Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran

pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif di Kelurahan Cikondang Wilayah

Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi, dengan sampel sebanyak 49 orang.

Penyajian data diawali dengan hasil analisa terhadap karakteristik responden dan

menganalisa secara univariat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif,

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai dengan interpretasinya,

menggunakan komputer melalui SPSS. Pada pembahasan selanjutnya dijelaskan

secara sistematis berupa ulasan dan telaahan yang meliputi interpretasi terhadap

hasil penelitian yang telah dilakukan.

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia,

pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, dan sumber informasi adalah sebagai

berikut :

69
70

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di


Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas
Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Umur Jumlah Presentase (%)


1 ≤ 25 Tahun 13 26,5
2 26 - 35 Tahun 29 59,2
3 36 - 45 Tahun 7 14,3
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar

Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi berusia anatara 26 - 35 tahun yaitu sebanyak 29 orang

(59,2%) dan sebagian kecil Responden berusia 36 – 45 tahun yaitu

sebanyak 7 orang (14,3%).

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Pendidikan di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Pendidikan Jumlah Presentase (%)


1 SD 11 22,4
2 SMP 9 18,4
3 SMA 27 55,1
4 Perguruan Tinggi 2 4,1
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar

Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pendidikan SMA yaitu sebanyak 27 orang


71

(55,1%) dan sebagian kecil Responden memiliki pendidikan

perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 orang (4,1 %).

c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


Pekerjaan di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Pekerjaan Jumlah Presentase (%)


1 Bekerja 19 38,8
2 Tidak Bekerja 30 61,2
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa berdasarkan pekerjaan

sebagian besar Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja

Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah tidak bekerja yaitu sebanyak

30 orang (61,2%) dan sebagian kecil bekerja yaitu sebanyak 19 orang

(38,8%).

d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah


Anak di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Jumlah Anak Jumlah Presentase (%)


1 Satu 21 42,9
2 Dua 22 44,9
3 Tiga 6 12,2
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa berdasarkan jumlah

anak sebagian besar Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah

Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah mempunyai dua anak


72

yaitu sebanyak 22 orang (44,9%) dan sebagian kecil mempunyai tiga

anak yaitu sebanyak 6 orang (12,2%).

e. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber


Informasi di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Sumber Informasi Jumlah Presentase (%)


1 Keluarga 13 26,6
2 Teman 8 16,3
3 Petugas Kesehatan 20 40,8
4 Media Masa 8 16,3
Total 49 100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa responden di

Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi sebagian besar mendapatkan informasi tentang ASI

Ekslusif dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 20 orang (40,8%) dan

sebagian kecil Responden mendapatkan informasi tentang ASI

Ekslusif dari teman dan media masa yaitu sebanyak 8 orang (16,3%).

2. Analisa Univariat Variabel

Analisa univariat variabel dalam penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif

meliputi pengertian ASI Ekslusif, macam dan kandungan ASI, manfaat

ASI, cara pengeluaran, penyimpanan, dan pemberian ASI, serta dampak

bayi cukup dan kurang ASI.


73

a. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang ASI

Ekslusif

Distribusi frekuensi pengetahuan Responden tentang ASI Ekslusif

di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


ASI Ekslusif di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Pengetahuan ASI Ekslusif Jumlah Presentase (%)


1 Baik 10 20,4
2 Cukup Baik 25 51,0
3 Kurang 14 28,6
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar

Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan tentang ASI Ekslusif adalah

cukup baik yaitu sebanyak 25 orang (51,0%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 10 orang

(20,4%).

b. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian

ASI Ekslusif

Distribusi frekuensi pengetahuan Responden tentang pengertian

ASI Ekslusif di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :


74

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


Pengertian ASI Ekslusif di Kelurahan Cikondang
Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun
2018

No Kategori Jumlah Presentase (%)


1 Baik 14 28,6
2 Cukup Baik 17 34,7
3 Kurang 18 36,7
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa sebagian besar

Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan tentang pengertian ASI Ekslusif

adalah kurang baik yaitu sebanyak 18 orang (36,7%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan tentang pengertian ASI Ekslusif

adalah baik yaitu sebanyak 14 orang (28,6%).

c. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Macam dan

Kandungan ASI

Distribusi frekuensi pengetahuan Responden tentang macam dan

kandungan ASI di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas

Tipar Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


Macam dan Kandungan ASI di Kelurahan Cikondang
Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun
2018

