Anda di halaman 1dari 33

BAB V

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

RSUD Lubuk Basung merupakan salah satu rumah sakit yang

didirikan oleh pemerintah dan merupakan rumah sakit rujukan dari masyarakat

daerah Lubuk Basung. RSUD Lubuk Basung memiliki beberapa ruang rawat

inap , diantaranya ada ruang rawat inap Interne , Bedah , Anak , Paru dan

Kebidanan. Peneliti ini dilakukan pada tanggal 13 juni 2019 – 30 juni 2019

dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 138 orang. Hasil Pengumpulan data

terhadap 138 responden pada pasien diruang rawat inap Interne , Bedah , Anak ,

Paru dan Kebidanan di RSUD Lubuk Basung tahun 2019, Diperolehnya

informasi tentang karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pasien di Ruang Rawat Inap


Ruang Rawat InapRSUD Lubuk Basung 2019

No. Karakteristik F %
1. Umur
17-25 10 7,2
26-35 25 18,1
36-45 27 19,6
46-55 33 23,9
56-65 20 14,5
65> 23 16,7
No. Karakteristik F %
2. Jenis Kelamin
Laki – laki 72 52,2
Perempuan 66 47,8

3. Pendidikan
SD 30 21,7
SMP 23 16,7
SMA 55 39,9
Diploma 16 11,6
Sarjana 14 10,1

4. Perkerjaan

PNS 17 12,3
Swasta 21 15,2
Wiraswasta 39 28,3
Petani 31 22,5
Dll 30 21,7

Jumlah 138 100

Berdasarkan table 5,2 dapat diketahui bahwa dari 138 responden ,

mayoritas responden berumur 46-55 tahun (23,9 %) , jenis kelamin laki – laki 72

Orang (52,2 %) Berpendidikan SMA 55 orang ( 39,9 %) dan Perkerjaan

Wiraswasta 39 orang (28,3%).

B. Alanisa Univariat

Analisa Univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi

variable independen dan dependen, sehingga diketahui variasi data masing -

masing variable. Analisa univariat pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui distribusi frekuensi kehandalan, Ketanggapan, Jaminan, Empati,

Berwujud dan kepuasan pelayanan pasien Ruang rawat inap Interne , Bedah ,
Anak , Paru dan Kebidanan di RSUD Lubuk Basung tahun 2019. Hasil analisa

univariat tersebut adalah :

1. Kepuasan Pasien
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Kepuasan Pasien Frekuensi Presentase


1. Puas 67 48,6
2. Tidak Puas 71 51,4

Jumlah 138 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari total 138 responden
terdapat Lebih dari separo yaitu 71 responden (51,4%) menyatakan tidak puas
dengan pelayanan keperawatan diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Tahun
2019

2. Dimensi Mutu Pelayanan


Tabel 5,3
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan
di Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung 2019
No Dimensi Mutu Pleayanan Frekuensi Presentase
1. Baik 70 50,7
2. Tidak Baik 68 49,3
Jumlah 138 100

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 138

responden lebih dari sebagian yaitu 70 responden (50,7%) menyatakan Dimensi


mutu pelayanan keperawatan baik diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung

Tahun 2019

a. Dimensi Mutu Kehandalan/ Reliability

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Kehandalan di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Dimensi Mutu Kehandalan Frekuensi Presentase


1. Baik 41 29,7
2. Tidak Baik 97 70,3
Jumlah 138 100

Berdasarkan tablel 5.4 diatas Dapat diketahui bahwa dari total 138

responden Lebih dari sebagian yaitu 97 responden (70,3%) menyatakan dimensi

mutu kehandalan tidak baik dan kurang dari sebagian yaitu 41 responden (

29,7%) menyatakan dimensi mutu kehandalan baik di ruang rawat inap RSUD

Lubuk Basung Tahun 2019

Dimensi Mutu Ketanggapan / Responsiveness

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Ketanggapan di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Dimensi Mutu Ketanggapan Frekuensi Presentase


1. Baik 81 58,7
2. Tidak Baik 57 41,3
Jumlah 138 100

Berdasarkan table 5.5 diatas Dapat diketahui bahwa dari total 138
responden lebih dari sebagian yaitu 81 responden (58,7%) menyatakan dimensi
mutu ketanggapan baik dan lebih dari sebagian 57 responden (41,3%)
menyatakan dimensi mutu ketanggapan tidak baik diruang rawat inap RSUD
Lubuk Basung Tahun 2019

b. Dimensi Mutu Jaminan / Assurance

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Jaminan di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Dimensi Mutu Jaminan Frekuensi Presentase


1. Baik 88 63,8
2. Tidak Baik 50 36,2
Jumlah 138 100

Berdasarkan table 5.6 diatas Dapat diketahui bahwa dari total 138
responden lebih dari sebagian yaitu 88 responden (63,8%) menyatakan Dimensi
mutu jaminan baik dan sebagian 50 responden (36,2%) menyatakan dimensi
mutu jaminan tidak baik diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

c. Dimensi Mutu Empaty / Emphaty

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Empati di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Dimensi Mutu Empati Frekuensi Presentase


