Anda di halaman 1dari 37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Kuningan Medical Center

PT. Pilar Mandiri Kuningan adalah Perusahaan Perseroan Terbatas yang

didirikan pada tanggal 11 Maret 2010 berdasarkan SK. Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia Nomor: C-121.HT.03.01-Th 2005, Surat Keputusan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 9-XVII-PPAT 2008 dan Akta Pendirian

Nomor: 49, 11 Maret 2010 bergerak dalam bidang Jasa Pelayanan Kesehatan salah

satunya adalah Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center dan Apotek 24 Jam.

Jajaran Komisaris PT. Pilar Mandiri Kuningan adalah Putra asli daerah

Kabupaten Kuningan yang ingin memberikan kontribusinya dalam membangun daerah

dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia.

Jajaran Direksi PT. Pilar Mandiri Kuningan adalah dr. Bahana Mahyudin Noor, SpOG

sebagai Direktur Utama, H. Oon Aunuroup sebagai Direktur, Komisaris PT. Pilar

Mandiri Kuningan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama H. Aruman, Dewan

Komisaris terdiri dari: dr. Toto Taufikurohman Kosim, drg. Firdaus Said Bamagain, dr.

Syarif Hidayat, H. Oyo Zakaria, Muhamad Razak Sudarman, dr. Elang Udin

Syaripudin, H. Wawan Rosihan Kosim. Lokasi dari PT. Pilar Mandiri Kuningan dan

Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center adalah di Jln. R.E. Martadinata No. 1

Kertawangunan, Sindangagung - Kuningan Telp. (0232) 8890300, Fax. (0232) 8890200

E-mail : rsukuninganmedicalcenter@yahoo.co.id.
PT. Pilar Mandiri Kuningan bergerak dalam bidang Jasa Pelayanan Kesehatan

dan Apotek serta Pelayanan yang berhubungan dengan Bidang Kesehatan lainnya. Salah

satunya adalah Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC) yang

merupakan Rumah Sakit Umum Swasta Type "D" bernaung di bawah PT. Pilar Mandiri

Kuningan yang didirikan pada tanggal 13 Mei 2010 berdasarkan Izin Dinas Kesehatan

Kabupaten Kuningan dengan No. 503/11/051/Jamsarkes. Opersional Rumah Sakit

Umum Kuningan Medical Center merujuk berdasarkan Izin dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Kuningan tanggal 24 Nopember 2010 No. 503/11/123/Jamsarkes tentang

Izin Operasional Sementara Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center.

Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center dipimpin oleh seorang Direktur,

yaitu dr. Syarif Hidayat dan dibantu oleh 3 Orang Wakil Direktur, yaitu dr. Elang Udin

Syaripudin sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan,  dr. Toto Taufikurohman Kosim

sebagai Wakil Direktur Bidang  Umum dan drg. Firdaus Said Bamagain sebagai Wakil

Direktur Keuangan.

Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center ( RSU-KMC ) didirikan atas

dasar beberapa faktor antara lain : Perbandingan jumlah ratio antara jumlah penduduk

dan jumlah tempat tidur yang masih jauh dari ideal; Pelayanan kesehatan yang belum

terjangkau secara keseluruhan oleh masyarakat; Teknologi Rumah Sakit di Kabupaten

Kuningan yang masih di anggap tertinggal dari Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat.

Rumah Sakit ini juga didirikan untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan

masyarakat serta turut serta menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten kuningan.


Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Kuningan Medical Center

Visi:

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan berkualitas kepada

masyarakat.

Misi:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkesinambungan.

2. Turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi mitra pemerintah

dalam membangun daerah.

3. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.