No Kategori Jumlah Presentase (%)


1 Baik 7 14,2
2 Cukup Baik 21 42,9
3 Kurang 21 42,9
Total 49 100
75

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan cukup dan kurang baik tentang

macam dan kandungan ASI yaitu sebanyak 21 orang (42,9%) dan

sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang macam

dan kandungan ASI yaitu sebanyak 7 orang (14,3%).

d. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat

ASI

Distribusi frekuensi pengetahuan Responden tentang manfaat ASI

di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


Manfaat ASI di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja
Puskesmas Tipar Kota Sukabumi Tahun 2018

No Kategori Jumlah Presentase (%)


1 Baik 12 24,5
2 Cukup Baik 22 44,9
3 Kurang 15 30,6
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan cukup baik tentang manfaat ASI

yaitu sebanyak 22 orang (44,9%) dan sebagian kecil responden

memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 12 orang (24,5%).


76

e. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Cara

Pengeluaran, Penyimpanan dan Pemberian ASI

Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang cara

pengeluaran, penyimpanan, dan pemberian ASI di Kelurahan

Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


Pengeluaran, Penyimpanan dan Pemberian ASI di
Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar
Kota Sukabumi Tahun 2018

No Kategori Jumlah Presentase (%)


1 Baik 18 36,7
2 Cukup Baik 14 28,6
3 Kurang 17 34,7
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan baik tentang cara pengeluaran,

penyimpanan dan pemberian ASI yaitu sebanyak 18 orang (36,7%) dan

sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak

14 orang (28,6%).

f. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Dampak

Bayi Cukup dan Kurang ASI

Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang dampak bayi

cukup dan kurang ASI di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja

Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :


77

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang


Dampak Bayi Cukup dan Kurang ASI di Kelurahan
Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota
Sukabumi Tahun 2018

No Kategori Jumlah Presentase (%)


1 Baik 11 22,4
2 Cukup Baik 14 28,6
3 Kurang 24 49,0
Total 49 100

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan tentang dampak bayi cukup dan

kurang ASI adalah kurang yaitu sebanyak 24 orang (49,0%) dan

sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 11

orang (22,4%).

B. Pembahasan

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Ekslusif di

Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar

Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi memiliki pengetahuan tentang ASI Ekslusif adalah

cukup baik yaitu sebanyak 25 orang (51,0%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 10 orang

(20,4%).
78

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga

dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua

kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makanan utama bagi bayi.

Sedangkan eklusif adalah terpisah dari yang lain, atau disebut khusus. ASI

Ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti

susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan

padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, dan nasi tim. Pemberian

ASI ini dianjurkan dalam jangka waktu 6 bulan (Haryono & Setianingsih,

2014).

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu menyusui

memiliki pengetahuan cukup baik tentang ASI Ekslusif. Dimana dalam

penelitian ini pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif meliputi

pengertian, macam dan kandungan ASI, manfaat ASI, cara pengeluaran,

penyimpanan dan pemberian ASI, serta dampak bayi cukup dan kurang

ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arjulia S. (2017),


79

bahwa hasil penelitiaanya menunjukan sebagian besar pengetahuan

reponden tentang ASI Ekslusif adalah cukup baik.

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang khususnya pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif,

seperti menurut Notoatmodjo (2012), faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan diantaranya yaitu usia, pendidikan, pekerjaan,

sumber informasi, dan pengalaman.

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

(Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian

besar Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi berusia anatara 26 - 35 tahun yaitu sebanyak 29 orang

(59,2%) dan sebagian kecil Responden berusia 36 – 45 tahun yaitu

sebanyak 7 orang (14,3%).

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu balita

berusia antara 26-35 tahun, dimana rentang usia ini merupakan usia

dewasa akhir. Sebagaimana menurut Notoatmodjo (2012), menyatakan

bahwa semakin tua umur seseorang, maka akan semakin bijaksana,

semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang

dikerjakan sehingga menambah pengetahuan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Kusumawati (2012), yang menjelaskan bahwa seseorang akan

semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, mengendalikan emosi,


80

dan terampil menjalankan tugas sebagai seorang ibu yang memiliki putra /

putri yang masih bayi. Bertambahnya umur ibu dapat menjadikan

pengalaman responden, sehingga akan mempengaruhi pengetahuan

reponden.

