Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Motivasi Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Data tingkat motivasi kerja guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh

diperoleh melalui angket tertutup yang diberikan kepada 50 orang

responden yang terdiri dari 28 butir soal pernyataan. Setelah diolah

mengggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS 21.0 Statistics For Windows

dapat diketahui melalui tabel berikut:

Tabel 4.1
Hasil Analisis Dekripsi Motivasi Kerja

Statistics

Motivasi

N Valid 50

Missing 0
Mean 87.94
Std. Error of Mean .520
Median 88.00
Mode 83a
Std. Deviation 3.678
Variance 13.527
Range 16
Minimum 81
Maximum 97
Sum 4397

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui nilai maksimum dari

motivasi kerja adalah 97 dan nilai minimum adalah 81. Diketahui nilai

47
48

rata-rata (Mean) sebesar 87,94 median sebesar 88,00 standart deviation

adalah 3,678 dan panjang kelas (Range) sebesar 16.

Berdasarkan tabel 4.1 tentang frekuensi motivasi kerja guru SMP

Negeri 4 Sungai Penuh, dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Kategori Rendah

X < ( M −1. SD )= X< ( 87,94−1 ( 3,678 ) )

¿ X < 84,262

2 ¿Kategori Sedang

M −1. SD sampai M +1. SD

¿ ( 87,94−3,678 ) sampai ( 87,94 +3,678 )

¿ 84,262 sampai 91,618

3 ¿Kategori Tinggi

X > ( M +1. SD )=X > ( 87,94+1 ( 3,678 ) )

¿ X > 91,618

Dari perhitungan diatas disajikan dalam tabel frekuensi motivasi

kerja guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh sebagai berikut:

Tabel 4.2
Frekuensi Kategori Motivasi Kerja
No Skor Frekuensi
absolut Relatif Komulatif Kategori
(%)
1 X < 84,262 12 24 24 Rendah
2 84,262 – 91,618 29 58 82 Sedang
3 X > 91,618 9 18 100 Tinggi
Total 50 100
49

Hasil dari tabel 4.2 dapat digambarkan sebagai berikut:

35

30

25
Jumlah Guru

20

15 Motivasi Kerja

10

0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori Motivasi

Gambar 4.1
Tingkat Motivasi Kerja Guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Dari perhitungan tersebut yang disajikan pada tabel 4.2 diperoleh

bahwa dari 50 orang responden guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh

diperoleh 12 orang motivasi kerja dengan kategori rendah, 29 orang

motivasi kerja dengan kategori sedang dan 9 orang motivasi kerja dengan

kategori tinggi.

2. Tingkat Stres Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Data tingkat stres kerja guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh diperoleh

melalui angket tertutup yang diberikan kepada 50 orang responden yang

terdiri dari 40 butir soal pernyataan. Setelah diolah mengggunakan

bantuan aplikasi IBM SPSS 21.0 Statistics For Windows dapat diketahui

melalui tabel berikut:


50

Tabel 4.3
Hasil Analisis Dekripsi Stres Kerja
Statistics

Stres Kerja

N Valid 50

Missing 0
Mean 90.12
Std. Error of Mean .495
Median 90.00
Mode 92
Std. Deviation 3.503
Variance 12.271
Range 14
Minimum 83
Maximum 97
Sum 4506

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui nilai maksimum dari

stres kerja adalah 97 dan nilai minimum adalah 83. Diketahui nilai rata-

rata (Mean) sebesar 90,12 median sebesar 90,00 standart deviation adalah

3,503 dan panjang kelas (Range) sebesar 14.

Berdasarkan tabel 4.3 tentang frekuensi stres kerja guru SMP

Negeri 4 Sungai Penuh, dapat dikategorikan sebagai berikut:

2) Kategori Rendah

X < ( M −1. SD )= X< ( 90,12−1 ( 3,503 ) )

¿ X < 86,618

2 ¿Kategori Sedang

M −1. SD sampai M +1. SD

¿ ( 90,12−3,503 ) sampai ( 90,12+3,503 )

¿ 86,618 sampai 93,622


51

3 ¿Kategori Tinggi

X > ( M +1. SD )=X > ( 90,12+1 ( 3,503 ) )

¿ X > 93,623

Dari perhitungan diatas disajikan dalam tabel frekuensi stres kerja guru

SMP Negeri 4 Sungai Penuh sebagai berikut:

