Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH AKUPRESUR TERHADAP FREKUENSI EMESIS

GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAWANG TAHUN 2022

SKRIPSI

MAYA SRI HANDAYANI


201000415201075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT
KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
TAHUN 2022
PENGARUH AKUPRESUR TERHADAP FREKUENSI EMESIS
GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAWANG TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan ke Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas


Kebidanan IKes Prima Nusantara Bukittinggi Sebagai Pemenuhan Syarat
untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kebidanan

Oleh:

MAYA SRI HANDAYANI


201000415201075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT
KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
TAHUN 2022

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Proposal : Pengaruh Akupresur Terhadap Frekuensi Emesis


Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022
Nama : Maya Sri Handayani
NIM 201000415201075

Proposal Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan


Penguji sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kebidanan pada Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

Bukittinggi, September 2022


Menyetujui,
Koordinator Skripsi, Pembimbing

(Lady Wizia, S.Keb, bd) (Ayu Nurdiyan, SST, M. Keb)

Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

(Indah Putri Ramadhanti, S.ST, M.Keb)

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam

rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya

janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan

(Muhimah dan Safe’i, 2016). Kehamilan merupakan suatu proses yang akan

menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan sosial yang dipengaruhi

beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta ekonimi.

Pada masa kehamilan terdapat berbagai komplikasi atau masalah-masalah

yang terjadi, seperti halnya mual dan muntah yang sering dialami pada ibu

hamil yang merupakan salah satu gejala awal kehamilannya (Detty Afrianti,

2018).

Koren (2014) menggambarkan muntah sebagai gangguan medis

tersering selama kehamilan. Power et al (2013) mencatat sekitar 51,4% wanita

mengalami mual dan 9,2% mengalami muntah. Glick dan Dick (2013)

beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala ini. Emelianova et.

al (2013) menemukan frekunsi mual sebesar 67% dan 22% insidensi mual

dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Sementara O’Brien dan

Naber (2014) mengatakan bahwa 70% wanita mengalami mual dan 28%

mengalami muntah. Tinjauan sistematis dari jewell dan Young (2014)

1
2

mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85% dengan sekitar setengah dari

persentase ini mengalami muntah (Sugita Rahayu, 2018).

Menurut WHO (World Health Organization) jumlah kejadian muntah

mencapai 12,5% dari jumlah kehamilan di dunia (WHO, 2018). Berdasarkan

hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan emesis gravidarum

mencapai 13,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan mual muntah terjadi pada

60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu

kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan

oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan Hormon Chorionic

Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan fisiologis kenaikan hormon ini

belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung

yang berkurang (Depkes RI, 2017).

Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal

kehamilan, kurang tidur, atau kurang istirahat dan stress dapat memperberat

rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi

rasa mual misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup

bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu, calon ibu diharapkan memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai mual dan muntah agar ibu hamil dapat

menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan (Neil,

2010).

Ibu hamil yang mengalami mual muntah kebanyakan tidak

mengetahui bagaimana cara mengatasi keluhan mual muntah. Saat keluhan itu

datang, mereka hanya membiarkannya saja dan tetap melakukan aktivitasnya.


3

Apabila keluhan sudah mengganggu aktivitas, mereka akan pergi ke Rumah

Sakit, Klinik, atau Puskesmas terdekat dan mereka akan diberi obat anti

muntah (Matthews et al., 2010).

Penggunaan obat untuk ibu hamil perlu diperhatikan karena terjadi

banyak perubahan farmakokinetik maupun farmakodinamik obat saat terjadi

kehamilan. Asuhan yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi emesis

gravidarumagar kesehatan ibu hamil tetap terjaga. Bila mual dan muntah terus

berlangsung selama beberapa waktu dan tidak dilakukan dengan baik, akan

menimbulkan penurunan berat badan pada ibu, oliguria, alkalosis hipokalemik

serta konstipasi. Restriksi pertumbuhan janin intrauteri juga bisa terjadi.

Komplikasi lain dari mual dan muntah adalah dehidrasi serta malnutrisi.

Hilangnya cairan lambung menyebabkan dehidrasi, alkalosis metabolik

danhipokalemia. Maka pasien perlu mendapatkan terapi penggantian cairan

untuk memperbaiki dehidrasi (Hollingworth, 2012).

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 2021

jumlah kasus mual muntah pada ibu hamil di Puskesmas yang ada di Kota

Sungai Penuh, Puskesmas Rawang menduduki persentase tertinggi, yaitu

sekitar 65% dan persentase terendah pada Puskesmas Koto Baru, yaitu sekitar

45%.

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan awal Desember

2021 di Puskesmas Rawang pada 5 ibu hamil trimester I yang melakukan

pemeriksaan kehamilan didapatkan data bahwa sebanyak 4 orang (80%)

mengalami mual muntah dan satu orang (20%) tidak mengalami mual muntah.
4

Data hasil wawancara pada 4 ibu hamil yang mengalami mual muntah

didapatkan sebanyak 1 ibu hamil tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap

mual mintah yang dialami sedangkan 3 orang ibu hamil telah mengkonsumsi

obat anti muntah dari Puskesmas.

Hasil penelitian Dyah dan Wenni (2013) menunjukkan bahwa rata-

rata frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I sebelum intervensi

selama 1 hari/24 jam tanpa terapi akupresur dan anti emesis/vitamin yaitu 3,55

dan setelah intervensi dengan terapi akupresur dan anti emesis/vitamin pada

titik PC6 selama 30 detik sampai 2 menit selama 3 hari yaitu 2,27. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan selisih rata-rata frekuensi mual muntah

antara sebelum dan sesudah intervensi yaitu 1,28. Terapi akupresur diberikan

saat ibu mengalami mual muntah dan tidak ada jadwal rutin.

