Anda di halaman 1dari 56

` LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.W G1P0A0 DENGAN MUAL MUNTAH

DI KLINIK PRAMA JAMBU MAWAR

Disusun Oleh :
Nama : RAMADANI
NIM : 2315901011

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantinantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari Stase Askeb Kehamilan

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Koordinator STASE Askeb Kehamilan kami ibu Hotmauli SST.,M.Keb yang telah
membimbing kami dalam menulis laporan ini.

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 25 November 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN EMESIS GRAVIDARUM

2.2 ETIOLOGI

2.3 MANIFESTASI KLINIS

2.4 PATHOFISIOLOGIS

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

BAB III PEMBAHASAN

1.1 DESKRIPSI KASUS

1.2 EMOSI PRIBADI

1.3 EVALUASI

1.4 ANALISIS

1.5 KESIMPULAN

1.6 TINDAK LANJUT

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah atau dikenal dengan emesis gravidarum merupakan salah

satu tanda awal kehamilan bagi orang awam dikarenakan siklus menstruasi yang

panjang sehingga sebagian ibu hamil baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah

mengalami mual muntah. Mual dan muntah merupakan salah satu tanda dan gejala

kehamilan yang umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan trimester I namun

pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga

tapi itu jarang terjadi (Pudiastuti, 2012).

Emesis gravidarum menyebabkan rasa tidak nyaman karena adanya perasaan

pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui

mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1. Emesis

gravidarum jika tidak segera diatasi dapat menjadi hal yang patologis (Kesehatan RI,

2013). Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang di

makan dan di minum dimuntahkan yang disebut Hiperemesis Gravidarum sehingga

dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat

badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit

apendisitis, pielititis dan sebagainya (Saifuddin, 2012). Menurut Wiknjoastro (2012)

Emesis Gravidarum merupakan hal yang fisiologis. Dalam Permenkes No 28 Tahun

2017 pasal 19 ayat 2 bahwa bidan dapat memberikan pelayanan antenatal care pada

kehamilan normal yang bertujuan untuk mengenali secara dini penyimpangan dari

4
normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan (Prawirohardjo, 2014).

Kejadian emesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

umur ibu, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Menurut Claudia (2017), ada hubungan

status gravida dan umur ibu hamil dengan kejadian emesis gravidarum. Berdasarkan

hasil penelitian, Ibu primigravida yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 34

responden (87,2%) dan primigravida yang tidak mengalami emesis gravidarum

berjumlah 5 responden (12,8%). Multigravida yang mengalami emesis gravidarum

berjumlah 16 responden (37,2%) dan multigravida yang tidak mengalami emesis

gravidarum berjumlah 27 responden (62,8%).sedangkan berdasarkan umur

kehamilanyang mengalami emesis gravidarum berjumlah 16 responden (88,9%) dan

umur yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 2 responden (11,1%).

World Health Organization menyatakan angka kejadian mortalitas ibu di

Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 8,800 dengan Maternal Mortality Ratio (MMR)

sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2015). Sedangkan Angka

Kejadian Mortalitas ibu pada tahun 2019 di Indonesia sebanyak 306/100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Hasil survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 penyebab terjadinya AKI adalah perdarahan 28%,

preeklamsia dan eklamsia 24%, infeksi 11%, partus lama atau macet 5%, abortus

5%, emboli 3%, komplikasi masa puerperium 8%, dan faktor lain 11%. Penyebab

dari faktor lain 11% tersebut termasuk didalamnya adalah hiperemesis gravidarum.

World Health Organization menyatakan angka kejadian emesis gravidarum

sedikitnya 15% dari semua wanita hamil. Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia

dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di

5
Indonesia,0,9% di Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat

prevalensi

emesis gravidarum sebanyak 0,5%-2%. (WHO, 2014). Angka kejadian emesis

gravidarum di Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat

diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena emesis

gravidarum. Di Indonesia sekitar 10% wanita hamil yang terkena emesis gravidarum

(Kemenkes RI, 2015). Di Provinsi Bali khususnya di Kota Denpasar NVP (Nausea

and Vomiting in Pregnancy) atau mual muntah saat hamil dengan kejadian sebanyak

(97,7%) dan Hiperemesis Gravidarum sekitar (2,3%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,

2016).

