Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi di Puskesmas undaan
Kecamatan Undaan kudus Kabupaten Kudus secara geografis
terletak di lokasi yang cukup strategis,lokasi tersebut berada di l.
Kudus - Purwodadi No.KM. 12, Sambung, Undaan Kidul, Kec.
Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Puskesmas undaan kudus didirikan pada 1964 yang dirintis
oleh pendiri BKIA yang bernama Sudarsono seorang perawat
senior asli penduduk Desa Undaan Kidul yang merupakan wilayah
Kecamatan Undaan. Lokasi ini memiliki 16 Desa wilayah kerja
yaitu: Desa Wonosoco, Desa Berugenjang, Desa Lambangan,
Desa Kalirejo, Desa Glagahwaru, Desa Kutuk, Desa Terangmas,
Desa Medini, Desa Sambung, Desa Undaan Kidul, Desa Undaan
Tengah, Desa Undaan Lor, Desa Ngemplak, Desa Wates, Desa
Karangrowo dan Desa Larikrejo. Karena wilayah kerjanya yang
cukup luas maka untuk memberikan pelayanan yang maksimal
didirikan Puskesmas Pembantu sebagai jaringan pelayanan
kesehatan dasar di masyarakat.
Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil di Puskesmas
Undaan dengan jumlah sampel 87 responden, setelah itu
mengecek kriteria inklusi, setelah sesuai kriteria peneliti
memberikan lembaran informant consent, jika setuju lansung
memberikan kuisoner paparan asap rokok dan body dengan teknik
random sampling. Setelah selesai, peneliti mengumpulkan data.
B. Karakteristik Responden
1. Pendidikan Responden
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi pendidikan responden di Puskesmas
Undaan (N=87)
Pendidikan Frekuensi Persen
SD 7 8
SMP 48 55.2
SMA 27 3,1
Diploma/ Sarjana 5 5,7
Total 87 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 87


responden, frekuensi tertinggi pendidikan orang tua adalah SMP
sebanyak 48 (55,2%), sedangkan frekuensi terendah adalah
Diploma/Sarjana sebanyak 5 (5,7%). Harusnya dijabarkan
secara keseluruhan bukan yg tingi rendah sd- sarjana
frekuesinya berapa
2. Usia Responden
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Usia Responden di Puskesmas Undaan
(N=87)
(95% CI)
lower upper
Mean SD Min-Maks
26.15 5.766 17-42 24,9 27,345

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata usia


responden adalah 26.15 tahun dengan standart deviasi 5.766
dengan usia termuda 17 tahun dan usia tertua 42 tahun dengan
95% CI di yakini bahwa rata-rata usia responden adalah 24,9
tahun sampai dengan 27,345 tahun. Nah kalo ditabel ini
dimunculkan penjabaran minimum sama mximum usia berapa
karna isi tabel adalah mini-max sedangkan diatas yg
pendidikan yg muncul frekuensi

3. Usia Kehamilan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Responden di
Puskesmas Undaan (N=87)
(95% CI)
lower upper
Mean SD Min-Maks
5.48 1.898 2-9 5,098 5,89

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata umur


kehamillan responden adalah 5.48 bulan dengan standart
deviasi 1.898 dengan umur kehamilan termuda 2 bulan dan
umur kehamilan tertua 9 bulan dengan 95% CI diyakini bahwa
rata-rata umur kehamilan responden adalah 5,098 bulan
sampai dengan 5,89 bulan. Penjabarannya sama kayak di usia
responden minimal-maksimal dmunculkan pembahasannya
4. Partus
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Partus pada Responden di Puskesmas
Undaan (N=87)
Partus Frekuensi Persen
Ke 1 30 35,6
Ke 2 41 46.0
>2 16 18,4
Total 87 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 87


responden, frekuensi tertinggi partus ibu hamil di Puskesmas
undaaan adalah partus ke 2 sebanyak 41 (46.0 %), sedangkan
frekuensi terendah adalah partus > 2 sebanyak 16 (18.4%).
Dimunculkan semua pembahasannya
5. Gravida
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Gravida pada Responden di
Puskesmas Undaan (N=87)
Gravida Frekuensi Persen
≤ 3 kali 16 18,4
>3 kali 71 81,6
Total 87 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 87


responden, menyatakan responden gravida ibu hamil adalah >3
kali sebanyak 71 (81.6%), sedangkan frekuensi terendah gravida
adalah ≤ 3 kali sebanyak 16 (18.6%). Hah ini betul
Kunjungan Kehamilan
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kunjungan Kehamilan Responden di
Puskesmas Undaan (N=87)
Kunjungan Kehamilan Frekuensi Persen
≤ 4 kunjungan 48 55,2
>4 kunjungan 39 44,8
Total 87 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 87


responden, frekuensi tertinggi Kunjungan kehamilan ibu hamil
adalah ≤ 4 kunjungan sebanyak 48 responden (55,2%).
Kunjungan yg kurang dari 4 juga dimunculkan pembahasannya.