1. Baik 86 62,3
2. Tidak Baik 52 37,7
Jumlah 138 100

Berdasarkan table 5.7 diatas Dapat diketahui bahwa dari total 138
Responden lebih dari sebagian yaitu 86 responden (62,3%) menyatakan Dimensi
mutu empati baik dan lebih dari sebagian yaitu 52 responden (37,7)
d. Dimensi Mutu Berwujud / Tangible

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Dimensi Mutu Berwujud di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung 2019

No Dimensi Mutu Berwujud Frekuensi Presentase


1. Baik 92 66,7
2. Tidak Baik 46 33,3
Jumlah 138 100

Berdasarkan table 5.8 Dapat diketahui bahwa dari total 138 Responden
yang menyatakan Dimensi Mutu Berwujud Baik sebanyak 92 Responden
(66,7%) dan yang menyatakan Mutu Berwujud tidak baik sebanyak 42 responden
(33,3%).

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variable yang diduga

berhubungan yaitu variable dependen dan independen. Analisa ini bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dimensi mutu pelayanan

keperawatan dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap di RSUD Lubuk

Basung tahun 2019, yang dapat dilihat pada table berikut ini :
1. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan

Pasien

Tabel 5.9
Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan
RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Total
Pelayanan Puas Tidak Puas
Pvalue OR
n % n % n %
Baik
43 31,2 27 19,6 70 50,7
Tidak baik
24 17,4 44 31,9 68 49,3 0,002 2,920
Jumlah 67 48,6 71 51,5 138 100

Berdasarkan table 5.9 diketahui bahwa dari 70 responden (50,7%)

menyatakan dimensi mutu pelayanan baik, terdapat 43 orang (31,2%) puas

dengan pelayanan keperawatan dan 27 orang (19,6%) tidak puas dengan

pelayanan keperawatan. 68 responden (49,3%) yang menyatakan dimensi mutu

pelayanan tidak baik,tedapat 24 orang (17,4%) puas dengan pelayanan

keperawatan dan 44 orang (31,9%) menyatakan tidak puas dengan pelayanan

keperawatan.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara dimensi mutu pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap,di RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun

2019, Dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna.

Nilai Odds Ratio 2,920 artinya Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan tidak
baik berpeluang 2,920 kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien

yang tidak puas.

2. Hubungan Dimensi Mutu Kehandalan Dengan Kepuasan Pasien

(Realiability)

Tabel 5.10
Hubungan Dimensi Mutu Kehandalan Keperawatan Terhadap
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Total
Dimensi Mutu Tidak Puas
Puas Pvalue
Kehandalan OR
n % n % n %
Baik 12 8,7 29 21,0 41 29,7
Tidak baik 55 39,9 42 30,4 97 70,3 0,003 3,165
Jumlah 67 48,6 71 51,4 138 100

Berdasarkan table 5.10 diketahui bahwa 41 responden (29,7%) yang

menyatakan dimensi mutu kehandalan baik. Terdapat 12 orang (8,7%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 97 Responden (70,3%) yang menyatakan

dimensi mutu kehandalan tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu kehandalan dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019,

Dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna. Nilai

Odds Ratio 3,165 artinya Dimensi Mutu Kehandalan tidak baik berpeluang 3,165

kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.
3. Hubungan Dimensi Mutu Daya Tanggap Dengan Kepuasan Pasien

(Responsiveness)

Tabel 5.11
Hubungan Dimensi Mutu Daya Tanggap Keperawatan Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Total
Daya Tanggap
4. Puas Tidak Puas
Pvalue OR
n % n % n %
Baik 49 35,5 32 23,2 81 58,7
Tidak baik 18 13,0 39 28,3 57 41,3 0,001 3,318
Jumlah 67 48,5 71 51,5 138 100
138 100

Berdasarkan table 5.11 diketahui bahwa 81 responden (58,7%) yang

menyatakan dimensi mutu daya tanggap baik. Terdapat 49 orang (35,%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 57 Responden (41,3%) yang menyatakan

dimensi mutu daya tanggap tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu daya tanggap dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019,

Dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna. Nilai

Odds Ratio 3,318 artinya Dimensi Mutu Daya tanggap tidak baik berpeluang

3,318 kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.
4. Hubungan Dimensi Mutu Jaminan Dengan Kepuasan Pasien

(Assurance)

Tabel 5.12
Hubungan Dimensi Mutu Jaminan Keperawatan Dengan Kepuasan
pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung
Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Total
Dimensi Mutu Puas Tidak Puas
5. Pvalue OR
Jaminan
n % n % n %
Baik 51 37,0 37 26,8 88 63,8
Tidak baik 16 11,6 34 24,6 50 36,2 0,003 2,929
Jumlah 67 48,6 71 51,4 138 100
138 100
Berdasarkan table 5.12 diketahui bahwa 88 responden (63,8%) yang

menyatakan dimensi mutu jaminan baik. Terdapat 51 orang (37,0%) puas dengan

pelayanan keperawatan, 50 Responden (36,2%) yang menyatakan dimensi mutu

jaminan tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu jaminan dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019,

Dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna. Nilai

Odds Ratio 2,929 artinya Dimensi Mutu Jaminan tidak baik berpeluang 2,929

kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.
5. Hubungan Dimensi Mutu Empati Dengan kepuasan pasien (Empathy)

Tabel 5.13
Hubungan Dimensi Mutu Empati Keperawatan Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat RSUD Lubuk Basung
Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Total
Puas Tidak Puas
Empati
6. n % n % n % Pvalue OR
Baik 50 36,2 36 26,1 86 62,3
Tidak baik 17 12,3 35 25,4 52 37,7 0,004 2,859
Jumlah 67 48,5 71 51,5 138 100
138 100

Berdasarkan table 5.13 diketahui bahwa 86 responden (62,3%) yang

menyatakan dimensi mutu empati baik. Terdapat 50 orang (36,2%) puas dengan

pelayanan keperawatan, 52 Responden (37,7%) yang menyatakan dimensi mutu

empati tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu empati dengan kepuasan

pasien diruang rawat inap di RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019, Dengan

nilai p = 0,004 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna. Nilai Odds

Ratio 2,859 artinya Dimensi Mutu Empati tidak baik berpeluang 2,859 kali

terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.


6. Hubungan Dimensi Mutu Berwujud dengan Kepuasan pasien

(Tangible)

Tabel 5.15
Hubungan Dimensi Mutu Berwujud Keperawatan Terhadap Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung
Tahun 2019

Kepuasan Pasien
Dimensi Mutu Total
Berwujud Puas Tidak Puas

n % n % n % Pvalue OR

Baik 52 37,7 40 29,0 92 66,7


Tidak baik 15 10,9 31 22,5 46 33,3 0,008 2,687
Jumlah 67 48,6 71 51,5 138 100
138 100
Berdasarkan table 5.15 diketahui bahwa 92 responden (66,7%) yang

menyatakan dimensi mutu berwujud baik. Terdapat 52 orang (37,7%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 46 Responden (33,3%) yang menyatakan

dimensi mutu berwujud tidak baik.

Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu berwujud dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019,

Dengan nilai p = 0,008 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna. Nilai

Odds Ratio 2,687 artinya Dimensi Mutu Berwujud tidak baik berpeluang 2,687

kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun

2019.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 138 responden diruang rawat

Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019 berdasarkan table 5.2 dapat dilihat

bahwa banyak pasien yang tidak puas dengan dengan pelayanan keperawatan

sebanyak 71 responden (51,4%), sedangkan pasien yang puas dengan pelayanan

keperawatan sebanyak 67 pasien (48,6%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Tazkiyatun Az-zahroh,( 2017) Koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa

hubungan yang terjadi adalah searah, apabila skor mutu pelayanan kesehatan

tinggi maka kepuasan pasien semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Dari hasil

R Square sebesar 0,695 dapat dikatakan bahwa sumbangan mutu pelayanan

kesehatan terhadap kepuasan pasien adalah sebesar 69,5%. Hasil perhitungan

tabel anova mengindikasikan bahwa regresi secara statistik signifikan dengan

nilai F = 263,673 untuk derajat kebebasan k = 1 dan n-k-1 = 117-1-1 = 115 dan

P-value = 0,00 > 0,05. Sedangkan perhitungan koefesien thitung = 16,238

dengan derajat kebebasan n-k-1 = 117-1-1=115 dan ttabel = 1,981 maka dapat

disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kepuasan pasien. Dan dapat diketahui kualitas pelayanan keperawatan


berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Ruang Dewasa Umum

Rumah Sakit X Kabupaten Gresik.. Penelitian ini juga sejalan dengan

Oli.K.,dkk (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Hasil dari analisis kualitas

pelayanan keperawatan adalah 0,17 (signifikansi < 0,05) sehingga dapat

diketahui kualitas pelayanan keperawatan berpengaruh terhadap kepuasan

pasien di Ruangan MPKP RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Kepuasan pasien akan tercapai, apabila diperoleh hasil yang optimal

bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan pasien/

keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan

tanggap dalam memprioritaskan kebutuhan pasien sehingga tercapai

keseimbangan yang sebaik-baiknya antara tingkat rasa puas, atau hasil dan

derita-derita serta jerih payah yang telah harus dialami guna memperoleh hasil

tersebut. Dengan kata lain, kepuasan pasien merupakan respon atau ungkapan

perasaan pasien atau suatu pernyataan yang menggambarkan rasa senang atau

tidak senang tentang kinerja perawat yang diterima oleh pasien selama dirawat

di instalasi rawat inap. (Luan et al., 2018)

Kurangnya kepuasan pasien terjadi karena dinamika tuntutan pasien

yang demikian cepat berubah namun tidak diimbangi dengan kecepatan

perubahan pola kerja dan tindakan perawat. Perawat lebih banyak berfokus

pada kinerja medik atau teknik keperawatan (pelimpahan dari dokter) padahal

pasien nampaknya justru mengharapkan kinerja perawat sesuai normatifnya

yaitu lebih berfokus pada aspek yang berkaitan dengan dimensi non teknik
keperawatan (pelaksanaan fungsi independent) (Potter dkk, 2005 dalam

(Aliffianti, 2015).