Berdasarkan dari survey yang dilakukan pada 6 praktik mandiri bidan

diwilayah Dalung Permai, data ibu hamil dengan emesis gravidarum paling tinggi

yaitu di Praktik Mandiri Bidan”PS”. Dari data rekam medis Praktik Mandiri Bidan

“PS”. terdapat kasus ibu hamil dengan emesisi gravidarum Tahun 2020 berjumlah

139orang (60,4%) dari 230 ibu hamil. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Karakteristik Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidrum di

Praktik Mandiri Bidan “PS”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Karakteristik

Ibu Hamil dengan emesis gravidarum di Praktik Mandiri Bidan “PS”?

6
C. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah

perbendarahaan bahan bacaan bagi mahasiswa Poltekes Kemenkes Denpasar

Jurusan Kebidanan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam

mendeskripsikan persentase pada emesis gravidarum di Praktik Mandiri Bidan

“PS”

b. Manfaat bagi ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang

emesis gravidarum.

c. Manfaat bagi penulis dapat menjadi wacana dan memperoleh tambahan

pengetahuan dibidang Kebidanan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Emesis Gravidarum

1. Pengertian

Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau

morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah

(frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan sebanyak 70-85% wanita

mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse

(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,

dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%

mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada

trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%

mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%

mengalami mual muntah berat. (Irianti, dkk 2014)

Emesis gravidarum merupakan perasaan pusing, perut kembung dan badan

terasalemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari

5 kaBYli sehari pada ibu hamil trimester 1 (Kesehatan RI, 2013).

2. Perbedaan Tingkatan Mual Muntah

Manifestasi yang sering dijumpai pada traktus gastrointestinal adalah morning

sickness, emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum. Dibawah ini dijabarkan

perubahan dan berbagai keluhan yang meyertainya.

8
a. Morning Sickness

Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya

alirandarah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang. Cara

mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan tenang

sambilberadaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat

agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.

b. Emesis Gravidarum

Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan

gangguan semua aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya sama dengan morning

sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti cairan yang keluar

dengan minuman elektrolit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi emesis

gravidarum yaitu :

1) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang meliputi takut terhadap kehamilan dan persalinan,

rumah tangga retak, atau takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat

mengakibatkan konflik mental yang memperberat mual muntah sebagai ekspresi

terhadap keengganan menjadi hamil. Masalah psikologis dapat menjadi predisposisi

beberapa wanita untuk mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi

gejala normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan

kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi

faktor emosional yang membuat mual muntah menjadi lebih berat.


7
2) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga turut menjadi faktor yang memengaruhi

perkembangan janin. Contoh sederhananya, polusi udara dari kendaraan bermotor.

Menurut studi dari Amerika Serikat dalam jurnal Epidemiologi dan Kesehatan

Komunitas, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada awal dan

akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir

dengan berat yang rendah.

3) Faktor Sosial dan Budaya

Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil meninggalkan

rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat

keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

c. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum Mual dan muntah berlebihan sehingga menggangu

aktivitas sehari-hari. Cara mengatasinya dengan terapi intensif, dan terminasi

kehamilan (Manuaba, 2012).

3. Penyebab Mual Muntah

Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori

yang berkaitan adalah faktor hormonal, sistem vestibular, pencernaan, psikologis,

hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada

9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual

muntah meningkat pada primigravida, wanita yang berpendidikan kurang, merokok,

8
kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada

kehamilan

9
sebelumnya. Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level

hCG. hCG menstimulasi produksi esterogen pada ovarium. Esterogen diketahui

meningkatkan mual dan muntah. Peningkatan esterogen dapat memancing

peningkatan keasaman lambung yang membuat ibu merasa mual.

Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel

padadinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi

imunologik inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual. Perubahan metabolik

glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.

Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah disebabkan oleh

faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau

tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik.

Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan

mual dan muntah.(Iriana, 2014).

4. Tingkatan mual muntah

Batasan yan jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan

hiperemesis tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh sebaiknya

diangap sebagai hiperemesisi gravidarum (Prawirohardjo, 2012). Menurut berat dan

ringannya gejadala, dibagi menjadi tiga gejala

a. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang

tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai

aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,

menurunnya tonus lambung dan peristaltik.


10
b. Stadium kedua

Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali

menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan

spasmodikmelawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma.

c. Stadium ketiga

Muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspirasi isi

lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebal,

organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Prawirohardjo, 2012).

5. Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya

kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh

fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat

akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan

wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-

bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada

hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak

seimbangnya elektrolit dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-

gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang

sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka

11
makan dan mual,akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat

(Prawirohardjo,2012).

6. Penanganan

a. Farmakologi

1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah memberikan tablet

vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan metabolisme serta mencegah

terjadinya enchepalopaty.

2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas yang hampir

sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian antiistamin

Promethazine 50 mg dalam 50 ml intravena. Studi Ferreira (2010) menunjukkan

bahwa tidak terjadi efek teratogenik akibat penggunaan Ondansentron. (Irianti,

2014).

3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4

tablet/hari(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat

siang).

4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral atau

supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet

doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau

supositoria (Kemenkes., 2016).

b. Non Farmakologi
1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan

ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang

mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering. Mengkonsumsi makanan

yang tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas


12
gelombang dysrhytmic pada lambung terutama pada trimester pertama

dibandingkan dengan

13
makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.

2) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan mengganggu

istirahat tidur.

3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena

dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna, yaitu dengan menggunakan 1gr

jahesebagai minuman selama 4 hari.

4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah

secara signifikan.

5) Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain

dapatmenimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan

untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk, 2014: 58).

Tabel 2 :
Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan
Emesis Gravidarum Menurut Queensland
Strategi Contoh

Tingkatan
Morning Sickness
Berat Cobalah untuk menghirup Limun, jahe, minuman untuk
(dikategorikan udara yang dingin, cairan yang membangkitkan stamina, jelly
sebagai bening yang manis
hiperemesis
gravidarum Mengkonsumsi permen
Menjaga mulut agar tetap
bersih dan segar
Ketika merasa sedikit lebih Jus buah, jus sayuran, teh,
baik maka tingkatkan dengan minuman ringan, air soda,
meminum berbagai minuman atau sup kaldu

Sedang Segera makan sesuatu yang Biskuit, sepotong roti panggang


ringan
setelah bangun tidur di pagi hari
14
Makan sering dan makan ringan Makan atau minum secara
perlahan, mengunyah
makanan dengan baik, hindari
minumminuman atau makanan
selingan setelah waktu makan

Pilih makanan yang tinggi Biskuit kering, kerupuk,


karbohidrat popcorn, sereal, roti panggang,
buah atau sayuran

Ringan Hindari makanan berlemak, Gunakan susu rendah lemak,


gorengan dan makanan rendah mentega, margarin,
yang pedas dan daging tanpa lemak

Cobalah untuk menyetarakan Telur, kacang panggang, daging


makanan yang rendah lemak, ayam tanpa lemak, ikan, makana
dan makanan yang kaya protein yang berprotein tinggi

Sebelum tidur makanlah makanan Keju, kerupuk, yoghurt dan


yang mengandung custard
protein dan
karbohidrat (Irianti, dkk,
2014)

7. Pengukuran Mual Muntah

Kewenangan bidan pada kasus HEG adalah melakukan penatalaksanaan pada

HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen yang

dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique

Quantification Of Emesis/Nausea (PUQE). PUQE adalah penilaian kuantitas dari

mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari keluhan mual dan muntah.

Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan yang dinilai yaitu :

a. Perubahan berat badan.

b. Ada tidaknya dehidrasi.

15
c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit).
Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24
jam

16
Tabel 3.
Pengukuran Mual Muntah Mual

1.
> 6 jam 4 – 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(4 poin) (3 poin) (1 poin)
(5 poin) (2 poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual muntah?
7 atau lebih (5 5–6 3-4 1 – 2 (2 Tidak ada (1
poin) poin)
(4 poin) (3 poin) poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?

7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (2 Tidak ada (1


(5 poin) poin)
(4 poin) (3 poin) poin)
4. Pada 12 jam terakhir berapa lama rata-rata anda merasakan mual dan muntah?
> 6 jam 4 - 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya (1
(4 poin) (3 poin) poin)
(5 poin) (2 poin)
5. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah?
7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (3 Tidak ada (1
poin)
(5 poin) (4 poin) (3 poin) poin)
6. Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?

7 lebih 5–6 3-4 1 – 2 (4 Tidak ada (1


(5 poin) poin)
(4 poin) (3 poin) poin)
(Irianti, dkk,
2014)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :

a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6

b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12

c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13

8. Komplikasi Mual Muntah

Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering

mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran, pelahiran prematur

17
atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR). Berdasarkan penelitian Ebrahimi

tahun 2010, hanya 2% mual muntah yang berkembang menjadi HEG. Hiperemesis

gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang

18
menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan

penurunan berat badan (>5% dari berat sebelum hamil) dan dapat menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit dan asambas, kekurangan gizi bahkan kematian.