Penurunan frekuensi mual muntah setelah akupresur pada titik

perikardium 6 (PC6) pada penelitian Artika Putri (2016) menyatakan bahwa

akupresur pada titik perikardium 6 selama 30 detik sampai 2 menit dapat

mengurangi mual dan muntah pada kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori

yaitu berdasarkan tingkatan secara general, stimulasi pada titik perikardium 6

dapat mengaktifkan sistem modulasi pada system opioid, sistem non opioid

dan inhibisi pada syaraf simpatik yang diharapkan akan terjadi penurunan

frekuensi mual.

Terjadinya reaksi lokal tersebut mampu merangsang nitric oxide

dalam tubuh yang meningkatkan motilitas usus, sehingga dapat menurunkan

frekuensi mual pada ibu hamil. Frekuensi muntah juga dapat dikurangi karena
5

secara fisiologis muntah terjadi apabila mual tidak dapat ditoleransi, sehingga

dengan pemblokkan pada stimulasi mual maka rangsang mual tidak akan

berlanjut menjadi muntah. Terjadinya inhibisi syaraf simpatis juga akan

menyebabkan terjadi penurunan frekuensi muntah karena kerja syaraf simpatis

memperlambat peristaltik usus yang mampu memperburuk peristaltik usus

yang memang sudah melambat secara fisiologis pada kehamilan akibat

stimulasi hormon progesterone.

Penatalaksanaan mual dan muntah pada masa kehamilan tergantung

pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi

maupun nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian

antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi

nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional,

akupresur (Rachmaningtyas, 2013). Beberapa pengobatan yang dianjurkan

adalah salah satunya pengobatan cina titik PC6. Akupresur sebagai salah satu

terapi komplementer dalam mengatasi mual muntah telah dibuktikan oleh

beberapa penelitian.

Akupresur ini mudah dipelajari dan juga membutuhkan waktu yang

sedikit untuk menerapkannya. Menurut konsep dalam akupresur bahwa

seseorang mengalami gangguan fungsi tubuh bila terjadi ketidakseimbangan

dalam tubuhnya. Untuk mengembalikan kondisi tidak seimbang itulah

sejumlah titik meridian tertentu sesuai dengan gangguannya, perlu dipicu

dengan cara ditekan. Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan


6

permukaan kulit dan terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek

dari meridian (Rachmaningtyas, 2013).

Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem tubuh, atau

organ tertentu. Menstimulasi dan memijat secara lembut titik tersebut akan

terjadi perubahan fisiologi tubuh yang akan mempengaruhi keadaan mental

dan emosional. Metode keperawatan komplementer dengan akupresur pada

titik PC6 penggunaannya harus lebih dipromosikan dan diimplementasikan

sebagai rutinitas pada penanganan ibu hamil dengan keluhan emesis

gravidarum (Fengge, 2012).

Akupresur merupakan terapi tusuk jari dengan memberikan

penekanan dan pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang didasarkan pada

prinsip ilmu akupuntur (Fengge, 2012). Penekanan ujung-ujung jari tangan

pada daerah tertentu dipermukaan kulit yang berdampak positif terhadap

kondisi fisik, mental dan sosial (Hartono, 2012). Berdasarkan pengamatan

peneliti, akupresur belum pernah diaplikasikan untuk mengatasi mual muntah

ibu hamil primigravida trimester satu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum

pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai

Penuh Tahun 2022.


7

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat

pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil

trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun

2022?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu

hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun

2022.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata mual muntah pada ibu hamil trimester I sebelum

(pre) diberikan akupresur pada wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota

Sungai Penuh Tahun 2022.

b. Diketahui rata-rata mual muntah pada ibu hamil trimester I setelah

(post) diberikan akupresur pada wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota

Sungai Penuh Tahun 2022

c. Diketahui pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum

pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota

Sungai Penuh Tahun 2022.


8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat

akupresur terhadap frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022.

2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah

informasi, menambah wawasan serta dijadikan sebagai bahan pustaka

tambahan bagi Institut Kesehatan Prima Nusantara.

3. Bagi Puskesmas/PKM

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidan dalam

upaya penurunan frekuensi mual muntah bagi ibu hamil Emesis Gravidarum

TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022.

4. Bagi Masyarakat/ Pasien

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, informasi dan

keterampilan pasien tentang asuhan kebidanan khususnya tentang cara

mengurangi frekuensi mual muntah bagi ibu hamil Emesis Gravidarum TM

1 secara mandiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa, ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40

minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, trimester ke satu dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hungga ke-27) dan trimester ke

tiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawiroharjo, 2016).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2014)

2. Proses Kehamilan

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu

kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan,

perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan

persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2014).

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun,

hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan

9
10

terjadi ovulasi (Manuaba, 2014). Setiap bulan wanita melepaskan satu

sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-

umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010).

Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-

14 pada siklus menstruasi normal 28 hari (Bandiyah, 2015)

b. Spermatozoa

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong

agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala

dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat

bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala.

Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus

testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak

mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2014). Proses

pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,

spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid

pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya

spermatozoa. Sebagian besarspermatozoa mengalami kematian dan hanya

beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk

ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga

cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2014).

c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi

ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,


11

dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam

saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,

maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan

bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.

Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai

konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2014 : 67). Fertilisasi adalah penyatuan

ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di

ampula tuba (Saifuddin, 2014).

Menurut Manuaba dkk (2014), keseluruhan proses konsepsi berlangsung

seperti uraian dibawah ini:

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona

radiate yang mengandung persediaan nutrisi.

2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma

yang vitelus.