Tabel 4.4
Frekuensi Kategori Stres Kerja

No Skor Frekuensi
absolut Relatif Komulatif Kategori
(%)
1 X < 86,618 8 16 16 Rendah
2 86,618 – 93,623 35 70 86 Sedang
3 X > 93,623 7 14 100 Tinggi
Total 50 100

Hasil dari tabel 4.4 dapat digambarkan sebagai berikut:


40
35
30
25
Jumalh Guru

20
15 Stres Kerja

10
5
0
Rendah Sedang Tinggi
TIngkat Stres Kerja

Gambar 4.2
Tingkat Stres Kerja Guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh
52

Dari perhitungan tersebut yang disajikan pada tabel 4.4 diperoleh bahwa

dari 50 orang responden guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh diperoleh 8

orang stres kerja dengan kategori rendah, 35 orang stres kerja dengan

kategori sedang dan 7 orang stres kerja dengan kategori tinggi.

3. Tingkat Kinerja Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Data tingkat kinerja guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh diperoleh

melalui angket tertutup yang diberikan kepada 50 orang responden yang

terdiri dari 25 butir soal pernyataan. Setelah diolah mengggunakan

bantuan aplikasi IBM SPSS 21.0 Statistics For Windows dapat diketahui

melalui tabel berikut:

Tabel 4.5
Hasil Analisis Dekripsi Kinerja Guru

Statistics

Kinerja Guru

N Valid 50

Missing 0
Mean 69.10
Std. Error of Mean .525
Median 69.00
Mode 64a
Std. Deviation 3.716
Variance 13.806
Range 16
Minimum 63
Maximum 79
Sum 3455

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui nilai maksimum dari

kinerja guru adalah 79 dan nilai minimum adalah 63. Diketahui nilai rata-
53

rata (Mean) sebesar 69,10 median sebesar 69,00 standart deviation adalah

3,716 dan panjang kelas (Range) sebesar 16.

Berdasarkan tabel 4.5 tentang frekuensi kinerja guru SMP Negeri 4

Sungai Penuh, dapat dikategorikan sebagai berikut:

3) Kategori Rendah

X < ( M −1. SD )= X< ( 69,10−1 ( 3,716 ) )

¿ X <65,384

2 ¿Kategori Sedang

M −1. SD sampai M +1. SD

¿ ( 69,10−3,716 ) sampai ( 69,10+3,716 )

¿ 65,384 sampai 72,816

3 ¿Kategori Tinggi

X > ( M +1. SD )=X > ( 69,10+ 1 ( 3,716 ) )

¿ X >72,816

Dari perhitungan diatas disajikan dalam tabel frekuensi kinerja guru SMP

Negeri 4 Sungai Penuh sebagai berikut:

Tabel 4.6
Frekuensi Kategori Kinerja Guru
No Skor Frekuensi
absolut Relatif Komulatif Kategori
(%)
1 X < 65,384 10 20 20 Rendah
2 65,384 – 72,816 32 64 84 Sedang
3 X > 72,816 8 16 100 Tinggi
Total 50 100
54

Hasil dari tabel 4.6 dapat digambarkan sebagai berikut:

35

30

25
Jumlah Guru

20

15 Kinerja Guru

10

0
Rendah Sedang Tinggi
Tingkat Kinerja Guru

Gambar 4.3
Tingkat Kinerja Guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Dari perhitungan tersebut yang disajikan pada tabel 4.6 diperoleh bahwa

dari 50 orang responden guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh diperoleh 10

orang kinerja guru dengan kategori rendah, 32 orang kinerja guru dengan

kategori sedang dan 8 orang kinerja guru dengan kategori tinggi.

4. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru di SMP


Negeri 4 Sungai Penuh

Berdasarkan hasil angket yang diberikan diperoleh hasil

hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja dengan menggunakan uji

korelasi yang diolah mengggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS 21.0

Statistics For Windows dapat diketahui melalui tabel berikut:


55

Tabel 4.7
Uji-t Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru

Correlations

Motivasi Kinerja Guru

Motivasi Pearson Correlation 1 .286*

Sig. (2-tailed) .044

N 50 50
Kinerja Pearson Correlation .286
*
1
Guru Sig. (2-tailed) .044

N 50 50

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja

guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh, pengujian hipotesis ini

menggunakan uji t dengan dasar pengambilan keputusan uji t yaitu jika

nilai sig. < 0,05 maka Ha diterima dan H 0 ditolak. Berdasarkan hasil uji-t

korelasi pada tabel 4.7 diperoleh nilai sig. sebesar 0,044 yang berarti <

0,05, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja

dengan kinerja guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh.

5. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Guru di SMP Negeri


4 Sungai Penuh

Berdasarkan hasil angket yang diberikan diperoleh hasil hubungan

antara stres kerja dengan kinerja dengan menggunakan uji korelasi yang

diolah mengggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS 21.0 Statistics For

Windows dapat diketahui melalui tabel berikut:


56

Tabel 4.8
Uji-t Korelasi Stres Kerja dengan Kinerja Guru
Correlations

StresKerja Kinerja Guru

StresKerja Pearson Correlation 1 .299*


Sig. (2-tailed) .035
N 50 50
Kinerja Guru Pearson Correlation .299 *
1

Sig. (2-tailed) .035

N 50 50

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kinerja guru

di SMP Negeri 4 Sungai Penuh, pengujian hipotesis ini menggunakan uji t

dengan dasar pengambilan keputusan uji t yaitu jika nilai sig. < 0,05 maka

Ha diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hasil uji-t korelasi pada tabel 4.8

diperoleh nilai sig. sebesar 0,035 yang berarti < 0,05, maka disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan kinerja guru di SMP

Negeri 4 Sungai Penuh.

6. Hubungan Motivasi Kerja Dan Stres Kerja Dengan Kinerja Guru di


SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Berdasarkan hasil angket yang diberikan diperoleh hasil hubungan

antara motivasi kerja dan stres kerja dengan kinerja dengan menggunakan

uji korelasi berganda yang diolah mengggunakan bantuan aplikasi IBM

SPSS 21.0 Statistics For Windows dapat diketahui melalui tabel berikut:
57

Tabel 4.9 Hasil Uji F


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 215.565 2 107.782 14.195 .003b

Residual 53.151 7 7.593

Total 268.716 9

a. Dependent Variable: Kinerja


b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Stres Kerja

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, kriteria pengambilan keputusan yaitu

jika nilai signifikan uji F < 0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat

hubungan variabel X secara bersama-sama terhadap Y. Dari tabel diatas

diperoleh sig. adalah 0,03<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara motivasi

kerja dan stres kerja secara bersama dengan kinerja guru di SMP Negeri

4 Sungai Penuh.

B. Pembahasan

1. Tingkat Motivasi Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Motivasi merupakan keinginan untuk bertindak. Setiap orang

dapat termotivasi oleh beberapa kekuatan yang berbeda. Motivasi

merupakan proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan

atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan

atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong

tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 50 orang responden

guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh terdapat 10 orang motivasi guru


58

dengan kategori rendah, 32 orang motivasi guru dengan kategori

sedang dan 8 orang motivasi guru dengan kategori tinggi.

Tingkat motivasi kerja guru yang tinggi dapat terlihat dari

tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah.

Ini terlihat dari keinginan guru untuk menyusun perangkat

pembelajaran dengan sebaik-baiknya, guru memiliki dorongan yang

kuat untuk mencapai suatu prestasi dan bekerjasama dengan orang

lain.1

Tingkat motivasi guru yang sedang dapat terlihat dari tanggung

jawab guru dalam melaksanakan tugas di sekolah. Hal ini terlihat dari

keinginan guru untuk menyusun perangkat pembelajaran jika diminta

oleh kepala sekolah, selain itu guru juga tidak terlalu memiliki

dorongan yang kuat untuk mencapai suatu prestasi dan bekerjasama

dengan orang lain. Kemudian tingkat motivasi kerja guru dapat

dikategorikan rendah ketika guru tidak melaksanakan tanggung

jawabnya dengan baik di sekolah, seperti tidak mampu untuk

menyusun perangkat pembelajaran, tidak memiliki suatu prestasi yang

dapat menunjang kinerjanya dan tidak mampu bekerjasama dengan

orang lain atau rekan kerja.2

Motivasi dalam diri seseorang memiliki sejumlah sifat yang

mendasarinya, yaitu sebagai berikut: (1) motivasi merupakan sebuah

fenomena individual, dimana masing-masing individu bersifat unik;


1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
95
2
Ibid., h. 97-98
59

(2) motivasi bersifat intensional, dimana apabila seseorang

melaksanakan suatu tindakan, maka hal tersebut disebabkan karena

orang tersebut secara sadar telah memilih tindakan tersebut; (3)

motivasi memiliki macam-macam fase, termasuk di dalamnya

bagaimana motivasi ditimbulkan, bagaimana ia diarahkan, dan

pengaruh apa yang menyebabkan motivasi timbul secara terus

menerus, dan bagaimana motivasi dapat dihentikan; (4) tujuan dari

teori motivasi adalah untuk memprediksi perilaku.3

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

motivasi kerja guru yang tinggi terlihat dari tanggung jawab guru

dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah, seperti dapat

merencanakan pembelajaran dengan baik dan melaksanakan proses

belajar mengajar dengan baik. Tingkat motivasi guru yang sedang

dapat terlihat dari tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas di

sekolah, seperti guru hanya akan membuat perencanaan pembelajaran

apabila diminta oleh pihak sekolah dan melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik. Kemudian tingkat motivasi kerja guru

dapat dikategorikan rendah ketika guru tidak melaksanakan tanggung

jawabnya dengan baik di sekolah, seperti tidak mampu untuk

menyusun perangkat pembelajaran dan tidak melaksanakan proses

belajar mengajar dengan baik.

3
Winardi, J, Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, (Jakarta : Rajawali Press,
2002), h. 15-16
60

2. Tingkat Stres Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Stres adalah suatu kondisi atau perasaan yang dialami ketika

seseorang menganggap bahwa tuntutan- tuntutan melebihi sumber

daya sosial dan personal yang mampu dikerahkan seseorangStres

merupakan pengalaman negatif, namun bisa dihindari. Tingkat stres

tergantung pada persepsi terhadap situasi dan kemampuan untuk

mengatasinya. Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa dari 50

orang responden guru SMP Negeri 4 Sungai Penuh terdapat 8 orang

stres kerja dengan kategori rendah, 35 orang stres kerja dengan

kategori sedang dan 7 orang stres kerja dengan kategori tinggi.

Tingkat stres kerja yang tinggi pada guru dapat terlihat dari

menurunya kinerja guru dalam proses belajar mengajar, guru tidak

mau melibatkan diri dalam kegiatan sekolah, guru jarang hadir ke

sekolah dan bahkan guru tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai

pendidik dengan baik. Tingkat stres kerja pada guru dapat dikatakan

sedang, apabila kinerja yang dilakukan oleh guru biasa-biasa saja,

guru hanya melakukan proses belajar mengajar dengan baik, namun

tidak melibatkan diri dalam kegiatan sekolah, selain itu juga tingkat

kehadiran guru hanya sebatas jam mengajar saja. Tingkat stres kerja

pada guru dapat dikatakan rendah apabila guru memiliki kinerja yang

baik, menyelesaikan kewajibannya sebagai tenaga pendidik dengan

baik, mampu melibatkan diri dalam setiap kegiatan sekolah, memiliki


61

persentase kehadiran minimal 90% dan melakukan kegiatan

pembelajaran dengan sangat baik.4

Stres kerja merupakan kondisi ketegangan atau tekanan yang

dialami oleh seseorang dan mempengaruhinya secara emosi baik

dalam hubungannya dengan lingkungan atau pekerjaan di sekitarnya.

Hal ini karena stres bukanlah sekedar kondisi responsif tetapi juga

kausatif (penyebab). Dapat dikatakan juga stres memilki variabel

dependen dan independen yang memicu gejala lain. Stres kerja adalah

perasaan yang tidak menyenangkan atau tertekan yang dialami guru

yang dihasilkan oleh beberapa aspek dari pekerjaanya sebagai tenaga

pengajar di sekolah.5

Stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja

yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis

dan perilaku. Seperti yang telah diungkapkan diatas, lingkungan

pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressor kerja merupakan

segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu

tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja. Stres adalah kondisi jiwa

yang tertekan dikarenakan harapan dan keinginannya tidak tercapai

sebagaimana yang terwujud dalam kenyataan akibat faktor internal

maupun eksternal.6 Dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah

4
Cyndu Wahyu Jatmiko, Op.Cit.,h. 22
5
Cyndu Wahyu Jatmiko. Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pendidik Study Kasus Di Guru Sd Negeri Kecamatan Ngrampal Sragen. Jurnal
Vol 2 Nomor 1 Tahun 2015
6
Syafaruddin dan Anzizhan, Psikologi Organisasi Dan Manajemen. (Medan: Larispa,
2016), h. 153
62

sebuah tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang sering terjadi

karena lingkungan pekerjaan yang menuntut dan tidak mementingkan

kemampuan dari sumber daya manusianya.

3. Tingkat Kinerja Kerja Guru di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Kinerja (Performance) dapat diartikan sebagai prestasi, hasil,

atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan dalam pelaksanaan

kerja, kewajiban atau tugas. Kinerja guru dapat diartikan sebagai

prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh

guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pelaksana

administrasi sekolah dan pembimbing dalam upaya menunjang

keberhasilan pengelolaan sistem pendidikan di sekolah.

Kinerja didefenisikan sebagai segala hal yang kita lakukan

maupun kita kerjakan agar berhasil mencapai tujuan yang telah

ditentukan.7 Dalam hal ini kinerja didefenisikan sebagai tingkat

keberhasilan didalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil angket

diperoleh bahwa dari 50 orang responden guru SMP Negeri 4 Sungai

Penuh terdapat 10 orang kinerja guru dengan kategori rendah, 32

orang kinerja guru dengan kategori sedang dan 8 orang kinerja guru

dengan kategori tinggi.

Tingkat kinerja kerja guru dapat dikategorikan tinggi apabila

guru memiliki kompetensi dasar mengajar yang baik, seperti

menerapkan strategi, metode dan media pembelajaran yang bervariatif


7
Sudaryono, Pengntar Manajemen, Teori dan Kasus. (Yogyakarta: CAPS, 2017), h.66
63

sesuai dengan kebutuhan siswa, guru dapat menguasai bahan ajar

dengan sangat baik, guru mampu mengelola program pembelajaran

dengan baik dan guru mampu berperan sebagai pendidik dengan baik.

Tingkat kinerja kerja guru dikategorikan sedang apabila guru hanya

dapat menerapkan beberapa strategi, metode dan media pembelajaran,

guru dapat menguasai bahan ajar dan mampu mengelola program

pembelajaran dengan baik, namun guru kurang mampu berperan

sebagai pendidik dengan baik. Tingkat kinerja kerja guru

dikategorikan rendah apabila guru hanya menerapkan metode ceramah

dalam setiap pembelajaran, tidak menggunakan media pembelajaran,

belum mampu mengelola program pembelajaran dengan baik dan guru

hanya berperan sebagai penyampai informasi di dalam kelas.8

Jadi, tingkat kinerja kerja guru dapat terlihat dari kemampuan

dan keberhasilannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru yang memiliki kinerja

yang baik akan terlihat dari kompetensi dasar mengajarnya yang baik,

memiliki strategi dan metode mengajar yang variatif dan kreatif serta

mampu mengelola program pembelajaran dengan baik.9

4. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru di SMP


Negeri 4 Sungai Penuh

8
Sardiman, Op.Cit., h. 163
9
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), cet. Ke-10, h.156
64

Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi sekolah yaitu dalam hal

penyesuaian-penyesuaian kompensasi personel sekolah, perbaikan

kinerja personel sekolah, kebutuhan latihan dan pengembangan

personel sekolah, pengambilan keputusan dalam hal penempatan,

promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan

personel baru, dan penelitian personel sekolah serta membantu

diagnosis terhadap kesalahan desain personel sekolah.10

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan

antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SMP Negeri 4 Sungai

Penuh. Motivasi kerja sangat berpengaruh dengan hasil kerja, apabila

seseorang memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka tingkat kinerja

pun akan menjadi baik. Dan begitupun sebaliknya, jika seseorang

memiliki motivasi kerja yang rendah, maka kinerjanya pun akan

menjadi kurang baik.11

Berdasarkan kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa

melalui penilaian kinerja guru diharapkan dapat mewujudkan kinerja

yang lebih baik. Kinerja guru yang lebih baik akan mendorong

tercapainya tujuan pendidikan yang baik dan berkualitas. Motivasi

kerja dan disiplin kerja guru harus selalu ditingkatkan karena kinerja

guru sangat dipengaruhi motivasi dan kedisiplinan sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru. Jika motivasi kerja dan

10
Barnawi dan Mohammad Arifin. Kinerja Guru Profesional. (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h. 22
11
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan).
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 122
65

disiplin kerja guru semakin baik maka diharapkan semakin tinggi pula

kinerja guru yang dicapai.

5. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Guru di SMP


Negeri 4 Sungai Penuh

Stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis, stres emosi

dapat menimbulkan perasaan negatif atau destruktif terhadap diri

sendiri dan orang lain. Stres intelektual akan mengganggu persepsi

dan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah, stres sosial

akan mengganggu hubungan individu terhadap kehidupan. Stres

adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja guru di

SMP Negeri 4 Sungai Penuh.