(Irianti,2014).

B. Karakteristik ibu hamil

Karakteristik adalah sesuatu yang terkait dengan karakter dan gaya hidup

seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku

dapat lebih konsisten dan mudah untuk diperhatikan. Selain itu,

karakteristik ialah ciri/karateristik secara alamiah melekat pada diri seseorang

yang terdiri atas umur, jeniskelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/kepercayaan dan

sebagainya. (Caragih, 2013)Selama masa kehamilan karakteristik dari ibu hamil juga

ikut memberi pengaruh terhadap keselamatan janin yang dikandungnya.

Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Usia Ibu

Usia seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi perilaku, karena

semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggungjawab, lebih tertib, lebih

bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Usia ibu yang menjadi indikator dalam

kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu yang

mengacu pada setiap pengalamannya (Notoatmodjo, 2014).

Menurut Prawiroardjo (2014) usia aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia

di bawah20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal

19
yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali

sesudah

20
usia 30sampai 35 tahun. Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu

muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus

siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Manuaba, 2012).

a. Usia ibu kurang dari 20 tahun

Menurut Manuaba (2012) kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari 20

tahun memerlukan perhatian yang optimal. Penyulit pada kehamilan lebih tinggi

muncul dibandingkan usia reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkan karena belum

matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu

maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Masalah psikologis kadang juga

muncul, karena ketidaksiapan mental dan jiwa yang belum matang. Perkawinan akan

dianggap dapat menyelesaikan masalah justeru menimbulkan masalah baru seperti

penghasilan yang terbatas, putus sekolah, putus kerja dan nilai gizi yang relatif

rendah.Dampak kehamilan dengan usia dibawah 20 tahun mempunyai risiko:

1) Sering mengalami anemia.

2) Gangguan tumbuh kembang janin.

3) Keguguran, prematuritas, atau BBLR.

4) Gangguan persalinan

5) Preeklampsi

6) Perdarahan antepartum.

21
b. Usia ibu lebih dari 35 tahun

Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia

terutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak, wanita

dengan usia lebih tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atau

abnormal. Bayi yang lahir dari wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih dapat

meningkatkan risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh kelainan kromosom,

seperti down syndrome. Risiko tersebut dapat dicegah dengan melakukan

pemeriksaan kehamilan secara rutin, tanyakan kepada dokter cara melakukan

pemeriksaan darah untuk mendeteksi kelainan kromosom sebelum bayi lahir, jaga

asupan nutrisi, control kenaikan berat badan serta olahraga yang teratur

(Notoatmodjo, 2014)

Faktor umur sangat mempengaruhi kelainan bawaan pada bayi, makin tua

seorang perempuan untuk hamil maka kemungkinan besar akan terjadi kecacatan

pada bayi salah satu nya down syndrome. Maka dari itu, Bidan sangat diharapkan

memberikan pertimbangan kepada ibu untuk tidak hamil pada umur diatas 35

tahun( Manuaba, 2012).

2. Paritas

Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu

baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3

memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium.

Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan berulang.

22
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima

23
hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan janin

(Prawirohardjo, 2014).

Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan

anak. Dikatakannya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas

rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat

paritas dan penyakitpenyakit tertentu yang berkaitan dengan kehamilan

(Notoatmodjo, 2012). Paritas dapat dibedakan menjadi nulipara yaitu paritas 0,

primipara yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu

paritas lebih dari 4 (Prawirohardjo, 2014).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang bekerja pada oran lain atau

instansi, kantor, perusahaan, untuk memperoleh penghasilan yaitu upah atau gajih

baik berupa uang maupun barang demi memenuhi kebutuhna hidupnya sehari-hari

(Lase, 2011).

Penghasilan yang rendah akan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaaatkan pelayanan

kesehatan mungkin karena tidak punya cukup uang untuk membeli obat atau

membayartransportasi (Notoadmojo, 2012).

4. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan prilaku

seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dengan upaya

pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Pendidikan seseorang

24
akan mempengaruhi proses belajarnya, semakin tinggi pendidikan maka seseorang

25
akan semakin mudah untuk menerima informasi. Peningkatan pengetahuan tidak

hanya didapatkan di pendidikan formal tetapi juga dapat diperoleh di pendidikan

nonformal (Budiman, 2013)

Adapun menurut UU RI No. 20 Tahun 2010, terdapat tingkat pendidikan yang

dibagi ke dalam 3 jenis yaitu formal, non formal dan informal. Adapun penjelasan

darimacam-macam jenis pendidikan itu ialah:

a. Formal

Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan

secara resmi dan berjenjang. Seperti pendidikan sekolah dasar, menengah dan tinggi.

b. Jalur Non-formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan diluar dari sistem

pendidikan yang terdapat dalam pendidikan formal. Adapun contoh-contoh dalam pendidikan

ini ialah latihan, kursus dalam, seminar, bengkel, forum dan persidangan.

c. Jalur Informal

Pendidikan informal ialah proses pendidikan pembelajaran sampingan yang

dapat berlangsung secara spontan dan tanpa struktur. Seseorang itu akan

mendapatkandan menambahkan pengetahuan, kemahiran dan membentuk sikap serta

pandangan menurut pengetahuannya setiap hari sama ada di tempat bekerja, di

sekolah atau di tempat rekreasi.

C. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang

26
tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau 9

27
bulan,dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan (Sarwono, 2012).

Kehamilanmerupakan suatu proses yang alamiah dimana perubahan-perubahan yang

terjadi selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis (Dartiwen, 2019). Masa

kehamilan dimulai dari awal bertemunya sperma dan ovum hingga lahirnya janin.

Menurut Sulistyawati (2013) lamanya kehamilan normal seorang wanita yaitu 280

hari atau 40 minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir,

sedangkan kehamilan itu sendiri dibagi menjadi tiga triwulan (trimester), yaitu:

Tabel 1.
Lama kehamilan seorang wanita

Kehamilan Lama Kehamilan

Trimester I
0-12 minggu
Trimester II
Trimester III 12-28 minggu
29-40 minggu

Sumber: Sulistyawati, 2013

2. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2012) dibagi menjadi3 bagian,

yaitu;

a. Tanda dugaan kehamilan

1) Amenore (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid dengan
28
diketahuinya tanggal hari pertama menstruasi terakhir adalah penanda untuk

menentukan tanggal taksiran persalinan.

29
2) Mual dan muntah

Biasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir trimester pertama.

Seringterjadi pada pagi hari atau sering disebut “morning sickness”.

3) Mengidam (ingin makanan khusus)

Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan tetapi akan menghilang

dengan semakin tuanya usia kehamilan.

4) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung ada triwulan pertama tetapi akan menghilang dengan

semakin tuanya kehamilan.

5) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli payudara.

6) Sering buang air kecil

Sering buang kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus

yangmulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada

akhir kehamilan gejala ini bisa kembali terjadi dikarenakan kandung kemih tertekan

oleh kepala janin.

7) Konstipasi atau obstipasi

Hal ini bisa terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh

hormonsteroid yang dapat menyebabkan kesulitan buang air besar.


30
8) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, chloasma, serta linea alba akan berwarna lebih

tegas,melebar, dan bertambah gelap pada bagian perut bagian bawah.

31
9) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah) hal ini sering terjadi pada

trimester pertama.

10) Varises (pemekaran vena-vena)

Pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang menyebabkan pembesaran

pembuluh vena. Pembesaran pembuluh vena pada darah ini terjadi di sekitar

genetalian eksterna, kaki, dan betis serta payudara.

b. Tanda kemungkinan kehamilan

1) Perut membesar

Perut membesar dapat dijadikan kemungkinan kehamilan bila usia kehamilan

sudah memasuki lebih dari 14 minggu karena sudah adanya massa.

2) Uterus membesar

Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensidari

rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya

semakin lama akan semakin membesar.

3) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak terutama daerah

isthmus. Pada minggu-minggu pertama, isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti

korpus uteri. Hipertrofi isthmus pada triwulan pertama mengakibatkan isthmus

menjadi panjang dan lebih lunak.

4) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.

32
Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.

33
5) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran itu tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus

membesar ke salah satu bagian.

6) Tanda Braxton Hicks

Tanda braxton hicks adalah tanda apabila uterus dirangsang mudah

berkomunikasi. Tanda braxton hicks merupakan tanda khas uterus dalam kehamilan.

