Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

“EFEKTIVITAS PEMBERIAN JAHE HANGAT DALAM MENGURANGI

FREKUENSI MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUSAN”

Oleh :

SRI WAHYU SAWITRI

NIM : 1810105078

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ALIFAH PADANG

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................................7

A. Tujuan Umum........................................................................................................................7

B. Tujuan Khusus.......................................................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap proses dalam kehamilan merupakan kondisi krisis yang memerlukan adaptasi

psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat

pembesaran uterus dan jaringan lain. (Sih Rini Handajani, 2019).

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian ibu mengalami

perubahan-perubahan psikologis. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan,

penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Beberapa wanita yang telah merencanakan

kehamilannya atau berusaha keras untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa

dirinya telah hamil dan mencari tanda bukti hamil pada setiap perubahan pada tubuhnya.

(Wenny Lazdia & Nadia Eka Putri,2020).

Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis dan hormonal pada tubuh ibu, hal

tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah satunya adalah mual dan muntah

atau morning sickness yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Terjadinya Hiperemisis

gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,

yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan

kehilangan berat badan. Frekuensi terjadinya morning sickness tidak hanya terjadi di pagi

hari melainkan bisa siang bahkan malam hari.selain itu karena mencium aroma suatu

masakan, setengah dari wanita hamil pasti akan mengalami mual muntah. (Wenny Lazdia &

Nadia Eka Putri,2020).

Mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan

menyebabkan stress. Mual dan muntah merupakan ketidaknyamanan yang umum dialami

oleh 50% wanita hamil. Mual muntah pada umumnya paling parah terjadi di trimester
pertama kehamilan. Mual dan muntah biasanya terjadi pada usia kehamilan 8-12 minggu dan

semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti pada usia kehamilan 16 minggu

kehamilan. Mual muntah pada kehamilan dapat menyebabkan penurunan nafsu makan

sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium

yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Berdasarkan data WHO (World Health

Organization) jumlah kejadian hyperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh

kehamilan di dunia. (KH. Endah Widhi Astuti, 2019).

Secara psikologis, mual dan muntah atau Emesis gravidarum (rasa mual di pagi hari)

selama hamil mempengaruhi 80 % perempuan hamil, serta menimbulkan efek yang

signifikan terhadap quality of life. Sebagian besar perempuan hamil menganggap mual

muntah sebagai sesuatu hal yang biasa selama kehamilan, sebagian lagi merasakan sebagai

sesuatu yang tidak nyaman dan bisa menganggu aktivitas sehari–hari. (Galuh Pradian

Yanuaringsih, 2020).

Mual muntah atau emesis gravidarum normal terjadi pada ibu hamil terutama pada

Trimester I karena adanya perubahan hormon pada ibu hamil, namun akan berbahaya apabila

frekuensinya lebih dari 5 kali sehari. Bahaya mual muntah yang berlebihan ( hiperemesis

gravidarum) akan menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit, sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandung. Data dari World

Health Organitation (WHO) diperkirakan bahwa sedikitnya 12,5 % dari semua wanita hamil

terkena mual muntah. Di Indonesia terdapat 50- 90 % kasus mual muntah yang dialami ibu

hamil. Angka kejadian mual muntah di Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang

dapat diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang mengalami mual muntah.

(Febriyeni & Visti Delvina, 2021).


World Health Organization (WHO) menyebutkan hiperemesis gravidarum terjadi di

seluruh dunia, di antaranya negara- negara benua Amerika dengan angka kejadian yang

beragam yaitu mulai 0,5-2%, sebanyak 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada,

10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan angka

kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh

kehamilan. Perbandingan insidensi secara umumnya yaitu 4 : 1000 (Atika, Putra and Thaib,

2016). Menurut data Kemenkes RI kejadian mual muntah pada ibu hamil di Indonesia

berkisar antara 50%-75% pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. (Dewi Aprilia

Ningsih,2020).

Data World Health Organization (WHO), pada tahun 2012,sebanyak 585.000

perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan

diseluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun,

sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang

mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu

setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika Subsahara, 10% di

Negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-negara maju. Di beberapa Negara

resiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 100 kehamilan, sedangkan di Negara-negara

maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6000 kehamilan. Di Indonesia diperoleh data ibu dengan

Hiperemisis Gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Berdasarkan hasil

penelitian di Sumatera Barat terhadap 51 orang Di Wilayah Kerja Puskesmas Palembayan

Jorong Koto Tinggi tahun 2014 sebagai responden, didapatkan bahwa lebih dari separoh

yaitu sebanyak 30 responden (58,8%) mengalami terjadinya hiperemesis gravidarum.

(Wenny Lazdia & Nadia Eka Putri,2020).


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir selatan tahun 2015,

jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 9.070 bayi dengan jumlah

kematian bayi sebanyak 42 bayi. Pada tahun 2015 jumlah kelahiran bayi di Kecamatan Koto

XI Tarusan diperkirakan sebanyak 927 bayi dengan jumlah kematian bayi dikecamatan

tersebut pada tahun 2015 sebanyak 12 bayi.

Masyarakat umum biasanya mengurangi mual muntah dengan cara minum obat anti

mual, namun ada juga pengobatan secara alami dengan pemanfaatan tanaman herbal. Salah

satunya yaitu jahe yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman

herbal lainnya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan

pertama jahe yaitu mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan

memblokir reflek mual muntah. (Ade Saputra Nasution,2020).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jahe merupakan bahan terapi untuk

meredakan dan mengurangi rasa mual dan muntah. Selain itu jahe juga efektif dalam

mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama kehamilan dan menurunkan

mual muntah pada ibu yang multigravida. (Ayu Dwi Putri,2017).

Berdasarkan permasalahan tersebut, Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu

Hamil Trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarusan karena pada umumnya masyarakat

belum mengenal lebih jauh tentang manfaat tanaman jahe. Umumnya masyarakat masih

menggunakan obat anti mual untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

apakah ada Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah

Pada Ibu Hamil Trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarusan ?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Menjelaskan Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarusan .

B. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi responden.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Efektivitas Pemberian Jahe Hangat

Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1 di

wilayah kerja Puskesmas Tarusan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan,

khususnya untuk mata kuliah keperawatan maternitas dan juga mengetahui tentang

Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah

Pada Ibu Hamil Trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarusan.

2. Bagi Responden

Diharapkan untuk responden bisa memahami tentang cara mengurangi Frekuensi

Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester 1


3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan pemahaman

mengenai Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada

Ibu Hamil Trimester 1.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan, sehingga dapat dijadikan acuan peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk meneliti judul ini.

Anda mungkin juga menyukai