Motto:

"Pelayanan terbaik paling utama bagi kami"

4.1.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kuningan Medical Center


Struktur Organisasi

Rumah Sakit Kuningan Medical Center

DIREKTUR UTAMA PT. PMK

DEWAS DIREKTUR RSU KMC

KOMITE MEDIK

PANITIA PPI KOMITE KEPERAWATAN

KOMITE TKL
PANITIA K3
KOMITE MKP
PANITIA REKAM MEDIS
KOMITE ETIKA & HUKUM

SPI

BIDANG BIDANG BIDANG BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PELAYANAN KEPERAWATAN SIRS UMUM KEUANGAN SDM KESEKRETARIATAN

Sie. RAJAL & RASUS Sie. RAWAT INAP

KARU. IGD KARU. RPU 1

KARU. OK / BEDAH KARU. RPU 2

KARU. ICU KARU. RPU 3

KARU. PERINATAL KARU. RPU 4

KARU. VK KARU. RPU 5

PARU. POLIKLINIK

Keterangan: : STRUKTURAL

: Fungsional

: Pelaksana
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden

Berdasarkan data dari 63 responden perawat Rumah Sakit Kuningan Medical

Center, melalui daftar pernyataan (kuesioner) didapatkan kondisi responden

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terkahir dan lama bekerja. Penggolongan

yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

secara jelas mengenai karakteristik responden sebagai objek penelitian.

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun data jenis kelamin responden penelitian di Rumah Sakit Kuningan

Medical Center adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 19 30,16%

Perempuan 44 69,84%

Total 63 100%

Sumber: data yang diolah, 2022

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui tentang jenis

kelamin responden Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai

responden. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang atau 30,16% dan perempuan

sebanyak 44 orang atau 69,84%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai responden

dalam penelitian ini adalah perempuan.


4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Adapun data mengenai usia responden penelitian di Rumah Sakit Kuningan

Medical Center adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Usia

Usia Freekuensi Persentase %


21 - 30 Tahun 24 38,09%
31 - 40 Tahun 22 34,92%
41 - 50 Tahun 15 23,80%
>50 Tahun 2 3,19%
Total 63 100%
Sumber: data diolah, 2022

Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui tentang tingkat

usia di Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai responden. Dari

hasil penyebaran angket berdasarkan usia diperoleh data usia 21-30 tahun sebanyak 24

responden atau 38,09%, pada usia 31-40 tahun sebanyak 22 responden atau 34,92%,

pada usia 41-50 tahun sebanyak 15 responden atau 23,80% dan sisanya responden

berusia >50 tahun sebanyak 2 responden atau 3,19%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa mayoritas perawat di Rumah Sakit Kuningan Medical Center berusia 21-30

tahun.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3

Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase%

S1 35 55,56%

D3 28 44,44%

Total 63 100%

Sumber: data yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dilihat dari pendidikan responden sebanyak 35

perawat atau 55,56% responden memiliki pendidikan S1, dan sisanya responden

berpendidikan D3 sebanyak 28 perawat atau 44,44%. sehingga dapat disimpulkan

bahwa mayoritas perawat di Rumah Sakit Kuningan Medical Center berpendidikan S1.

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.4

Lama Bekerja

Lama Bekerja Frekuensi Persentase%

<2 tahun 32 50,79%

2 - 5 tahun 14 22,22%

6 - 10 tahun 10 15,87%

11 - 15 tahun 5 7,93%

16 - 20 tahun 2 3,17%

Total 63 100%

Sumber: data yang diolah, 2022


Berdasarkan hasil olahan data mengenai karakteristik responden yang

berdasarkan lama bekerja pada tabel di atas, jumlah responden yang bekerja < 2 tahun

yakni 32 responden atau sebesar 50,79%, pada responden yang bekerja 2-5 tahun

sebanyak 14 responden atau sebesar 22,22%, responden yang bekerja 5-10 tahun

sebanyak 10 perawat atau sebesar 15,87%, responden yang bekerja 11-15 tahun

sebanyak 5 perawat atau 7,93% dan responden yang bekerja 16-20 tahun sebanyak 2

perawat atau 3,17%. Lama bekerja pada sebuah perusahaan akan memengaruhi

pengalaman dan tingkat kematangan seseorang dalam bekerja.