Tanda ini terjadi karena pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada

kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda braxton hicks tidak ditemukan.

7) Teraba Ballotement

Ballotement merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini adalah

tanda adanya janin di dalam uterus.

8) Reaksi kehamilan positif

Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chlorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Tes

ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga bagian-bagian janin.

2) Denyut jantung janin

3) Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop monoral leanec, dicatat dan

didengar dengan alat doppler dicatat dengan fotoelektro kardiograf, dan dilihat

34
padaultrasonografi.

4) Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen.

35
3. Diagnosa Banding Kehamilan

Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2012) meliputi:

a. Hamil palsu

Adanya dugaan kehamilan dengan dijumpainya tanda kehamilan tetapi

denganpemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.

b. Tumor kandungan atau mioma uteri

Adanya pembesaran rahim yang tidak merata, perdarahan banyak saat

menstruasi,dan tidak disertai tanda kehamilan.

c. Kista ovarium

Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, lamanya pembesaran

perut dapat melampaui umur kehamilan, mengalami datang bulan, dan tes biologis

menunjukkan tes negatif.

d. Hematometra

Terlambat datang bulan hingga dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa

sakit, terjadi penumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak

menunjukkan hasil yang positif.

4. Faktor Risiko Kehamilan

Faktor risiko pada ibu hamil menurut (Prawirohadjo, 2014) sebagai berikut :

a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b. Anak lebih dari 4.

c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun.

36
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau

37
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.

e. Anemia dengan haemoglobin <11 gr/dl.

f. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.

g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.

h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis seperti TBC, kelainan jantung, ginjal,

hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan keganasan.

i. Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, KET, mola hidatidosa,

KPD, dan bayi cacat kongenital.

j. Riwayat persalinan dengan komplikasi seperti persalinan dengan

k. SC, ekstraksi vacum atau forcep.

l. Riwayat nifas dengan komplikasi sepertii perdarahan post partum, infeksi masa

nifas, post partum blues.

m. Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat kongenital.

n. Kelainan jumlah janin seperti, kehamilan ganda, janin dampit, monster.

o. Kelainan besar janin seperti, pertumbuhan janin terhambat, janin besar.

p. Kelainan letak dan posisi janin seperti posisi lintang/oblique, sungsang pada UK

>32 minggu.

5. Gejala dan Tanda Bahaya Selama Kehamilan

Gejala dan tanda bahaya kehamilan menurut Prawirohardjo (2014) sebagai

berikut:

a. Perdarahan

38
Perdarahan pada kehamilan usia muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu

39
umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir

dengan keguguran yang pada umumnya (60-80%) disebabkan oleh kelainan

kromosom yang ditemui pada spermatozoa maupun ovum. Perdarahan pada

kehamilan lanjut atau usia diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta

previa.

b. Preeklamsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai

dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan

preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil

akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang

sudah ada sebelumnya) dengan preeklampsia.

c. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum

Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum biasa terjadi pada kehamilan, nyeri

tersebut bisa terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Apabila nyeri

tersebut terasa pada trimester kedua atau ketiga maka diagnosanya mengarah pada

solusi plasenta yang bisa dilihat baik dari jenis nyeri maupun perdarahan yang terjadi.

d. Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.

e. Disuria

f. Menggigil atau demam

g. Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya

h. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.

40
6. Program Asuhan Antenatal

a. Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya promotif program pelayanan kesehatan obstetrik

untuk optimalisasi asuhan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014). Antenatal care atau ANC

adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan dan fisik ibu hamil

hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal adalah semua ibu

hamil diharapkan mendapat perawatan kehamilan oleh tenaga kesehatan (Manuaba,

2012).

b. Tujuan Asuhan Antenatal

Tujuan asuhan antenatal adalah menurunkan atau mencegah kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya sebagai berikut

1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal.

2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.

3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka

mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk

menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi (Astuti, 2012).

c. Standar Pelayanan Minimal Antenatal

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
41
hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester

pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang

dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang

bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki

Surat Tanda Register (STR).

Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Ukur tekanan darah.

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).

4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila

diperlukan.

7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

8) Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),

pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi) yang pemberian pelayanannya

disesuaikan dengan trimester kehamilan.

9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.

10) Temu wicara (konseling) (Permenkes, 2016).

7. Kunjungan Antenatal
42
K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan

43
(Meilani, Setiyawati, dan Estiwidani, 2013). Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang

telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun

(Kemenkes,2017).

