Anda di halaman 1dari 17

 

LAPORAN KASUS

Pembimbing :
dr. Edihan, Sp. OG

Disusun oleh :
1. Bella Louisa 2016 061 042
2. Madelina Serenita 2016 061 081
3. Marcella Nathania 2017 0601 0025

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ATMA JAYA
PERIODE 12 FEBRUARI 2018 – 21 APRIL 2018

 
 

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 36 tahun
Agama : Islam
Alamat : Rusun Buddha Tzu Chi
Pekerjaan : Karyawati
Pendidikan : S1
Status perkawinan : Menikah
Tanggal masuk RS : Jumat, 9 Februari 2018

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang untuk rencana SC atas indikasi letak lintang

Keluhan Tambahan
Perut bagian bawah terasa kencang

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien, G2P1A0, 36 tahun, gravid 37-38 minggu menurut USG datang ke poli Obgyn
untuk rencana re-SC karena janin letak lintang. Pasien juga mengeluhkan perut bagian
bawah terasa kencang dan menjalar sampai ke pinggang sejak 2 jam SMRS. Pasien
mengatakan gerak janin aktif (>10x/menit). Keluarnya cairan tak tertahankan
disangkal, keluhan keluarnya lendir disertai darah disangkal. Mual dan muntah,
penurunan nafsu makan, demam disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat SC pada kehamilan sebelumnya yaitu pada tahun 2015 atas
indikasi CPD, dan pasien juga memiliki ​riwayat kista ​sejak 6 tahun SMRS (tahun
2012) dengan ukuran 4 cm melalui pemeriksaan USG. Pemeriksaan kembali
dilakukan pada tahun 2015, dinyatakan kista tidak membesar dan tidak ada keluhan
lagi.

 
 

Riwayat hipertensi disangkal.


Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat asma disangkal.
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat trauma disangkal.

Riwayat Keluarga
Ayah pasien menderita penyakit hepar dan meninggal pada tahun 1992

Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak sedang dan tidak pernah menggunakan KB

Riwayat Menstruasi
● Menarche : 12 tahun
● Pola menstruasi : teratur, setiap 29 hari, durasi 7 hari, 5 kali ganti pembalut/hari
(50 cc/hari)

Riwayat Pernikahan
Menikah sebanyak 1 kali, dengan suami sekarang sudah 8 tahun

Riwayat Ante Natal Care


Rutin dilakukan sebanyak 9 kali di RSAJ

Riwayat Obstetrik
● G2P1A0
● Hari pertama haid terakhir : 25 Mei 2017
● Taksiran perkiraan persalinan : 4 Maret 2018​ ​menurut HPHT

No Suami Tahun Usia Jenis Komplikasi Jenis Usia BBL ASI/PASI


ke - gravid persalinan kelamin sekarang (gram)

 
 

1 1 2015 37-38 SC CPD ♀ 3 tahun 2800 +


minggu
2 1 Hamil ini

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
● Tekanan darah : 120/70 mmHg
● Nadi : 88 kali/menit
● Pernapasan : 20 kali/menit
● Suhu : 36,5 o​​ C

Status gizi
● Berat badan sekarang : 69 kg
● Berat badan sebelum hamil : 55 kg
● Tinggi badan : 155 cm
● IMT (BMI) : 22.89 kg/m​2 ​(normal)

Status generalis
Kepala : Normocephali, deformitas (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Sekret (-), deformitas (-)
Telinga : Sekret (-), deformitas (-)
Mulut : Mukosa oral basah
Thorax
● Cor : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
● Pulmo : Vesikular (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
● Mammae : Hiperpigmentasi areola (+/+), retraksi puting (-/-), ASI (-/-)

 
 

Abdomen
● Inspeksi : Cembung, linea nigra (+), striae gravidarum (+), ​scar operasi
(+)
● Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
● Auskultasi : Bising usus (+), 6 kali/menit
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik
Refleks fisiologis : Biceps (++/++), Triceps (++/++),
Patella (++/++), Achilles (++/++)

Pemeriksaan obstetrik
Tinggi fundus uteri : 2 jari di atas umbilikus
Taksiran berat janin : 2820 gram menurut USG
His/kontraksi :-
Denyut jantung janin : 145 kali/menit
Pemeriksaan Leopold :
● Leopold I : bagian kecil janin
● Leopold II : sisi kiri kepala, sisi kanan bokong
● Leopold III : punggung
● Leopold IV : konvergen
Pemeriksaan Dalam
● In Spekulpo : Tidak dilakukan (pasien menolak)
● Vaginal Toucher : Tidak dilakukan (pasien menolak)

IV. RESUME
Pasien, G2P1A0, 36 tahun, gravid 37-38 minggu menurut USG datang ke poli
Obgyn untuk rencana SC atas indikasi re-SC dan janin letak lintang. Pasien juga
mengeluhkan perut bagian bawah terasa kencang dan menjalar sampai ke pinggang
sejak 2 jam SMRS. Pasien mengatakan gerak janin aktif (>10x/menit). Keluarnya
cairan tak tertahankan disangkal, keluhan keluarnya lendir disertai darah disangkal.
Mual dan muntah, penurunan nafsu makan, demam disangkal.
Pasien memiliki riwayat SC pada kehamilan sebelumnya yaitu pada tahun
2015, dan pasien juga memiliki riwayat kista sejak 6 tahun SMRS (tahun

 
 

2012)dengan ukuran 4 cm melalui pemeriksaan USG. Pemeriksaan kembali dilakukan


pada tahun 2015, dinyatakan kista tidak membesar dan tidak ada keluhan lagi.
Pada kehamilan ini, pasien rutin melakukan ANC setiap bulan sebanyak 9 kali
di RSAJ, dengan hari pertama haid terakhir 25 Mei 2017 dan perkiraan persalinan 4
Maret 2018 menurut HPHT.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan abdomen cembung, linea nigra (+), striae
gravidarum (+), supel, tidak didapatkan nyeri tekan dengan bisiung usus 6 kali/menit.
Pada pemeriksaan obstetrik, didapatkan tinggi fundus uteri 2 jari di atas umbilikus
dengan taksiran berat janin 2820 gram menurut USG, tidak ada his, DJJ 145
kali/menit, Leopold I bagian kecil janin, Leopold II sisi kiri kepala dan sisi kanan
bokong, Leopold III punggung, Leopold IV konvergen. Pasien menolak untuk
dilakuakan peeriksaan dalam.

V. DIAGNOSIS KERJA AWAL


G2P1A0, usia 36 tahun, gravid 37 – 38 minggu menurut USG, belum inpartu, dengan
riwayat SC atas indikasi CPD, janin tunggal hidup intrauterin, letak lintang.

VI. TATALAKSANA
● Rawat dalam bangsal
● Cefadroxil 3x500 mg
● Asam mefenamat 3x500 mg
● Moloco B12 2x1
● Sangobion 1x1 tab
● Cefotaxim 1x1 gram IV
● Rencana SC 10 Februari 2018

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium (9 Februari 2018)
● Hb : 9,9 g/dL
● Ht : 29%
● Trombosit : 383.000/µL
● Leukosit : 10.500/µL

 
 

● Eritrosit : 3.95 juta/µL


● MCV : 74,4 fL
● MCH : 33,7 pg
● MCHC : 33,7 g/dL
● BT/CT : 3/5
● GDS : 96 mg/dL
● HBSAg kualitatif : Negatif

Kardiotokografi (9 Februari 2018)

● Baseline : 140
● Variabilitas : 15
● Akselerasi : 5 kali dalam 10 menit
● Deselerasi :0
● Gerak Janin : 7 kali
● His :-
● Kesan : NST reaktif

 
 

IX. FOLLOW UP

10 Februari 2018 (05.00)

S O A P
Tidak ada KU : tampak sakit sedang G2P1A0, usia 36 Terapi lanjut
keluhan Kesadaran : compos mentis tahun, gravid 37-38
Gerak janin TTV : minggu menurut Instruksi post op
aktif > 10 kali ● TD : 120/80 USG USG, belum Oxytoxin 3 x 10
per hari ● HR : 80x/menit inpartu dengan drip
● RR : 16x/menit riwayat SC, janin Ranitidin 2 x 1
BAK (+) ● S : 36,8ºC tunggal hidup ampul
spontan Status Generalis intrauterin letak Cefotaxime 2 x 1
Mata : KA -/-, SI -/- lintang gram IV
BAB (-) Hidung : sekret -/- Asam tranexamat
Mulut : mukosa oral basah 3 x 500 mg IV
FLATUS (+) Thorax : Tramadol 3 x 100
● Cor : BJ I dan II reguler, mg drip
murmur -, gallop - Kaltrofen 3 x 2
● Pulmo : vesikuler +/+, supp
ronkhi -/-, wheezing -/- IVFD RL : NaCl 2
● Mammae : retraksi puting -/-, : 1 (1000 cc : 500
hiperpigmentasi areola -/-, cc)
ASI -/-
Abdomen :
● I : tampak cembung, linea
nigra +, striae gravidarum +
● A : bising usus +, 6x/menit
● P : supel, nyeri tekan –
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
detik, edema -/-/-/-, refleks fisiologis
+/+/+/+, refleks patologis -/-/-/-

Pemeriksaan Obstetrik
TFU : 24 cm , 2 jari di atas umbilikus
TBJ: 2870 gram menurut USG
DJJ : 144 bpm

11 Februari 2018 (05.00)

S O A P
KU : tampak sakit sedang P2A0 , usia 36 - Aff infus dan aff
Nyeri pada luka Kesadaran : compos mentis tahun, post kateter
post operasi, TTV : partus maturus - Ganti obat oral
VAS 2 ● TD : 120/80 secara SC atas - Cefadroxil
Pasien mengaku ● HR : 72x/menit indikasi re-SC 3 x 500mg
darah keluar ● RR : 20x/menit dan janin letak - Asam
dari kemaluan. ● S : 36,5ºC lintang, POD 1 mefenamat
Status Generalis 3 x 500 mg

 
 

Pasien dapat Mata : KA -/-, SI -/- - Moloco


memiringkan Hidung : sekret -/- B12 2 x 1
badan ke kanan Mulut : mukosa oral basah tab
dan kiri. Thorax : - Sangobion
ASI telah keluar ● Cor : BJ I dan II reguler, 1 x 1 tab
dari kedua murmur -, gallop -
payudara. ● Pulmo : vesikuler +/+,
Minum 500 cc ronkhi -/-, wheezing -/-
makan 1 porsi ● Mammae : retraksi
dari rumah sakit puting -/-,
setelah operasi. hiperpigmentasi areola
BAK (+) -/-, ASI -/-
dengan kateter Abdomen :
BAB (-) ● I : tampak luka post
Flatus (+) operasi tertutup kasa,
rembesan (-)
● A : bising usus +,
7x/menit
● P : supel, nyeri tekan
(+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT
< 2 detik, edema -/-/-/-, refleks
fisiologis +/+/+/+, refleks
patologis -/-/-/-
Pemeriksaan Obstetrik
TFU : 1 jari di bawah umbilikus
Lokia rubra: 15 cc
Kontraksi: sedang

12 Februari 2018 (05.00)

S O A P
KU : tampak sakit ringan P2A0 , usia 36 - Pasien boleh
Nyeri pada Kesadaran : compos mentis tahun, post partus pulang
luka post TTV : maturus secara sc - Obat pulang
operasi, VAS 1 ● TD : 120/80 atas indikasi - Cefadroxil 3 x
Pasien sudah ● HR : 80x/menit re-SC dan janin 500 mg
bisa duduk ● RR : 18x/menit letak lintang, - Asam
ASI telah ● S : 36,7ºC POD 2 mefenamat 3 x
keluar dari Status Generalis 500 mg
kedua Mata : KA -/-, SI -/- - Moloco B12 2
payudara. Hidung : sekret -/- x1
Minum 1000 Mulut : mukosa oral basah - Sangobion 1 x
cc Thorax : 1
makan 3 porsi ● Cor : BJ I dan II reguler,
dari rumah murmur -, gallop -
sakit setelah ● Pulmo : vesikuler +/+,
operasi. ronkhi -/-, wheezing -/-

 
 

BAK (+) ● Mammae : retraksi puting


spontan, -/-, hiperpigmentasi areola
kuning, jernih -/-, ASI -/-
BAB (-) Abdomen :
Flatus (+) ● I : tampak luka post operasi
tertutup kasa, rembesan (-)
● A : bising usus +, 6x/menit
● P : supel, nyeri tekan (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2
detik, edema -/-/-/-, refleks
fisiologis +/+/+/+, refleks patologis
-/-/-/-
Pemeriksaan Obstetrik
TFU : 1 jari di bawah umbilikus
Lokia rubra: 10 cc
Kontraksi: sedang

X. DIAGNOSIS AKHIR
Ibu
P2A0, usia 36 tahun, post partus maturus secara sectio caesarean atas indikasi re-SC
dan janin letak lintang

Anak
Bayi Ny. H , laki-laki, NCB SMK, usia gestasi 38-39 minggu menurut NBS, APGAR
4/8, BBL 2520 gram, PBL 46 cm, dengan diagnosa respiratory distress e.c MAS

XI. ANALISIS KASUS

Parameter Letak kepala Letak lintang

 
 

TINJAUAN PUSTAKA

LETAK LINTANG

I. DEFINISI

Letak lintang adalah keadaaan dimana janin melintang (sumbu panjang janin
tegak lurus dengan sumbu panjang ibu) di dalam uterus.