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan Tabel

4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar Responden di Kelurahan

Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi memiliki

pendidikan SMA yaitu sebanyak 27 orang (55,1%) dan sebagian kecil

Responden memiliki pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 orang

(4,1 %).

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu balita

memiliki pendidikan SMA. Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan

seseorang. Sebagaimana menurut Notoatmodjo (2012), menyatakan bahwa

pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi, maka seseorang akan semakin cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat mengenai kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan kelakuan


81

seseorang. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan yang lain (Riyanto dan

Budiman, 2014).

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga

(Wawan, 2010). Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa berdasarkan

pekerjaan sebagian besar Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah

Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah tidak bekerja yaitu

sebanyak 30 orang (61,2%) dan sebagian kecil bekerja yaitu sebanyak 19

orang (38,8%).

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik,

terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian, dimana hasil penelitian

menunjukan bahwa sebagian besar ibu balita tidak bekerja, sedangkan

pengetahuannya baik. Namun sekarang ini akses pengetahuan bisa

didapatkan dengan mudah misalnya dengan adanya internet dan media

sosial lainnya. Niat ingin tahu terhadap suatu hal khususnya tentang ASI

Eksklusif bisa muncul dari masing-masing individu.

Pekerjaan juga tidak mutlak menjadi patokan pengetahuan

seseorang, bahwa ibu yang bekerja dapat memiliki pengetahuan baik,

sebaliknya yang tidak bekerja pengetahuannya kurang. Ibu yang tidak


82

bekerja juga bisa memiliki pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan

ibu yang bekerja, karena ibu yang tidak bekerja lebih banyak memiliki

waktu untuk mencari informasi sehingga pengetahuannya akan baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Rane (2013), dalam

penelitiannya yang menyatakan bahwa pekerjaan sangat berpengaruh

terhadap pengetahuan. Seseorang yang bekerja pengetahuannya lebih

sedikit dikarenakan sibuk dalam pekerjaan, sehingga jarang untuk

mendapatkan informasi. Begitupun sebaliknya seseorang yang tidak

bekerja waktunya penuh untuk mencari berbagai informasi sehingga

pengetahuannya meningkat.

Menurut Notoatmodjo (2012), menyebutkan bahwa faktor lain

yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman. Pengalaman

sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan

yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa berdasarkan jumlah anak

sebagian besar Responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja

Puskesmas Tipar Kota Sukabumi adalah mempunyai dua anak yaitu

sebanyak 22 orang (44,9%) dan sebagian kecil mempunyai tiga anak yaitu

sebanyak 6 orang (12,2%). Hasil penelitian ini, menunjukan bahwa ibu

menyusui di Kelurahan Cikondang sebagain besar memiliki jumlah anak

dua, yang berarti ibu balita sebagian besar sudah memiliki pengalaman
83

tentang merawat bayi khususnya mengenai pemberian ASI Ekslusif pada

balita.

Menurut Musiskah (2014), Pengalaman merupakan segala sesuatu

yang pernah dialami (dijalankan, dirasakan) terhadap peristiwa yang

terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang akan menjadi sumber

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa responden di Kelurahan

Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi sebagian

besar mendapatkan informasi tentang ASI Ekslusif dari petugas kesehatan

yaitu sebanyak 20 orang (40,8%) dan sebagian kecil Responden

mendapatkan informasi tentang ASI Ekslusif dari teman dan media masa

yaitu sebanyak 8 orang (16,3%).

Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Hasil penelitian

menunjukan bahwa sebagian besar ibu balita mendapatkan informasi dari

kader, dan urutan kedua terbanyak yaitu dari petugas kesehatan. Informasi

yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Dimana petugas


84

kesehatan merupakan orang yang tepat untuk memberikan pengetahuan

kepada ibu menyusui.

Hasil penelitian ini, sesuai dengan pendapat Galuh (2016), dalam

penelitiannya yang menjelaskan bahwa informasi yang didapat dari

keluarga, teman, petugas kesehatan, media masa seperti media cetak dan

media elektronik akan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang.

Sumber informasi tersebut akan memberikan berbagai informasi sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar pengetahun ibu balita di Desa Gunung Guruh Wilayah Kerja

Puskesmas Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi adalah baik, yang dapat

dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman dan

sumber inforasi. Dimana hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Fikawati (2009), bahwa usia, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi dan

pengalaman ibu adalah faktor predisposisi ysng berpengaruh positif

terhadap pengetahuan dan keberhasilan ASI eksklusif.