3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.

Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona pelusida.

4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas

yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.

Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.

5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

d. Nidasi atau implantasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim


12

dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan

akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2014).

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut

blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di

bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini

berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi

plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu

hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif)

dalam proses implantasi embrio (Saifuddin, 2015:143)

Gambar 2.1 Proses Implantasi atau Nidasi


Sumber : Wiknjosastro. 2015

e. Plasentasi

Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan

dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan
13

ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al ,

2015). Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.

Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada

manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi

(Saifuddin, 2015).Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,

umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16

minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik

berikut:

1) Bentuk budar /oval

2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm

3) Berat rata-rata 500-600 gr.

4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di

tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung

tepi/marginalis.

5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)

yang diliputi selaput tipis desidua basialis.

6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh

korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.

7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)

meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm)

(Dewi dkk, 2014)

f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi

Menurut dewi dkk (2014) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari

trimester 1 sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:


14

1) Trimester 1

a) Minggu ke-1

Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal adalah

sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel

(Dewi dkk, 2014)

b) Minggu ke-2

Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis

(stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi

ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium

ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi dkk, 2014)

c) Minggu ke-3

Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan

endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya

diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2014)

d) Minggu ke-4

Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-

ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini.

Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan

(Dewi dkk, 2014)

e) Minggu ke-8

Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai

dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan

perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti


15

jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk

dengan baik (Dewi dkk, 2014)

f) Minggu ke-12

Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai

dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio menjadi

janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. Jenis

kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine (Dewi dkk,

2014)

2) Trimester II

a) Sistem Sirkulasi

Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan

aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung

dapat ditemukan sejak minggu ke-12.

b) Sistem Respirasi

Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar

18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru

sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai

diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan

konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk

pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester III.

c) Sistem gastrointestinal

Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak

usia gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada


16

26-28 minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc

setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada

saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.

d) Sistem Saraf dan Neuromuskular

Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai

menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu, berupa

kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak

usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat

gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.

e) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra

Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan

bakal bola mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya

menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke

permukaan ventral wajah.

f) Sistem Urinarius

Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu.

Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam

vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar

melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.

g) Sistem Endokrin

Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis

janin sejak usia 10 minggu mulai berfungsi untuk merangsang

perkembangan kelenjar suprarenaldan kelenjar tiroid. Setelah


17

kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi

hormon-hormonnya juga mulai berkembang.

3) Trimester III

a) Minggu ke-28

Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah

sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk,

2010:79). Masuk trimester ke-3, dimana terdapat

perkembangan otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan

gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin,

2015: 158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia

26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari

mulai terlihat (Varney, 2014).

b) Minggu ke-32

Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk

persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh

38-43 cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan

berat sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan

fosfor. (Dewi dkk, 2014:80). Bila bayi dilahirkan ada

kemungkinan hidup 50-70 % (Saifuddin, 2015)

c) Minggu ke-36

Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai

berkurang, saat 35 minggu paru telah matur, janin akan dapat

hidup tanpa kesulitan (Saifuddin, 2015). Seluruh uterus terisi


18

oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar

banyak. (Dewi dkk, 2014). Kulit menjadi halus tanpa kerutan,

tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok.

Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum

(Varney, 2014).

d) Minggu ke-38

Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan

meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi

masih dalam batas normal (Saifuddin, 2015:159)

3. Keluhan yang terjadi pada ibu hamil

Keluhan yang terjadi pada ibu hamil adalah ibu merasa sakit kepala,

rasa mual dan muntah (Morning Sickness), produksi air liur yang berlebihan

(Ptialism), mengidam, keringat bertambah, kelelahan, hidung

tersumbat/berdarah, gatal-gatal, frekuensi kemih meningkat (Nokturia) dan

diare (Hidayati, 2016)

Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita

sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi

yang normal pada wanita hamil. Berikut ini ketidaknyamanan saat seorang

wanita hamil menurut Yuni (2015):

a. Ketidaknyamanan Payudara Tanda danGejala

1) Nyeri, rasa penuh atautegang.

2) Pengeluarancolostrums.

3) Hiperpigmentasi(penghitam kulit).
19

Penyebabnya:

1) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi.

2) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah(vaskularasi).

Cara mengatasinya:

a) Gunakan bra yang menyangga besar dan beratpayudara

b) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran

kolostrum.

c) Ganti segera jika kotor, bersihkan dengan air hangat dan juga agar

tetapkering.

b. Peningkatan frekuensi urinasi

Tanda danGejala : Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan

saat batuk, bersin dan tertawa (stress incontinence)

Penyebab:

Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim

Cara mengatasi:

1) Kosongkan kandung kencing secara teratur

2) Batasi minum di malamhari

3) Pakai pelembut wanita, ganti segera jikabasah

c. Rasa lemah dan mudah

lelah Penyebab:

1) Peningkatanmetabolisme

2) Peningkatan hormone estrogen/progesterone, relaxin dan

HCG (Human ChorionicGonadotropin)


20

Cara Mengatasi:

a) Istirahat sesuaikebutuhan

b) Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia (kurang

darah)

d. Mual danMuntah

Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning

sickness)

Penyebab:

Mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena respon emosional

ibu terhadap kehamilan dan adanya peningkatan hormone HCG.

Cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil yaitu dengan cara

menghindari perut kosong atau penuh, menghindari rokok atau asap

rokok, makan-makanan tinggi karbohidrat: biscuit, makan dengan porsi

sedikit tapi sering, istirahat dengan cara tiduran sampai gejala mereda,

segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan/bidan setempat bila mual,

muntah terus menerus.

e. Pengeluaran Air Ludah Berlebihan (Piyalism)

Penyebab:

Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormone esterogen malas

menelan ludah akibat mual.