4.1.3 Uji Kualitas Data

4.1.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan sebelum analisis statistik dilakukan, item pernyataan

harus dinyatakan valid agar penelitian ini dapat dilanjutkan dan pada penelitian ini uji

validitas dilakukan pada 30 responden. Hal ini sesuai pendapat Singarimbun dan

Effendi (1995) yang mengatakan bahwa jumlah minimal uji coba kuesioner adalah

minimal 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi nilai akan

lebih mendekati kurva normal.

Untuk perhitungan uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, maka ada dua

nilai df yang bisa diambil yaitu : df=n (30) --> rtabel = 0,361. df=n-2 (30-2 = 28) --> rtabel

= 0,374. Maka instrument dikatakan valid apabila rhitung > rtabel. Berikut hasil uji validitas

dari ketiga variabel dalam penelitian ini:


a. Uji Validitas Komitmen Organisasional (X1)

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel X1

No rhitung Rtabel keterangan


1 0,432 0,374 Valid
2 0,427 0,374 Valid
3 0,549 0,374 Valid
4 0,543 0,374 Valid
5 0,489 0,374 Valid
6 0,539 0,374 Valid
Sumber: diolah melalui SPSS 21.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan variabel

Komitmen Organisasional memiliki nilai lebih besar dari rtabel (0,374). Maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan variabel komitmen organisasional adalah

valid.

b. Uji Validitas Disiplin Kerja (X2)

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel X2

No rhitung Rtabel keterangan


1 0,837 0,374 Valid
2 0,651 0,374 Valid
3 0,794 0,374 Valid
4 0,690 0,374 Valid
5 0,770 0,374 Valid
6 0,609 0,374 Valid
7 0,855 0,374 Valid
8 0,798 0,374 Valid
Sumber: diolah melalui SPSS 21.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan variabel

disiplin kerja memiliki nilai lebih besar dari rtabel (0,374). Maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh item pernyataan variabel disiplin kerja adalah valid.

c. Uji Validitas Kinerja Perawat (Y)

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Y

No rhitung rtabel keterangan


1 0,809 0,374 Valid
2 0,784 0,374 Valid
3 0,575 0,374 Valid
4 0,775 0,374 Valid
5 0,878 0,374 Valid
6 0,687 0,374 Valid
7 0,655 0,374 Valid
8 0,862 0,374 Valid
Sumber: diolah melalui SPSS 21.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan variabel

kinerja perawat memiliki nilai lebih besar dari r tabel (0,374). Maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh item pernyataan variabel kinerja perawat adalah valid.

4.1.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α)

dengan cara membandingkan nilai Alpha dengan standarnya, Reliabilitas suatu konstruk

variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
a. Uji Reliabilitas Komitmen Organisasional (X1)

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabiltas Variabel X1

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,928 6
Sumber: diolah melalui SPSS 21

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel X 1 di atas, 6 item indikator

memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,928 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti

variabel X1 dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel X1

dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

b. Uji Reliabiltas Disiplin Kerja (X2)

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabiltas Variabel X2

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,888 8
Sumber: diolah melalui SPSS 21

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel X 2 di atas, 8 item indikator

memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,888 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti

variabel X2 dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel X2

dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.


c. Uji Reliabilitas Kinerja Perawat (Y)

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabiltas Variabel Y

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,890 8
Sumber: diolah melalui SPSS 21

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel Y di atas, 8 item indikator

memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,890 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti

variabel Y dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel Y

dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

4.1.4 Metode Analisis Data

4.1.4.1 Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Komitmen Organisasional (X1)

Komitmen organisasional pada perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center

dapat diketahui dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai

tertinggi pada angket. Dari seluruh item variabel X1 (komitmen organisasional)

yang valid sebanyak 6 bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka

skor ideal adalah 6 x 5 = 30.

2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai

terendah pada angket variabel X1 yaitu: 6 x 1 = 6.

3) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal skor terendah

kemudian dikali 33,33%.


30 – 6 = 24

24 x 33,33% = 7,99 (dibulatkan menjadi 8)

4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan

rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor

jawaban terendah 6, yaitu:

a. Skor antara 22-30 = kategori tinggi

b. Skor antara 14-22 = kategori sedang

c. Skor antara <14 = kategori rendah

5) Menghitung jumlah jawaban responden yang termasuk ke dalam kategori

tinggi, sedang dan rendah terhadap masing-masing variabel kemudian

dipersentasekan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyajian data skor penilaian hasil perhitungan dari angket dengan n = 63

berdasarkan skor terendah sampai skor tertinggi, data terlampir.

b. Menghitung frekuensi dan persentase jawaban dari 63 responden, sebagaimana

penulis sajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11
Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
terhadap Variabel X1
Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 46 73

Sedang 17 27

Rendah 0 0

Jumlah 63 100

Sumber: data yang diolah, 2022


c. Menghitung skor kriterium (SK) dengan rumus: SK= ST x JB x JR, dengan

berdasarkan skor tertinggi, jumlah bulir yang ditentukan dan banyaknya

responden, maka ke dalam rumus dapat diisikan nilai-nilai sebagai berikut:

1. Skor tertinggi (ST) =5

2. Jumlah bulir (JB) =6

3. Jumlah responden (JR) = 63

Dengan demikian maka:

SK = ST x JB x JR

SK = 5 x 6 x 63

SK = 1890

d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan

menggunakan rumus:

perhitungan sebagai berikut:


n

Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1

58

Σ=
i−1 24+ 21 + 21 + .... + 24 = 1453

itmen organisasi dalam garis kontinum, maka


Untuk melihat gambaran Kom

skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium

1453
1890 x 100% = 76,87 %
e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang,

dan tinggi. Dari perhitungan persentase di atas, dapat diperoleh dengan

parameter sebagai berikut:

1. Persentase ideal yaitu 100%: 3 = 33,33%

2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:

a) Daerah rendah = 0,00% - 33,33%

b) Daerah sedang = 33,34% - 66,66%

c) Daerah tinggi = 66,67% - 100%

3. Dari perhitungan di atas dapat ditentukan daerah kriterium menjadi beberapa

bagian (berdasarkan hasil pembulatan) yaitu:

a) Daerah rendah = 0% - 33%

b) Daerah sedang = 34% - 67%

c) Daerah tinggi = 68% - 100%

Nilai variabel X1 sebesar 76,87% terletak pada daerah kriterium tinggi yang

berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel X 1

sebesar 76,87% dapat digambarkan sebagai berikut:

Rendah Sedang Tinggi

0% 34% 68% 76,87% 100%


Gambar 4.2
Kedudukan Variabel Komitmen organisasional dalam Kriterium

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh

gambaran komitmen organisasional perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center

telah mencapai 76,87% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak
interval 68% - 100%. Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa komitmen

organisasional perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center dikategorikan tinggi.

Hal ini disebabkan karena perawat tidak memliki rasa kesetiaan terhadap rumah sakit

kuningan medical center.

b. Deskriptif Disiplin Kerja (X2)

Disiplin kerja pada perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center dapat

diketahui dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai tertinggi

pada angket. Dari seluruh item variabel X2 (disiplin kerja) yang valid sebanyak 8

bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka skor ideal adalah 8 x 5 =

40.

2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai

terendah pada angket variabel X1 yaitu: 8 x 1 = 8.

3) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal skor terendah kemudian

dikali 33,33%.