Stres yang dialami oleh seorang guru akan mempengaruhi

kinerja sebagai seorang pendidik dan tenga pengajar. Guru yang

memiliki tingkat stres yang tinggi akan berdampak pada kinerjanya

yang menjadi kurang baik. Dan begitupun sebaliknya jika seorang

guru memiliki tingkat stres yang rendah, maka kinerjanya sebagai

seorang pendidik dan tenaga pengajar akan menjadi lebih baik.12

Sebagai seorang kepala sekolah seharusnya waspada akan

tanda-tanda stres pada guru. Salah satu indikator adalah perubahan

perilaku. Beberapa dari banyak perubahan yang umum terjadi

meliputi:

12
Hamzah B. Uno, Op.Cit., h. 144
66

a. Seorang guru yang biasanya tepat waktu mengembangkan pola

keterlambatan (atau seorang guru yang biasanya dapat diandalkan

mengembangkan pola absen.

b. Seorang pekerja yang normalnya penggembira menjadi menarik

diri (atau yang jarang terjadi, seorang penyendiri yang menjadi

bergaul)

c. Seorang guru yang biasanya bekerja rapi dan teliti melakukan

pekerjaan kotor, tidak lengkap atau jorok.

d. Seorang pengambil keputusan yang baik tiba-tiba mengambil

keputusan yang buruk (atau tampak tidak mampu mengambil

keputusan)

e. Seorang guru yang mudah bergaul dan akur dengan orang lain

menjadi cepat tersinggung dan tidak sopan.

f. Seorang guru yang biasanya berpenampilan rapi mengabaikan

penampilannya.13

Penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang dirasakan

terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja

yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak

memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja,

perbedaan yang lain antara pegawai dengan pemimpin yang frustasi

dalam kerja. Sehingga apabila guru mengalami stres dan frustasi

dalam bekerja maka kinerja guru pun akan menurun.

13
Ibid.,
67

6. Hubungan Motivasi Kerja Dan Stres Kerja Dengan Kinerja Guru


di SMP Negeri 4 Sungai Penuh

Motivasi Kerja sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja yang ada disekolah. Jika

motivasi kerja rendah maka kinerja guru akan rendah, jika stress guru

meningkat maka akan rendah pula kinerja guru, begitu pula

sebaliknya, jika motivasi kerja dan stres kerja dikelola dengan baik

maka akan berpengaruh pada kinerja guru akan meningkat.14

Motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam diri seseorang

maupun dari luar untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan

yang diinginkan. Motivasi kerja sangat menentukan kinerja guru, guru

yang memiliki motivasi kerja tinggi menyebabkan munculnya

semangat untuk bekerja lebih baik, yang pada gilirannya dapat

memperbaiki kinerjanya menjadi lebih profesional. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara motivasi kerja dan stres

kerja secara bersama dengan kinerja guru di SMP Negeri 4 Sungai

Penuh.

Guru yang motivasi kerjanya rendah biasanya kinerjanya kurang

baik, karena motivasi kerja yang rendah menyebabkan malas dan tidak

semangat dalam melakukan pekerjaannya. Guru yang tidak memiliki

motivasi kerja sama sekali dalam melakukan pekerjaannya pasti asal-

14
Ibid., h. 132
68

asalan dan tidak profesional maka kinerjanya rendah, sehingga

peningkatan motivasi kerja guru berhubungan dengan kinerja guru.15

Stres yang terjadi pada guru ditunjukkan dengan perasaan

gelisah, merasa marah, dan merasa kesulitan dalam melakukan

pekerjaannya. Dengan semakin sulitnya tugas yang dihadapi hal

tersebut akan menyebabkan perasaan stres yang dirasakan oleh guru.

Guru dengan tingkat stres yang tinggi akan berdampak pada

menurunnya tingkat kinerja guru sebagai pendidik dan tenaga

pengajar. Dan sebaliknya jika tingkat stres guru rendah, maka

kinerjanya sebagai seorang pendidik dan tenaga pengajar akan

menjadi lebih maksimal. Hal tersebut akan mengakibatkan

menurunnya kinerja yang dihasilkan. Salah satu faktor yang

menyebabkan stres kerja adalah Individual stresor, stres yang

berakibat dari dalam diri individu yang muncul akibat konflik dan

ambiguitas peran, beban kerja yang terlalu berat, dan kurangnya

pengawasan dari pihak organisasi.16

15
Sri Ayu Prasetiyoningsih. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Kecamatan Bendosari kabupaten Suharjo. Tesis Tahun
2017
16
Ibid.,

Anda mungkin juga menyukai