Anda di halaman 1dari 3

TUGAS dr. Danny, sp.

OG

1. Komplikasi kuretase1
 Perforasi uteri. Biasanya lebih sering pada uterus dengan posisi retrofleksi
 Perdarahan
 Kerusakan organ intraabdominal yang akhirnya dapat menyebabkan peritonitis
dan sepsis
 Koagulopati
 Insufisiensi serviks atau sinekia uteri (jangka panjang)

2. Operasi Histerektomi Totalis dengan Salphingo-oovorektomi Bilateral2,3


1. Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut
2. Pada dinding perut dibuat insisi mediana dari bawah umbilikus hingga atas
simfisis, diperdalam lapis demi lapis hingga kavum peritoneum terbuka
3. Dalam rongga perut di sekitar rahim dipacking dengan kasa
4. Jahit fundus uteri dengan benang sintetik absorbable ukuran 0 untuk mentraksi
uterus, kemudian geser uterus ke arah kanan pasien dan clamp menggunakan 2
buah clamp pada ligamentum rotundum dan lakukan insisi diantara dua clamp
tersebut
5. Lakukan ligasi pada ujung distal ligamentum rotundum dengan menjahitnya
menggunakan benang sintetik absorbable ukuran 0. Ujung proksimal ligamentum
rotundum dijepit dengan clamp Ochsner
6. Kemudian tarik uterus ke arah cephalik dan lakukan pemotongan dari anterior
ligamentum latum hingga plika vesikouterina dengan menggunakan gunting
metzenbaum. Lakukan step 4-6 pada sisi satunya
7. Masukan jari dibawah ligamen infundibulopelvik pada sisi kiri pasien. Hati-hati
ureter terpotong karena dekat dengan ligamen infundibulopelvik. Lakukan clamp
dengan 2 clamp pada ligamen infundibulopelvik dan lakukan insisi kemudian
ligasi dan jahit pada distal ligamen dengan benang sintetik absorbable ukuran 0.
Lakukan step ini pada sisi satunya
8. Tarik uterus ke arah cephalik dan geser ke arah kanan pasien hingga arteri uterina
dan jaringan paraservikal terlihat. Lakukan clamp dengan clamp Ochsner
lengkung sebanyak 3 buah clamp. Insisi dilakukan antara clamp ochsner
proksimal uterus dengan 2 buah clamp ochsner distal. Kemudian lakukan ligasi
dan jahit dengan 2 benang sintetik absorbable ukuran 0, yang pertama pada ujung
clamp ochsner terbawah lalu dan yang kedua pada ujung clamp ochsner di tengah.
Lakukan step ini pada sisi satunya
9. Uterus tetap ditarik ke arah cephalik dan secara tumpul lakukan diseksi pada
fascia pubovesikal servikal.
10. Lakukan clamp menggunakan 2 buah clamp ochsner pada ligamentum kardinale 2
cm dari uterus. Lakukan insisi diantara clmap tersebut pada ligamentum
kardinale, kemudian ligasi pada sisi distal dengan menggunakan benang sintetik
absorbable ukuran 0. Lakukan step ini pada sisi satunya
11. Lakukan insisi pada segmen posterior ligamentum latum hingga ligamentum
sakrouterina dan melalui segmen bawah rahim posterior antara rektum dan serviks
12. Lakukan clamp pada ligamentum sakrouterina dengan clamp ochsner, insisi, dan
ligasi dengan benang sintetik absorbable ukuran 0 pada kedua ligamentum
sakrouterina
13. Uterus ditraksi ke cephalik dan lakukan palpasi pada segmen bawah rahim dan
vagina bagian atas untuk memastikan semua ligamen sudah terpotong. Kemudian
potong vagina dengan scalpel atau gunting. Angkat uterus dan clamp ujung
vagina dengan clamp ochsner pada sisi atas, bawah, kiri, dan kanan
14. Jahit ujung kedua ligamentum kardinale dan ligamentum sakrouterina pada sisi
kiri dan kanan vagina dengan benang sintetik absorbable ukuran 0. Cuci rongga
pelvik dengan cairan salin steril. Perhatikan adanya perdarahan atau tidak
15. Lakukan reperitonealisasi rongga pelvik dengan menjahit menggunakan benang
sintetik absorbable ukuran 2-0 dari anterior hingga posterior ligamentum latum.
Jahit lapis demi lapis.
16. Operasi selesai.
Referensi:
1. Cunningham, FG, Leveno KJ, Bloom, SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2010.
2. Wiknjosastro H. Ilmu Bedah Kebidanan. Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2000
3. Wheeless.C, Roenneburg. M. Atlas of Pelvic Surgery [internet]. Baltimore; 2017.
Available from: www.atlasofpelvicsurgery.com

Anda mungkin juga menyukai