Disusun Oleh :
Nama : RAMADANI
NIM : 2315901011
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantinantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari Stase Askeb Kehamilan
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Koordinator STASE Askeb Kehamilan kami ibu Hotmauli SST.,M.Keb yang telah
membimbing kami dalam menulis laporan ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
2.2 ETIOLOGI
2.4 PATHOFISIOLOGIS
1.3 EVALUASI
1.4 ANALISIS
1.5 KESIMPULAN
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual dan muntah atau dikenal dengan emesis gravidarum merupakan salah
satu tanda awal kehamilan bagi orang awam dikarenakan siklus menstruasi yang
panjang sehingga sebagian ibu hamil baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah
mengalami mual muntah. Mual dan muntah merupakan salah satu tanda dan gejala
kehamilan yang umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan trimester I namun
pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga
pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui
mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1. Emesis
gravidarum jika tidak segera diatasi dapat menjadi hal yang patologis (Kesehatan RI,
2013). Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang di
badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit
2017 pasal 19 ayat 2 bahwa bidan dapat memberikan pelayanan antenatal care pada
kehamilan normal yang bertujuan untuk mengenali secara dini penyimpangan dari
4
normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan (Prawirohardjo, 2014).
umur ibu, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Menurut Claudia (2017), ada hubungan
status gravida dan umur ibu hamil dengan kejadian emesis gravidarum. Berdasarkan
Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 8,800 dengan Maternal Mortality Ratio (MMR)
sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2015). Sedangkan Angka
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Hasil survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 penyebab terjadinya AKI adalah perdarahan 28%,
preeklamsia dan eklamsia 24%, infeksi 11%, partus lama atau macet 5%, abortus
5%, emboli 3%, komplikasi masa puerperium 8%, dan faktor lain 11%. Penyebab
dari faktor lain 11% tersebut termasuk didalamnya adalah hiperemesis gravidarum.
sedikitnya 15% dari semua wanita hamil. Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia
dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di
5
Indonesia,0,9% di Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat
prevalensi
diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena emesis
gravidarum. Di Indonesia sekitar 10% wanita hamil yang terkena emesis gravidarum
(Kemenkes RI, 2015). Di Provinsi Bali khususnya di Kota Denpasar NVP (Nausea
and Vomiting in Pregnancy) atau mual muntah saat hamil dengan kejadian sebanyak
(97,7%) dan Hiperemesis Gravidarum sekitar (2,3%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
2016).
diwilayah Dalung Permai, data ibu hamil dengan emesis gravidarum paling tinggi
yaitu di Praktik Mandiri Bidan”PS”. Dari data rekam medis Praktik Mandiri Bidan
“PS”. terdapat kasus ibu hamil dengan emesisi gravidarum Tahun 2020 berjumlah
139orang (60,4%) dari 230 ibu hamil. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
6
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam
“PS”
b. Manfaat bagi ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang
emesis gravidarum.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Emesis Gravidarum
1. Pengertian
Mual dan muntah atau dalam bahasa medis disebut emesis gravidarum atau
morning sickness merupakan suatu keadaan mual yang terkadang disertai muntah
mengalami mual muntah (Wegrzyniak, dkk, 2012). Dari hasil penelitian Lecasse
(2009) dari 367 wanita hamil, 78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama,
dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%
mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat. Pada
trimeter dua, 40,1% wanita masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3%
mengalami mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang dan 0,8%
terasalemas disertai keluarnya isi perut melalui mulut dengan frekuensi kurang dari
8
a. Morning Sickness
Pusing pada saat bangun pagi karena terjadi iskemia relatif akibat turunnya
alirandarah menuju otak sehingga glukosa kearah sistem saraf pusat berkurang. Cara
mengatasi jangan terlalu cepat berjalan dari tempat tidur, duduk dengan tenang
sambilberadaptasi pada posisi duduk sehingga pusing berkurang, minum teh hangat
agak manis, setelah pusing hilang baru kemudiaan diikuti dengan aktivitas biasa.