Cara Mengatasi:
21

Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk memberikan

kenyamanan.

f. Keputihan

Penyebab

1) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan

pembentukan sel-sel

2) Peningkatan produksi lender akibat stimulasi hormonal pada

leher rahim

Cara Mengatasi

a) Jangan membilas bagian dalamvagina

b) Kenakan pembalutwanita

c) Jaga kebersihan alat kelamin (termasuk membersihkan dari

arah kedepan kebelakang)

d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau

busuk atau perubahan sifat danwarna.

B. Emesis Gravidarum

1. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada

kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada

yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6

minggu setelah hari pertama haid terahir dan berlangsung kurang lebih 10

minggu (Wiknjosastro, 2016 : 98).


22

Emesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah lebih dari 10 kali

sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,

penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu

aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan

muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan

terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih

dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal

tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan

selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada

beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya

(Runiari, 2015 : 65).

Pada umumnya emesis gravidarum terjadi pada minggu ke 6-12 masa

kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20 masa kehamilan.

Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan

triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga

sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita

hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 - 2% mengalami emesis

gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius (Huliana, 2015 : 78)

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini

mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering

disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester

kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2015 : 45).
23

2. Beberapa Hal yang dapat Dilakukan oleh Ibu Hamil dengan Emesis

Gravidarum

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan emesis

gravidarum menurut Maulana (2015) adalah:

a. Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat

membantu mengatasi muntah. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran

dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit,

dansebagainya.

b. Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang

akan memperburuk rasamual dan muntah.

c. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.

Minumlah air putihataupun jus. Hindari minuman yang

mengandungkafein.

d. Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.

Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter.

e. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambahmual.

f. Pengobatan tradisional: jahe biasanya dapat digunakan mengurangi rasa

mual.

g. Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.

h. Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti

ikan, ayam tanpa kulit, telur dansebagainya.

i. Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.
24

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum

a. Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,

terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human

chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah

gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama,

yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan

LH (luteinzing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas

blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan

korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu

fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG

dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi

(yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar

bagi sebagian besar tes kehamilan (Detty Afrianti, 2018).

b. Faktor Psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau memperburuk

gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi

gejala “normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman

atau tidak diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan

menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan

berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan


25

akan datangnya hiperemesis gravidarum atau preeklamsia. Wanita yang

mengalami kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap

masalah dengan distres emosional menambah ketidaknyamanan fisik.

Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar,

atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi

faktor emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat

(Detty Afrianti, 2018).

c. Pekerjaan

Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi

hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual

dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia,

atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan

mereka muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan

muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek olfaktorius

(penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat dibuat asumsi

mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan distres

psikoemosional. Tentu saja banyak wanita yang mengalami mual dan

muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakao (Detty Afrianti,

2018).

d. Paritas

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan,

informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi

asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan


26

muntah. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah

mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala

emesisgravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya (Detty

Afrianti, 2018).

Mitayani (2017) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :

1) Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan

kehamilan ganda.

2) Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi,

perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yangmenurun.

3) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, dukungan suami sikap, umur,

paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen

dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus.

4. Dampak Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai

dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang

mengakibatkan perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium,

dan natrium sehingga menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Rose &

Neil, 2006). Dampak lain dari emesis gravidarum juga dapat mengakibatkan

kehilangan berat badan sekitar 5% karena cadangan karbohidrat, protein, dan

lemak terpakai untuk energi (Jeffrey et al, 2003).

Kejadian emesis gravidarum memang wajar terjadi umum pada setiap

ibu hamil, namun jika tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan
27

menyebabkan hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum memiliki

dampak pada ibu hamil, seperti yang dijelaskan oleh Anggarani dan Subekti

(2013), yaitu sebagai berikut:

a. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamtubuh

b. Kekuranganenergi

c. Berkurangnya aliran darah ke jaringantubuh

d. Kekurangan kalium yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran

kecing danginjal.

e. Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofaugus dan lambung.


28

5. Instrumen Pengukuran Mual Muntah (emesis gravidarum)

Susunan Pregnancy Uniqe Quantification of Emesis and Nausea PUQE : kuantitas emesis gravidarum – lingkari jawaban yang

paling sesuia dengan kondisi anda saat ini selama 24 jam terakhir

Tabel 2.1 Pregnancy Unique Quantification of Emesis (PUQE) Index

Skor 1 2 3 4 5

Dalam 24 jam terakhir, berapa lama Anda Tidak sama 1 jam Lebih dari 6
merasa mual? sekali atau 2-3 jam 4-6 jam jam
kurang
Tidak sama
Dalam 24 jam terakhir, berapa kali Anda muntah? sekali 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 atau lebih

Dalam 24 jam terakhir, berapa kali Anda muntah Tidak sama


kering tanpa mengeluarkan apa-apa? sekali 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali 7 atau lebih

Interpretasi skor:

 <6 ringan,

 7-12 sedang,

 13-15 berat
29

C. Akupresur

1. DefinisiAkupresur

Akupresur yaitu aplikasi dari tekanan yang tegas dan terus menerus pada

lokasi khusus pada area tubuh tertentu untuk menurunkan nyeri, menghasilkan

relaksasi dan mencegah atau menurunkan mual (Wilkinson and Ahern, 2015).

Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok tusuk jari adalah salah

satubentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik

tertentu pada tubuh (Fengge, 2012).

Akupresur berguna untuk mengurangi atau pun mengobati berbagai jenis

penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses

pengobatan dengan teknik akupresur menitik beratkan pada titik-titik saraf tubuh.

