Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Wonodadi, lokasinya terletak di Jalan Raya Pikatan No.

4 Desa Pikatan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, dengan nomor

telepon (0342) 551479 dan Kode Pos 66155. Wilayah kerja Puskesmas

Wonodadi merupakan daerah agraris yang mayoritas masyarakatnya

sebagai petani. Luas Wilayah kurang lebih 4237 Ha yang terbagi ke dalam

11 (sebelas) desa. Puskesmas Wonodadi terletak di Desa Pikatan dengan

batas – batas wilayah kerja Puskesmas sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Jati Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar

Sebelah timur : Desa Dermojayan Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar

Sebelah selatan : Desa Pakel Kabupaten Tulungagung

Sebelah barat : Desa Ngebrukan Kabupaten Tulungagung

2. Visi Misi Puskesmas Wonodadi

a. Visi

Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera

Berlandaskan Akhlak Mulia. Baldatun, Toyyibatun, Warobbun

Ghofur.

b. Misi

1) Mengoptimalkan Upaya Promotiv dan Preventif di Masyarakat

2) Memberikan Pelayanan yang Bermutu

3) Mendorong Kemandirian Masyarakat Di Bidang Kesehatan

1
2

4) Memanfaatkan tehnologi Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan

5) Membangun sinergitas Dengan Stake Holder

3. Deskripsi SDM

Tabel 4.1 Deskripsi SDM

kebutuhan
No Jenis Tenaga Ketersediaan
sesuai PMK
1 Dokter Umum 2 2
2 Dokter gigi 2 2
3 Perawat 8 8
4 Bidan 15 14
5 Perawat Gigi 1 1
6 Gizi 1 2
7 Sanitarian 1 0
8 Laboratorium 2 1
9 Fisioterapi 1 0
11 Farmasi 1 1
12 Umum 4 1
13 Keuangan 1 0
14 Sopir 1 0
15 Keamanan 2 0
16 Kebersihan 2 0
17 D3 Rekam Medis 1 1
18 D3 Informatika 2 0
Sumber: Profil Puskesmas Wonodadi, 2021
3

B. Data Umum

1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Umur Frekuensi (f) Presentase (%)


1 < 20 tahun 0 0
2 20-35 tahun 37 90.2
3 > 35 tahun 4 9.8
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, hampir seluruh dari responden berumur antara 20-35 tahun,

yaitu sebanyak 37 responden (90,2%).

2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 SMP 8 19.5
2 SMA 26 63.4
3 PT 7 17.1
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden berpendidikan SMA, yaitu

sebanyak 26 responden (63,4%).


4

3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 PNS 1 2.4
2 Swasta 8 19.5
3 Wiraswasta 13 31.7
4 Petani 4 9.8
5 IRT 15 36.6
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, hampir setengah dari responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga, yaitu sebanyak 15 responden (36,6%).

4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Anak

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak


di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Jumlah Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


1 1 anak 7 17.1
2 2 anak 30 73.2
3 3 anak 4 9.8
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden memiliki 2 anak, yaitu sebanyak

30 responden (73,2%).
5

5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Anak

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Umur Anak Frekuensi (f) Presentase (%)


1 9 bulan 5 12.2
2 10 bulan 6 14.6
4 11 bulan 9 22.0
5 12 bulan 21 51.2
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, sebagian besar dari responden anaknya berusia 12 bulan, yaitu

sebanyak 21 responden (51,2%).

6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat

Imunisasi

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat


Imunisasi di Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Tempat Imunisasi Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Puskesmas 41 100
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden, seluruhnya melakukan imunisasi di Puskesmas, yaitu sebanyak

41 responden (100%).
6
7

C. Data Khusus

1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar


di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Kurang 1 2.4
2 Cukup 11 26.8
3 Baik 29 70.7
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.7 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang

imunisasi dasar, yaitu sebanyak 29 responden (70,7%).

2. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonodadi Kabupaten Blitar

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah


Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

No Kelengkapan Imunisasi Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Tidak Lengkap 7 17.1
2 Lengkap 34 82.9
Jumlah 41 100
(Sumber: Data diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas didapatkan bahwa dari total 41

responden hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya secara

lengkap, yaitu sebanyak 34 responden (82,9%).


8

3. Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap


kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi
Kabupaten Blitar

Tabel 4.9 Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi


dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja
Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

Kelengkapan Umunisasi
Total
Pengetahuan Tidak Lengkap Lengkap
f % f % f %
Kurang 1 100 0 0 1 100
Cukup 4 36.4 7 63.6 11 100
Baik 2 6.9 27 93.1 29 100
Uji spearman rho:
P-Value = 0,004  = 0,05

Hasil penelitian pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 1

responden yang mempunyai pengetahuan kurang seluruhnya (100%)

melakukan imunisasi pada anaknya tidak lengkap, dari 11 responden yang

mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (63,3%)

melakukan imunisasi pada anaknya secara lengkap, dan sebanyak 4

responden (36,4%) melakukan imunisasi pada anaknya secara tidak

lengkap, dan dari 29 responden yang mempunyai pengetahuan baik

sebanyak 27 responden (93,1%) melakukan imunisasi pada anaknya

secara lengkap, dan sebanyak 2 responden (36,4%) melakukan imunisasi

pada anaknya secara tidak lengkap.

Hasil analisa data kuantitatif dengan uji statistic spearman rho

tentang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar didapatkan nilai ρ value 0,004 lebih kecil dari nilai α

0,05 (0,000 < 0,05), berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang
9

imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar.


10

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonodadi Kabupaten Blitar

Berdasarkan tabel 4.7 diatas didapatkan bahwa dari total 41 responden

sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi dasar,

yaitu sebanyak 29 responden (70,7%).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2010).

Ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar

menunjukkan bahwa ibu mengetahui dengan baik segala sesuatu yang

berhubungan dengan imunisasi dasar. Pengetahuan tersebut mencakup tentang

pengertian imunisasi, tujuan, manfaat, jenis kekebalan, syarat pemberian

imunisasi, serta macam-macam imunisai dasar. Pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar didapatkan dari hasil jawaban benar dalam kuesioner yang

telah diisi oleh ibu. Pengetahuan yang baik tersebut dapat dijadikan dasar

untuk bertindak untuk mengimunisasikan anaknya secara lengkap.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Hasil

penelitian didapatkan bahwa bahwa dari total 41 responden, hampir seluruh


11

dari responden berumur antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 37 responden

(90,2%).

Menutut Nursalam (2010) umur individu yang berhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Wawan dan Dewi

(2010) semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Responden yang berusia 21-35 tahun tahun merupakan usia yang

matang dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga responden pada usia

tersebut memiliki pengetahuan yang baik pula termasuk pengetahuan tentang

imunisasi dasar. Dalam penelitian ini diketahui umur responden antara 21-35

tahun dan kebanyakan mempunyai pengetahuan baik. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi umur akan semakin matang dalam memahami sesuatu

yang termasuk tentang imunisasi dasar sehingga akan mempunyai

pengetahuan baik tentang imunisasi dasar.

Pengatahuan ibu tentang covid-19 juga dipengaruhi oleh pendidikan ibu.

Hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa dari 41 responden, sebagian

besar dari responden berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 26 responden

(63,4%).

Menurut Wawan dan Dewi (2010) Pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup.

Ibu dengan pendidikan SMA telah menempuh pendidikan dasar dan

menengah selama 12 tahun sehingga akan memiliki tingkat pengetahuan yang


12

lebih baik serta memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap hal baru. Ibu

yang berpendidikan SMA akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan

pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan di

bawahnya, sehingga ibu dengan pendidikan SMA akan memiliki pengetahuan

yang baik termasuk tentang imunisasi dasar. Keadaan ini sesuai dengan hasil

penelitian bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik

tingkat pengetahuannya termasuk pengetahuan tentang imunisasi dasar.