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengertian ASI

Ekslusif di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar

Kota Sukabumi

Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi dapat diketahui

bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI ekskluisf

di Kelurahan Cikondang Puskesmas Tipar yaitu dalam kategori kurang.

Sesuai Tabel 4.7 menunjukan bahwa sebagian besar Responden di


85

Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi

memiliki pengetahuan tentang pengertian ASI Ekslusif adalah kurang

baik yaitu sebanyak 18 orang (36,7%) dan sebagian kecil responden

memiliki pengetahuan tentang pengertian ASI Ekslusif adalah baik yaitu

sebanyak 14 orang (28,6%).

Responden yang pengetahuan kurang dikarenakan kurangnya

pengetahuan tentang pengertian. Dilihat dari soal kuesioner tentang

pengertian ASI eksklusif rata-rata responden mampu menjawab terutama

pertanyaan nomor 1 semua responden jawabannya benar, namun soal no 2

dan 4 kebanyakan responden menjawab salah ini dikarenakan responden

hanya mengetahui secara sekilas tentang pengertian ASI eksklusif belum

sampai detailnya.

Pengetahuan yang tinggi dapat diperoleh melalui media cetak

maupun media elektronik seperti buku, majalah, televisi, internet dan

sebagainya. Semakin banyak sumber informasi yang dimiliki maka tingkat

pengetahuan yang dimiliki semakin tinggi. Kategori pengetahuan tentang

pengertian ASI eksklusif ini dapat digolongkan pada tingkatan

pengetahuan “tahu / know”. Menurut Notoatmodjo (2012) tahu berarti

dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada

tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh

sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah. Maka sebagian besar ibu

memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengertian ASI eksklusif.


86

3. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Macam dan

Kandungan ASI Ekslusif di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja

Puskesmas Tipar Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi memiliki pengetahuan cukup dan kurang baik tentang macam

dan kandungan ASI yaitu sebanyak 21 orang (42,9%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan baik tentang macam dan kandungan ASI

yaitu sebanyak 7 orang (14,3%).

Responden yang pengetahuan cukup atau kurang dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang macam dan kandungan ASI. Dilihat dari

soal kuesioner tentang komposisi ASI kebanyakan responden menjawab

salah nomor pertanyaan 5 dan 7, ini dikarenakan responden hanya

mengetahui secara sekilas tentang macam dan kandungan ASI belum

sampai detailnya.

Menurut Haryono dan Setianingsih (2014), ASI merupakan sumber

nutrisi bagi bayi, dimana komponennya sangat rumit dan berisi lebih dari

100.000 biologi komponen unik yang mempunyai peran utama dalam

perlawanan penyakit pada bayi. Adapun komponen dalam ASI yaitu :

kolostrum, protein, lemak, laktosa, vitamin, zat besi, taurin, lactobacillus,

lactoferin, dan lisozim. Kandungan-kandungan ini bermanfaat untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi.


87

Kategori pengetahuan tentang macam dan kandungan ASI ini dapat

digolongkan pada tingkatan pengetahuan “tahu”. Menurut teori

Notoatmodjo (2012), tahu berarti dapat mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Misalnya dapat menjelaskan macam dan

kandungan ASI. sehingga pengetahuan tentang macam dan kandungan

ASI ini bisa dalam kategori cukup baik dan kurang.

4. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Manfaat ASI Ekslusif

di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi memiliki pengetahuan cukup baik tentang manfaat ASI yaitu

sebanyak 22 orang (44,9%) dan sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan baik yaitu sebanyak 12 orang (24,5%).

Pengetahuan yang cukup baik menunjukan bahwa ibu menyusui

mampu mengetahui tentang manfaat ASI. Manfaat untuk ibu yaitu

menunda atau menjarangkan kehamilan, menyusui merupakan cara

kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi

ASI Eksklusif dan belum menstruasi, 98% tidak akan berhasil selama 6

bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi

berusia 12 bulan (Kristyansari, 2009).

Menyusui juga mengurangi resiko terkena kanker: beberapa

penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan


88

terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat

melanjutkan menyusi sampai bayi berumur 2 tahun atau labih, diduga

angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25% (Haryono &

Setianingsih, 2014).

