Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 11 September – 13


September 2018 yang dilakukan di Posyandu Lansia di Dusun Tenandon Desa
Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak sebanyak 68 responden.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi Dusun Tenandon Desa Penujak wilayah kerja UPTD
Puskesmas Penujak dengan letak geografis sebagai berikut:
Sebelah Utara : Dusun Mantung
Sebelah Selatan : Desa Bonder
Sebelah Barat : Dusun Benjor
Sebelah Timur : Dusun Toro
4.1.2 Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara terhadap 68 responden didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 4.1.1 Distribusi Responden berdasarkan karaktristik Jenis
Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan.

Statistics

Jenis_Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

N Valid 68 68 68 68

Missin
0 0 0 0
g

Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan karaktristik Jenis


Kelamin.

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 18 26.5 26.5 26.5

1
2

Perempuan 50 73.5 73.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

Sumber Data Primer: Posiyandu Lansia Dusun Tenandon

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 68 responden lebih


banyak yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 50 orang
(73,5%), dan responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18
orang (26,5%).
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan karaktristik Umur.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 45-59 th 9 13.2 13.2 13.2

60-74 th 49 72.1 72.1 85.3

75-90 th 10 14.7 14.7 100.0

Total 68 100.0 100.0

Sumber : data primer (kuesioner penelitian)


Menurut umur dari 68 responden yang paling banyak berumur
antara 60-74 Tahun yaitu sebanyak 49 orang (72,1%) sedangkan yang
berumur antara 45-59 Tahun sebanyak 9 orang (13,2%) dan yang berumur
75-90 Tahun sebanyak 10 orang(14,7%)
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan karaktristik Tingkat
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Tamatt


29 42.6 42.6 42.6
SD

SD 30 44.1 44.1 86.8

SMP 9 13.2 13.2 100.0

Total 68 100.0 100.0


3

Dilihat dari tingkat pendidikan 68 responden tersebut, sebagian


besar mempunyai tingkat pendidikan Tidak Tamat SD sebanyak 29 orang
(42.6%), tingkat pendidikan SD sebanyak 30 orang (44,1%), dan tingkat
pendidikan SMP sebanyak 9 orang (13,2%).
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan karaktristik
Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan.
Tabel 4.1.2 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan.

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak
27 39.7 39.7 39.7
Bekerja

Petani 28 41.2 41.2 80.9

Pedagang 8 11.8 11.8 92.6

Wiraswas
5 7.4 7.4 100.0
ta

Total 68 100.0 100.0

Dan menurut pekerjaan dari 68 responden tersebut yang


terbanyak sebagai Petani berjumlah 28 orang (41,2%), responden tidak
bekerja berjumlah 27 orang (39,7%), responden sebagai Pedagang
berjumlah 8 orang (11,8%), responden yang berwiraswasta sebanyak 5
orang (7,4%).
4.1.3 Data Khusus
1. Identifikasi Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kunjungan
Lansia Menghadiri Posyandu Lansia Di Dusun Tenandon Desa
Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak Kecamatan
Praya Barat.
Tabel 4.2. Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga
terhadap tingkat kunjungan lansia menghadiri posyandu
lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Penujak Kecamatan Praya Barat.
4

Dukungan_Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 16 23.5 23.5 23.5


Cukup 49 72.1 72.1 95.6
Kurang 3 4.4 4.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Sumber : Data primer (kuesioner penelitian)
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa dari 68 responden,
16 responden (23,5%) memiliki dukungan keluarga dengan
kategori baik, dukungan keluarga dengan kategori cukup sebanyak
49 responden (72,1%) dan dukungan keluarga dengan kategori
kurang sebanyak 3 responden (4,4%).
2. Frekuensi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia di Dusun
Tenandon Desa Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak
Kecamatan Praya Barat.
Tabel4.3. Distribusi responden berdasarkan frekuensi kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Dusun Tenandon Desa
Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak
Kecamatan Praya Barat.
Frekuensi_Kunjungan_Lansia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Aktif 18 26.5 26.5 26.5


Tidak
50 73.5 73.5 100.0
Aktif
Total 68 100.0 100.0

Sumber : Data primer (Kartu Menuju Sehat)

Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa dari 68 responden,


18 responden (26,5%) memiliki kunjungan dengan kategori aktif,
5

sedangkan kunjungan dengan kategori tidak aktif sebanyak 50


responden (73,5%).
3. Analisa hubungan dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak Kecamatan Praya Barat.
Tabel 4.4 Tabulasi silang analisa hubungan dukungan keluarga
dengan frekuensi kunjungan lansia ke posyandu lansia di
Dusun Tenandon Desa Penujak Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Penujak Kecamatan Praya Barat.
Dukungan_Keluarga * Frekuensi_Kunjungan_Lansia
Crosstabulation

Frekuensi_Kunjungan_
Lansia

Aktif Tidak Aktif Total

Dukungan_ Baik Count 10 6 16


Keluarga % of Total 14.7% 8.8% 23.5%

Cukup Count 8 41 49

% of Total 11.8% 60.3% 72.1%

Kurang Count 0 3 3

% of Total .0% 4.4% 4.4%

Total Count 18 50 68

% of Total 26.5% 73.5% 100.0%

Sumber : Data Primer (Kuesioner Penelitian)


Dari tabel tabulasi silang di atas menunjukan bahwa 16
responden (23,5%) dengan dukungan keluarga baik dengan
kategori 16 responden (23,5%) kunjungan aktif, 49 responden
(72,1%) dengan dukungan keluarga cukup dengan kategori 49
responden (72,1%) kunjungan tidak aktif, dan 3 reponden (4,4%)
dengan dukungan keluarga kurang dengan kategori 3 responden
(4,5%) kunjungan tidak aktif. Jadi total dukungan keluarga adalah
dukungan baik responden 16 (23,5%), cukup 49 responden
6

(72,1%), kurang 3 responden (4,4%), dan total kunjungan posyandu


lansia adalah kunjungan yang akif 18 responden (26,5%) dan
kunjungan yang tidak aktif 50 responden (73,5%).
Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
frekwensi kunjungan lansia ke posiyandu lansia di dusun tenandon
desa penujak wilayah kerja UPTD Puskesmas Penujak
Menunjukkan bahwa hasil analisa statistik dengan menggunakan
spss diketahui X hitung ( Person Chi Square) adalah 14,342
dengan X2 tabel = 3,84. Ini menunjukkan 14,342 >3,84. Hasil
analisis juga menunjukkan sebesar p value adalah 0,045 dengan
taraf signifikan 5% (0,05) dan diperoleh probabilitas tabel sebesar
0,05. Karena probabilitas hitung > probabilitas tabel (0,045 > 0,05)
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat kunjungan lansia menghadiri posyandu
lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 11 September – 13
Septermber 2018 yang dilakukan di Posiyandu Lansia di Dusun Tenandon
Desa Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak sebanyak 68
responden sebagai berikut:
4.2.1 Identifikasi Dukungan Keluarga
Identifikasi dukungan keluarga terhadap lansia untuk
menghadiri Posyandu Lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak, berdasarkan tabel 4.4.
menunjukkan bahwa dari 68 responden yang menjawab dukungan baik
responden 16 (23,5%), cukup 49 responden (72,1%), kurang 3
responden (4,4%), dan total kunjungan posyandu lansia adalah
kunjungan yang akif 18 responden (26,5%) dan kunjungan yang tidak
aktif 50 responden (73,5%).