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang covid-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden, hampir setengah dari

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 15 responden

(36,6%).

Pekarjaan adalah sesuatu usaha yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan pribadi dan keluarga. Pekarjaan bukan sumber

kesenangan, tetapi cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan

banyak tantangan (Nursalam, 2010).

Ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga memiliki banyak

waktu luang untuk melihat berita di TV, mencari informasi atau berkumpul

dengan keluarga atau lingkungannya, sehingga dapat saling bertukar informasi

termasuk tentang imunisasi dasar. Dengan demikian ibu akan memiliki

pengetahuan yang lebih baik tentang imunisasi dasar. Pengetahuan yang baik

tersebut akan menjadi acuan bagi ibu dalam melakukan imunisasi dasar pada

anaknya.
13

B. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi


Kabupaten Blitar

Berdasarkan tabel 4.8 diatas didapatkan bahwa dari total 41 responden

hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya secara lengkap, yaitu

sebanyak 34 responden (82,9%).

Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan

yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan

kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan

melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008). Imunisasi dilakukan

secara lengkap bila semua imunisasi diberikan kepada bayi, dan tidak lengkap

bila salah satu imunisasi tidak diberikan (Buku KIA, 2010). Imunisasi yang

diberikan kepada bayi sampa usia 1 tahun mencakup: Hep B. 0, BCG, Polio I,

DPT/HB I, Polio II, DPT/HB II, Polio III, DPT/HB III, Polio IV, Campak.

Balita yang dilakukan imunisasi dengan lengkap di tempat penelitian

menunjukkan bahwa ibu dan keluarga sudah mengerti tentang pentingnya

dilakukan imunisasi pada bayi. Ibu dan keluarga sudah mengerti bahwa

tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang sehingga ibu dan keluarga berupaya melakukan imunisasi secara

lengkap pada bayinya agar bayinya kebal terhadap penyakit tersebut.

Banyaknya bayi yang imunisasinya lengkap tersebut dapat

dilatarbelakangi oleh umur ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dari

total 41 responden, hampir seluruh dari responden berumur antara 20-35

tahun, yaitu sebanyak 37 responden (90,2%). Menurut teori bahwa usia


14

adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan

ulang tahunnya yang terakhir. Usia merupakan konsep yang masih abstrak

bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Seseorang

mungkin menghitung umur dengan tepat tahun dan kelahirannya, sementara

yang lain menghitungnya dalam ukuran tahun saja (Zaluchu, 2008: 109).

Menurut pendapat peneliti ibu balita yang berusia matang akan memiliki

pemikiran yang matang pula termasuk dalam melakukan imunisasi pada

bayinya secara lengkap, sehingga banyak ibu yang berusaha melengkapi

imunisasi pada bayinya.

Selain itu juga didukung oleh pendidikan ibu, dimana hasil penelitian

diapatkan bahwa dari total 41 responden, sebagian besar dari responden

berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 26 responden (63,4%). Berdasarkan

teori dijelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan

seseorang. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kwalitas. Lewat

pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan (Notoadmodjo,

2003, hlm.95). Menurut pendapat peneliti ibu yang berpendidikan sedang

akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

berpendidikan rendah termasuk pengetahuan tentang imunisasi. Dengan dasar

pengetahuan yang dimilikinya tersebut maka ibu akan berusaha mewujudkan

pengetahuannya bahwa imunisasi yang baik dilakukan secara lengkap.


15

C. Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap


kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi
Kabupaten Blitar

Hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 1 responden

yang mempunyai pengetahuan kurang seluruhnya (100%) melakukan

imunisasi pada anaknya tidak lengkap, dari 11 responden yang mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (63,3%) melakukan imunisasi pada

anaknya secara lengkap, dan sebanyak 4 responden (36,4%) melakukan

imunisasi pada anaknya secara tidak lengkap, dan dari 29 responden yang

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 27 responden (93,1%) melakukan

imunisasi pada anaknya secara lengkap, dan sebanyak 2 responden (36,4%)

melakukan imunisasi pada anaknya secara tidak lengkap.