C. Analisa Univariat
1. Paparan Asap Rokok
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Paparan Asap Rokok pada Responden
di Puskesmas Undaan (N=87)
Paparan Asap Rokok Frekuensi Persen
Tinggi 59 67,8
Rendah 28 32,2
Total 87 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui distribusi mayoritas


menerima paparan asap rokok tinggi sebanyak 59 (67,8%).
Sedangkan minoritas pada paparan asap rokok rendah
sebanyak 28 (32,2%).
2. Body Image
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Body Image pada Responden di
Puskesmas Undaan (N=87)
Body image Frekuensi Persen
Positif 65 74,7
Negatif 22 25,3
Total 87 100,0
gambaran diri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid gambaran diri negatif 46 52.9 52.9 52.9

gambaran diri positif 41 47.1 47.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui distribusi mayoritas


memiliki citra diri negatif sebanyak 46 (52,9%). Sedangkan
minoritas pada positif sebanyak 41 responden (47,1%).
3. Anemia
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Anemia pada Responden di Puskesmas
Undaan (N=87)

Anemia Frekuensi Persen


Anemia 54 62,1
Tidak anemia 37 37,9
Total 87 100,0

Anemia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid anemia 62 71.3 71.3 71.3


tidak anemia 25 28.7 28.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui distribusi mayoritas


mengidap anemia sebanyak 62 (71,3%). Sedangkan minoritas tidak
memiliki anemia sebanyak 25 responden (28,7%).

D. Analisa Bivariat
1 Hubungan Paparan Asap Rokok dengan Anemia pada Ibu Hamil
di Puskesmas Undaan
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan paparan asap rokok dengan anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Undaan. Untuk mengetahui
hipotesis diatas, maka diperlukan uji hipotesis melalui bantuan
program komputerisasi. Setelah uji hipotesis terdapat data
sebagai berkut:

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hubungan Paparan Asap Rokok Dengan
Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Undaan (N=87)

Paparan Asap Anemia P-


Rokok Value
Anemia % Tidak Anemia % Total %
Paparan Rendah 31 35.6% 28 32.2% 59 67.8%
Paparan Tinggi 23 26.4% 5 5.7% 28 32.2% 0,007
Total 54 62.1% 33 37,9% 87 100%

paparan_asap_rokok * anemia Crosstabulation


Count

Anemia

anemia tidak anemia Total

paparan_asap_rokok paparan tinggi 37 22 59

paparan rendah 25 3 28
Total 62 25 87

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.548a 1 .011


Continuity Correction b
5.315 1 .021
Likelihood Ratio 7.356 1 .007
Fisher's Exact Test .011 .008
Linear-by-Linear Association 6.473 1 .011
N of Valid Cases 87

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,05.
b. Computed only for a 2x2 table
Berdasarkan pada tabel 4.10 menjelaskan tentang
penyebaran data antara 2 variabel yaitu paparan asap rokok
dengan anemia pada ibu hamil. Dari 87 responden, dengan
paparan asap rokok rendah yang mengalami anemia sejumlah
31 responden (35,6%), dan responden dengan paparan asap
rokok rendah yang tidak mengalami anemia sejumlah 28
responden (32,2%). Sedangkan responden yang mengalami
paparan asap rokok tinggi dengan paparan asap rokok tinggi
sejumlah 23 responden (26.4%) dan responden dengan paparan
asap rokok tinggi dengan tidak anemia sejumlah 5 responden
(5,7%).
Hasil uji statistic menggunakan uji Spearman diperoleh nilai
p-value sebesar 0,007 (kurang dari 0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara paparan asap rokok dengan anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Undaan Tahun 2023.
2 Hubungan Body Image dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Undaan
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan body image dengan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Undaan. Untuk mengetahui hipotesis diatas,
maka diperlukan uji hipotesis melalui bantuan program
komputerisasi. Setelah uji hipotesis terdapat data sebagai berkut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hubungan Body Image Dengan Anemia
Pada Ibu Hamil di Puskesmas Undaan (N=87)
Gambaran Diri
Paparan Asap
Rokok P- Value
Gambaran Gambaran
% % Total %
Diri Positif Diri Negatif
Paparan Rendah 19 21.8% 3 3.4% 22 25.3%
Paparan Tinggi 39 44.8% 26 29.9% 65 74.7% 0,023
Total 58 66,7% 29 33.3% 87 100%

