Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Rawang salah satu puskesmas yang berada di Kota Sungai

Penuh Provinsi Jambi. Puskesmas Rawang terletak di Desa Koto Teluk

Kecamatan Hamparan Rawang dengan Wilayah Kerja Puskesmas meliputi

seluruh Wilayah Kecamatan Hamparan Rawang.Yang meliputi 10 desa yang

terdiri dari Desa Koto Dian, Koto Beringin, Cempaka, Dusun Diilir, Maliki

Air, Kampung Dalam, Larik Kemahan, Desa Kampung Diilir, Desa Simpang

Tiga dan Koto Teluk.

Puskesmas Rawang memiliki jenis pelayanan IGD, Poli Umum, Poli

Lansia, Poli Gizi, Poli Gigi, Poli Kesehatan Ibu Anak dan KB, Imunisasi dan

Labor. Selain itu Puskesmas Rawang juga menerima pasien rawat inap.

Sedangkan penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang

Kota Sungai Penuh.

B. Karakteristik Responden

Sunatra (2006) mengemukakan bahwa, tujuan dikemukakannya

karakteristik responden adalah untuk memberikan gambaran yang ingin

diketahui mengenai keadaan diri responden yang menjadi sampel dalam

penelitian. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan

usia/umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan usia kandungan.

51
52

1. Usia/ Umur

Tabel 5.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
a. 17-25 tahun 3 30
b. 26 – 35 tahun 6 60
c. 35 tahun ke atas 1 10
Total 10 100

Persentase hasil dari tabel 5.1 dapat digambarkan sebagai berikut:

Umur Responden

10% 30%

17-25
26-35
35 tahun keatas

60%

Gambar 5.1 Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.1 dan

gambar 5.1 menunjukkan distribusi umur responden ibu hamil emesis

gravidarum wilayah kerja Puskesmas Rawang sebagian besar adalah 6

responden (60%) berusia 26 – 35 tahun, 3 responden (30%) berusia 17-25 dan

sisanya 1 responden (10%) berusia 35 tahun keatas.


53

2. Agama

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Agama
Islam 10 100
Kristen 0
total 10 100

Persentase hasil dari tabel 5.2 dapat digambarkan sebagai berikut:

Agama Responden

Islam
Kristen

100%

Gambar 4.2 Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Karakteristik responden sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.2 dan

gambar 5.2 menunjukkan distribusi agama responden ibu hamil emesis

gravidarum wilayah kerja Puskesmas Rawang adalah beragama Islam, yaitu

10 responden (100%).
54

3. Pendidikan

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Pendidikan terakhir
SD 0
SMP 1 10
SMA 7 70
Diploma/sarjana 2 20
Total 10 100

Persentase hasil dari tabel 5.3 dapat digambarkan sebagai berikut:

Pendidikan Responden
20% 10%

SD
SMP
SMA
Diploma/Sarjana

70%

Gambar 5.3 Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.3 dan

gambar 5.3 menunjukkan distribusi pendidikan responden ibu hamil emesis

gravidarum wilayah kerja Puskesmas Rawang sebagian besar adalah 7

responden (70%) adalah SMA, 2 responden (20%) adalah SMP dan sisanya 1

responden (10%) dengan pendidikan terakhir SMP.


55

4. Pekerjaan

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 6 60
PNS 2 20
Wiraswasta 2 20
Tani 1 10
Total 10 100

Persentase hasil dari tabel 5.4 dapat digambarkan sebagai berikut:

Pekerjaan Responden
9%
18%
Ibu Rumah Tangga
PNS
Wiraswasta
55% Tani

18%

Gambar 5.4 Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.4 dan

gambar 5.4 menunjukkan distribusi pekerjaan responden ibu hamil emesis

gravidarum wilayah kerja Puskesmas Rawang sebagian besar adalah 6

responden (60%) adalah Ibu Rumah Tangga, 2 responden (20%) adalah PNS,

2 responden (20%) adalah wiraswasta dan sisanya 1 responden (10%) adalah

tani.
56

5. Usia Kandungan

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kandungan
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Rawang (n=10)

Perlakuan Mean Median Modus Standar Min Max


Deviasi
Akupresur 10,19 10,50 12 2,802 6 14

Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa usia kandungan yang diberikan

perlakuan akupresur rata-rata 10,5 minggu dengan usia kandungan

terendah 5 minggu dan usia kandungan tertinggi 14 minggu.