Menurut analisa peneliti, responden yang menyatakan puas dengan

pelayanan keperawatan disebabkan kepuasan sebagai tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan

apa yang diharapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah

harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Dan sebaliknya Bila kinerja

sesuai harapan, maka pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi

harapan pelanggan akan sangat puas. harapan pelanggan dapat dibentuk oleh

pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi

dari berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, dan ingin

datang kembali berkeunjung , tidak akan mempermasalahkan harga yang akan

ia bayar dan selalu memberi komentar yang terbaik tentang jasa layanan yang ia

datangi tersebut.

2. Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap di RSUD

Lubuk Basung Tahun 2019.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 138 responden di Ruang

Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. Berdasarkan table 5.3 dapat

dilihat bahwa Dimensi mutu pelayanan yang mentakan baik sebanyak 70

responden (50,7%), sedangkan pasien yang mengatakan tidak baik sebanyak 68

responden (49,3%).
Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Saputri, (2018) tentang Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien

Peserta Bpjs Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud Dr. H Abdul Moeloek

dengan nilai (P = 0,002) dan nilai (r = 0,631) dengan begitu dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu pelayanan

terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang

dilakukan Eka Nurcahyanti (2017) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan

pasien (p = 0.000, n = 155, p hitung> 0,05). Hasil korelasi menunjukkan bahwa

semakin tinggi mutu pelayanan maka kepuasan pasien juga semakin tinggi.

Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Muninjaya (2010)

menganalisis Dimensi Mutu Pelayanan terbagi berdasarkan lima aspek

komponen mutu. Kelima komponen mutu pelayanan dikenal dengan nama

ServQual. Yaitu : Tangible (bukti fisik) yaitu didefinisikan sebagai penampilan

atau penampakan fasilitas peralatan petugas yang memberikan pelayanan jasa

karena suatu service jasa,, Reliability (Keandalan) yaitu mengukur keandalan

suatu pelayanan jasa kepada konsumen., Responsiveness (Daya Tanggap)

adalah kemampuan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan

dengan cepat kepada konsumen dan menyediakan jasa yang tepat dimana

pelanggan yan menunggu terlalu lama, Assurance (Jaminan) adalah dimensi

kualitas pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menanamkan

kepercayaan dan keyakinan kepada konsumen., Emphathy (Empati) adalah


kesediaan untuk peduli dan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

pribadi kepada konsumen (pengguna jasa).

Menurut analisa peneliti Mutu pelayanan rumah sakit sangat penting,

karena mempengaruhi kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan yang baik

dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kepuasan pelanggan yang

rendah akan berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan pasien yang

akan mempengaruhi profitabilitas fasilitas kesehatan, rata – rata banyak pasien

mengatakan mutu pelayanan yang kurang baik itu seperti kurangnya waktu

pelayanan perawat kepada pasien , perawat memberikan pelayanan tidak tepat

waktu,perawat kurang menjalin komunikasi yang baik serta keramahan dan

kesopanan perawat kepada pasien. Mutu pelayanan dapat diukur menggunakan

5 dimensi yaitu,reability, responsive, assurance, empathy, dan tangible.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan

Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019.

Berdasarkan table 5.9 diketahui bahwa dari 70 responden (50,7%)

menyatakan dimensi mutu pelayanan baik, terdapat 43 orang (31,2%) puas

dengan pelayanan keperawatan 68 responden (49,3%) yang menyatakan

dimensi mutu pelayanan tidak baik, hanya tedapat 24 orang (17,4%) puas

dengan pelayanan keperawatan.Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu

pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD


Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019, Dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05). Maka

secara statistic disebut bermakna. Kesimpulannya adalah ada Hubungan

Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan terhadap Kepuasan Pasien Nilai Odds

Ratio 2,920 artinya Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan tidak baik

berpeluang 2,920 kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang

tidak puas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurfardiansyah Burhanuddin

(2016) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien

rsud syekh yusuf gowa yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat

signifikan antara masing-masing dimensi mutu pelayanan dengan kepuasan

pasien. Penelitian M. Fatkhul Mubin (2014) tentang Hubungan mutu pelayanan

keperawatan dengan kepuasan pasiendi instalasi rawat inap RSUD Tugurejo

Semarang yang menyatakan hasil penelitian Ada hubungan ( r = 0,293 ) antara

mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien, dimana semakin tinggi

mutu pelayanan keperawatan maka semakin tinggi pula kepuasan pasien.