b. Emesis Gravidarum
Mual dan muntah beberapa kali terutama pada pagi hari, tidak menyebabkan
sickness, obat yang diperlukan adalah anti mual, mengganti cairan yang keluar
gravidarum yaitu :
1) Faktor Psikologis
rumah tangga retak, atau takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat
memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi
gejala normal. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan
kembar, atau kehamilan yang terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi
Menurut studi dari Amerika Serikat dalam jurnal Epidemiologi dan Kesehatan
Komunitas, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada awal dan
akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh dengan baik, sehingga lahir
c. Hiperemesis Gravidarum
Penyebab mual dan muntah dianggap sebagai masalah multi faktoral. Teori
hiperolfacation, genetik dan faktor evolusi. Berdasarkan suatu studi prospektif pada
9000 wanita hamil yang mengalami mual muntah, didapatkan hasil risiko mual
8
kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki riwayat mual muntah pada
kehamilan
9
sebelumnya. Emesis gravidarum (morning sickness) berhubungan dengan level
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel plasenta (villi kariolis) yang menempel
padadinding rahim awalnya ditolak oleh tubuh karena dianggap benda asing. Reaksi
glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual dan muntah.
Ada beberapa peneliti yang menyebutkan penyebab mual muntah disebabkan oleh
faktor psikologis, seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau
tidak diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik.
Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah tingkat keparahan
Batasan yan jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh sebaiknya
a. Stadium pertama
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di belakang
aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual seperti meningkatnya saliva,
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan
c. Stadium ketiga
lambung dan usus ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebal,
5. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh
fisologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-
bulan.
hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik
merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang
sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka
11
makan dan mual,akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat
(Prawirohardjo,2012).
6. Penanganan
a. Farmakologi
terjadinya enchepalopaty.
2014).
tablet/hari(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi dan 1 tablet saat
siang).
supositoriaberikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau
b. Non Farmakologi
1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi jumlah dan
ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
dibandingkan dengan
13
makanan yang didominasi oleh karbohidrat atau lemak.
istirahat tidur.
3) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara signifikan karena
4) Melakukan akupuntur atau hypnosis yang dapat menurunkan mual dan muntah
secara signifikan.
dapatmenimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan
untuk embrio, serta menghambat sintesis protein (Irianti, dkk, 2014: 58).
Tabel 2 :
Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan
Emesis Gravidarum Menurut Queensland
Strategi Contoh
Tingkatan
Morning Sickness
Berat Cobalah untuk menghirup Limun, jahe, minuman untuk
(dikategorikan udara yang dingin, cairan yang membangkitkan stamina, jelly
sebagai bening yang manis
hiperemesis
gravidarum Mengkonsumsi permen
Menjaga mulut agar tetap
bersih dan segar
Ketika merasa sedikit lebih Jus buah, jus sayuran, teh,
baik maka tingkatkan dengan minuman ringan, air soda,
meminum berbagai minuman atau sup kaldu
HEG ringan dan deteksi dini untuk dilakukannya pengalihan asuhan. Instrumen yang
dapat digunakan oleh bidan untuk menilai HEG yaitu dengan Pregnancy-Unique
mual dan muntah untuk menghindari subjektivitas dari keluhan mual dan muntah.
15
c. Indeks laboratorium (ketidakseimbangan elektrolit).
Berikut adalah tabel pengukuran mual muntah dalam 12 jam dan 24
jam
16
Tabel 3.
Pengukuran Mual Muntah Mual
1.
> 6 jam 4 – 6 jam 2 – 3 jam ≤ 1 jam Tidak semuanya
(4 poin) (3 poin) (1 poin)
(5 poin) (2 poin)
2. Dalam sehari berapa kali anda mengalami mual muntah?
7 atau lebih (5 5–6 3-4 1 – 2 (2 Tidak ada (1
poin) poin)
(4 poin) (3 poin) poin)
3. Dalam sehari berapa rata – rata anda mual dan muntah tanpa menyebabkan dehidrasi?
Wanita yang memiliki kadar hCG di bawah rentang normal lebih sering
17
atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR). Berdasarkan penelitian Ebrahimi
tahun 2010, hanya 2% mual muntah yang berkembang menjadi HEG. Hiperemesis
gravidarum adalah suatu keadaan mual dan muntah pada kehamilan yang
18
menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari 5 kali dalam sehari, disertai dengan
penurunan berat badan (>5% dari berat sebelum hamil) dan dapat menyebabkan
(Irianti,2014).
Karakteristik adalah sesuatu yang terkait dengan karakter dan gaya hidup
seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku
sebagainya. (Caragih, 2013)Selama masa kehamilan karakteristik dari ibu hamil juga
1. Usia Ibu
semakin lanjut umurnya, maka semakin lebih bertanggungjawab, lebih tertib, lebih
bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Usia ibu yang menjadi indikator dalam
adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia
di bawah20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal
19
yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali
sesudah
20
usia 30sampai 35 tahun. Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus
Menurut Manuaba (2012) kehamilan yang terjadi pada usia kurang dari 20
tahun memerlukan perhatian yang optimal. Penyulit pada kehamilan lebih tinggi
muncul dibandingkan usia reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkan karena belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu
muncul, karena ketidaksiapan mental dan jiwa yang belum matang. Perkawinan akan
penghasilan yang terbatas, putus sekolah, putus kerja dan nilai gizi yang relatif
4) Gangguan persalinan
5) Preeklampsi
6) Perdarahan antepartum.
21
b. Usia ibu lebih dari 35 tahun
terutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak, wanita
dengan usia lebih tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atau
abnormal. Bayi yang lahir dari wanita yang hamil di usia 35 tahun atau lebih dapat
pemeriksaan darah untuk mendeteksi kelainan kromosom sebelum bayi lahir, jaga
asupan nutrisi, control kenaikan berat badan serta olahraga yang teratur
(Notoatmodjo, 2014)
Faktor umur sangat mempengaruhi kelainan bawaan pada bayi, makin tua
seorang perempuan untuk hamil maka kemungkinan besar akan terjadi kecacatan
pada bayi salah satu nya down syndrome. Maka dari itu, Bidan sangat diharapkan
memberikan pertimbangan kepada ibu untuk tidak hamil pada umur diatas 35
2. Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu
baik lahir hidup maupun mati. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas paling aman
ditinjau dari sudut kematian maternal. Ibu dengan paritas tinggi lebih dari 3
memiliki angka maternal yang tinggi karena dapat terjadi gangguan endometrium.
22
Sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim baru pertama kali menerima
23
hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim masih terbatas untuk pertumbuhan janin
(Prawirohardjo, 2014).
Tingkat paritas telah menarik perhatian peneliti dalam kesehatan ibu dan
rendah lebih baik daripada yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat
primipara yaitu paritas 1, multipara yaitu paritas 2-4, dan grandemultipara yaitu
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang bekerja pada oran lain atau
instansi, kantor, perusahaan, untuk memperoleh penghasilan yaitu upah atau gajih
baik berupa uang maupun barang demi memenuhi kebutuhna hidupnya sehari-hari
(Lase, 2011).
kesehatan mungkin karena tidak punya cukup uang untuk membeli obat atau
4. Tingkat pendidikan
24
akan mempengaruhi proses belajarnya, semakin tinggi pendidikan maka seseorang
25
akan semakin mudah untuk menerima informasi. Peningkatan pengetahuan tidak
dibagi ke dalam 3 jenis yaitu formal, non formal dan informal. Adapun penjelasan
a. Formal
secara resmi dan berjenjang. Seperti pendidikan sekolah dasar, menengah dan tinggi.
b. Jalur Non-formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan diluar dari sistem
pendidikan yang terdapat dalam pendidikan formal. Adapun contoh-contoh dalam pendidikan
ini ialah latihan, kursus dalam, seminar, bengkel, forum dan persidangan.
c. Jalur Informal
dapat berlangsung secara spontan dan tanpa struktur. Seseorang itu akan
C. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
26
tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau 9
27
bulan,dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan (Sarwono, 2012).
terjadi selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis (Dartiwen, 2019). Masa
kehamilan dimulai dari awal bertemunya sperma dan ovum hingga lahirnya janin.