Di kedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk jantung, paru-

paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus, dan otak (Fengge,

2012).Jadi akupresur adalah teknik pijatan yang menggunakan jari, tangan atau

alat bantu seperti kayu yang dilakukan pada titik-titik meridian.

2. Teori Dasar Akupresur

a. Teori Yin dan Yang

Akupresur sebagai seni dan ilmu penyembuhan berlandaskan

pada teori keseimbangan yang berasal dari ajaran Taonisme. Tanoisme

menyimpulkan, bahwa semua isi alam ini dan sifat-sifatnya dapat

dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yang disebut kelompok Yin dan

Yang. Semua benda-benda Yang bersifatnya mendekati api


30

dikelompokkan ke dalam kelompok Yang, dan semua benda yang

sifatnya mendekati air dikelompokkan kedalam kelompok Yin.

Api dan air digunakan sebagai patokan dalam keadaan wajar, dan

dari sifat api dan air tersebut kemudian dirumuskan sifat-sifat penyakit

dan bagaimana cara penyembuhannya. Seseorang dikatakan tidak sehat

atau sakit apabila diantar Yin dan Yang didalam tubuhnya tidak

seimbang. Misalnya pada saat sedang demam (suhu badan di dalam

tubuh naik), maka untuk mengembalikan keseimbangan antara Yin dan

Yang kemudian dikompres dengan air dingin (Fengge, 2012).

Pada dasarnya tidak ada keseimbangan yang bersifat mutlak dan

statis, sehingga hubungan antara Yin dan Yang selalu bersifat relatif dan

dinamis. Sifat hubugan dari Yin dan Yang adalah berlawanan, saling

mengendalikan dan mempengaruhi, tetapi membentuk satu kesatuan

yang dinamis. Hukum keseimbangan ini menjadi dasar dalam

menganalisa penyebab suatu penyakit dan cara penyembuhan/pemberian

terapi pada metode pengobatan tradisional, khusunya pada terapi

akupuntur dan akupresur. Jika seseorang sakitnya dikelompokkan ke

dalam kelompok Yin, maka pengobatannya bersifat Yang, dan begitu

pula sebaliknya (Fengge, 2012).

Prinsip dari tusuk jari akupresur ini berasal dari pengobatan

kedokteran timur, yang dikenal dengan aliran energi vital di tubuh atau

dikenal dengan nama Chi atau Qi (Cina) dan Ki (Jepang). Aliran energi

ini sangat mempengaruhi kesehatan. Ketiak aliran ini terhambat atu


31

berkurang maka tubuh akan sakit dan ketika aliran ini bebas maka tubuh

akan sehat. Suplai dan aliran energi vital berjalan disaluran listrik tubuh

yang tidak kelihatan atau disebut meridian. Baik tidaknya meridian ini

snagta bergantung dari diet, pola hidup, lingkungan, postur tubuh, cara

bernapas, tingkah laku, gerakan tubuh, olahraga, sikap mental,

kepribadian, dan sikap yang positif.

Titik-titik meridian (accupoint) terletak di seluruh tubuh, dekat

dengan permukaan kulit dan terhubung satu sama lain melalui jaringan

yang komplek dari meridian. Setiap accupoint mempunyai efek khusus

oada sistem tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi dan memijat secara

lembut titik tersebut akan terjadi perubahan fisiologi tubuh dan akan

mempengaruhi keadaan mental dan emosional.Accupoint ini merupakan

titik yang sensitif dan mempunyai efek tertentu yang terletak di

sepanjang meridian akupuntur. Saat ini lebih dari 360 accupoint di

meridian seluruh tubuh dan sekarang banyak lagi ditemukan titk-titik

tambahan.

Beberapa accupoint terletak di dekat organ target yang diaturnya

sedangkan beberap terletak jauh dari organ target. Kebanyakan accupoint

ini terletak bilateral atau dinsua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur

dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali accupoint yang terletak di

bagian tengah tubuh.Ilmu memijat melalui titik pijat bisa disebut juga

tusuk jari akupresur. Tusuk jari akupresur merupakan salah satu metode
32

yang sangat mudah, murah dan dapat dilakukan semua orang karena

hanya membutuhkan kedua tangan dalam melakukan terapi.

b. Teori Pergerakan Lima Unsur

Selain teori Yin dan Yang, masih ada teori falsafah alamiah yang

berhubungan dengan konsep kategorisasi alam dan unsurnya yaitu teori

pergerakan lima unsur (Fengge, 2012).

Gambar 2.3 Lokasi Pemijatan Akupresur (Fengge, 2012)

3. Komponen dasar Akupresur

Ada tiga komponen dasar akupresur yaitu Ci Sie atau energi vital, sistem

meridian dan titik akupresur.

a. Ci Sie (energi vital)

Ci sering diartikan sebagai zat sari-sari makanan dan Sie

adalah darah sehingga secara singkat Ci Sie sering disebut sebagai

energi viital. Ada dua sumber asal energi vital yaitu energi vital

bawaan dan energi vital didapat. Energi vital bawaan berasal dari

orang tua, maka sifat, watak, bakat, rupa, kesehatan fisik dan mental

dari kedua atau salah satu orang tua sering muncul pada anaknya.
33

Sementara itu, energi vital yang didapat bisa berasal dari sari makanan

yang diperoleh dari ibu (selama dalam kandungan) maupun yang

diperoleh sendiri sesudah lahir. Oleh karena itu, kondisi janin sangat

tergantung pada jenis makanan, air dan suhu udara yang diperoleh ibu

serta dukungan sosial dari lingkungannya. Kondisi Janin tidak terlepas

dari kondisi fisik, mental/psikis sang ibu energi vital inilah yang

kemudian memberikan kehidupan pada manusia (Fengge 2012).

b. Sistem Meridian

Sistem meridian adalah saluran energi vital yang melintasi

seluruh bagian tubuh seperti jaring laba- laba yang membujur dan

melintang untuk menghubungkan seluruh bagian tubuh. Meridian

merupakan bagian dari sistem saraf, pembuluh darah dan saluran

limpa.

