Anda di halaman 1dari 6

30 | Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 1 (2021)

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS


GARVIDARUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI KUDUS
Indah Puspitasari1, Irawati Indrianingrum2
Email: indahpuspitasari@umkudus.ac.id.
1,2
Universitas Muhammadiyah Kudus
JL.Ganesha 1 Purwosari, Kudus

Abstrak
Kehamilan adalah suatu yang bersifat fisiologis dan dalam setiap perkembangan kehamilan normal,
banyak keluhan yang dialami. Keluhan yang paling umum dilaporkan ibu hamil pada trimester pertama
adalah mual muntah (87,8%). Gejala mual muntah biasanya dimulai dari usia kehamilan 4 minggu sampai
7 minggu kehamilan dan hilang pada usia kehamilan 16 minggu yaitu sekitar 90%. Sebagian besar ibu
hamil dengan mual muntah tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika mual muntah bertambah parah
dan persisten, kondisi dapat berkembang menjadi hiperemesis gravidarum. Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk menggambarkan karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas.
Metode yang digunakan adalah desain studi deskriptif. Sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 30
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum melalui pengukuran kuesioner PUQE. Tehnik analisa
data dengan data univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan umur, sebagian besar
responden berumur 20-34 tahun sebanyak 15 (50%) responden. Berdasarkan tingkat pendidikan
didapatkan sebagian besar berpendidikan SLTA/sederajat sebanyak 20 (67%). Berdasarkan status
pekerjaan didapatkan sebagian besar bekerja sebanyak 25 (83%) responden. Berdasarkan paritas
didapatkan sebagian besar multipara sebanyak 14 (47%) responden. Ibu hamil dengan resiko atau
komplikasi hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan penyulit saat masa kehamilan dan dapat
memberikan beban psikologis yang negatif seperti rasa takut akan masa depan kehamilannya, perasaan
depresi dan kecemasan yang dapat berdampak buruk untuk perkembangan janin, sehingga penting bagi
bidan maupun tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan penanganan yang komprehensif bagi ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum.
Kata Kunci: hiperemesis gravidarum, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas

Abstract
Pregnancy is a physiological one and in any normal development of pregnancy, many complaints
are experienced. The most common complaint reported by pregnant women in the first trimester was
nausea and vomiting (87.8%). Symptoms of nausea and vomiting usually start from 4 weeks of gestation
to 7 weeks of gestation and disappear at 16 weeks of gestation, which is about 90%. Most pregnant
women with nausea and vomiting do not need treatment. However, if the nausea and vomiting are severe
and persistent, the condition can develop into hyperemesis gravidarum. The purpose of this study was
conducted to describe the characteristics of pregnant women who experience hyperemesis gravidarum in
the Gribig Public Health Center, Kudus Regency, including age, education, occupation, and parity. The
method used is a descriptive study design. The sample in this study was 30 pregnant women who
experienced hyperemesis gravidarum through the PUQE questionnaire measurement. Data analysis
techniques with univariate data. The results showed that based on age, most of the respondents were 20-
34 years old as many as 15 (50%) respondents. Based on the level of education, it is found that most of
them have high school education / equivalent as much as 20 (67%). Based on job status, most of them
work as many as 25 (83%) respondents. Based on parity, it was found that most of the multiparous were
14 (47%) respondents. Pregnant women with risks or complications of hyperemesis gravidarum can
cause complications during pregnancy and can provide negative psychological burdens such as fear of a
future pregnancy, feelings of depression and anxiety which can adversely affect fetal development, so it is
important for midwives and other health workers to provide comprehensive management for pregnant
women with hyperemesis gravidarum.