Dukungan keluarga cukup ini disebabkan beberapa faktor yang


mempengaruhinya. Faktor tersebut menurut hasil dari pengamatan
7

peneliti serta data-data yang menunjang antara lain adalah faktor


pendidikan, dimana pendidikan dari keluarga mempengaruhi dukungan
keluarga terhadap responden yang mengunjungi Posyandu Lansia.
Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dan juga dalam memotivasi dan
memberi pemahaman terhadap seseorang dari pada mereka yang
berpendidikan rendah.
Tingkat pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami tentang Posyandu Lansia
(Mubarak, 2009).
Dari hasil penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan
SD, sehingga dukungan keluarga untuk memberikan pengetahuan
tentang manfaat posyandu lansia pada lansia tersebut belum dapat
dipahami. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Henniwati, (2008)
yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
akan meningkatkan pula ilmu pengetahuan, informasi yang didapat. Hal
ini menunjukan semakin tinggi pendidikan maka kebutuhan dan
tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat pula,
semakin rendah pendidikan akan mengakibatkan mereka sulit menerima
penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh.
Menurut Mubarak(2007) pendidikan sebagai suatu propses
dalam rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan prilaku pada dirinya, karena tidak dapat
dipungkuri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
pula meraka menerima informasi kesehatan. Sebaliknya jika seseorang
yang tingkat pendidikannya rendah akan menghambat perkembangan
seseorang terhadap penerimaan informasi kesehatan dan nilai-nilai baru
yang diperkenalkan.
Sesuai dengan pendapat Friedman (2010) bahwa dukungan
keluarga adalah sikap tindakan dan penerimaan keluarga dipandang
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingungan keluarga.
8

Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat


mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Peran keluarga adalah dukungan yang diberikan keluarga dalam
bentuk pemenuhan kebutuhan perawatan diri lansia, kebutuhan nutrisi
lansia, pemenuhan pemeliharaan diri lansia, pencegahan potensi
kecelakaan pada lansia dan pencegahan menarik diri dari lingkungan.
Keluarga diharapkan dapat memahami apa yang dirasakan oleh lansia,
tetap memberi perhatian kasih sayang dan rasa aman serta membantu
mengatasi permasalahan yang dialami lansia (Friedman, 2010).
Menurut penelitian Rahayu et al (2010) mengatakan bahwa
dalam masyarakat kita selaku orang timur dengan budaya kekeluargaan
yang sangat kental, anak, cucu, dan sanak saudara lanjut usia pada
umumnya sangat tidak keberatan untuk menerima keberadaan lanjut
usia di dalam keluarganya. Ketidakaktifan ke posyandu antara
responden yang tinggal dengan suami atau istri dan yang tinggal dengan
anak hampir tidak sama, meskipun lanjut usia saling dimotifasi oleh
anggota keluarganya dan mendapat dukungan dari anak-anaknya.
Dukungan keluarga yang ada di posyandu lansia dusun kauman
desa labuhan sumbawa adalah mengingatkan lansia tentang jadwal
posyandu lansia di wilayahnya dan keluarga tersebut siap mengantarnya
untuk ke posyandu lansia, walaupun demikian lansia tersebut masih
kurang termotifasi untuk aktif ke posyandu dikarenakan bahwa
pemahaman mereka tentang pemanfaatan pentinganya posyandu lansia
masih kurang.
Dan menurut penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2013)
menemukan bahwa dukungan keluarga dalam pemenuhan aktifitas
kemandirian lansia sangat berhubungan dengan motifasi atau dorongan
keluarga dalam memberikan pemahaman pengetahuan tentang
kesehatan oleh keluarga tersebut, sehingga lansia termotifasi untuk
menjaga kesehatannya sendiri.
4.2.2 Identifikasi Frekuensi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia.
9