Fungsi meridian menurut Fengge (2012) :

1) Menghubungkan bagian tubuh yang satu dengan yang lainnya.

2) Menghubungkan organ tubuh yang satu dengan organ tubuh

lainnya, menghubungkan organ dengan panca aindra dan jaringan

tubuh yang lain. Sifat hubungan ini bolak balik.

3) Menghubungkan titik-titik akupunktur/akupresur yang satu dengan

yang lainnya, menghubungkan titik akupuntur/akupresur dengan

organ dan menghubungkan jaringan tubuh dengan pancaindra.


34

4) Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke

permukaan tubuh yang dapat diketahui melalui kelainan keadaan

titik pijat, panca indra atau jaringan tubuh lainnya.

5) Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ

baik penyebab dari luar tubuh maupun penyebab penyakit dari

dalam tubuh.

c. Titik Akupresur

Titik akupresur yaitu bagian atau l lokasi di tubuh sebagai

tempatberakumulasinya energi vital. Pada titik akupresur inilah akan

dilakukan pemijatan terapi akupresur. di dalam tubuh kita terdapat

banyak titik akupresur,kurang lebih berjumlah 360 titik akupresur

yang terletak di permukaan tubuhdibawah kulit. Pertama kali yang

harus diperhatikan sebelum melakukan pijat akupresur adalah kondisi

umum si penderita. Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terhadap

orang yang sedang dalam keadaan yang terlalu lapar atau pun terlalu

kenyang, dalam keadaan terlalu emosional dan pada perempuanyang

sedang dalam kondisi hamil muda, ada beberapa titik akupresur yang

tidak boleh dipijat terutama titik pada Meridian yin kaki, Meridian CV

di bawah pusar dan LI 4. Kehati-hatian diperlukan terutama jangan

sampai terjadi keguguran akibat pemijatan pada titik-titik tertentu.

Mual muntah akibat kehamilan dapat diatasi dengan baik

menggunakan tekinik akupresur (Fengge, 2012).


35

Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang

tepat yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau

pegal. Dalam terapi akupresur pijatan bisa dilakukan dengan

menggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk). Semua titik pijat

berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan Tu. Lama dan

banyaknya tekanan (pemijatan) tergantung pada jenis pijatan. Pijatan

untuk menguatkan (Yang) dapat dilakukan dengan maksimal 30 kali

tekanan, untuk masing masing titik- titik dan pemutaran pemijatannya

secara jarum jam sedangkan pemijatan yang berfungsi melemahkan

(Yin) dapat dilakukan dengan minimal 50 kali tekanan dan cara

pemijatannya berlawanan jarum jam (Fengge 2012).

Menurut Fengge 2012, terdapat tiga macam titik akupresur

yaitu:

1) Titik akupresur umum

Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran

meridian. Setiap titik umum diberi nama oleh penemunya dalam

bahasa Tionghoa yang memiliki arti tersendiri dan diberi nomor

yang bersifat universal. Misalnya titik Hegu yang memiliki arti

kumpulan jurang. Hegu sama dengan titik usus besar dengan

nomor 4 (UB.4) dan dalam bahasa Inggris disebut Large

Intestine no.4 (LI.4).


36

2) Titik akupresur istimewa

Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan (tidak

menentu), ada yang dijalur meridian dan ada pula yang di luar

jalur meridian. Tiap-tiap titik umum mempunyai nama dan

fungsi masing-masing. Misalnya, Lamwei, berfungsi sebagai

titik untuk mengobati penyakit usus buntu.

3) Titik Nyeri (yes point)

Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang mengalami

masalah) misalnya sakit perut, sakit kepala, dan lain-lain. Untuk

menemukan titik nyeri ini adalah dengan meraba keluhan

kemudian cari titik yang paling sensitifatau nyeri. Titik ini

hanya berfungsi sebagai penghilang rasa sakit setempat saja,

tetapi sering juga berpengaruh pada jaringan tubuh lainnya.

4. Akupresur untuk Mual Muntah

Akupresur merupakan suatu cara pengobatan dengan memberikan

rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh (Fengge,

2012) Stimulasi yang diberikan dengan pemijatan menghasilkan efek

terapeutik karena :

a. Konduksi dari sinyal elektromagnetik yang mampu mendorong aliran

zat-zat biokimia pencegah nyeri seperti endorpin dan sel imun ke

tempat khusus di tubuh yang mengalami cedera atau rusak karena

penyakit.

b. Mengaktifasi sistem opioid sehingga dapat menurunkan nyeri.


37

c. Perubahan pada zat kimia otak, sensasi dan respon involunter dengan

pengeluaran berbagai neurotransmiter dan neuro hormon. Titik- titik

yang sering dipijat untuk menurunkan mual muntah adalah

titikPericardium 6 (PC 6).

Titik PC 6 adalah titik yang terletak di jalur meridian selaput

jantung, meridian selaput jantung memiliki dua cabang, sebuah cabangnya

masuk keselaput jantung dan jantung, kemudian terus ke bawah menembus

diafragma, ke ruang tengah dan ruang bawah perut. Meridian ini juga

melintasi lambung dan usus besar. (Fengge, 2012 ). Titik PC6 adalah titik

yang mempunyai banyak keistimewaan. Manipulasi pada titik PC6 juga

dapat bertujuan untuk menenangkan emosi dan menghilangkan stres

(Yapetri, 2008). Hal ini terjadi melalui perbaikan energi yang ada di

jantung, karena meridian selaput jantung juga melewati organ jantung.

