Anda di halaman 1dari 11

28

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Setelah mengajukan permohonan pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data, penulis melakukan penelitian di Puskesmas Kecamatan Ciracas di
wilayah Jakarta Timur. Penulis melakukan pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner pada bulan Maret-April 2017 terhadap 39 responden
mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka
Perineum di Puskesmas Kecamatan Ciracas,kemudian kuesioner dikembalikan
kepada peneliti untuk diolah.

1. Hasil Analisa
a. Pengetahuan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum di Puskesmas Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur Tahun 2017

No Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase


1 Pengetahuan Baik 28 71,79
Cukup 6 15,38
Kurang 5 12,82
2 Usia (20-35 tahun) 32 82,05
(<20 tahun) 3 7,69
(>35 tahun) 4 10,25
3 Pendidikam Tinggi 30 76,92
Rendah 9 23.07
4 Pekerjaan IRT 19 48,71
Karyawan Swasta 9 23,07
Wiraswasta 10 25,64
PNS 1 2,56
5 Informasi Tenaga Kesehatan 9 23,07
Media Massa 19 48,71
Orang Terdekat 11 28,20
Total 39 100
29

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39


responden yang telah dianalisa pengetahuannya tentang perawatan
luka perineum, terdapat 28 responden (71,79%) yang memiliki
pengetahuan baik, yang pengetahuannya cukup 6 responden (15,38%),
dan 5 responden (12,82%) memiliki pengetahuan kurang.
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39
responden yang telah dianalisa usianya terdapat 32 responden
(82,05%) yang usianya ideal, terdapat 3 reponden (7,69%) usianya
terlalu muda, dan 4 responden (10,25%) yang usianya terlalu tua.
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39
responden yang telah dianalisa pendidikannya, terdapat 30 responden
(76,92%) yang pendidikannya tinggi, dan 9 reponden(23,07%) yang
pendididikannya rendah.
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39
responden yang telah dianalisa berdasarkan pekerjaannya 19
responden 48,71% sebagai IRT, 9 responden 23,07% yang bekerja
sebagai karyawan swasta, 10 responden 25,64% bekerja sebagai
wiraswasta, dan 1 responden 2,56% sebagai PNS.
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39
responden yang telah dianalisa berdasarkan informasinya, terdapat 9
responden 23,07% yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan, 19
responden (48,71%) yang mendapat informasi melalui media massa.
Dan 11 responden (28,20%) mendapat informasi dari orang terdekat.
30

2. Analisis Univariat
1. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia
Table 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum Kategori Pengetahuan
Berdasarkan Karakteristik Usia di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Ciracas
Pengetahuan
Total
Usia Baik Cukup Kurang %
n % n % n %
20 – 35 27 69,23 4 10,25 1 2,56 82,04
<20 1 2,56 2 5,12 0 0 7,68
>35 0 0 0 0 4 10,25 10,25
Total 28 71,79% 6 15,37 5 12,81 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang
berusia 20-35 tahun sebagian besar pengetahuannya baik 69,23%,
cukup 10,25%, dan kurang 2,56%. Usia <20 tahun terdapat 3
responden yang pengetahuan baik 2,56%, dan cukup 5,12%.
Sedangkan usia >35 tahun terdapat 4 responden yang pengetahuannya
kurang 10,25%.
31

2. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan


Table 4.3 Distribusi frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum Kategori Pengetahuan
Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Ciracas
Pengetahuan

Pendidikan Baik Cukup Kurang Total


n % n % n % %
Tinggi (PT,
SMA) 26 66,66 4 10,25 0 0 76.91
Rendah
2 5,12 2 5,12 5 12,82 23,06
(SMP, SD)
Total 28 71.78 6 15,37 5 12,82 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan table 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari 30
responden yang pendidikannya tinggi sebagian besar pengetahuannya
baik 66,66%, dan cukup 10,25%. sedangkan 9 responden yang
pendidikannya rendah pengetahuan baik 5,12%, cukup 5,12% dan
kurang12,82%
3. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan
Table 4.4 Distribusi frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum Kategori Pengetahuan
Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Ciracas
Pengetahuan

Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total


n % n % n % %
IRT 8 20,51 6 15,38 5 12,82 48,71
Karyawan Swasta 9 23,07 0 0 0 0 23,07
Wiraswasta 10 25,64 0 0 0 0 25,64
PNS 1 2,56 0 0 0 0 2,56
Total 28 71,78 6 15,38 5 12,82 100
Sumber : Data Primer 2017
32

Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa IRT dari 19 responden


sebagian besar pengetahuannya baik 20,51%, cukup 15,38%, dan
kurang 12,82%. Sedangkan 9 reponden yang bekerja sebagai karyawan
swasta pengetahuan nya baik 23,07%. Yang bekerja sebagai
wiraswasta 25,64%. Dan yang bekerja sebagai PNS 2,56%
pengetahuannya baik.
4. Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Informasi
Table 4.5 Distribusi frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum Kategori Pengetahuan
Berdasarkan Karakteristik Informasi di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Ciracas
Pengetahuan

Informasi Baik Cukup Kurang Total


n % n % n % %
Nakes 9 23,07 0 0 0 0 23,07
Media Massa 19 48,71 0 0 0 0 48,71
Orang terdekat 0 0 6 15,38 5 12,82 28,2
Total 28 71,78 6 15,38 5 12,82 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden
mengenai informasi yang pernah didapat dari tenaga kesehatan 9
responden 71,79% pengetahuannya baik, dan media massa terdapat 19
responden 48,71%. sedangkan yang mendapatkan infornasi dari orang
terdekat pengetahuanya cukup 15,38% dan kurang 12,82%.

B. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan
indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan
akan memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil
keputusan dan dalam berperilaku. Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
Pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
33

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,


pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan
atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2012)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Luka Perineum di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur Tahun 2017 dapat dilihat di tabel 4.1 bahwa dari 39
responden mayoritas memiliki pengetahuan yang baik, terdapat 28
responden 71,79% berpengetahuan baik, 6 responden 15,38% memiliki
pengetahuan yang cukup, dan 5 responden 12,82% yang pengetahuannya
kurang.
Penelitian (Handayani. R, 2012) bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan luka perineum yang benar di RSUD Surakarta sebanyak
3 responden 10% yang berpengetahuan baik, sedangkan yang
berpengetahuan cukup adalah 23 responden 76,7%, dan berpengetahuan
kurang 4 responden 13,3%.
Penelitian (Yuliana. R, 2013) menunjukan tingkat pengetahuan ibu telah
dilakukan pada 30 responden menunjukan hasil tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Fitri Candra
Wonogiri terdapat 1 responden (3,3%) yang pengetahuannya baik, 22
responden (73,4%) yang pengetahuannya cukup, 7 respoden (23,3%) yang
pengetahuannya kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan penelitian saat ini


sesuai dengan penelitian sebelumnya dimana kategori pengetahuan baik
yang lebih banyak dari responden sedangkan pada penelitian saat ini
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan perineum sudah baik tetapi perlu
ditingkatkan karena masih ada beberapa pengetahuan yang cukup bahkan
masih ada yang pengetahuannya kurang. Untuk itu khususnya tenaga
kesehatan perlu memberikan penkes tentang perawatan luka perineum
pada ibu nifas di wilayah puskesmas kecamatan ciracas sehingga
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum semakin
meningkat.
34

2. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyelesaikan diri menuju usia tua. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan
hampir tidak ada penurunan pada usia ini Notoatmojo (2007).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa usianya terdapat 32 responden (82,05%) yang usianya
ideal, terdapat 3 reponden (7,69%) usianya terlalu muda, dan 4
responden (10,25%) yang usianya terlalu tua.
Diketahui bahwa Pada tabel 4.2 dari 39 responden yang berusia ideal
20-35 tahun sebagian besar pengetahuannya baik sebanyak 27 responden
(69,23%), pengetahuannya cukup 4 responden (10,25%), dan terdapat 1
responden (2,56%) yang pengetahuannya masih kurang. Ibu yang usianya
terlalu muda <20 pengetahuannya baik 1 responden (2,56%) dan cukup 2
responden (5,12%). Ibu yang usianya terlalu tua >35 tahun
pengetahuannya kurang yaitu sebanyak 4 responden (10,25%).

Berdasarkan penelitian Trisnawati (2015) di Puskesmas Mergangsan


Yogyakarta pada ibu nifas dalam perawatan perineum dengan jumlah
responden penelitian sebanyak 30 orang menunjukkan bahwa umur
responden paling banyak yaitu umur 20-35 tahun 83,3% (25 orang),
paling sedikit yaitu umur <20 tahun sebanyak 3,3 % (1 orang).

Menurut hasil penelitian terdapat kesenjangan teori antara Nursalam dan


siti dalam penelitian Wahyuningtiyas (2013) yang menyatakan bahwa
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih baik, matang dalam berfikir dan bekerja.
35

Menurut asumsi peneliti yang mempengaruhi kesenjangan teori adalah


rendahnya pendidikan dan informasi yang di dapat dilingkungan sekitar
individu. Dikarenakan di usia >35 cenderung lebih percaya pada kebiasaan
sehari-hari dan lingkungan sekitarnya.