Identifikasi frekuensi kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di


Dusun Tenandon Desa Penujak Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Penujak, berdasarkan hasil penelitian yang tertuang pada tabel 4.3. di
atas menunjukkan bahwa dari 68 responden, 18 responden (26,5%)
memiliki kunjungan dengan kategori aktif, sedangkan kunjungan
dengan kategori tidak aktif sebanyak 50 responden (73,5%).
Hal ini disebabkan karena dukungan keluarga yang sebagian
besar dalam kategori cukup pada penelitian ini, hal ini disebabkan tidak
adanya mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu lansia yang mengakibatkan lansia kurang aktif
mengunjungi posyandu lansia karena lansia merasa masih belum begitu
baik diperhatikan oleh keluarganya sendiri.
Dari hal penelitian diketahui adanya waktu yang bersamaan
dengan kegiatan individu responden, jarak yang cukup jauh, ataupun
sakit. Keaktifan menurut (Soegondo, 2006) keaktifan adalah suatu
kesibukan yang dilakukan oleh seseorang memperoleh sesuatu. Namun
keaktifan seseorang untuk mendapatkan sesuatu juga dipengaruhi oleh
faktor seperti jarak tempuh atau letak geografis.
Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai jarak tempuh antara
rumah responden dengan posyandu lansia tidak terlalu jauh, namun
berdasarkan informasi dari kader posyandu bahwa anggota posyandu
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lebih banyak diantar oleh
anggota keluarga, apabila tidak ada anggota keluarga yang mengantar
maka lebih banyak yang tidak datang.
Notoadmojo (2010) menyatakan bahwa faktor lingkungan fisik
atau letak geografis mempengaruhi prilaku seseorang atau masyarakat
terhadap kesehatan. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan Kresnawati (2009) yang menyimpulkan kurangnya lansia
aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu di Kondang Waras Desa
Ngargorejo, Ngemplak Boyolali di pengaruhi oleh faktor jahat yang
cukup jauh dan rendahnya pengetahuan tentang manfaat posyandu
lansia.
10

Hal ini disebabkan karena dukungan keluraga yang cukup dalam


mendorong minat atau kesediaan lansia kurang aktif mengunjungi
posyandu lansia karena lansia merasa kurang dalam memberikan
pemahaman kesehatan oleh keluarganya sendiri
Hal ini sesuai dengan pendapat Ismawati, (2010) kunjungan ke
posyandu lansia idealnya dalam satu tahun minimal frekuensi
kunjungannya dilaksanakan sebanyak 12 kali kunjungan. Hal ini karena
seharusnya posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila
teratur akan ada 12 kali setiap tahun.

4.2.3 Analisa Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Frekuensi


Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia
Identifikasi hubungan dukungan keluarga dengan frekuensi
kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Penujak, berdasarkan hasil penelitian
seperti terlihat pada tabel 4.4. tentang tabulasi silang analisa hubungan
dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan lansia ke Posyandu
Lansia di Dusun Tenandon Desa Penujak Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Penujak bahwa dukungan baik responden 16 (23,5%),
cukup 49 responden (72,1%), kurang 3 responden (4,4%), dan total
kunjungan posyandu lansia adalah kunjungan yang akif 18 responden
(26,5%) dan kunjungan yang tidak aktif 50 responden (73,5%).
Berdasarkan hasil uji korelasi Chi Square yang dilakukan,
Menunjukkan bahwa hasil analisa statistik dengan menggunakan spss
diketahui X hitung ( Person Chi Square) adalah 14,342 dengan X2
tabel = 3,84. Ini menunjukkan 14,342 >3,84. Hasil analisis juga
menunjukkan sebesar p value adalah 0,045 dengan taraf signifikan 5%
(0,05) dan diperoleh probabilitas tabel sebesar 0,05. Karena probabilitas
hitung > probabilitas tabel (0,045 > 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kunjungan lansia menghadiri posyandu lansia di Dusun Tenandon Desa
Penujak.
11

Dari hasil penelitian ini dukungan keluarga sangat diharapkan


untuk membimbing dan memberi pemahaman kepada lansia tentang
pentingnya Posyandu Lansia, agar kunjungan lansia ke Posyandu
Lansia meningkat dan tercapai dengan optimal.
Keluarga juga dapat memberikan penjelasan tentang manfaat
yang diperoleh dari mengikuti kegiatan Posyandu Lansia, sehingga
tingkat kunjungan lansia menghadiri Posyandu Lansia dapat Optimal
(Friedman, 2010).
Hal ini sesuai (Depkes RI, 2008) Posyandu Lanjut Usia
merupakan bentuk peran serta masyarakat lanjut usia dalam upaya
pembangunan kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat
dan mandiri.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan
keluarga dapat mempengaruhi tingkat kunjungan lansia untuk
menghadiri Posyandu Lansia. Dan keluarga juga diharapkan dapat
memahami apa yang dirasakan oleh lansia, memberikan perhatian dan
kasih sayang, serta membantu meringankan permasalahan yang dialami
oleh lansia.

Anda mungkin juga menyukai