Keywords: hyperemesis gravidarum, age, education, occupation, parity
Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 2 (2021) | 31
terjadinya hiperemesis gravidarum belum
PENDAHULUAN diketahui pasti, diduga ada hubungannya
Kehamilan adalah suatu yang bersifat dengan paritas, hormonal, neurologis,
fisiologis dan dalam setiap perkembangan metabolik, stress psikologis, keracunan, dan
kehamilan normal, banyak keluhan yang tipe kepribadian (Feryanto, 2012).
dialami. Keluhan yang paling umum Hiperemesis gravidarum bisa
dilaporkan ibu hamil pada trimester pertama membahayakan kesehatan ibu yaitu dapat
adalah mual muntah (87,8%) (Handayani, menyebabkan penurunan berat badan lebih
2015). dari 5% serta menyebabkan gangguan
Gejala mual muntah biasanya dimulai dari metabolisme sehingga menyebabkan
usia kehamilan 4 minggu sampai 7 minggu komplikasi lainnya seperti dehidrasi, lemah
kehamilan dan hilang pada usia kehamilan 16 dan kekurangan gizi. Jika tidak mendapatkan
minggu yaitu sekitar 90%. Sebagian besar penanganan yang tepat, hiperemesis
ibu hamil dengan mual muntah tidak gravidarum dapat menyebabkan ikterus,
memerlukan pengobatan. Namun, jika mual ketonuria, penimbunan asam laktat, asidosis
muntah bertambah parah dan persisten, metabolik, bahkan kematian ibu dan janin
kondisi dapat berkembang menjadi (Ida Bagus Gde Manuaba, IA Chandranita
hyperemesis gravidarum (Festin, 2009); (Lee Manuaba, 2007).
& Saha, 2011). Selain itu, hiperemesis gravidarum dapat
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan memberikan beban psikologis yang negatif
muntah berlebihan pada ibu hamil sampai kepada penderita seperti perubahan sosial
mengganggu aktifitas sehari-hari yang ekonomi, misalnya kehilangan pekerjaan atau
berdampak buruk pada tubuh karena terjadi kesulitan dalam bekerja, perubahan sikap
dehidrasi dan penurunan berat badan. Ibu termasuk rasa takut akan masa depan
hamil dengan resiko atau komplikasi kehamilannya, perasaan depresi dan
hiperemesis gravidarum dapat kecemasan yang dapat berdampak buruk
mengakibatkan penyulit saat masa kehamilan untuk perkembangan janin yang dikandung
sehingga dapat mengancam nyawa ibu dan seperti berat badan lahir rendah (Poursharif
bayi yang dikandungnya (Ayu, 2016). et al., 2008).
Kurang lebih 80% perempuan hamil Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan
mengalami mual dan muntah selama hiperemesi gravidarum dapat dikelola
kehamilannya. Sementara hiperemesis dengan pemberian antiemetik atau obat-
gravidarum merupakan keadaan mual dan obatan, dukungan, hidrasi oral, dan saran diet.
muntah yang berat pada kehamilan dialami Jika wanita tidak dapat mentolerir antiemetik
oleh sekitar 0,3%-2,0% perempuan hamil oral atau cairan oral maka dapat
yang merupakan indikasi rawat inap paling menyediakan cairan parenteral, vitamin
umum pada perempuan dengan usia parenteral (multi dan B-kompleks).
kehamilan yang masih muda (Lutomski & Perbaikan gejala terjadi pada 89,3% telah
Greene, 2014). terbukti efektif untuk menangani hiperemesis
Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum (Jueckstock et al., 2010).