Bila sumbu panjang membentuk sudut lancip maka disebut letak lintang oblik.
Apabila bahu menjadi bagian terendah maka disebut presentasi bahu atau presentasi
akromnion dimana arah akromion yang menghadap sisi tubuh ibu menentukan jenis
letaknya yaitu letak akromion kiri atau kanan.

II. ETIOLOGI

Penyebab tersering terjadinya letak lintang ialah (1) Relaksasi dinding


abdomen dari parutas tinggi, (2) Fetus prematur, (3) Plasenta previa, (4) Anatomi
uterus abnormal, (5) Hidramnios, (6) Panggul sempit.

 
 

Wanita dengan partus 4 kali atau lebih memiliki insidens letak lintang 10 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan nulipara. Abdomen yang relaks dan kendur
membuat uterus menjadi jatuh ke depan, mendefleksian aksis memanjang pada fetus
menjauh dari aksis jalan lahir menjadi posisi oblik dan transvesal. Plasenta previa dan
sempitnya panggul merupakan kasus yang serupa. Letak lintang dan oblik biasanya
terjadi pada posisi longitudinal.

III. EPIDEMIOLOGI

Pada kehamilan tunggal, kejadian letak lintang sekitar 0,3%. Sedangkan angka
kejadian letak lintang ialah sebesar 1% pada 300 persainan. Wanita dengan multipara
memiliki kemungkinan letak lintang 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
nulipara.

IV. DIAGNOSIS

Letak lintang dapat dikenali dengan mudah, biasanya melalui inspeksi saja.
Abdomen biasanya lebih lebar, dimana fundus uteri berada hanya sedikit di atas
umbilikus. Tidak terdapat ​fetal pole yang terdeteksi di fundus uteri, dan dapat
ditemukan ​ballottable head di salah satu fossa iliaca dan bokong pada sisi lainnya.
Posisi punggung dapat diidentifikasi. Apabila punggung terdapat di bagian posterior,
akan teraba nodul ireguler yang merepresentasikan bagian – bagian kecil dari fetus
melalui dinding abdomen.

Pada pemeriksaan vagina, pada tahap awal persalinan, apabila sisi rongga dada
bayi dapat tercapai, dapat dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk.
Bila dilatasi bertambah, skapula dan klavikula pada sisi toraks yang lain dapat
dibedakan.

Pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul, salah
satu tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina dan melewati vulva.

 
 

V. MEKANISME PERSALINAN

Persalinan spontan pervaginal dari neonatus yang berkembang secara


sempurna tidak mungkin dilakukan pada letak lintang persisen. Setelah terjadi ruptur
pada membran, apabila persalinan dilanjutkan, bahu fetus akan dipaksa melalui
pelvis, dan lengan akan prolaps. Setelah proses descendent, bahu akan tertahan di
dinding pintu atas panggul, dengan kepala pada salah satu fossa iliaca dan bokong
pada sisi lainnya. Uterus kemudian akan berkontraksi kuat dan tidak berhasil akibat
adanya shalangan. Dengan berjalannya waktu, cincin retraksi akan meningkat dan
menjadi jelas. Dengaan berlangsungnya ​neglected transverse lie​, uterus lama
kelamaan akan ruptur. Meskipun tanpa komplikasi, angak kematian akan meningkat
akibat prolaps tali pusat, dan akhirnya diperlukan tindakan operasi.

Apabila fetus kecil (<800 gram), dan pelvis besar, persalinan spontan
pervaginam mungkin dilakukan. Fetus akan terkompresi dengan kepala menekan
abdomen. Bagian dari dinding toraks di bawah bahu akan menjadi bagian dependen,
yang muncul pada vulva. Kepala dan toraks kemudian akan melewati rongga panggul
pada saat bersamaan, lalu fetus dikeluarkan.