C. Analisis Univariat

1. Rata-rata mual muntah pada ibu hamil trimester I sebelum (pre) diberikan

akupresur pada wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022

Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Muntah Sebelum Intervensi
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Rawang (n=10)

Sebelum Mean Median Modus Standar Min Max


intervensi Deviasi
Akupresur 12 10 11 1,254 7 14

Dari hasil tabel 5.6 rata-rata intensitas muntah sebelum intervensi

dapat digambarkan sebagai berikut:

Sebelum Intervensi
14
12
Frekuensi Muntah

10
8
6
4
2
0
Responden
57

Gambar 5.5 Rata-rata Frekuensi Muntah Sebelum Intervensi

Dari tabel 5.6 dan Gambar 5.5 dapat diketahui bahwa intensitas

muntah sebelum intervensi akupresur rata-rata 12, intensitas terendah 7

dengan kategori muntah sedang dan intensitas muntah tertinggi 14 dengan

kategori muntah berat pada standar deviasi sebesar 1,254.

2. Rata-rata mual muntah pada ibu hamil trimester I setelah (post) diberikan

akupresur pada wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022

Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Muntah Sebelum Intervensi
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Rawang (n=10)

Setelah Mean Median Modus Standar Min Max


intervensi Deviasi
Akupresur 3 4 3 1,047 1 5

Dari hasil tabel 5.7 rata-rata intensitas muntah setelah intervensi

dapat digambarkan sebagai berikut:

Setelah Intervensi
3.5
3
2.5
Frekuensi Muntah

2
1.5
1
0.5
0
Responden

Gambar 5.6 Rata-rata Frekuensi Muntah Setelah Intervensi


58

Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa intensitas muntah sesudah

intervensi akupresur rata-rata 3, dimana Intensitas muntah terendah 1

dengan kategori rendah dan intensitas muntah tertinggi 5 dengan kategori

rendah dengan standar deviasi sebesar 1,047.

D. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat pengaruh akupresur

terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022 dan menguji hipotesis

penelitian.

Tabel 5.8
Pengaruh Akupresur Terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang
Tahun 2022 (n=10)
Frekuensi Muntah N Mean Standar Sig. (2-
Deviasi tailed)
Sebelum intervensi 10 12,75 1.054 0,000
Sesudah intervensi 10 6,43 0.738 0,000

Hasil rata-rata frekuensi muntah sebelum (pretest) dan sesudah

(posttest) diberikan pijatan akupresur pada Ibu hamil Trimester I di

Puskesmas Rawang dapat digambarkan sebagai berikut:


59

14

12

Frekuensi Muntah 10

0
Responden

Gambar 5.7 Perbedaan Rata-rata Frekuensi Muntah Sebelum dan Sesudah


Diberikan Pijatan Akupresur

Hasil analisa data penelitian didapatkan bahwa frekuensi muntah

sebelum dan sesudah diberikan pijatan akupresur pada ibu hamil

trimester I di Puskesmas Rawang didapatkan frekunesi muntah

sebelum diberikan pijatan akupresur rata-rata sebesar 12 dengan

kategori muntah sedang sedangkan sesudah diberikan pijatan

akupresur rata-rata muntah sebesar 3 dengan kategori muntah rendah.

Kemudian dilakukan paired t-test di dapat hasil p.value= 0.000. hasil

ini lebih kecil dari signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai

hasil uji t-test sebesar 17,516 yang berarti terdapat pengaruh akupresur

terhadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Rawang Tahun 2022.