gravidarum secara umum adalah 4:1000 Dengan memperhatikan hal-hal tersebut
kehamilan. Tidak ada data yang pasti diatas, peneliti tertarik dengan penelitian
mengenai angka kejadian hiperemesis tentang ”Karakteristik ibu hamil yang
gravidarum di Indonesia. Namun, sebuah mengalami hiperemesis gravidarum di
literatur menyatakan bahwa angka kejadian Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari
hiperemesis gravidarum di Indonesia sekitar Kabupaten Kudus”. Tujuan penelitian ini
1-3% dari seluruh kehamilan (AR, 2012). dilakukan untuk menggambarkan umur,
Mual dan muntah biasanya terjadi di pagi pendidikan, pekerjaan, dan paritas ibu hamil
hari, tetapi juga dapat timbul setiap saat. yang mengalami hyperemesis gravidarum di
Komplikasi ini rata-rata terjadi diusia Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten
kehamilan 8-12 minggu, kebanyakan Kudus
penderita hiperemesis gravidarum di rawar
inap di rumah sakit atau puskemas. Penyebab
32 | Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 1 (2021)

LANDASAN TEORI yang mengalami hiperemesis gravidarum


Kehamilan adalah proses alamiah dimana melalui pengukuran kuesioner PUQE.
kejadian secara normal diawali dengan Kuesioner PUQE (Pregnancy Unique
adanya pembuahan, implantasi, pertumbuhan Quantification of Emesis), yaitu untuk
embrio, pertumbuhan janin dan berakhir pada mengukur tingkat keparahan dari mual
kelahiran bayi, ketika spermatozoa bertemu muntah, dengan tiga kriteria penilaian yaitu
dengan ovum maka dimulaikah awal lamanya mual, jumlah frekuensi muntah, dan
kehamilan. Wanita setiap bulan melepaskan jumlah frekuensi mual pada 24 jam
1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur sebelumnya (Ebrahimi et al., 2009). Metode
(ovarium), yang ditankap oleh umbai-umbai analisis dalam penelitian ini yaitu, analisis
(fimbriae) dan masuk kedalam saluran telur. univariat dan metode statistik menggunakan
Wanita biasanya dapat mengovulasi distribusi frekuensi untuk melihat gambaran
(menghasilkan ovum dari ovarium) 450 ovum karakteristik ibu hamil yang mengalami
selama masa reproduksi (Yongky, Mohamad hiperemesis gravidarum meliputi umur,
Judha, Rodiyah, 2012). tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan paritas ibu.
muntah berlebihan pada wanita hamil sampai HASIL DAN PEMBAHASAN
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu
pada umumnya menjadi buruk karena terjadi hamil
dehidrasi. Biasanya mual terjadi di pagi hari,
tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan Umur Frekuensi Persentase
malam hari (Ayu, 2016). (tahun) (n) (%)
Perasaan mual adalah akibat dari < 20 8 27
meningkatnya kadar esterogen yang 20-34 15 50
biasaterjadi pada trimester I. bila terjadi
> 35 7 23
terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis Jumlah 30 100
terpakai untuk keperluan energi. Karena Distribusi frekuensi berdasarkan umur
oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadi didapatkan sebagian besar umur 20-34 tahun
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto- sebanyak 15 (50%) responden dan minoritas
asetik, asam hidroksida butirik dan aseton berumur > 35 tahun sebanyak 7 (23%)
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, responden.
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
pendidikan ibu hamil
Selain itu dehidrasi menyebabkan
homokonsentrasi, sehingga aliran darak ke Tingkat Frekuensi Persentase
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan Pendidikan (n) (%)
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan Perguruan 2 7
juga berkurang. Disamping dehidrasi dan Tinggi/akademi
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat SLTA/sederajat 20 67
terjadi robekan pada selaput lender
esophagus dan lambung (sindroma mollary- SLTP/sederajat 6 20
weiss), dengan akibat perdarahan SD/ sederajat 2 7
gastrointestinal (Ayu, 2016).
Jumlah 30 100
METODE PENELITIAN Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
Metode penelitian ini menggunakan pendidikan didapatkan sebagian besar
metode survey analitik. Populasi dalam berpendidikan SLTA/sederajat sebanyak 20
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil (67%) responden dan minoritas
dengan hyperemesis gravidarum yang berada berpendidikan SD/sederajat sebanyak 2 (7%)
di wilayah kerja Puskesmas Purwosari responden.
Kabupaten Kudus. Adapun sampel dalam
penelitian ini yaitu berjumlah 30 ibu hamil
Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 2 (2021) | 33
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan status membangun konsep diri yang baik dan
pekerjaan ibu hamil mampu menumbuhkan kepercayaan diri
Status Frekuensi Persentase dalam melakukan kegiatan (Wulandari,
pekerjaan (n) (%) 2017).
Bekerja 25 83 Kondisi kehamilan dipengaruhi oleh umur
ibu, karena kesiapan fisiologis dan psikologis
Tidak bekerja 5 17
berada pada umur 20-35 tahun dibanding
Jumlah 30 100 dengan kehamilan di usia kurang dari 20
Distribusi frekuensi berdasarkan status tahun ataupun lebih dari 35 tahun (Komariah
pekerjaan didapatkan sebagian besar bekerja & Nugroho, 2020).
sebanyak 25 (83%) responden dan responden Usia 20-35 tahun merupakan usia optimal
tidak bekerja sebanyak 5 (17%) responden. dan aman dalam menerima kehamilan karena
fisiknya stabil. Namun kembali lagi pada
Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan paritas
kondisi psikologis sang ibu, apabila usianya
Paritas Frekuensi Persentase merupakan usia optimal namun sedang dalam
(n) (%) kondisi stres maka hiperemesis dapat dialami
Primipara (1) 13 43 oleh ibu tersebut (Putri et al., 2019).
Multipara (2-4) 14 47 Hiperemesis gravidarum terjadi pada
umur 35 tahun terjadi penurunan daya tahan
Grandemultipara 3 10
tubuh sehingga daerah pencernaan terutama
(>4 )
lambung mudah terserang infeksi
Jumlah 30 100 (Muriyasari, Fitri; Septiani, 2017).
Distribusi frekuensi berdasarkan paritas Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
didapatkan sebagian besar multipara besar karakteristik responden berdasarkan
sebanyak 14 (47%) responden dan minoritas tingkat pendidikan SLTA/sederajat sebanyak
grandemultipara sebanyak 3 (10%) 20 orang (67%) ibu berpendidikan.
responden. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk
PEMBAHASAN pengembangan diri. Pendidikan adalah suatu
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian faktor yang mendasari adanya perilaku.
besar karakteristik responden berdasarkan Perilaku diukur dari tingkatpendidikan
umur 20-34 tahun sebanyak 15 orang (50%). formal tertinggi yang diperoleh sesuai
Usia ibu merupakan faktor risiko dari dengan ijazah terakhir dari bangku sekolah.
hiperemesis gravidarum. Hal tersebut Pendidikan mempunyai peranan penting
berhubungan dengan kondisi psikologis ibu dalam merubah dan menguatkan
hamil. Literatur menyebutkan bahwa ibu pengetahuan, sikap dan motivasi agar searah
dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dengan tujuan dan kegiatan yang dilakukan
dari 35 tahun lebih sering mengalami sehingga menimbulkan perilaku yang positif
hiperemesis gravidarum (AR, 2012). Namun, (Wulandari, 2017).
hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Pendidikan yang dapat merubah cara
yang sebagian responden berumur 20-34 pandang atau pengetahuan seseorang dalam
tahun. mempersepsikan sesuatu hingga membuat
Umur yang cukup menyebabkan ibu hamil keputusan tertentu untuk mengontrol dan
lebih matang memilih dan menyaring mengatasi kesehatan mereka sendiri.
informasi yang diterima karena Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
bertambahnya umur memengaruhi semakin luas pengetahuannya. (Putri et al.,
kemampuan intelektual seseorang dalam 2019). Namun bukan berarti pendidikan
menerima informasi. Sedangkan inteligensi rendah akan memiliki pengetahuan yang
seseorang sangat berpengaruh terhadap rendah pula. Hal ini di karenakan
perilaku individu. Usia juga dikaitkan dengan peningkatan pengetahuan seseorang tidak
semakin banyaknya pengalaman dan hanya di peroleh di pendidikan formal saja,
informasi yang diperoleh sehingga dapat akan tetapi banyak faktor, jaman yang
34 | Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 1 (2021)
sudah banyak berubah dan teknologi yang KESIMPULAN
lebih maju sehingga sangat mudah Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
mengakses informasi yang diinginkan, 30 orang responden di Puskesmas Purwosari
sehingga ibu lebih tahu dalam merawat Kabupaten Kudus didapatkan berdasarkan
kehamilannya. umur didapatkan sebagian besar umur 20-34
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian tahun sebanyak 15 (50%) responden.
besar karakteristik responden berdasarkan Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan
status pekerjaan sebanyak 25 orang (83%). sebagian besar berpendidikan
Pekerjaan berkaitan dengan kondisi SLTA/sederajat sebanyak 20 (67%).
kehamilan. Pada wanita yang bekerja, tidak Berdasarkan status pekerjaan didapatkan
dianjurkan jika beban fisik pekerjaan tersebut sebagian besar bekerja sebanyak 25 (83%)
cukup berat, begitu juga jika efek stress responden. Berdasarkan paritas didapatkan
akibat beban kerja juga tidak dianjurkan. sebagian besar multipara sebanyak 14 (47%)
Kehamilan merupakan kejadian fisiologis responden.
dengan hormon yang berperan dalam Hiperemesis gravidarum adalah mual dan
perkembangan bayi dan ibu. Hormon yang muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
berperan adalah estrogen dan progesteron. mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
Pengeluaran hormon ini diatur oleh pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
hipotalamus yang ada di otak manusia. Jika dehidrasi. Biasanya mual terjadi di pagi hari,
beban pikiran ibu selama hamil cukup berat tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
maka akan berpengaruh terhadap malam hari (Ayu, 2016).
keseimbangan pengeluaran hormon tersebut Ibu hamil dengan resiko atau komplikasi
(Novita Rudiyanti dan Rosmadewi, 2019). hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan
Pekerjaan berhubungan dengan kondisi sosial penyulit saat masa kehamilan dan dapat
ekonomi yang juga mempengaruhi pola memberikan beban psikologis yang negatif
makan, aktifitas dan stres pada ibu, pada ibu seperti rasa takut akan masa depan kehamilannya,
hamil (AR, 2012). perasaan depresi dan kecemasan yang dapat
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian berdampak buruk untuk perkembangan janin,
sehingga penting bagi bidan maupun tenaga
besar karakteristik responden berdasarkan kesehatan lainnya untuk memberikan penanganan
paritas sebagian besar multipara sebanyak 14 yang komprehensif bagi ibu hamil dengan
(47%) orang. Paritas dapat dibedakan hiperemesis gravidarum.
menjadi primipara, multipara dan
grandemultipara. Kondisi paritas yang DAFTAR PUSTAKA
beresiko mengalami komplikasi adalah AR, A. C. Y. (2012). Hubungan Antara
paritas dengan jumlah anak yang dilahirkan Karakteristik Ibu Hamil dengan
>5 orang. Hal ini disebut grandemultipara. Kejadian Hiperemesis Gravidarum di
Kondisi rahim yang sudah berkali-kali RSUD Ujung Berung Periode 2010-
mengalami kehmailan dan persalinan rentan 2011. Universitas Islam Bandung, 3.
terhadap atonia uteri sehingga perdarahan Ayu, N. (2016). Patologi dan Patofisiologi
yang banyak beresiko terjadi kematian bagi Kebidanan. Nuha Medika.
ibu. Didukung pula kejadian grandemultipara Ebrahimi, N., Maltepe, C., Bournissen, F. G.,
pada usia lebih dari 35 tahun, sehingga & Koren, G. (2009). Nausea and
fungsi rahim tidak maksimal seperti saat usia Vomiting of Pregnancy: Using the 24-
reproduksi sehat 20-35 tahun (Novita hour Pregnancy-Unique Quantification
Rudiyanti dan Rosmadewi, 2019). of Emesis (PUQE-24) Scale. Journal of
Sedangkan pada multipara dikarenakan Obstetrics and Gynaecology Canada,
kondisi psikologi ibu terganggu akibat 31(9), 803–807.