paparan_asap_rokok * gambaran diri Crosstabulation


Count

gambaran diri

gambaran diri gambaran diri


negatif positif Total

paparan_asap_rokok paparan tinggi 44 15 59

paparan rendah 2 26 28
Total 46 41 87

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 34.653 a


1 .000
Continuity Correction b
31.999 1 .000
Likelihood Ratio 39.011 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 34.254 1 .000
N of Valid Cases 87

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,20.
b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan pada tabel 4.11 menjelaskan tentang


penyebaran data antara 2 variabel yaitu body image dengan anemia
pada ibu hamil. Dari 87 responden dengan asap rokok rendah yang
mengalami gambaran diri positif sejumlah 19 responden (21,8%),
dan responden dengan paparan asap rokok rendah yang mengalami
gambaran diri negatif sejumlah 3 responden (3,4%). Sedangkan
responden dengan paparan asap rokok tinggi yang mengalami
gambaran diri positif sejumlah 39 responden (44.8%) dan responden
dengan paparan asap rokok yang mengalami gambaran diri negative
65 responden (74,7%).
Hasil uji statistic menggunakan uji Spearman diperoleh nilai p-
value sebesar 0,023 (kurang dari 0,05) maka Ho ditolak yang berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Undaan Tahun 2023.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisa Unvariat
1. Paparan Asap Rokok
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui distribusi mayoritas
menerima paparan asap rokok tinggi sebanyak 59 (67,8%).
Sedangkan minoritas pada paparan asap rokok rendah sebanyak
28 (32,2%).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan mayoritas wanita
ibu hamil di Puskesmas ngembal kulon mengalami paparan asap
rokok dengan kategori tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti pengaruh lingkungan, tinggal dengan
perokok, bergaul dengan orang yang merokok ataupun bekerja di
tempat yang mengharuskan kita terpapar asap rokok dari orang
yang merokok.
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Triyono,
dkk (2019) yang dilakukan di Desa Keraban Kecamatan Subah
Kabupaten Sambas yang dari 73 responden 39 (53,4%) terpapar
asap rokok dalam kategori berat, dan sebanyak 34 (46,6%)
terpapar asap rokok dalam kategori ringan. (apa hubungannya
dengan penelitian terdahulu coba apa maksud tujuannya kok di
katakan sejalan? Daripada memunculkan data yang mendukung
tapi kurang nyambung, mending data sosial geografis yang
mendukung kenapa paparan asap disitu tinggi darimana datanya
dari survei dan hasil data wawancara kuesioner)
Rokok merupakan olahan dari tembakau yang sudah kering
yang didalamnya terdapat kandungan seperti karbonmonoksida
dan tar dapat menurunkan kadar hemoglobin. Komponen pada
asap rokok yang utama adalah tar, niotin, karbonmonoksida (CO),
rdikl bebas dan timbal (Pb). Tar dalam waktu lama dapat
menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang (organ yang
memproduksi eritrosit), nikotin dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah dan
viskosits darah, CO dapat menyebabkan hipoksa jaringan bahkan
jika kadar CO di udara tinggi dapat menyebabkan kematian. Kadar
CO mengikat hemoglobin 230-270x lebih kuat daripada oksigen.
Kadar HbCO 16% sudah dapat menimbulkan gejala klinis. CO yng
terikat hemoglobin menyebabkan ketersedian oksigen menurun.
Pada penelitian kali ini di Puskesmas Undaan sendiri terdapat
sebanyak 20 ibu hamil yang terpapar asap rokok dengan kategori
sedang dan sebanyak 30 ibu hamil terpapar asap rokok dengan
kategori tinggi. (semua paragraf harus saling nyambung coba
dibaca lagi yg kamu sampaikan disitu kalimatnya rancu atau tidak
atar paragraf, b5 inti dari apa yang pingin kamu sampein
kepembaca skripsimu tentang apa hasil yang kamu dapet selama
penelitian)
2. Body Image
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui mayoritas memiliki
citra diri negatif sebanyak 46 (52,9%). Sedangkan minoritas pada
positif sebanyak 41 responden (47,1%).
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Gani
(2015) yang dilakukan di Puskesmas Tilango Kabupaten Gorontalo
yang didapatkan hasil penelitian jumlah ibu dengan citra tubuh
negatif tertinggi ditemukan pada ibu dengan umur 21-30 tahun
yaitu berjumlah 8 orang. (hah sama lagi, yg dimaksud sejalan itu
paragraf kedua mendukung parangraf 1) contoh :
Citra diri adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya yang dapat berupa penilaian positif dan negatif, dari hasil
peneliti (Yori & Pamirma, 2020) yaitu bahwa remaja menunjukkan
body image positif maka akan memiliki rasa percaya diri yang
tinggi.
Perubahan psikologi setiap trimester pada wanita hamil
tidak terlepas dari dampak perubahan yang khas dalam segi fisik
dari setiap proses kehamilan yang dialami wanita hamil. Uraian
terhadap perkembangan psikologi di atas menunjukkan adanya
perubahan “citra tubuh” pada ibu hamil atau yang dalam istilah
asing disebut body image. citra tubuh (body image) merupakan
gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dia rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain
terhadap dirinya.
Menurut Annas (2020) Citra tubuh positif adalah gambaran
atau pandangan individu mengenai tubuhnya secara positif, yang
ditandai dengan perasaan puas individu menerima tubuhnya dan
tidak mengkhawatirkan makanan yang hendak dimakan. Citra
tubuh negatif adalah pandangan negatif individu mengenai tubuh
yang dimiliki. Pada umumnya citra tubuh negatif memiliki beberapa
komponen seperti mengalami gangguan persepsi, mengalami
ketidakpuasan dan perasaan negatif mengenai ukuran dan berat
badan, serta perilaku seperti berupaya menjadi kurus dengan
melakukan diet atau menurunkan berat badan, dan menjadikan
penampilan kriteria utama dalam evaluasi diri
Menurut pendapat peneliti wanita yang memiliki citra tubuh
negatif atau ketidakpuasan terhadap tubuhnya, akan lebih mudah
mengalami depresi dari pada yang merasa puas akan tubuhnya.
Seperti yang diungkapan Goldfield dari hasil penelitiannya, bahwa
seorang wanita yang merasa tidak puas dengan tubuhnya
menunjukkan adanya gejala depresi yang lebih berat, seperti
anhedonia, harga diri negatif, dan tingginya angka depresi dari
pada yang memiliki kepuasan tinggi. Penelitian serupa juga
mengatakan, bahwa investasi disfungsional citra tubuh (body
image) dapat merusak kesejahteraan pada psikologis wanita,
seperti yang ada di Puskesmas Undaan yang dari 87 ibu hamil
yang menjadi sampel 65 diantaranya memiliki body image yang
negatif sedangkan sisanya memiliki body image positif yang
dimana setelah dilakukan uji menggunakan komputerisasi