60

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interprestasi Hasil dan Diskusi

Tujuan umum dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektifitas

aromatherapy jeruk gerga (Citrus SP) terhadap penurunan muntah bagi ibu

hamil Emesis Gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bungkal

Tahun 2020. Sesuai penelitian, maka pembahasan difokuskan pada variabel

independent dan dependent.

1. Karakteristik Responden

a. Usia Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil trimester pertama

sebagian besar berusia 21-30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden sudah siap untuk mengandung dan

melahirkan karena tidak semua periode usia baik untuk mengandung

dan melahirkan. Menurut Hartanto (2013), umur antara 21-30


61

merupakan periode usia yang terbaik untuk mengandung dan

melahirkan.

b. Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

(70,0%) mengenyam pendidikan setingkat SMA. Pendidikan setingkat

SMA merupakan pendidikan tingkat menengah tertinggi, dimana

tingkat pendidikan ini diharapkan seseorang akan memiliki

kemampuan untuk menerima informasi dan pengetahuan yang

berhubungan dengan biologi reproduksi manusia. Tingkat pendidikan

seorang wanita yang baik juga akan mempengaruhi bagaimana ia

menyikapi proses kehamilan yang sedang dihadapi.

Pendidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara persuasi,

bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberikan

kesadaran pada sekelompok orang atau individu. Pendidikan

memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia dalam membuka pikiran

untuk menerima hal-hal baru dan berfikir secara alamiah

(Notoadmodjo, 2003). Pada prinsipnya, pendidikan adalah proses

untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan

mampu melakukan analisis terhadap apa yang dihadapinya.

c. Usia Kandungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

trimester pertama yang mengalami muntah usia kandungan rata-rata

10 minggu. Hal ini terjadi karena ibu hamil trimester pertama sering
62

mengalami muntah pada kehamilan trimester pertama. Sesuai dengan

teori menurut Vivian (2011) yang menyatakan bahwa mual dan

muntah ini biasanya di alami oleh ibu selama trimester pertama.

Trimester pertama adalah kehamilan dengan usia kehamilan antara 0-

12 minggu. Menurut Mitayani (2009) mual dan muntah merupakan

gangguan yang paling sering muncul di awal kehamilan.

2. Sebelum diberikan Aromaterapi Jeruk Gerga

Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas muntah sebelum

intervensi aromaterapi jeruk gerga rata-rata 12, intensitas terendah 7

(kategori sedang) dan intensitas muntah tertinggi 14 (kategori berat).

Menurut Prawiroharjo (2005) mual dan muntah terjadi pada wanita hamil

trimester 1 dan trimester 2 dan lama mual muntah dapat berlangsung

sampai 4 bulan. Mual muntah terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-

60% multigravida. Satu diantara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi

lebih berat perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar

hormone estrogen HCG dalam serum.

Penatalaksanaan muntah pada kehamilan tergantung pada beratnya

gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun

nonfarmakologi. Terapi non farmakologi dilakukan dengan cara

pemberian aromaterapi. Muntah pada awal kehamilan dapat juga diatasi

dengan menggunakan aromaterapi. Aromaterapi memberikan ragam efek

bagi penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu


63

ibu hamil mengatasi mual (Poerwadi, 2016). Salah satu aromaterapi untuk

mengurangi muntah adalah aromaterapi Jeruk Gerga (Citrus SP).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa muntah lebih banyak kategori

sedang daripada berat bahkan ringan setelah intervensi. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Rukma Santi pada tahun 2013

tentang Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil

Terhadap Rasa Mual Pada Ibu Hamil Trimester Satu yang menyatakan

bahwa sebelum diberikan aromaterapi peppermint mual muntah lebih

banyak yang kategori sedang daripada berat.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebelum intervensi, rata-

rata muntah pada ibu hami adalah 12 dengan kategori berat. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana tahun