Hasil analisa data kuantitatif dengan uji statistic spearman rho tentang

hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan

imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar

didapatkan nilai ρ value 0,004 lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,000 < 0,05),

berarti ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat dalam

membentuk tindakan seseorang. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh


16

Azwar (2009) bahwa Sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai

kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan obyek. Dimana sikap dibentuk

karena adanya kognitif. Sehingga dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

sikap seseorang terbentuk karena adanya pengetahuan sedangkan pengetahuan

akan membentuk sikap. Hal ini sesuai dengan konsep “K-A-P” (Knowledge-

attitud-practice). Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap (attitud)

sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi oleh pengetahuan (Knowledge).

Menurut peneliti bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

ibu dalam mengimunisasikan anaknya adalah pengetahuan. Pengetahuan

merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap obyek tertentu. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki

dasar bersikap yang positif pula dalam mengsikapi sesuatu. Kenyataan di

tempat penelitian sudah sesuai bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik

tentang imunisasi dasar akan melakukan imunisasi secara lengkap. Hal ini

dikarenakan responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang

imunisasi dasar akan memiliki dasar pengetahuan tentang tujuan, manfaat,

jenis kekebalan, syarat pemberian imunisasi, serta macam-macam imunisai

dasar. Semakin baik pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar tersebut akan

semakin lengkap imunisasi yang dilakukan ibu terhadap anaknya.

.Banyaknya ibu yang melakukan imunisasi lengkap di Puskesmas

Wonodadi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan imunisasi sudah baik, yaitu

80% anak melakukan imunisasi secara lengkap. Namun demikian apabila

100% anak dilakukan imunisasi secara lengkap maka hasilnya akan lebih baik

lagi. Untuk itu masih diperlukan lagi peningkatan jumlah imunisasi lengkap
17

pada anak untuk mencapai 100%. Peningkatan tersebut dapat dilakukan

dengan pemberian informasi oleh tenaga kesehatan atau kader Posyandu

kepada ibu balita akan pentingnya imunisasi lengkap.


18

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasakan data yang diperoleh dari penelitian tentang hubungan

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan imunisasi

dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi Kabupaten Blitar dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonodadi Kabupaten Blitar sebagian besar responden memiliki

pengetahuan baik tentang imunisasi dasar, yaitu sebanyak 29 responden

(70,7%)

2. Kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar hampir seluruh responden mengimunisasikan anaknya

secara lengkap, yaitu sebanyak 34 responden (82,9%)

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap

kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Wonodadi

Kabupaten Blitar dimana hasil uji statistik spearman rho dengan

signifikan 0,05 menghasilkan nilai P Value = 0,004 lebih kecil dari nilai α

= 0,05 (0,000 < 0,05).


19

B. Saran

1. Bagi Bidan

Bidan diharapkan untuk teteap terus meningkat motivasi,

kemampuan, serta pengetahuan terkait imunisasi dasar lengkap. Selain itu,

perawat juga mampu meningkatkan edukasi tentang imunisasi dasar

lengkpa serta pentingnya kelengkapan imunisasi dasar kepada ibu kader

posyandu, ibu bayi, dan keluarga.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah sumber-sumber atau referensi- referensi guna

mempermudah mahasiswa untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Puskesmas

Pihak puskesmas perlu melakukan kegiatan-kegiatan

pembinaan/pelatihan guna meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi

dasar lengkap ke rumah-rumah yang jauh dari Puskesmas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai faktor-faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar seperti peran

kader posyandu, kepercayaan sehingga hasil penelitian yang didapatkan

menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai