Oleh :
NIM : 1810105078
ALIFAH PADANG
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Tujuan Umum........................................................................................................................7
B. Tujuan Khusus.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap proses dalam kehamilan merupakan kondisi krisis yang memerlukan adaptasi
psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat
penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Beberapa wanita yang telah merencanakan
kehamilannya atau berusaha keras untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa
dirinya telah hamil dan mencari tanda bukti hamil pada setiap perubahan pada tubuhnya.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis dan hormonal pada tubuh ibu, hal
tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah satunya adalah mual dan muntah
atau morning sickness yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Terjadinya Hiperemisis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,
kehilangan berat badan. Frekuensi terjadinya morning sickness tidak hanya terjadi di pagi
hari melainkan bisa siang bahkan malam hari.selain itu karena mencium aroma suatu
masakan, setengah dari wanita hamil pasti akan mengalami mual muntah. (Wenny Lazdia &
Mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan
menyebabkan stress. Mual dan muntah merupakan ketidaknyamanan yang umum dialami
oleh 50% wanita hamil. Mual muntah pada umumnya paling parah terjadi di trimester
pertama kehamilan. Mual dan muntah biasanya terjadi pada usia kehamilan 8-12 minggu dan
semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti pada usia kehamilan 16 minggu
kehamilan. Mual muntah pada kehamilan dapat menyebabkan penurunan nafsu makan
sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium
yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Berdasarkan data WHO (World Health
Organization) jumlah kejadian hyperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh
Secara psikologis, mual dan muntah atau Emesis gravidarum (rasa mual di pagi hari)
signifikan terhadap quality of life. Sebagian besar perempuan hamil menganggap mual
muntah sebagai sesuatu hal yang biasa selama kehamilan, sebagian lagi merasakan sebagai
sesuatu yang tidak nyaman dan bisa menganggu aktivitas sehari–hari. (Galuh Pradian
Yanuaringsih, 2020).
Mual muntah atau emesis gravidarum normal terjadi pada ibu hamil terutama pada
Trimester I karena adanya perubahan hormon pada ibu hamil, namun akan berbahaya apabila
frekuensinya lebih dari 5 kali sehari. Bahaya mual muntah yang berlebihan ( hiperemesis
mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandung. Data dari World
Health Organitation (WHO) diperkirakan bahwa sedikitnya 12,5 % dari semua wanita hamil
terkena mual muntah. Di Indonesia terdapat 50- 90 % kasus mual muntah yang dialami ibu
hamil. Angka kejadian mual muntah di Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang
dapat diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang mengalami mual muntah.
seluruh dunia, di antaranya negara- negara benua Amerika dengan angka kejadian yang
beragam yaitu mulai 0,5-2%, sebanyak 0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada,
10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan angka
kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh
kehamilan. Perbandingan insidensi secara umumnya yaitu 4 : 1000 (Atika, Putra and Thaib,
2016). Menurut data Kemenkes RI kejadian mual muntah pada ibu hamil di Indonesia
berkisar antara 50%-75% pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. (Dewi Aprilia
Ningsih,2020).
perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan
diseluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun,
sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang
mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu
setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika Subsahara, 10% di
Negara berkembang lainnya, dan kurang dari 1% di Negara-negara maju. Di beberapa Negara
resiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 100 kehamilan, sedangkan di Negara-negara
maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6000 kehamilan. Di Indonesia diperoleh data ibu dengan
Jorong Koto Tinggi tahun 2014 sebagai responden, didapatkan bahwa lebih dari separoh
jumlah kelahiran bayi di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 9.070 bayi dengan jumlah
kematian bayi sebanyak 42 bayi. Pada tahun 2015 jumlah kelahiran bayi di Kecamatan Koto
XI Tarusan diperkirakan sebanyak 927 bayi dengan jumlah kematian bayi dikecamatan
Masyarakat umum biasanya mengurangi mual muntah dengan cara minum obat anti
mual, namun ada juga pengobatan secara alami dengan pemanfaatan tanaman herbal. Salah
satunya yaitu jahe yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman
herbal lainnya, khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan
pertama jahe yaitu mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan dan
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jahe merupakan bahan terapi untuk
meredakan dan mengurangi rasa mual dan muntah. Selain itu jahe juga efektif dalam
mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama kehamilan dan menurunkan
Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu
Hamil Trimester 1 di wilayah kerja Puskesmas Tarusan karena pada umumnya masyarakat
belum mengenal lebih jauh tentang manfaat tanaman jahe. Umumnya masyarakat masih
menggunakan obat anti mual untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
apakah ada Efektivitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
khususnya untuk mata kuliah keperawatan maternitas dan juga mengetahui tentang
2. Bagi Responden
mengenai Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada
Dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan, sehingga dapat dijadikan acuan peneliti