kehamilan yang tidak diinginkan, kecemasan https://doi.org/10.1016/S1701-
dan rasa bersalah saat mereka tidak mampu 2163(16)34298-0
merawat anak yang lain secara adekuat Feryanto, F. (2012). Asuhan Kebidanan
(Muriyasari, Fitri; Septiani, 2017). Patologi. Salemba Medika.
Festin, M. (2009). Nausea and vomiting in
Indonesia Jurnal Kebidanan Volume 5 Nomor 2 (2021) | 35
early pregnancy Search date September Hiperemesis gravidarum adalah muntah
2006 Nausea and vomiting in early yang terjadi pada awal kehamilan .
pregnancy. Clinical Evidence, 06(1405), keadaan umum dan mengganggu
1–45. pekerjaan gejala penyakit apendisitis ,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic pielitis dan Hiperemesis gravidarum
les/PMC2907767/ terjadi diseluruh dunia , di beberapa
Handayani, S. (2015). Efek akupressur dalam negara maju gravidarum terjadi pada 1-
mengatasi mual muntah selama 3 %. Jurnal Kesehatan Metro Sai
kehamilan. Simposium dan Workshop Wawai, X(1), 41–48.
Nasional Pengembangan Pendidikan Novita Rudiyanti dan Rosmadewi. (2019).
dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, Hubungan usia, paritas, pekerjaan dan
24. stres dengan emesis gravidarum di Kota
Ida Bagus Gde Manuaba, IA Chandranita Bandar Lampung. Jurmal Ilmiah
Manuaba, I. M. (2007). Pengantar Keperawatan sai Betik, 15(1), 7–18.
Kuliah Obstetri. EGC. Poursharif, B., Korst, L. M., Fejzo, M. S.,
Jueckstock, J. K., Kaestner, R., & Mylonas, I. MacGibbon, K. W., Romero, R., &
(2010). Managing hyperemesis Goodwin, T. M. (2008). The
gravidarum : a multimodal challenge. i, psychosocial burden of hyperemesis
1–12. gravidarum. Journal of Perinatology,
Komariah, S., & Nugroho, H. (2020). 28(3), 176–181.
Hubungan Pengetahuan, Usia Dan https://doi.org/10.1038/sj.jp.7211906
Paritas Dengan Kejadian Komplikasi Putri, L. P. M. V., Wiradnyana, A. A. G. P.,
Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester Iii & Darmayasa, I. M. (2019).
Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Aisyiyah Karakteristik ibu hamil dengan
Samarinda. KESMAS UWIGAMA: hiperemesis gravidarum di RSUP
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 83. Sanglah Denpasar tahun 2017. Intisari
https://doi.org/10.24903/kujkm.v5i2.835 Sains Medis, 10(2), 177–179.
Lee, N. M., & Saha, S. (2011). Nausea and https://doi.org/10.15562/ism.v10i2.257
Vomiting of Pregnancy. Wulandari, Y. (2017). Pengaruh Penerapan
Gastroenterology Clinics of North Aplikasi Sahabat Ibu Hamil terhadap
America, 40(2), 309–334. Penurunan Keluhan Trimester I
https://doi.org/10.1016/j.gtc.2011.03.00 Kehamilan. UNPAD Bandung.
9 Yongky, Mohamad Judha, Rodiyah, dan S.
Lutomski, J. E., & Greene, R. A. (2014). (2012). Asuhan Pertumbuhan Neonatus
Hyperemesis gravidarum : current Kehamilan, Persalinan Bayi dan Balita.
perspectives. C, 2005–2010. Nuha Medika.
Muriyasari, Fitri; Septiani, R. dan H. (2017).

Anda mungkin juga menyukai