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara body
image dengan Anemia pada ibu hamil, body image yang negatif
akan mempengaruhi psikologi ibu hamil yang pada akhirnya
berpengaruh pada pola makan. Oleh karena itu, ibu hamil perlu
dilakukan pendampingan agar bisa mensyukuri apa yang dimiliki
sekarang, lalu yakinkan bahwa bentuk tubuhnya sudah yang
terbaik
3. Anemia
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui distribusi mayoritas
mengidap anemia sebanyak 62 (71,3%). Sedangkan minoritas tidak
memiliki anemia sebanyak 25 responden (28,7%).
Anemia merupakan suatu keadaan ketika konsentrsi jumlah
dari sel darah merah pengikat oksigen dalam darah (hemoglobin)
tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh. Fungsi
hemoglobin sebagai pengangkat oksigen dari paru-paru dan dalam
peredaran darah untuk dibawa jaringan, sehingga kadar
hemoglobin merupakan parameter yang paling mudah untuk
digunakan untuk menentukan status anemia.
Peneliti berpendapat bahwa anemia pada ibu hamil
merupakan keadaan seorang ibu hamil mengalami defisiensi zat
besi dalam darahnya yang dapat terjadi karena beberapa hal
diantaranya yaitu gizi ibu hamil, kepatuhan minum tablet Fe,
pemeriksaan kehamilan, Paritas ibu, dan lain-lain yang diperparah
oleh rendahnya tingkat pendidikan serta kurangnya pengetahuan
ibu tentang bahaya anemia pada kehamilan. Kasus anemia dalam
kehamilan ini sebenarnya bisa dicegah melalui kegiatan yang
efektif semisal pemeriksaan kehamilan yang berkesinambungan
pada tenaga kesehatan, pemebrian gizi yang memadai,
peningkatan pengetahuan ibu perihal bahaya anemia dalam
kehamilan, dan pemberian tablet Fe yang teratur.
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Paparan Asap Rokok dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Undaan
Setelah dilakukan proses uji hasil uji menggunakan uji Chi
Square dan diperoleh nilai p-value yaitu sebesar 0,007 (kurang dari
0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara paparan asap rokok dengan anemia pada ibu
hamil di Puskesmas Undaan Tahun 2023.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan
utntuk mengetahui adakah hubungan utamanya paparan asap rokok
dengan anemia. Penelitian ini dilakukan pada tanggal bagi yang
memiliki anemia di Puskesmas Undaan
Masalah yang ditemukan pada saat proses penelitian yang
dimana dari 87 responden, 23 (26,4%) diantaranya mendapat paparan
asap rokok dengan kategori tinggi dengan memiliki anemia, dan
28(32,2%) responden mendapat paparan asap rokok dengan kategori
rendah dengan tanpa anemia.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
Wulandari dkk yang menemukan bahwa paparan asap rokok dapat
menyebabkan penurunan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin,
Dibuktikan dengan perbedaan signifikan pada jumlah eritrosit dan
kadar hemoglobin ( p value 0.007 )
Tidak normalnya haemoglobin di dalam darah tidak hanya
disebabkan karena menghisap rokok ataupun memghirup asap rokok,
tapi bias disebabkan beberapa hal seperti tinggal di dataran tinggi,
konsumsi obat, dehidrasi, dan penyakit. Pada ibu yang terkena
paparan asap rokok kategori rendah dapat disebakan karena paparan
yang tidak terlalu sering dengan asap rokok seperti berusaha
menghindari asap rokok dengan masker
Karbonmonoksida merupakan salah satu factor yang dapat
mempengaruhi haemoglobin dimana apabila karbonmonoksida
memasuki darah maka akan berikatan dengan haemoglobin seperti
oksigen namun lebih kuat 250x disbanding oksigen (Guyton & Hall,
2016)
Menurut Adamson dan Longo apabila hal ini berkelanjutan ,
tubuh akan terjadi proses ethopoeisis sebagai usaha untuk
meningkatkan kadar penghantaran oksigen ke jaringan. Salah satu
akibat peninngkatan kadar karbonmonoksida adalah hipoksia yang
dimana penyebab peningkatan kadar karbonmonoksida ialah terpapar
asap rokok.
2. Hubungan Body Image dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Undaan
Setelah dilakukan uji statistic menggunakan uji Spearmen
diperoleh nilai p-value sebesar 0,023 (kurang dari 0,05) maka Ho
ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara body
image dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Undaan Tahun
2023.
Menurut Budjuni (2015) perubahan Citra Tubuh (body image)
menghasilkan sikap positif dan negatif pada setiap wanita). Wanita
yang memiliki citra tubuh negatif atau ketidakpuasan terhadap
tubuhnya, akan lebih mudah mengalami depresi dari pada yang
merasa puas akan tubuhnya. Seperti yang diungkapan Goldfield dari
hasil penelitiannya, bahwa seorang Wanita yang merasa tidak puas
dengan tubuhnya menunjukkan adanya gejala depresi yang lebih
berat, seperti anhedonia, harga diri negatif, dan tingginya angka
depresi dari pada yang memiliki kepuasan tinggi
Masalah yang ditemukan saat proses penelitian yaitu dari Dari
87 responden, 4 (4,5%) diantaranya memiliki body image positif tanpa
memiliki anemia, 65 (74,7%) responden memiliki body image negatif
dengan memiliki anemia, dan terakhir sebanyak 18 (20,8%) responden
memiliki body image negatif tanpa memiliki anemia.
Peneliti berpendapat bahwa Perubahan bentuk tubuh selama
kehamilan, tidak selamanya akan membawa perubahan citra tubuh
pada ibu hamil. Price juga menyatakan bahwa bagi Sebagian besar
wanita, kehamilan tidak menyebabkan perubahan citra tubuh karena
kehamilan itu relatif bersifat sementara. Dalam masyarakat modern,
para wanita menginginkan bentuk tubuh yang ramping dan
memperoleh kebahagiaan dari penampilan fisik, namun kehamilan
merupakan suatu kesempatan saat mereka diizinkan untuk menjadi
besar
Wanita hamil yang menyadari dirinya hamil akan sangat
berbahagia untuk menanti kelahiran anaknya. Segala pengorbanan
akan dilakukan semata-mata untuk memberikan yang terbaik bagi
calon buah hatinya. Dengan mengurangi aktivitas berat sampai
mengatur pola makan demi meningkatkan nutrisi demi menunjang
kesehatan janin di dalam perut sang ibu tanpa mempedulikan
perubahan bentuk tubuh yang semakin hari semakin membesar akibat
pertambahan berat badan yang terus bertambah.
Hal ini disebabkan bagi Sebagian besar wanita hamil telah
memahami bahwa, penambahan berat badan saat hamil bukanlah
suatu yang harus dilebih-lebihkan, karena kenaikan berat badan yang
masih dalam taraf ideal (9 – 12kg) memberikan kontribusi penting pada
keberhasilan suatu kehamilan. Peningkatan berat ibu disimpan dalam
bentuk lemak sebagai cadangan makanan untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan janin selama trimester terakhir dan untuk dipakai
sebagai sumber energi diawal masa menyusui