2015 yang menyatakan bahwa frekuensi mual sebelum diberikan lemon

inhalasi aromatherapy diperoleh nilai rata-rata frekuensi mual lebih tinggi

dibandingkan sebelum diberikan lemon inhalasi yaitu sebesar 4,53

3. Sesudah diberikan Aromaterapi Jeruk Gerga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas muntah sesudah

intervensi jeruk gerga rata-rata 3 (kategori rendah). Intensitas muntah

terendah 1 dan intensitas mual tertinggi 5. Sesuai dengan teori bahwa

jeruk gerga memiliki aroma yang menyejukkan dan memberikan efek

kesegaran.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Astriana tahun 2015 yang menyatakan bahwa frekuensi mual sesudah


64

diberikan lemon inhalasi aromatherapy diperoleh nilai rata-rata frekuensi

mual dan muntah lebih rendah dibandingkan sebelum diberikan lemon

inhalasi yaitu sebesar 3.13 kali dalam sehari.

4. Perbedaan Sebelum dan Sesudah diberikan Aromaterapi Jeruk Gerga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan sebelum dan

sesudah diberikan Aromaterapi Jeruk gerga. Hasil analisa data penelitian

didapatkan bahwa frekuensi muntah sebelum dan sesudah diberikan

aromaterapi jeruk gerga pada ibu hamil trimester pertama di Puskesmas

Sungai Bungkal didapatkan frekunesi muntah sebelum diberikan

aromaterapi jeruk gerga rata-rata sebesar 12 dengan kategori muntah

sedang sedangkan sesudah diberikan aromaterapi jeruk gerga rata-rata

muntah sebesar 3 dengan kategori muntah rendah. Kemudian dilakukan

paired t-test di dapat hasil p.value= 0.000. hasil ini lebih kecil dari

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai hasil uji t-test sebesar

17,516 yang berarti Pemberian aromatherapy jeruk gerga (Citrus SP)

efektif terhadap penurunan muntah bagi ibu hamil Emesis Gravidarum

TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh.

Hal ini sesuai dengan pendapat Puspita tahun 2012 pemberian lemon

aromatherapy mampu menurunkan mual muntah pada kehamilan. Sama

halnya dengan hasil penelitian Santi tahun 2017 yang mengemukakan

bahwa terdapat penurunan mual muntah pada kehamilan yang signifikan

yaitu dengan nilai p-value 0.0001 (p<0.05) setelah menggunakan

aromatherapy (Dwi Rukma Santi, 2013).


65

Kurangnya penerimaan terhadap kehamilan dinilai memicu perasaan

mual dan muntah ini. Pada waktu hamil muda, kehamilan dinilai tidak

diharapkan, apakah karena kegagalan kontrasepsi ataupun karena

hubungan diluar nikah. Hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap

kehamilannya tersebut (Cunningham, 2010).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Astriana tahun 2015 yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemberian

lemon inhalasi aromatherapy terhadap mual pada kehamilan di BPS Varia

Mega Lestari S.ST.,M.Kes Batu Puru Kecamatan Natar Kabupaten

lampung selatan dengan P-value 0.000.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan

rancangan pre-post test group dimana pengukuran hanya

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat sebelum dan setelah

periode intervensi, sehingga penurunan muntah tidak terlihat

setiap waktunya.

2. Terapi aroma merupakan hal yang baru bagi responden sehingga

peneliti harus menjelaskan dengan sebaik mungkin sehingga

responden paham manfaat terapi aroma dan bersedia diberi terapi

aroma jeruk gerga.

C. Implikasi Hasil Penelitian


66

Asuhan kebidanan diberikan berupa bantuan karena adanya

kelemahan fisik, dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya

kemauan melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Tujuan pemberian asuhan kebidanan adalah untuk mempertahankan dan

mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan memodifikasi

lingkungan sedemikian rupa sehingga klien dapat meningkatkan tanggung

jawab bagi dirinya secepat mungkin.

Hasil analisa data penelitian didapatkan bahwa frekuensi muntah

sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi jeruk gerga pada ibu hamil

trimester pertama di Puskesmas Sungai Bungkal didapatkan frekunesi

muntah sebelum diberikan aromaterapi jeruk gerga rata-rata sebesar 12

dengan kategori muntah sedang sedangkan sesudah diberikan aromaterapi

jeruk gerga rata-rata muntah sebesar 3 dengan kategori muntah rendah.

Kemudian dilakukan paired t-test di dapat hasil p.value= 0.000. hasil ini

lebih kecil dari signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai hasil uji t-

test sebesar 17,516 yang berarti Pemberian aromatherapy jeruk gerga

(Citrus SP) efektif terhadap penurunan muntah bagi ibu hamil Emesis

Gravidarum TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bungkal Kota

Sungai Penuh.

Manajement muntah pada ibu hamil emesis gravidarum didasari oleh

pemikiran mengenai peran bidan dalam memenuhi kebutuhan dasar rasa

nyaman serta pemenuhan kebutuhan dasar psikologis pada ibu hamil

trimester I. Agar bidan dapat menerapkan metode terapi aroma atau


67

aromaterapi jeruk gerga dalam manajement muntah pada ibu hamil emesis

gravidarum, bidan perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai

pemenuhan kebutuhan dasar rasa nyaman dan psikologis pada ibu hamil

emesis gravidarum. Pihak Puskesmas juga hendaknya meningkatkan

kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan

berupa pelatihan untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat.

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan karakteristik responden sebagian besar responden berusia 21-

30 tahun, berpendidikan SMA, dan usia kandungan rata-rata 10,5 minggu.

2. Rata-rata muntah pada ibu hamil trimester I sebelum (pre) menggunakan

aromatherapy jeruk gerga (Citrus SP) di wilayah kerja Puskesmas Sungai

Bungkal Tahun 2020 adalah 12, dimana intensitas terendah 7 dengan

kategori muntah sedang dan intensitas muntah tertinggi 14 dengan

kategori muntah berat pada standar deviasi sebesar 1,254.

3. Rata-rata muntah pada ibu hamil trimester I setelah (post) menggunakan

aromatherapy jeruk gerga (Citrus SP) di wilayah kerja Puskesmas Sungai

Bungkal Tahun 2020 adalah 3, dimana Intensitas muntah terendah 1


68

dengan kategori rendah dan intensitas muntah tertinggi 5 dengan kategori

rendah dengan standar deviasi sebesar 1,047.

4. Dari hasil paired t-test di peroleh p.value= 0.000. Hasil ini lebih kecil dari

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai hasil uji t-test sebesar

17,516 yang berarti Pemberian aromatherapy jeruk gerga (Citrus SP)

efektif terhadap penurunan muntah bagi ibu hamil Emesis Gravidarum

TM 1 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Bungkal Kota Sungai Penuh.

B. Saran

1. Bagi Puseksmas dan Masyarakat:

Dapat mengaplikasikan pemberian aromaterapi inhalasi peppermint dan

ingesti lemon sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi mual pada ibu

hamil trimester pertama.

2. Bagi Bidan dan Perawat

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam proses

pembelajaran dan sebagai bahan masukan serta sebagai informasi profesi

keperawatan dan kebidanan bagi pembangunan Ilmu Keperawatan dan

kebidanan agar lebih baik lagi dalam memberikan tindakan keperawatan

terutama mengenai pemberian aromaterapi jeruk gerga untuk mengatasi

muntah pada ibu hamil trimester pertama.

3. Bagi peneliti selanjutnya


69

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk

penelitian selanjutnya. Penelitian selajutnya diharapkan meningkatkan

jumlah responden yang digunakan dan dapat mengaplikasikan dengan

intervensi yang lain

Anda mungkin juga menyukai