K1 murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada

umur kehamilan ≤ 12 minggu, baik di dalam maupun luar gedung puskesmas. K1 akses

adalah akses jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada umur

kehamilan >12 minggu, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (Prawirohardjo,

2014). K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih)

untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

a. Minimal satu kali kontak pada trimester I

b. Minimal satu kali kontak pada trimester II

c. Minimal dua kali kontak pada trimester III (Meilani, Setiyawati, dan Estiwidani,

2013).

Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal

sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal dibandingkan jumlah

sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Kemenkes,2017).

44
BAB IV

PENDOKUMENTASIAN PADA IBU HAMIL

(ANTENATAL CARE)

Tempat : klinik jambu mawar Hari/Tanggal : 02 -11-2023

Ruangan : kia Pukul : 10.03

No. MR :- Dikaji oleh : ramadani

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Klien : widya Nama Suami :maulana
Umur : 25 th Umur : 26 th
Agama & Suku : islam Agama & Suku : islam
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jmbu mawar Alamat :-
Telp/HP : 082384598406 Telp/HP :-

2. Keluhan Utama/Alasan Kunjungan : ANC,mual ,pusing,muntah, badan capek”

3. Alergi
Tidak
perna
h

4. Kondisi psikologis...BAIK.....Sosial....BAIK...... spritual..BAIK... ekonomi....BAIK

5. Riwayat Perkawinan

Perkawinan Ke: 1 Lama Perkawinan: 1 th Usia Saat Kawin: 25th


6. Riwayat Haid 45
Menarche : 12 Tahun Haid : - Haid : Teratur
Siklus Haid (mulai datang haid-sampai datang haid berikutnya) :
Kelainan Haid :-

46
7. Status Fungsional

Aktivitas dan Mobilisasi : NORMAL


Gangguan keseimbangan : -
Alat bantu jalan :-
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu :

Anak Kehamilan Persalinan Bayi Nifas Keadaan


Ke / anak
tahun sekarang

Usia penyulit Jenis Penolong Tempat Penyulit PB J Lochea Laktasi


/BB K

i N i - - - -

9. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT : 22-09-2023
Usia Kehamilan : 6 minggu
Gerakan janin : baik
TP : 29-06-2024
Kekhawatiran khusus :-
10. Keluhan selama kehamilan
a. Fisik
1) Mual muntah :ada

47
2) Perdarahan pervagina :-
3) Keputihan :-
4) Pusing/sakit kepala yang hebat :-
b. Psikologis :-
11. Pemeriksaan selama kehamilan
a. Trimester I :1 Tempat : 1
b. Trimester II :- Tempat : -
c. Trimester III :- Tempat :-
12. Status Imunisasi TT :-
13. Penggunaan obat jamu :-
14. Alkohol dan merokok :-
15. Riwayat Kesehatan ibu
Penyakit menular/keturunan :-
16. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan kembar :-
Penyakit menular/keturunan :-
17. Riwayat keluarga berencana
Pernah menjadi akseptor KB :-
Metode KB yang pernah di pakai :-
Lama menggunakan KB :-
Komplikasi atau masalah :-
18. Pola nutrisi
Frekuensi : baik
Jenis : baik
Pantangan :-
Keluhan :

19. Pola eliminasi

BAK : baik Keluhan :sering

BAB : baik Keluhan :-


20. Pola aktivitas ibu
a. Pekerjaan : IRT
b. Yang membantu pekerjaan ibu : suami 48
c. Pola istirahat
1) Tidur malam : 7 jam
2) Tidur siang : tidak terarur
21. Personal hygiene
a. Mandi : 2 kali sehari
b. Ganti pakaian : 2 kali sehari
c. Mandi Ganti pakaian dalam : 3 kali

B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik (Umum dan Kebidanan)
1. Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis


Postur tubuh :baik
Tinggi Badan : 146 cm
Berat Badan : 62 kg
BB sebelum hamil : 61
Lila : 30
2. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 107/70 mmhg


Pernapasan : 23
Suhu : 36,3
Nadi : 81
Rambut : baik
Kebersihan : baik
Rontok: -
3. Muka

Cloasma Gravidarum
:- Oedema :-
4. Mata

Konjungtiva :baik
Sklera : baik
49
5. Hidung
Polip : tidak ada
Kebersihan : baik
6. Mulut dan gigi