C. Keterbatasan Penelitian
1. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross Sectional,
desain ini kurang dapat menggambarkan proses perkembangan
penyakit secara tepat dan nilai prediksinya lemah atau kurang tepat
2. Penelitian ini menggunakan instrumen kuisioner, tanpa melakukan
wawancara dan observasi secara mendalam
3. Tidak ada penjelasan kepada responden yang tidak terpilih namun
memenuhi syarat untuk menjadi sampel
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian diketahui distribusi mayoritas responden
menerima paparan asap rokok tinggi sebanyak 59 (67,8%).
Sedangkan minoritas pada paparan asap rokok rendah sebanyak 28
(32,2%).
2. Dari hasil penelitian, mayoritas responden memiliki citra diri negatif
sebanyak 29 (33,3%). Sedangkan minoritas pada positif sebanyak
58 responden (66,7%).
3. Dari hasil penelitian, diketahui distribusi mayoritas responden
mengidap anemia sebanyak 54 (62,1%). Sedangkan minoritas tidak
memiliki anemia sebanyak 33 responden (37,9%).
4. Ada hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dengan
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Undaan Tahun 2023 dengan
p value 0,007<0,05 sehingga Ha diterima, Ho ditolak
5. Ada hubungan yang signifikan antara body image dengan anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Undaan Tahun 2023 dengan p value
0,023<0,05 sehingga Ha diterima, Ho ditolak