Dalam ilmu akupresur jantung adalah organ di tubuh yang mempengaruhi

fikiran dan emosi (Yapetri, 2009). Fikiran dan emosi yang baik dapat

menimbulkan kondisi rileks pada pasien, sehingga dapat membantu untuk

mencegah atau mengurangi mual muntah. Manipulasi yang dilakukan pada

titik PC6 dapat menyebabkan pengeluaran beberapa neutrotransmiter,

diantara beta endorpin melalui pengaruhnya dalam menurunkan

rangsangan pada chemoreseptor trigger zone dan pusat muntah (Samad

Afshan & Kamal, 2009).


38

Gambar 2.3 Lokasi Pemijatan Akupresur (Fengge, 2012)

D. Kerangka Teori
Ibu Hamil emesis gravidarum Perubahan Fisiologis Mual dan Muntah dengan frekuensi 10-15 ka

Pijatan dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk) pad
Managemen Non Farmakologi
Neutrotransmiter

Beta endorpin
Akupresur

menurunkan
rangsangan pada
chemoreseptor trigger
Memberikan rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh
zone dan pusat muntah

menenangkan emosi
dan menghilangkan
stres

Skema 2.1 Kerangka Teori Mual dan


Muntah dengan
frekuensi < 10
Sumber :Afshan & Kamal, 2009 kali sehari
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Frekuensi mual Pemberi Frekuensi mual


muntah sebelum Skema 3.1 an
Kerangka Konseptual
muntah setelah

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Pengaruh Akupresur Dalam Penurunan Frekuensi Emesis Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang
Tahun 2022
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur

Independen: Salah satu Standart Intervensi - Ordinal


Pemberian bentuk Operacional
Akupresur fisioterapi Procedure
dengan (SOP)
memberikan 30
kali pemijatan
atau tekanan
pada titik
pericardium 6
(PC 6) setiap
mual muntah
muncul pada

39
40

ibu hamil
primigravida
dengan usia
kehamilan
kurang dari 16
minggu.
(Fengge, 2012)

Emesis Emesis Puqe score Observasi Rentang nilai Interval


gravidarum gravidarum 0 - 15

atau mual
muntah selama
kehamilan
yang terjadi
antara 0-16
minggu
kehamilan
yang dialami
ibu
primigravida
trimester satu
Di Wilayah
Kerja
Puskesmas
Rawang
41

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum

pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang

Tahun 2022.

Ho : Tidak terdapat pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Rawang Tahun 2022


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimen. Tipe rancangan yang

digunakan adalah Tipe rancangan pada penelitian ini yang digunakan adalah

One-Group Pretest-Posttest Only Design.One-Group Pretest-Posttest Only

Designadalah Tipe rancangan yang mana terdapat satu kelompok yang diberi

treatment/perlakuan, dan pretest-posttest, selanjutnya diobservasi hasilnya.

Tujuannya untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang

Tahun 2022. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Rancangan Penelitian


Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen E1 X E2

Keterangan :

X : Ibu hamil emesis gravidarum TM 1yang diberikan akupresur

E1 : Evaluasi (skala dan frekuensi mual muntal pada ibu hamil emesis

gravidarum TM 1) sebelum intervensi

E2 : Evaluasi (skala dan frekuensi mual muntal pada ibu hamil emesis

gravidarum TM 1) setelah intervensi.

42
43

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karateristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil emesis gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas

Rawang dari bulan April sampai Mei 2022 adalah 20 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Pemilihan

sampel dengan purposive sampling yaitu memilih sampel dengan cara dan

pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan rumus Slovin sebagai

berikut:

dimana :

s = Jumlah sampel

N = Jumlah

populasi

𝜆2 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%

d = 0,05

P = Q = 0,5
44

Dari tabel di atas diketahui, bahwa penentuan jumlah sampel dari rumus

Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentu jumlah sampel

berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%.


𝜆2. 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑠=
𝑑2(𝑁 – 1) + 𝜆2. 𝑃𝑄

(0,1). 20. (0,5)(0,5)


= (0,05)2(20 – 1) + 0,1(0,5)(0,5)

0,5
= 0,475 + 0,0025

0,5
= 0,05
= 10 orang sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah ibuhamil emesis gravidarum TM 1

yang memenuhi:

Kriteria Inklusi :

1. Bersedia menjadi responden

2. Mengalami mual dan atau muntah ringan sampai sedang

3. Usia kehamilan kurang dari 16 minggu

4. Kehamilan Tunggal

5. Bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang

Kriteria Ekslusi :

a. Ibu hamil yang mempunyai penyakit gangguan mental.

b. Mengkonsumsi obat-obatan.

c. Menggunakan metode lain untuk pengobatan mual muntah dalam 3

minggu terakhir
45

d. Ibu hamil dengan gastritis, hiperemesis gravidarum, kelainan ginjal,

kelainan hati, diabetes melitus dan riwayat obstetri jelek.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu

memilih sampel dengan cara dan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri, berdasarkan jumlahpopulasi yang adasaatini. Maka sampel

yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10 orang ibu hamil emesis

gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Rawang pada bulan April

sampai Mei 2022.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Rawang tahun 2022.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 18 Juni sampai 17

Agustus 2022.