Kepuasan adalah suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan, dan

harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk/jasa yang dikonsumsi. Pendapat

ini dikuatkan oleh Kotler yang mengatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang

dirasakan dibandingkan dengan harapannya.Mutu merupakan pertimbangan

dalam pembuatan keputusan yang paling mendasar dari seorang pelanggan

untuk memakai suatu produk barang atau jasa. Nilai mutu didasarkan atas
pengalaman nyata pelanggan terhadap produk atau jasa pelayanan.Mutu

pelayanan kesehatan umumnya dikaitkan dengan kepuasan pelayanan kesehatan

kepada perorangan yang diberikan oleh suatu institusi atau fasilitas kesehatan

seperti rumah sakit. Hermanto D., et al. (2012).

Menurut analisa peneliti hubungan dimensi mutu pelayanan

keperawatan dengan kepuasan pasien, karena pasien yang mendapatkan mutu

pelayanan yang baik akan merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan.

Dengan kesimpulan pelayanan yang mereka dapatkan sesuai dengan harapan.

sebaliknya pasien yang menyatakan dimensi mutu pelayanan tidak baik, mereka

merasakan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

2. Hubungan Dimensi Mutu Kehandalan dengan Kepuasan Pasien di Ruang

Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Berdasarkan table 5.10 diketahui bahwa 41 responden (29,7%) yang

menyatakan dimensi mutu kehandalan baik. Terdapat 12 orang (8,7%) dengan

pelayanan keperawatan, 97 Responden (70,3%) yang menyatakan dimensi mutu

kehandalan tidak baik. Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu kehandalan

dengan kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar

Tahun 2019, Dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut

bermakna. Kesimpulannya adalah ada Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan

Keperawatan terhadap Kepuasan Pasien Nilai Odds Ratio 3,165 artinya


Dimensi Mutu Kehandalan tidak baik berpeluang 3,165 kali terhadap kepuasan

pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.

Menurut Zahruli (2006) Dimensi Mutu Kehandalan yaitu kemampuan

memberikan pelayanan yang sesuai secara akurat dan terpercaya, sikap

simpatik dan dengan akurasi yang tinggi kepada para pasien. Keandalan diukur

dengan tindakan pelayanan yang akurat oleh tenaga medis , profesionalisme

dalam menangani keluhan pasien oleh para tenaga medis, melayani dengan baik

dan ramah saat melakukan pengobatan dan perawatan, memberikan pelayanan

dengan tepat dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam

memberikan pelayanan selalu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Menurut analisa peneliti dimensi mutu kehandalan di ruang rawat inap

RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. Dalam kategori tidak baik dengan

frekuensi 97 (70,3%). Dan mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien ,oleh

karena itu seharusnya pelayanan rumah sakit lebih memajukan dimensi

kehandalan dan memberikan pelayanan kepada pasien secara cepat dan tepat,

tanpa mempersulit urusan pasien tersebut.tingkat kehandalan di mata

pelanggan, meliputi kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, dan memuaskan, yang meliputi catatan transaksi yang

Lengkap disana merupakan daya tarik keunggulan kualitas pelayanan.

Berdasarkan dari hasil kuesioner. Dimensi kehandalan pertanyaan yang

mendapat nilai terendah yaitu, perawat memberikan pelayanan tepat waktu,

karena disini pasien sangat mengharapkan dalam pelayanan yang maksimal


dengan kurangnya ketepatan waktu membuat pasien kurang puas terhadap mutu

pelayanan perawat.

3. Hubungan Dimensi Mutu Daya Tanggap dengan Kepuasan Pasien di

Ruang Rawat Inap di RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Berdasarkan table 5.11 diketahui bahwa 81 responden (58,7%) yang

menyatakan dimensi mutu daya tanggap baik. Terdapat 49 orang (35,%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 57 Responden (41,3%) yang menyatakan

dimensi mutu daya tanggap tidak baik.Setelah dilakukan uji statistic Chi-

Square diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

dimensi mutu daya tanggap dengan kepuasan pasien diruang rawat inap, RSUD

Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019, Dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Maka

secara statistic disebut bermakna. Kesimpulannya adalah ada Hubungan

Dimensi Mutu daya tanggap terhadap kepuasan Pasien . Nilai Odds Ratio 3,318

artinya Dimensi Mutu Daya tanggap tidak baik berpeluang 3,318 kali terhadap

kepuasan pasien dengan kepuasan pasien yang tidak puas.

Menurut Tjiptono (2007:69) (Responsiveness) daya tanggap yaitu

suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian imformasi yang jelas.

Daya tanggap merupakan suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan. Pengaruh Daya

Tanggap Terhadap kepuasan pelanggan Menurut lupiyoadi dan hamdani

(2006), Daya tanggap yaitu respon atau kesigapan dalam membantu


pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang

meliputi kesigapan dalam melayani pelanggan.