Menurut Sulistyawati (2013) lamanya kehamilan normal seorang wanita yaitu 280
hari atau 40 minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir,
sedangkan kehamilan itu sendiri dibagi menjadi tiga triwulan (trimester), yaitu:
Tabel 1.
Lama kehamilan seorang wanita
Trimester I
0-12 minggu
Trimester II
Trimester III 12-28 minggu
29-40 minggu
Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2012) dibagi menjadi3 bagian,
yaitu;
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid dengan
28
diketahuinya tanggal hari pertama menstruasi terakhir adalah penanda untuk
29
2) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir trimester pertama.
Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan tetapi akan menghilang
Sering buang kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus
yangmulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini bisa kembali terjadi dikarenakan kandung kemih tertekan
Hal ini bisa terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh
Pada areola mamae, genital, chloasma, serta linea alba akan berwarna lebih
31
9) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah) hal ini sering terjadi pada
trimester pertama.
pembuluh vena. Pembesaran pembuluh vena pada darah ini terjadi di sekitar
1) Perut membesar
2) Uterus membesar
Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensidari
rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya
3) Tanda Hegar
4) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.
32
Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.
33
5) Tanda Piscaseck
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
berkomunikasi. Tanda braxton hicks merupakan tanda khas uterus dalam kehamilan.
Tanda ini terjadi karena pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda braxton hicks tidak ditemukan.
7) Teraba Ballotement
Ballotement merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini adalah
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari. Tes
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga bagian-bagian janin.
3) Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop monoral leanec, dicatat dan
didengar dengan alat doppler dicatat dengan fotoelektro kardiograf, dan dilihat
34
padaultrasonografi.
35
3. Diagnosa Banding Kehamilan
a. Hamil palsu
c. Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, lamanya pembesaran
perut dapat melampaui umur kehamilan, mengalami datang bulan, dan tes biologis
d. Hematometra
Terlambat datang bulan hingga dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa
sakit, terjadi penumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak
Faktor risiko pada ibu hamil menurut (Prawirohadjo, 2014) sebagai berikut :
36
d. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
37
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
f. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang.
hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan keganasan.
l. Riwayat nifas dengan komplikasi sepertii perdarahan post partum, infeksi masa
m. Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat kongenital.
p. Kelainan letak dan posisi janin seperti posisi lintang/oblique, sungsang pada UK
>32 minggu.
berikut:
a. Perdarahan
38
Perdarahan pada kehamilan usia muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu
39
umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir
kehamilan lanjut atau usia diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta
previa.
b. Preeklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil
akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang
tersebut bisa terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Apabila nyeri
tersebut terasa pada trimester kedua atau ketiga maka diagnosanya mengarah pada
solusi plasenta yang bisa dilihat baik dari jenis nyeri maupun perdarahan yang terjadi.
e. Disuria
h. Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.
40
6. Program Asuhan Antenatal
a. Asuhan Antenatal
pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014). Antenatal care atau ANC
adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan dan fisik ibu hamil
hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pelayanan antenatal adalah semua ibu
2012).
3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
41
hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil
6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.
7. Kunjungan Antenatal
42
K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan
43
(Meilani, Setiyawati, dan Estiwidani, 2013). Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun
(Kemenkes,2017).
K1 murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada
umur kehamilan ≤ 12 minggu, baik di dalam maupun luar gedung puskesmas. K1 akses
adalah akses jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada umur
kehamilan >12 minggu, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (Prawirohardjo,
2014). K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih)
c. Minimal dua kali kontak pada trimester III (Meilani, Setiyawati, dan Estiwidani,
2013).
Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Kemenkes,2017).
44
BAB IV
(ANTENATAL CARE)
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Klien : widya Nama Suami :maulana
Umur : 25 th Umur : 26 th
Agama & Suku : islam Agama & Suku : islam
Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jmbu mawar Alamat :-
Telp/HP : 082384598406 Telp/HP :-
3. Alergi
Tidak
perna
h
5. Riwayat Perkawinan
46
7. Status Fungsional
i N i - - - -
HPHT : 22-09-2023
Usia Kehamilan : 6 minggu
Gerakan janin : baik
TP : 29-06-2024
Kekhawatiran khusus :-
10. Keluhan selama kehamilan
a. Fisik
1) Mual muntah :ada
47
2) Perdarahan pervagina :-
3) Keputihan :-
4) Pusing/sakit kepala yang hebat :-
b. Psikologis :-
11. Pemeriksaan selama kehamilan
a. Trimester I :1 Tempat : 1
b. Trimester II :- Tempat : -
c. Trimester III :- Tempat :-
12. Status Imunisasi TT :-
13. Penggunaan obat jamu :-
14. Alkohol dan merokok :-
15. Riwayat Kesehatan ibu
Penyakit menular/keturunan :-
16. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keturunan kembar :-
Penyakit menular/keturunan :-
17. Riwayat keluarga berencana
Pernah menjadi akseptor KB :-
Metode KB yang pernah di pakai :-
Lama menggunakan KB :-
Komplikasi atau masalah :-
18. Pola nutrisi
Frekuensi : baik
Jenis : baik
Pantangan :-
Keluhan :
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik (Umum dan Kebidanan)
1. Keadaan Umum : baik
Cloasma Gravidarum
:- Oedema :-
4. Mata
Konjungtiva :baik
Sklera : baik
49
5. Hidung
Polip : tidak ada
Kebersihan : baik
6. Mulut dan gigi
Caries : tidak
Epullis :-
Stomatitis :-
Kebersihan :-
7. Telinga :-
8. Leher
Simetris : iya
Putting : menonjol
Aerola : ada
Benjolan :-
10. Abdomen
Bekas operasi :-
Striae :-
11. Ekstremitas
12. Oedema :-
13. varises :-
PALPASI
Leopold I :-
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
TBJ :-
AUSKULTASI
Frekuensi DJJ :-
50
Irama :-
PERKUSI
Refleks Petela
Kanan :baik
Kiri :baik
VAGINA TOUCHER / PERIKSA DALAM
Portio :-
Ketuban :-
Presentase :-
Posisi :-
Penurunan :-
C. ASSESMENT :
D. PENATALAKSANAAN :
- Menyapa pasien
- Membina hubungan baik dengan pasien
- Memeriksa pasien
- Memberikan terapi oral kepada pasien
( etabion X 1x1, kalak X 1x1 )
- Menyarankan istirahat yang cukup, memakan makanan walaupun sedikit tapi sering.
51
BAB IV PEMBAHASAN
1. Deskripsi kasus
2. Emosi Pribadi
Dari kasus diatas,saya merasa bangga dan sedih melihat perjuangan seorang ibu yang
peduli dengan kehamilannya ingin control hamil, dan saya merasa sedih ibu ini tidak bias
makan nasi dan lalu muntah.
3. Evaluasi
Kasus ini sangat baik untuk saya,karena tidak semua ibu hamil ingin periksa hamil dan
peduli terhadap kehamilannya ini.seorang perempuan samgat bangga bisa memberi
keturunan pada pasangan dan merasa dirinya sempurna dihadapan suami dan
keluarganya,
4. Analisi Kasus
Dari kasus ini saya dapat melihat ibu ini dengan kehamilan pertamanya takut bahwa
calon bayinya tidak cukup nutrisi
5. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kita perlu peduli dengan apa yang terjadi pada dirikita,
dukungan keluarga sangat penting bagi ibu hamil dengan demikian bias berdampak baik
bagi ibu dan calon bayinya nanti.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
53
DAFTAR PUSTAKA
Auwaliyah, Hilma (2017) . Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hiperimesis
Buckle, J. (2017). Clinical Aromatherapy for Pregnancy, Labor and Postpartum. International
Februari 2022
Cendy, K. (2019). Gambaran Karakteristik pada Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Cholifah, S. (2019). Aromaterapi Lemon Menurunkan Mual dan Muntah. Yogyakarta: Nuha
Chemistry:
54