 
 

VI. TATA LAKSANA

Persalinan aktif dengan letak lintang merupakan indikasi untuk sectio cesario.
Sebelum persalinan, denagn membran masih utuh, memerlukan versi luar. Apabila
kepala fetus dapat di maneuver dengan manipulasi abdominal, harus dipertahannkan
pada posisi tersebut sampai beberapa kontraksi selanjutnya yang memerlukan kepala
pada posisi tetap di dalam panggul.
Dengan sectio cesario, dilakukan insisi secara vertikal.

I. Versi

Suatu tindakan di mana letak janin diubah secara legal artis dari satu
kutub ke kutub lain, yang lebih menguntungkan untuk persalinan pervaginam.

Berdasarkan arah pemutarannya, dibagi menjadi versi sefalik, dimana


bagian terendah diubah menjadi letak kepala, dan versi podalik dimana bagian
terendah diubah mnnjadi letak bokong. Berdasarkan cara pemutaran, dibagi
menjadi veri luar (versi eksternal), versi dalam, dan versi kombinasi.
Berdasarkan oembukaan serviks, versi kombinasi dibagi menjadi versi
Braxton Hicks dimana dilakukan pada pembukaan serviks 2-3 cm, dan versi
dan ekstraksi, dimana dilakukan pada pembukaan serviks lengkap.

A. Versi luar

Suatu versi yang dilakukan dengan tangan penolong seluruhnya di luar


kavum uterus.

Indikasinya ialah pada letak lintang, letak sungsang, presentasi kepala


dengan tali pusat terkemuka, presentasi kepala dengan tangan terkemuka,
dan presentasi dahi. Kontraindikasinya ialah perdarahan antepartum,
hipertensi, cacat rahim, kehamilan ganda, primigravida tua, insufisiensi
plasenta, dan ​extended legs​ (kontraindikasi relatif).

Syarat – syarat versi luar ialah

 
 

● Bagian terendah jannin masih dapat didorong ke atas keluar


pintu ataspanggul (PAP)
● Dinding perut ibu harus cukup tipis (ibu tidak gemuk) dan
rileks, agar penolong dapat memegang bagian – bagian janin
● Janin harus dapat lahir pervaginam
● Selaput ketuban harus masih utuh
● Pada ibu yang inpartu pembukaan serviks kurang dari 4 cm
● Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan (sebelum
inpartu): dilakukan pada kehamilan 34-36 minggu pada
primigravida, dan >38 minggu pada multigravida

Prosedur pada versi luar pada letak lintang terdir dari 2 tahap yaitu
tahap rotasi dan tahap fiksasi. Tahap rotasi dilakukan dengan:

● Pada waktu hendak melakukan rotasi, penolong mengubah


posisi berdirinya, yaitu menghadap ke muka ibu. Satu tangan
penolong memegang bagian terendah, satu tangan memegang
bagisan atas dan dengan gerakan yang bersamaan dilakukan
pemutaran, sehingga janin berada dalam presentasi yang
dikehendaki.
● Pemutaran dilakukan ke arah yang paling rendah tahanannya
(ke arah perut) atau presentasi yang paling dekat
● Setelah tahap rotasi selesai, penolong mendengarkan detik
jantung janin dan detik jantung janin diobservasi selama 5 – 10
menit
● Bila dalam observasi tersebut terjadi gawat janin, maka janin
harus segera diputar kembali ke presentasi semula. Bila pada
pemutaran dijumpai tahanan, perlu dikontrol detik jantung
janin. Bila terdapat tanda – tanda detik jantung janin tidak
teratur dan meningkat, janganlah pemutaran dilangsungkan.

 
 

Bila rotasi sudah dikerjakan, dan penilaian detak jantung janin baik,
maka dapat dilnjutkakn dengan fiksasi janin. Fiksasi dapat dikerjakan
dengan memakai gurita. Ibu diminta tetap memakai gurita, setiap hari
sampai saat pemeriksaan 1 minggu kemudian.

REFERENSI

1. William’s Obstetric 24​th​ edition


2. Wiknjosastro, H. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 1, cet.VI. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2005, p.133

 
 

3. Arias F, Bhide AG, S A, Damania K, Daftary SN. Practical Guide to High Risk
Pregnancy and Delivery - E-Book [Internet]. Elsevier Health Sciences; 2012.
Available from: https://books.google.co.id/books?id=AbdjqUqYWEoC

Anda mungkin juga menyukai