D. Etika Penelitian

Dalam proses melakukan penelitian, peneliti memulai dengan

mengurus surat izin pengambilan data dan izin penelitian dari Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi untuk melakukan penelitian terkait

dengan judul penelitian yaitu pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang

Tahun 2022. Rekomendasi penelitian yang di peroleh dari Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi di teruskan ke kantor


46

KESBANGPOL, untuk dilanjutkan tembusannya ke Dinas Kesehatan dan

Puskesmas Rawang.

Menurut Nursalam (2008), etika penelitian adalah :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan formulir persetujuan yang digunakan

untuk meminta persetujuan kepada responden untuk meminta keterangan

dan bersedia untuk diteliti sebagai perwujudan dari hak-hak dari

responden. Tanda dari persetujuan dari responden adalah mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka

peneliti harus menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka dalam lembar pengumpulan

data peneliti tidak mencantumkan nama tetapi diberi nomor kode atau

inisial. Oleh sebab itu dalam melakukan wawancara atau memperoleh

informasi dari responden harus menjaga privacy mereka.

3. Confidentiality (Kerahasiaan Responden)

Dalam penelitian ini perolehan dan penggunaan data harus memperhatikan

prinsip privasi, kerahasiaan, anonimitas dan asas kesukarelaan.

4. Beneficiency dan non malaficiency

Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan resiko

yang mungkin terjadi.


47

E. Alat Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan memantau jalannya proses pemberian tindakan

akupresur. Observasi yang digunakan adalah observasi untuk memantau

pemberian tindakan akupresur pada ibu hamil emesis gravidarum TM

1.

Dalam penelitian ini peneliti dan asisten peneliti yang telah

terlatih untuk melakukan pijatan akupresur kepada setiap responden

memantau dan berbaur secara langsung dengan objek penelitian (ibu

hamil emesis gravidarum TM 1) dalam upaya memantau aktivitas

pemberian tindakan akupresur pada ibu hamil emesis gravidarum TM

1.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat

catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan orang yang diselidiki. Seperti, data ibu hamil emesis

gravidarum TM 1 berupa usia, pendidikan dan pekerjaan.

3. Wawancara (interview)

Teknik wawancara adalah suatu metode untuk mendapatkan

data dengan secara langsung, dengan mengadakan tanya jawab dengan

orang yang ingin didapatkan imformasinya. Dalam penelitian ini jenis

wawancara yang digunakan penulis adalah interview bebas terpimpin

karena dalam metode sangat berpengaruh pada keberhasilan untuk


48

mendapatkan jawaban yang bersifat spontan bukan paksaan, karena

begitu persoalan yang bersifat pribadi diungkapkan sedalam-dalamnya.

F. Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan langkah penting dalam penelitian guna menentukan

suatu kesimpulan masalah yang diteliti. Data yang sudah terkumpul akan

diolah dan diteliti kelengkapannya serta dianalisi dengan bantuan program

komputer SPSS for windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

a. Editing adalah kegiatan untuk memeriksa kelengkapan data yang

diperoleh melalui observasi atau pengamatan. Pemeriksaan data

dilakukan dengan memeriksa lembar observasi responden yang

meliputi nama (Inisial), usia dan kondisi muntah pada ibu hamil

Emesis Gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Rawang,

kemudian diperiksa kelengkapan lembar observasi. Editing data

dilakukan agar seluruh data dapat diolah dengan baik.

b. Coding adalah kegiatan untuk memberikan kode pada semua variabel

untuk mempermudah pengolahan data.Setelah semua data diedit,

selanjutnya dilakukan pengkodean/coding mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

Istrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, untuk

mengetahui inisial responden, usia dan kondisi muntah pada ibu hamil

Emesis Gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Rawang.


49

c. Entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program komputer.

Setelah data dilembar observasi dimasukan kedalam master tabel

berdasarkan variabel penelitian. Langkah selanjutnya penelitian

memasukkan data nama responden (inisial), usia dan kondisi muntah

pretest dan posstest pada kelompok eksperimen serta melihat

perubahan rata-rata pengaruh akupresur terhadap frekuensi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas

Rawang Tahun 2022kedalam master tabel.

d. Cleansing, yaitu proses pembersihan dokumen dari kata yang tidak

diperlukan untuk mengurangi data noise. Setelah semua data dari

setiap sumber data atau responden dimasukkan, masing-masing item

variabel perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan

koreksi. Sebelum pengolahan data dilakukan, penelitian memeriksa

kembali data yang sudah dimasukkan dan apakah semua data sudah

benar.

e. Tabulating adalah kegiatan mengelompokkan data sesuai dengan

variabel yang akan diteliti guna memudahkan untuk disusun dan ditata

untuk disajikan. Setelah semua lembar observasi diisi dengan benar,

maka dilakukan pemindahan data kedalam master tabel, kemudian

dikelompokkan sesuai dengan variabel yang akan diteliti dengan

menggunakan tabel distribusi, serta data ditabulasi dan disajikan

dalam bentuk tabel univariat dan bivariat.


2. Analisis Data

Analisis data ditentukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

dangan variabel terikat. Setelah semua data terkumpul maka analisis data

dilakukan, dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik sebagai

berikut:

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui pengaruh

akupresur terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil

trimester I di wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022. Pada

analisis ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2005).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh akupresur

terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022. Data yang didapat

diolah dengan uji normalitas untuk melihat distribusi data dengan uji

Shapiro wilk jikadata yang didapatkan terdistribusi normal maka

menggunakan uji parametic yaitu Paired T Test dengan tingkat

kepercayaan 95% (𝛼 = 0,05) dengan p ≤ 0,05, dan jika data tidak

terdistribusi normal maka menggunakan uji non parametic yaitu

Wilcoxon Test dengan tingkat kepercayaan 95% (𝛼 = 0,05) dengan p ≤

0,05. (Sopiyudin, 2016).

Anda mungkin juga menyukai