BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Setelah mengajukan permohonan pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data, penulis melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Ciracas di
wilayah Jakarta Timur. Penulis melakukan pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner pada bulan Maret-April 2017 terhadap 39 responden
mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka
Perineum di Puskesmas Kecamatan Ciracas,kemudian kuesioner dikembalikan
kepada peneliti untuk diolah.
1. Hasil Analisa
a. Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum di Puskesmas Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur Tahun 2017
2. Analisis Univariat
1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia
Table 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum Kategori Pengetahuan
Berdasarkan Karakteristik Usia di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Ciracas
Pengetahuan
Total
Usia Baik Cukup Kurang %
n % n % n %
20 – 35 27 69,23 4 10,25 1 2,56 82,04
<20 1 2,56 2 5,12 0 0 7,68
>35 0 0 0 0 4 10,25 10,25
Total 28 71,79% 6 15,37 5 12,81 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang
berusia 20-35 tahun sebagian besar pengetahuannya baik 69,23%,
cukup 10,25%, dan kurang 2,56%. Usia <20 tahun terdapat 3
responden yang pengetahuan baik 2,56%, dan cukup 5,12%.
Sedangkan usia >35 tahun terdapat 4 responden yang pengetahuannya
kurang 10,25%.
31
B. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan
indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan
akan memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil
keputusan dan dalam berperilaku. Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
Pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
33
2. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyelesaikan diri menuju usia tua. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada usia ini Notoatmojo (2007).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa usianya terdapat 32 responden (82,05%) yang usianya
ideal, terdapat 3 reponden (7,69%) usianya terlalu muda, dan 4
responden (10,25%) yang usianya terlalu tua.
Diketahui bahwa Pada tabel 4.2 dari 39 responden yang berusia ideal
20-35 tahun sebagian besar pengetahuannya baik sebanyak 27 responden
(69,23%), pengetahuannya cukup 4 responden (10,25%), dan terdapat 1
responden (2,56%) yang pengetahuannya masih kurang. Ibu yang usianya
terlalu muda <20 pengetahuannya baik 1 responden (2,56%) dan cukup 2
responden (5,12%). Ibu yang usianya terlalu tua >35 tahun
pengetahuannya kurang yaitu sebanyak 4 responden (10,25%).
3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi
Notoatmodjo (2007).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa pendidikannya, terdapat 30 responden (76,92%) yang
pendidikannya tinggi, dan 9 reponden (23,07%) yang pendididikannya
rendah.
Berdasarkan table 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari 30 responden
yang pendidikannya tinggi sebagian besar pengetahuannya baik 66,66%,
dan cukup 10,25%. sedangkan 9 responden yang pendidikannya rendah
pengetahuan baik 5,12%, cukup 5,12% dan kurang12,82%.
Berdasarkan penelitian Trisnawati (2015) dilakukan di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta pada ibu nifas dengan jumlah responden
penelitian sebanyak 30 orang. Pendidikan paling banyak yaitu pendidikan
menengah sebesar 50% (15 orang) sedangkan paling sedikit pendidikan
tinggi sebesar 23,3% (7 orang).
Penelitian ini sesuai dengan (Notoatmodjo, 2007) seseorang yang
memiliki pendidikan yang tinggi akan memberikan respon lebih rasional
daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Tingginya
tingkat pendidikan ibu nifas akan mempengaruhi pengetahuan tentang
perawatan perineum tetapi ada sebagian orang yang pendidikannya tinggi
masih cukup pengetahuannya.
Maka berdasarkan hasil penelitian ini kesimpulan analisis yang dapat
dibuat penulis adalah pendidikan yang ditempuh seseorang dapat
36
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau
pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-
hari akan memiliki waktu yang lebih menurut Notoatmodjo (2011).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa berdasarkan pekerjaannya 19 responden 48,71%
sebagai IRT, 9 responden 23,07% yang bekerja sebagai karyawan swasta,
10 responden 25,64% bekerja sebagai wiraswasta, dan 1 responden 2,56%
sebagai PNS.
Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa IRT dari 19 responden
sebagian besar pengetahuannya baik 20,51%, cukup 15,38%, dan kurang
12,82%. Sedangkan 9 reponden yang bekerja sebagai karyawan swasta
pengetahuan nya baik 23,07%, yang bekerja sebagai wiraswasta 25,64%,
dan yang bekerja sebagai PNS 2,56% pengetahuannya baik.
Menurut penelitian Kimantoro, Nur Indah Rahmawati, dan iyoy siti
muharamah (2014) Pekerjaan lebih banyak terdapat dalam kategori status
ibu rumah tangga sebanyak 32 orang (84,21%), wiraswasta sebanyak 3
orang atau (7,89%), pegawai swasta sebanyak 3 orang atau (7,89%),
pegawai negeri 0 atau (0%). Menurut Wawan dan Dewi (2010) Pekerjaan
berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan sosial ekonomi
seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.
Dari beberapa penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa pengetahuan
yang paling banyak yaitu ibu yang bekerja hal ini sesuai dengan
(Khusniyah, 2011) seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih
luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja
seseorang akan banyak mempunyai sumber informasi dan partisipasi
seseorang untuk lebih luas dalam mengakses suatu informasi dari berbagai
hal termasuk tentang perawatan luka perineum.
37
5. Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
bermanfaat dan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut
Zakiyudin (2012). Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(Immediate Impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa, televise, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden yang
telah dianalisa berdasarkan informasinya, terdapat 9 responden 23,07%
yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan, 19 responden (48,71%)
yang mendapat informasi melalui media massa. Dan 11 responden
(28,20%) mendapat informasi dari orang terdekat.
Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden mengenai
informasi yang pernah didapat dari tenaga kesehatan 9 responden 71,79%
pengetahuannya baik, dan media massa terdapat 19 responden 48,71%.
sedangkan yang mendapatkan infornasi dari orang terdekat pengetahuanya
cukup 15,38% dan kurang 12,82%.
Penelitian ini sesuai dengan (Notoadmodjo, 2012) informasi yang
diperoleh seseorang yang aktif dalam mencari berbagai suatu informasi
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi berbagai
bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
38
media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
Maka dapat di ambil kesimpulan oleh penulis, dari beberapa penelitian
diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak tidak mendapatkan
informasi secara langsung dari tenaga kesehatan tentang perawatan luka
perineum dan perlunya tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
mengenai perawatan luka perineum. Karena jika informasi yang didapat
secara langsung oleh petugas kesehatan lebih mempermudah responden
untuk memahami dan dapat bertanya apabila menemukan hal yang asing
dalam penyampaian.