A. DESKRIPSI DATA
Lansia.
1) Motto
2) Visi
3) Misi
pemberdayaan masyarakat
44
45
Poli Umum, Poli Gigi, Promkes, KIA & KB, Gizi, Pengendalian
(UKP) di luar gedung yang diantara lain; Promkes, KIA & KB,
gizi
46
B. PENGUJIAN HIPOTESIS
1. Karakteristik Responden
a. Usia
Frekuensi Presentase
Karakteristik
(n) (%)
Masa Remaja (17-25 Tahun) 0 0
Umur Masa Dewasa (26-45 Tahun) 23 76,7
Masa Lansia (46-65 Tahun) 7 23,3
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer tahun 2020
b. Pendidikan
Frekuensi Presentase
Karakteristik
(n) (%)
SD 5 16,7
SLTP 4 13,3
Pendidikan
SLTA 21 70
Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer tahun 2020
c. Jenis Kelamin
orang (53,3%).
Frekuensi Presentase
Karakteristik
(n) (%)
Laki-Laki 14 46,7
Jenis Kelamin Perempuan 16 53,3
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer 2019
d. Pekerjaan
orang (10%) dan yang lebih sedikit adalah PNS sebanyak 4 orang,
13,3%).
Frekuensi Presentase
Karakteristik
(n) (%)
PNS 4 13,3
Swasta 9 30
Umur Karyawan 3 10
Buruh/Tani 14 46,7
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer tahun 2020
sekarang
menggunakan model skala likert yang terdiri dari empat tingkat dengan
tidak setuju.
atau 13,3%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
orang atau 33,3%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
50
Diminta
atau 6,7%.
Tanpa Diminta
c. Dimensi efektivitas
Professional
orang atau 33,3%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
Di Rasakan
d. Dimensi efesiensi
Rawat Jalan
atau 26,7%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
atau 20%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
e. Dimensi kesinambungan
1) Memperoleh Obat
atau 13,3%.
Puskesmas
f. Dimensi keamanan
10 orang atau 33,3%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
Pelayanan
Toilet
g. Dimensi kenyamanan
atau 80%, dan berpendapat baik 6 orang atau 20%. Secara lebih
Pasien
59
h. Dimensi informasi
dan berpendapat baik 6 orang atau 20%. Secara lebih rinci dapat
atau 20%, berpendapat tidak baik sebanyak 18 orang atau 60% dan
Membutuhkan
atau 60%, dan berpendapat baik 12 orang atau 40%. Secara lebih
Keadaan Pasien
a) Analisis Inferensial
gesca.org).
Model
FIT 0.897
AFIT 0.689
GFI 0.978
SRMR 0.123
NPAR 25
Sumber: Aplikasi GeSCA tahun 2020
Adjusted dari FIT hampir sama dengan FIT. Namun, karena dimensi
maka nilai FIT akan semakin besar. Hal ini disebabkan proporsi
pada GFI adalah 0 (poor fit) hingga 1 (better fit). GFI yang
GFI mendekati 1.
4) Identifikasi NPAR
67
berdasarkan SRMR tidak sesuai. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh
kurang baik.
5) Identifikasi R-Square
Pada tabel 4.27 dapat dilihat bahwa nilai R Square pada sesudah
dalam model.
b) Pengujian Hipotesis
Path Coefficients
Estimate SE CR
Sebelum Akreditasi->Kualitas 0.345 0.152 2.33*
Layanan
Sesudah Akreditasi->Kualitas 0.732 0.117 5.78*
Layanan
CR* = significant at .05 level
pelayanan pada UPTD Puskesmas Ampah Pada tabel 4.28 dapat dilihat
bahwa nilai critical ratios (CR) koefisien jalur variabel isi terhadap kualitas
ratios (CR) koefisien jalur variabel isi terhadap kualitas pelayanan akhir
sesudah akreditasi sebesar 5.78*. Tanda bintang (*) pada nilai critical
Tengah.
C. PEMBAHASAN
orang atau 6,7%. Sementara itu pada saat sesudah akreditasi teliti dan
Akan Dilaksanakan
kepada pasien adalah sangat baik sebanyak 20 orang atau 66,7%, dan
akan dilaksanakan sejauh ini sudah baik dan memenuhi standar yang
berlaku.
