onesearch.kink.kemkes.go.id/Record/PoltekkesPdg-1177 diakses
tanggal 16 Februari 2017 pukul 15.57 WIB.
Sarmiento Olga l et all. (2012). Nutrition in Colombian pregnant women. Public
Health Nutrition: Diunduh dari
http://eresources.perpusnas.go.id:2071/docview/1266772946/fulltextPDF/B
6AB836623C24A3APQ/1?accountid=25704 Diakses tanggal 18 Februari
2017 pukul 08.30 WIB
Sediaoetama. (2008). Ilmu gizi: untuk mahasiswa dan profesi jilid 1. Jakarta :
Dian Rakyat.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sophia, E. ( 2009). Kebutuhan Gizi untuk Ibu Hamil. Diunduh dari
www.medicastore.com/kebutuhan-gizi-ibu-hamil.html diakses: Selasa, 13
Februari 2017 pukul 18. 47 WIB.
Supariasa. (2012). Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi keempat. Jakarta: Salemba Medika.
21