Caries : tidak
Epullis :-
Stomatitis :-
Kebersihan :-
7. Telinga :-
8. Leher

Pembesaran Kelenjer Tyroid: - :


Pembesaran Kelenjer Limphe :-
9. Payudara

Simetris : iya
Putting : menonjol
Aerola : ada
Benjolan :-
10. Abdomen

Bekas operasi :-
Striae :-
11. Ekstremitas

12. Oedema :-
13. varises :-

PALPASI
Leopold I :-
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
TBJ :-
AUSKULTASI
Frekuensi DJJ :-
50
Irama :-
PERKUSI
Refleks Petela
Kanan :baik
Kiri :baik
VAGINA TOUCHER / PERIKSA DALAM
Portio :-
Ketuban :-
Presentase :-
Posisi :-
Penurunan :-

C. ASSESMENT :

Ny.w G1P0A0 Janin hidup tunggal, ku baik

D. PENATALAKSANAAN :
- Menyapa pasien
- Membina hubungan baik dengan pasien
- Memeriksa pasien
- Memberikan terapi oral kepada pasien
( etabion X 1x1, kalak X 1x1 )
- Menyarankan istirahat yang cukup, memakan makanan walaupun sedikit tapi sering.

51
BAB IV PEMBAHASAN

1. Deskripsi kasus

Pada tanggal 02-November-2023 pasien datang ke KLINIK PRATAMA JAMBU


MAWAR ingin control ANC dengan keluhan mual muntah

2. Emosi Pribadi

Dari kasus diatas,saya merasa bangga dan sedih melihat perjuangan seorang ibu yang
peduli dengan kehamilannya ingin control hamil, dan saya merasa sedih ibu ini tidak bias
makan nasi dan lalu muntah.

3. Evaluasi

Kasus ini sangat baik untuk saya,karena tidak semua ibu hamil ingin periksa hamil dan
peduli terhadap kehamilannya ini.seorang perempuan samgat bangga bisa memberi
keturunan pada pasangan dan merasa dirinya sempurna dihadapan suami dan
keluarganya,

4. Analisi Kasus

Dari kasus ini saya dapat melihat ibu ini dengan kehamilan pertamanya takut bahwa
calon bayinya tidak cukup nutrisi

5. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kita perlu peduli dengan apa yang terjadi pada dirikita,
dukungan keluarga sangat penting bagi ibu hamil dengan demikian bias berdampak baik
bagi ibu dan calon bayinya nanti.

52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum merupakan gangguan kehamilan pada trimester I atau pada


usia kehamilan 6-12 minggu, ditandai dengan mual muntah berlebihan yang bisa
berlangsung sepanjang hari, hiperemesis gravidarum bisa ditimbulkan Karena
kelainan gastrointestinal atau karna factor psikologis klien seperti cemas dan stress.
Hiperemesis gravidarum bisa ditandai dengan ciri-ciri seperti Ibu merasa lemah,
Muntah terus menerus dan mempengaruhi keadaan umum, Nafsu makan tidak ada,
Berat badan menurun, temperature tubuh meningkat, Nadi meningkat sekitar 10
permenit dan tekanan darah sistolik menurun, Turgor kulit mengurang, Lidah
mengering mata cekung, Merasa nyeri pada epigastrium. Hiperemesis gravidarum
akan mengakibatkan dehidrasi parah jika tidak ditangani dengan cepat sehingga
perawat dituntut untuk mengawasi asupan nutrisi dan cairan klien.

53
DAFTAR PUSTAKA

Auwaliyah, Hilma (2017) . Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hiperimesis

Gravidarum. Bandung: PT Refika Aditama

Buckle, J. (2017). Clinical Aromatherapy for Pregnancy, Labor and Postpartum. International

Journal of Childbirth Education. 4(29). Diakses: http://infotrac.galegroup.com/itweb pada 26

Februari 2022

Cendy, K. (2019). Gambaran Karakteristik pada Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis

Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Online available : HYPERLINK

"http://www.e-jurnal.com/" http://www.e-jurnal.com/ . Diakses tanggal 18 Februari 2022

Cholifah, S. (2019). Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual dan Muntah. Yogyakarta: Nuha

Medika Clarke, S. (2018). Essential Chemistry for Aromatherapy. Fundamentals Of

Chemistry:

Farrer H. (2017). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : Balai Pustaka

54

Anda mungkin juga menyukai