Manfaat menyusui untuk keluarga, dari Aspek ekonomi : ASI tidak

perlu dibeli, mudah dan praktis, mengurangi biya berobat dimana bayi

yang diberi susu formula sering mengalami diare. Dari aspek psikologis :

dapat memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi, yaitu tercipta

kedekatan antara ibu dan bayi serta anggota keluarga (Haryono &

Setianingsih, 2014).

Kategori pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif ini dapat

digolongkan pada tingkatan pengetahuan “Memahami” Menurut teori

Notoatmodjo (2012) tingkatan pengetahuan memahami merupakan suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya

dapat menjelaskan manfaat ASI. Sehingga pengetahuan tentang manfaat

ASI ini bisa dalam kategori cukup baik.

5. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pengeluaran,

Penyimpanan dan Pemberian ASI di Kelurahan Cikondang Wilayah

Kerja Puskesmas Tipar Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi memiliki pengetahuan baik tentang cara pengeluaran,


89

penyimpanan dan pemberian ASI yaitu sebanyak 18 orang (36,7%) dan

sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 14

orang (28,6%).

Pengetahuan yang baik menunjukan bahwa ibu menyusui mampu

mengetahui tentang cara pengeluaran, penyimpanan dan pemberian ASI

yaitu menyusui sesuai kebutuhan bayi (on demand) bayi dibiarkan

menyelesaikan hisapan dari satu payudara sebelum memberikan payudara

yang satunya supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir, menyusui

dimulai segera setelah bayi lahir, menyusui bayi dilakukan sesering

mungkin termasuk pemberian ASI pada malam hari karena menyusui

pada waktu malam membantu mempertahankan kecukupan persediaan

ASI (BKKBN, 2008).

Cara pemberian ASI oleh ibu bekerja antara lain harus menyusui

bayinya sebelum berangkat bekerja, kemudian memerah ASI. Keluarkan

ASI sebanyak mungkin dan tampung ke cangkir atau tempat / teko yang

bersih. Untuk cara pengeluaran ASI menggunakan pompa tangan meliputi

tekan bola karet untuk mengeluarkan udara, letakkan ujung lebar tabung

pada payudara dengan putting tepat pada tengah-tengah, dan tabung

benar-benar melekat pada kulit payudara, lepas bola karet sehingga puting

dan aerola tertarik kedalam, tekan dan lepaskan beberapa kali sehinnga

ASI keluar dan berkumpul pada tabung penampung, dan cucilah alat

hingga bersih menggunakan AIR mendidih, setelah dipakai atau pada saat

akan dipakai (Haryono & Setianingsih, 2014). Hal ini didukung dari
90

ketepatan responden dalam menjawab kuesioner nomor 13 mengenai cara

pengeluaran ASI responden menjawab Ibu yang sibuk bekerja dapat

memberikan ASI dangan cara diperah terlebih dahulu.

Kategori pengetahuan tentang cara pemberian ASI eksklusif ini

dapat digolongkan pada tingkatan pengetahuan “aplikasi” Menurut teori

Notoatmodjo (2012) tingkatan pengetahuan aplikasi merupakan suatu

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam kontak atau situasi yang lain. Sehingga pengetahuan tentang cara

pemberian ASI ini bisa dalam kategori baik.

6. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Dampak Bayi Cukup

dan Kurang ASI di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas

Tipar Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukan bahwa sebagian besar

responden di Kelurahan Cikondang Wilayah Kerja Puskesmas Tipar Kota

Sukabumi memiliki pengetahuan tentang dampak bayi cukup dan kurang

ASI adalah kurang yaitu sebanyak 24 orang (49,0%) dan sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 11 orang (22,4%).

Responden yang pengetahuan kurang dikarenakan kurangnya

pengetahuan tentang dampak bayi cukup dan kurang ASI. Dilihat dari soal

kuesioner tentang pengertian ASI eksklusif rata-rata responden mampu

menjawab terutama pertanyaan nomor 19 dan 20 kebanyakan responden


91

menjawab salah ini dikarenakan responden hanya mengetahui secara

sekilas tentang dampak bayi cukup dan kurang ASI eksklusif belum

sampai detailnya.

Kategori pengetahuan tentang dampak bayi cukup dan kurang ASI

ini dapat digolongkan pada tingkatan pengetahuan “tahu / know”.

Menurut Notoatmodjo (2012) tahu berarti dapat mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tingkatan ini reccal (mengingat

kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah

yang paling rendah. Maka sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang

kurang tentang dampak bayi cukup dan kurang ASI.

Anda mungkin juga menyukai