3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi
Notoatmodjo (2007).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa pendidikannya, terdapat 30 responden (76,92%) yang
pendidikannya tinggi, dan 9 reponden (23,07%) yang pendididikannya
rendah.
Berdasarkan table 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa dari 30 responden
yang pendidikannya tinggi sebagian besar pengetahuannya baik 66,66%,
dan cukup 10,25%. sedangkan 9 responden yang pendidikannya rendah
pengetahuan baik 5,12%, cukup 5,12% dan kurang12,82%.
Berdasarkan penelitian Trisnawati (2015) dilakukan di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta pada ibu nifas dengan jumlah responden
penelitian sebanyak 30 orang. Pendidikan paling banyak yaitu pendidikan
menengah sebesar 50% (15 orang) sedangkan paling sedikit pendidikan
tinggi sebesar 23,3% (7 orang).
Penelitian ini sesuai dengan (Notoatmodjo, 2007) seseorang yang
memiliki pendidikan yang tinggi akan memberikan respon lebih rasional
daripada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Tingginya
tingkat pendidikan ibu nifas akan mempengaruhi pengetahuan tentang
perawatan perineum tetapi ada sebagian orang yang pendidikannya tinggi
masih cukup pengetahuannya.
Maka berdasarkan hasil penelitian ini kesimpulan analisis yang dapat
dibuat penulis adalah pendidikan yang ditempuh seseorang dapat
36

mempengaruhi pengetahuannya tentang perawatan luka perineum tetapi


tidak menutup kemungkinan seseorang yang berpendidikan rendah
mempunyai pengetahuan kurang atau sebaliknya.

4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau
pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-
hari akan memiliki waktu yang lebih menurut Notoatmodjo (2011).
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, dapat diketahui bahwa dari 39 responden
yang telah dianalisa berdasarkan pekerjaannya 19 responden 48,71%
sebagai IRT, 9 responden 23,07% yang bekerja sebagai karyawan swasta,
10 responden 25,64% bekerja sebagai wiraswasta, dan 1 responden 2,56%
sebagai PNS.
Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa IRT dari 19 responden
sebagian besar pengetahuannya baik 20,51%, cukup 15,38%, dan kurang
12,82%. Sedangkan 9 reponden yang bekerja sebagai karyawan swasta
pengetahuan nya baik 23,07%, yang bekerja sebagai wiraswasta 25,64%,
dan yang bekerja sebagai PNS 2,56% pengetahuannya baik.
Menurut penelitian Kimantoro, Nur Indah Rahmawati, dan iyoy siti
muharamah (2014) Pekerjaan lebih banyak terdapat dalam kategori status
ibu rumah tangga sebanyak 32 orang (84,21%), wiraswasta sebanyak 3
orang atau (7,89%), pegawai swasta sebanyak 3 orang atau (7,89%),
pegawai negeri 0 atau (0%). Menurut Wawan dan Dewi (2010) Pekerjaan
berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan sosial ekonomi
seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.
Dari beberapa penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa pengetahuan
yang paling banyak yaitu ibu yang bekerja hal ini sesuai dengan
(Khusniyah, 2011) seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih
luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja
seseorang akan banyak mempunyai sumber informasi dan partisipasi
seseorang untuk lebih luas dalam mengakses suatu informasi dari berbagai
hal termasuk tentang perawatan luka perineum.
37

5. Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
bermanfaat dan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut
Zakiyudin (2012). Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(Immediate Impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa, televise, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 39 responden yang
telah dianalisa berdasarkan informasinya, terdapat 9 responden 23,07%
yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan, 19 responden (48,71%)
yang mendapat informasi melalui media massa. Dan 11 responden
(28,20%) mendapat informasi dari orang terdekat.
Berdasarkan table 4.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden mengenai
informasi yang pernah didapat dari tenaga kesehatan 9 responden 71,79%
pengetahuannya baik, dan media massa terdapat 19 responden 48,71%.
sedangkan yang mendapatkan infornasi dari orang terdekat pengetahuanya
cukup 15,38% dan kurang 12,82%.
Penelitian ini sesuai dengan (Notoadmodjo, 2012) informasi yang
diperoleh seseorang yang aktif dalam mencari berbagai suatu informasi
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi berbagai
bentuk media massa seperti televise, radio, surat kabar, majalah dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
38

media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan
terhadap hal tersebut.
Maka dapat di ambil kesimpulan oleh penulis, dari beberapa penelitian
diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak tidak mendapatkan
informasi secara langsung dari tenaga kesehatan tentang perawatan luka
perineum dan perlunya tenaga kesehatan untuk memberikan informasi
mengenai perawatan luka perineum. Karena jika informasi yang didapat
secara langsung oleh petugas kesehatan lebih mempermudah responden
untuk memahami dan dapat bertanya apabila menemukan hal yang asing
dalam penyampaian.

Anda mungkin juga menyukai