Diminta
sangat tidak baik sebanyak 2 orang atau 6,7%. Sementara itu pada
kesehatan kepada pasien sejauh ini sudah baik dan memenuhi standar
yang berlaku.
kepada pasien adalah sangat baik sebanyak 22 orang atau 73,3%, dan
3. Dimensi Efektivitas
kesehatan.
(Sedarmayanti, 2006).
4. Dimensi Efesiensi
Rawat Jalan
berlaku bagi pasien rawat jalan yang dimiliki petugas kesehatan saat
tidak baik sebanyak 18 orang atau 60% dan berpendapat sangat tidak
baik sebanyak 2 orang atau 6,7%. Sementara itu pada saat sesudah
pasien rawat jalan adalah sangat baik sebanyak 22 orang atau 73,3%,
berlaku bagi pasien rawat jalan lebih baik pada saat sesudah
akreditasi. Dalam hal ini pasien sudah merasa puas, rata-rata pasien
berpendapat jika ada hal mengenai informasi rawat jalan yang tidak
hal tersebut.
baik sebanyak 12 orang atau 40% dan berpendapat sangat tidak baik
20%.
5. Dimensi Kesinambungan
a) Memperoleh Obat
tidak baik sebanyak 12 orang atau 40% dan berpendapat sangat tidak
baik sebanyak 4 orang atau 13,3%. Sementara itu pada saat sesudah
33,3%.
peningkatan.
pasien adalah sangat baik sangat baik sebanyak 24 orang atau 80%,
kehidupan pasien.
6. Dimensi Keamanan
kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko cidera, infeksi, efek
samping, aatau bahaya lain. Oleh karena itu harus disusun suatu
pelayanan.
Toilet
kamar mandi dan toilet saat sebelum akreditasi adalah sangat baik
orang atau 26,7%, dan berpendapat sangat tidak baik 8 orang atau
kamar mandi dan toilet yang dilakukan oleh petugas puskesmas saat
fasilitas kamar mandi dan toilet selalu bersih, terawat dan tidak licin.
80
lainnya pasti memiliki toilet. Namun, tidak seperti area lobi atau ruang
kebersihan toilet termasuk salah satu yang paling diingat orang ketika
(Damayanti, 2012).
7. Dimensi Kenyamanan
20%.
81
dirahasiakan.
atau 20%, berpendapat tidak baik sebanyak 18 orang atau 60% dan
40%.
setiap pasien.
konsumen supermarket.
8. Dimensi Informasi
informasi yang jelas tentang apa. Siapa, kapan, dimana dan bagaimana
layanan kesehatan itu akan atau telah dilaksanakan. Dimensi informasi ini
baik sebanyak 4 orang atau 13,3%. Sementara itu pada saat sesudah
83
atau 20%.
lebih baik pada saat sesudah akreditasi. Dalam hal ini pasien sudah
tidak baik sebanyak 6 orang atau 20%. Sementara itu pada saat
atau 26,7%.
lebih baik pada saat sesudah akreditasi. Dalam hal ini pasien sudah
peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang tepat (efisien).
Membutuhkan Pelayanan
tidak baik sebanyak 18 orang atau 60% dan berpendapat sangat tidak
baik sebanyak 6 orang atau 20%. Sementara itu pada saat sesudah
85
Membutuhkan
diprioritaskan.
adalah belum baik, karena dari 5 lima dimensi tersebut, terdapat dua
c) Analisis Inferensial
gesca.org).
variabel, maka akan lebih baik menggunakan AFIT (FIT yang sudah
maka nilai FIT akan semakin besar. Hal ini disebabkan proporsi
pada GFI adalah 0 (poor fit) hingga 1 (better fit). GFI yang
GFI mendekati 1.
4) Identifikasi NPAR
90
berdasarkan SRMR tidak sesuai. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh
kurang baik.
5) Identifikasi R-Square
d) Pengujian Hipotesis
91
pada UPTD Puskesmas Ampah Pada tabel 4.28 dapat dilihat bahwa
nilai critical ratios (CR) koefisien jalur variabel isi terhadap kualitas