Menurut analisa peneliti Dimensi Mutu Daya Tanggap di ruang rawat

inap Interne, Bedah, Anak, Paru dan Kebidanan di RSUD Lubuk Basung

Tahun 2019. Dalam kategori baik dengan frekuensi 81 (58,7%), dan

mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien, oleh sebab itu pihak rumah

sakit selalu mempertahankan dimensi daya tanggap bagi setiap pelayanan yang

ada rumah sakit, karena pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang baik

dalam mengacu kepedulian terhadap keluhan dan harapan. Berdasarkan dari

hasil kuesioner.pernyataan Dimensi daya tanggap yang mendapat nilai terendah

yaitu, perawat cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien. dimana

pasien bisa melihat lalu menilai bagai mana seorang perawat tanggap serat

cekatan dalam melayani pasien, sehigga hasilnya pasien bisa merasa puas

dengan mutu pelayanan perawat.

4. Hubungan Dimensi Mutu Jaminan dengan Kepuasan Pasien di Ruang

Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Berdasarkan table 5.12 diketahui bahwa 88 responden (63,8%) yang

menyatakan dimensi mutu jaminan baik. Terdapat 51 orang (37,0%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 50 Responden (36,2%) yang menyatakan

dimensi mutu jaminan tidak baik. Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu

jaminan dengan kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung
Sumbar Tahun 2019, Dengan nilai p = 0,003 (p < 0,05). Maka secara statistic

disebut bermakna. Kesimpulannya adalah ada Hubungan Dimensi Mutu

jaminan terhadap kepuasan Pasien . Nilai Odds Ratio 2,929 artinya Dimensi

Mutu Jaminan tidak baik berpeluang 2,929 kali terhadap kepuasan pasien

dengan kepuasan pasien yang tidak puas.

Menurut Tjiptono (2007:7) mutu jaminan yaitu pengetahuan,

kesopanan santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan. Terdiri

dari komponen antara lain komonikasi, krebilitas, keamanan, kopetensi

dan sopan santun. Assurance atau Jaminan merupakan pengetahuan dan

perilaku untuk membangun kepercayaan dan kenyakinan pada diri konsumen

dalam menkonsumsi jasa yang di tawarkan menurut Tjiptono (2007:70)

Menurut Semiaji Santoso tahun 2012, kehandalan (reliability) merupakan salah

satu sikap kualitas yang memiliki hubungan erat dengan kepuasaan pelanggan.

Kehandalan (reliability) ialah penilaian responden terhadap kehandalan dari

petugas untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan benar, seperti

kemampuan dokter dalam mendiagnosa penyakit, petugas setiap hari

melakukan pemeriksaan pada pasien, pemberian obat atau suntik sesuai dengan

jadwal yang ditentukan.

Menurut peneliti Dimensi Mutu jaminan di ruang rawat inap RSUD

Lubuk Basung Tahun 2019. Dalam kategori baik dengan frekuensi 88

(63,8%), dan mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien. Dimensi mutu

jaminan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pelayanan jasa
kesehatan, karena dampak dari mutu jaminan ini akan menentukan

keberlangsungna eksistensi dari rumah sakit tersebut, dengan adanya mutu

jaminan yang baik dan pelayanan yang bagus akan membuat rumah sakit

mampu bersaing dan tetap eksis dimasyarakat,dengan adanya mutu jaminan

pasien merasa aman terhadap perilaku perawat, perawat terampil dan mampu

melayani pasien,Oleh sebab itu pihak rumah sakit dapat mempertahankan

pelayanan dimensi jaminan agar pasien selalu merasakan puas dengan

pelayanan yang diberikan. Berdasarkan dari hasil kuesioner. Pernyataan

Dimensi mutu jaminan yang mendapat nilai terendah yaitu, perawat

memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah. Dari pernyataan tersebut

pasien bisa menilai bagai mana perawat dalam melayani pasiennya sehingga

dapat disimpulkan bahwa dengan perawat bersikap ramah kepada pasien sudah

bisa mendapat nilai tambah dimata pasien, sehingga mempengaruhi kepuasan.

5. Hubungan Dimensi Mutu Empati dengan Kepuasan Pasien di Ruang

Rawat RSUD Lubuk Basung Tahun 2019.

Berdasarkan table 5.13 diketahui bahwa 86 responden (62,3%) yang

menyatakan dimensi mutu empati baik. Terdapat 50 orang (36,2%) puas dengan

pelayanan keperawatan, 52 Responden (37,7%) yang menyatakan dimensi mutu

empati tidak baik. Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square diperoleh hasil

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu empati dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Sumbar Tahun 2019,

Dengan nilai p = 0,004 (p < 0,05). Maka secara statistic disebut bermakna.
Kesimpulannya adalah ada Hubungan Dimensi Mutu empati terhadap

kepuasan Pasien. Nilai Odds Ratio 2,859 artinya Dimensi Mutu Empati tidak

baik berpeluang 2,859 kali terhadap kepuasan pasien dengan kepuasan pasien

yang tidak puas.

Menurut Tjiptono (2007:70) (Emphaty) yaitu memberikan perhatian

yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang di berikan kepada

pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Sebagai contoh

perusahaan harus mengetahui keinginan pelanggan secaraspesifik dari bentuk

fisik produk atau jasa sampai pendistribusian yang tepat faktor yang

memperngaruhi empati Menurut Tjiptono (2007:70) merupakan kemampuan

perusahaan yang di lakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan

perhatian terhadap konsumen/pelanggan individu, termaksud kepekaan akan

kebutuahan konsumen. mengetahui dan memehami kebutuhan dan keinginan

pelanggan.

Menurut peneliti Dimensi Mutu empati di ruang rawat inap RSUD

Lubuk Basung Tahun 2019. Dalam kategori baik dengan frekuensi 86

(63,8%), dan mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien. oleh karena itu

untuk meningkatkan pelayanan dimensi mutu empati, sebaiknya harus selalu

melakukan survey setiap minggunya secara teratur, Karena kita harus

memahami kebutuhan pasien apa yang diharapkan oleh pasien tersebut. Perawat

diharapkan mempunyai Rasa peduli untuk memberikan perhatian secara

individual kepada pelanggan, kemudahan dalam memberikan komunikasi yang


baik dan memahami kebutuhan pasien. Berdasarkan dari hasil kuesioner. Dari

pernyatan Dimensi empati yang mendapat nilai terendah yaitu, perawat

menjalin komunikasi yang baik. dimana komunikasi yang baik kepada pasien

juga merupakan terapeutik yang diberikan perawat kepada pasien, dengan kita

ramah, sopan, dan selalu tetap mejaga komunikasi dengan pasien bisa

mempengaruhi kepuasan pasien.

6. Hubungan Dimensi Mutu Berwujud dengan Kepuasan Pasien di Ruang

Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019

Berdasarkan table 5.15 diketahui bahwa 92 responden (66,7%) yang

menyatakan dimensi mutu berwujud baik. Terdapat 52 orang (37,7%) puas

dengan pelayanan keperawatan, 46 Responden (33,3%) yang menyatakan

dimensi mutu berwujud tidak baik. Setelah dilakukan uji statistic Chi-Square

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dimensi mutu

berwujud dengan kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Lubuk Basung

Sumbar Tahun 2019, Dengan nilai p = 0,008 (p < 0,05). Maka secara statistic

disebut bermakna. Kesimpulannya adalah ada Hubungan Dimensi Mutu

berwujud terhadap kepuasan Pasien . Nilai Odds Ratio 2,687 artinya Dimensi

Mutu Berwujud tidak baik berpeluang 2,687 kali terhadap kepuasan pasien

dengan kepuasan pasien yang tidak puas.

Menurut Kotler (2010), mendefenisikan kenyakinan (Assurance)

adalah pengetahuan terhadap memberikan pelayanan secara cepat, kesopan

santunan karyawan dalam memberikan pelayanan, keterampilan


dalam memberikan imformas kemampuan dalam memberikan keamanan dan

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan kenyakinan pelanggan.

Indikator Assurance Jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan

santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya par pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

komponen antara lain komonikasi ,Krebilitas, Kompentensi (Kompetence),dan

Sopan santun.

Menurut peneliti Dimensi Mutu berwujud di ruang rawat inap RSUD

Lubuk Basung Tahun 2019. Dalam kategori baik dengan frekuensi 92 (66,7%),

dan mempunyai hubungan dengan kepuasan pasien. Berdasarkan dari hasil

kuesioner. Dari pernyataan Dimensi berwujud yang mendapat nilai terendah

yaitu, perawat bersikap ramah dan sopan dalam meberikan pelayanan. Bersikap

ramah dan sopan adalah wujud yang nyata diberikan kepada pasien, selain

kerapian perawat serta tata letak dan kebersihan ruangan, sikap perawat juga

mempengaruhi pernyataan dimensi mutu berwujud.


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil yang didapatkan peneliti terhadap pasien sebanyak 138 reponden di

Ruang rawat inap RSUD Lubuk Basung dapat disimpulkan bahwa sebagai

berikut :

1. Pada table kepuasan pasien 67 responden (48,6%) menyatakan puas dengan

pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Interne RSUD Lubuk Basung

Tahun 2019.

2. Sebanyak 70 responden (50,7 %) menyatakan diemensi mutu pelayanan

diruang rawat inap dalam keadaan baik, 41 responden (29,7%) menyatakan

dimensi mutu keandalan baik, 81 responden (58,7%) menyatakan dimensi

mutu ketanggapan baik, 88 responden (63,8%) menyatakan dimensi mutu

jaminan baik, 86 responden (62,3%) menyatakan dimensi mutu empati baik,

dan 92 responden (66,7%) menyatakan dimensi mutu berwujud baik.

3. Ada hubungan antara Dimensi mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di

ruang rawat inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019 P = 0,002 dan OR 2,920

4. Ada hubungan antara dimensi mutu kehandalan dengan kepuasan pasien di

Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. P = 0,003 dan OR

3,165

5. Ada hubungan antara dimensi mutu daya tanggap dengan kepuasan pasien di

Ruang Rawat RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. P = 0,001 dan OR = 3,318
6. Ada hubungan antara dimensi mutu jaminan dengan kepuasan pasien di Ruang

Rawat Inap Interne RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. P = 0,003 dan OR =

2,929

7. Ada hubungan antara dimensi mutu empati dengan kepuasan pasien di Ruang

Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. P = 0,004 dan OR = 2,859

8. Ada hubungan antara dimensi mutu berwujud dengan kepuasan pasien di

Ruang Rawat Inap RSUD Lubuk Basung Tahun 2019. P = 0,008 dan OR =

2,687

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam

menganalisa suatu permasalahan penelitian dan sekaligus untuk

mengaplikasikan kemampuan dan ilmu yang telah peneliti terima di bangku

perkuliahan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan

bagiinstitusi pendidikan serta dasar untuk melanjutkan penelitian yang sejenis.

3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan acuan bagi

Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang prima

terhadap masyarakat khususnya kepuasan pasien seperti dimensi empaty di

Rumah Sakit dengan cara melakukan supervise secara teratur terhadap

pelayanan keperawatan pada setiap ruang rawat inap yang ada dirumah sakit.
Kepuasan pasien bersifatdinamis, oelh karenya perlu penentuan tingkat

kepuasan pasien harus selalu dilakukan secara berkala dan juga dilakukan

semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang sesuai tujuannya untuk

peningkatan mutu pelayanan secara keseluruhan.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan pada peneltian selanjutnya agar dapat meneliti atau mencari faktor

lain yang dapat menimbulkan ketidak puasan pasien dirumah sakit, seperti

waktu tunggu dalam mendapatkan pelayanan , atau sikap caring perawat

terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Elrado, M., Kumadji, S., & Yulianto, E. (2014). Pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan, kepercayaan dan loyalitas. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
15(2), 1–9.

Gurusinga, R., Kadafi, & Wulan, S. (2017). Hubungan Perilaku Caring Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Post Operasi sectio caesaria (SC) Diruamh sakit
granmed Lubuk Pulkam. 1–7.

Handayani, S. (2016). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di


puskesmas baturetno. 14(September), 42–48.

Juwita, G. S., Marlinae, L., & Rahman, F. (2017). Hubungan mutu pelayanan dengan
kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit umum daerah tamiang layang. 4(2),
49–56.

Kelmanutu, L. S., Sidin, A. I., & Maidin, A. (2013). Saredimensi mutu pelayanan
pada unit rawat inap rumah sakit umum daerah karel sadsuitubun langgur
kabupaten maluku tenggara tahun 2013. 1–16.

Kurniawan, A. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan


Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tingkat Iv Slamet Riyadi Surakarta.
Infokes, 7(1).

Pangerapan, D. T., Palandeng, O. E. L. I., & Ilmu, A. J. M. R. (2018). Hubungan


antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di poliklinik penyakit dalam
rumah sakit umum gmim pancaran kasih manado. Jurnal KEDOKTERAN
KLINIK (JKK), 2(1), 9–18.

Purwanti, S., Prastiwi, S., & Rosdiana, Y. (2017). Hubungan Pelayanan Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Wisata Dau Malang.
Nursing News, 2(2), 690. Retrieved from
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/514/432
Tazkiyatun Az-zahroh. (2017). Pengaruh mutu pelayanan kesehatan terhadap tingkat
kepuasan pasien rawat inap di ruang dewasa umum rumah sakit x kabupaten
gresik. 12, 99–111.

A.F AL-Assaf, MD, C. (2013). Mutu Pelayanan Kesehatan perspektif internasional.


Buku Kedokteran.

Andriani, A.-. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan


Pasien Diruangan Poli Umum Puskesmas Bukittinggi. Jurnal Endurance, 2(1),
45. https://doi.org/10.22216/jen.v2i1.461

Handayani, S. (2016). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di


puskesmas baturetno. 14(September), 42–48.

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan (3rd ed.). jakarta: salemba medika.

Satrianegara, M. fais, & Saleha, S. (2009). buku ajar organisasi dan manajemen
pelayanan kesehatan serta kebidanan. salemba.

Tanti, M. (2017). Hubungan mutu pelayanan kesehatan terhadap tingkat kepuasan


pasien rawat inap di rumah sakit umum hasanah graha afiah tahun 2017. Skripsi,
(6), 67–72.

Aliffianti, R. (2015). Tingkat Kepuasan Pasien Pada Pelayanan Makanan di Rumah


Sakit ’Aisyiyah Purworejo. Jurnal Pendidikan Kesehatan, (77), 83–90.
Luan, M. G., Prayogi, A. S., Murwani, A., Keperawatan, P., Surya, S., Yogyakarta,
G., … Kemenkes, P. (2018). Hubungan Kinerja Perawat dengan Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Inap RS Tk. III 04.06.03 Dr. Soetarto Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia, 1(2), 9–28.

Saputri, C. (2018). Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Peserta


BPJS Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rsud Dr. H Abdul Moeloek. JK
Unila, 2(1), 31–36.
Tazkiyatun az-zahroh. (2017). Pengaruh mutu pelayanan kesehatan terhadap tingkat
kepuasan pasien rawat inap di ruang dewasa umum rumah sakit x kabupaten
gresik. 12, 99–111.

Anda mungkin juga menyukai