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat dikembangkan lebih mendalam dan
terperinci sehingga dapat menjadi dasar dalam penelitian
selanjutnya, dengan menggunakan metodologi yang lain misalnya
menggunakan desain yang yang berbeda sehingga hasil penelitian
dapat membantu dalam mngembangkan ilmu pengetahuan
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Disarankan agar institusi pendidikan dapat memfasilitasi
mahasiswa berupa buku atau bahan referensi lain yang dapat di
letakkan di perpustakan Universitas Muhammadiyah Kudus.
3. Bagi Pengembangan Riset Pengetahuan
Disarankan untuk lebih menggali faktor-faktor penyebab status
motorik halus pada anak usia dini lainnya, agar dapat menjadi
bahan referensi yang dapat menunjang pemerintah dalam
mengendalikan masalah status anemia agar tidak mempengaruhi
4. Bagi Responden
Disarankan kepada responden agar senantiasa menghindari
terpapar asap rokok terutama di tempat umum serta selalu
mensyukuri bentuk tubuh yang dimiliki.
5. Bagi Puskesmas Undaan
Disarankan agar institusi pendidikan lebih memperdalam ilmu
mengenali kehamilan, lebih mengetahui anemia selama hamil dan
cara mengatasinya
6. Peneliti Profesi
Disarankan untuk dikembangkan lagi penelitian dalam hal
serupa.

Anda mungkin juga menyukai