40 – 8 = 32

32 x 33,33% = 10,67 (dibulatkan menjadi 11)

4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan

rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor

jawaban terendah 8, yaitu:

a. Skor antara 29-40 = Kategori tinggi

b. Skor antara 18-29 = Kategori sedang

c. Skor antara <18 = Kategori rendah


5) Menghitung jumlah jawaban responden yang termasuk ke dalam kategori tinggi,

sedang dan rendah terhadap masing-masing variabel kemudian dipersentasekan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyajian data skor penilaian hasil perhitungan dari angket dengan n = 63

berdasarkan skor terendah sampai skor tertinggi, data terlampir.

b. Menghitung frekuensi dan persentase jawaban dari 63 responden, sebagaimana

penulis sajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.12
Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
terhadap Variabel X2
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tinggi 33 52
Sedang 30 48
Rendah 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: data yang diolah, 2022

c. Menghitung skor kriterium (SK) dengan rumus: SK= ST x JB x JR, dengan

berdasarkan skor tertinggi, jumlah bulir yang ditentukan dan banyaknya

responden, maka ke dalam rumus dapat diisikan nilai-nilai sebagai berikut:

1. Skor tertinggi (ST) =5

2. Jumlah bulir (JB) =8

3. Jumlah responden (JR) = 63

Dengan demikian maka:

SK = ST x JB x JR

SK = 5 x 8 x 63

SK = 2520
d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan

menggunakan rumus:

perhitungan sebagai berikut:


n

Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1

63

Σ=
i−1 25+ 24 + 21 + .... + 30 = 1797

itmen organisasi dalam garis kontinum, maka


Untuk melihat gambaran Kom

skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium

1797
2520 x 100% = 71,31 %

e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang, dan

tinggi. Dari perhitungan persentase di atas, dapat diperoleh dengan parameter

sebagai berikut:

1. Persentase ideal yaitu 100%: 3 = 33,33%

2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:

a) Daerah rendah = 0,00% - 33,33%

b) Daerah sedang = 33,34% - 66,66%

c) Daerah tinggi = 66,67% - 100%

3. Dari perhitungan di atas dapat ditentukan daerah kriterium menjadi beberapa bagian

(berdasarkan hasil pembulatan) yaitu:

a) Daerah rendah = 0% - 33%


b) Daerah sedang = 34% - 67%

c) Daerah tinggi = 68% - 100%

Nilai variabel X2 sebesar 71,31% terletak pada daerah kriterium tinggi yang

berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel X 2

sebesar 71,31% dapat digambarkan sebagai berikut:

Rendah Sedang Tinggi

0% 34% 68% 71,31% 100%


Gambar 4.3
Kedudukan Variabel Disiplin kerja dalam Kriterium

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh

gambaran disiplin kerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center telah mencapai

71,31% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak interval 68% - 100%.

Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa disiplin kerja perawat Rumah Sakit

Kuningan Medical Center dikategorikan tinggi. Hal ini disebabkan karena perawat tidak

selalu menggunakan seragam kerja yang telah ditentukan dan perawat tidak selalu

menggunakan tanda pengenal didalam rumah sakit.

c. Deskriptif Kinerja Perawat (Y)

Kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center dapat diketahui dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai tertinggi

pada angket. Dari seluruh item variabel Y (kinerja perawat) yang valid

sebanyak 8 bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka skor ideal

adalah 8 x 5 = 40.
2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai

terendah pada angket variabel X2 yaitu: 8 x 1 = 8.

3) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal skor terendah kemudian

dikali 33,33%.

40 – 8 = 32

32 x 33,33% = 10,67 (dibulatkan menjadi 11)

4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan

rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor

jawaban terendah 8, yaitu:

a. Skor antara 29-40 = kategori tinggi

b. Skor antara 18-29 = kategori sedang

c. Skor antara <18 = kategori rendah

5) Menghitung jumlah jawaban responden yang termasuk ke dalam kategori tinggi,

sedang dan rendah terhadap masing-masing variabel kemudian dipersentasekan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyajian data skor penilaian hasil perhitungan dari angket dengan n = 63

berdasarkan skor terendah sampai skor tertinggi,data terlampir.

b. Menghitung frekuensi dan persentase jawaban dari 63 responden, sebagaimana

penulis sajikan dalam tabel berikut ini:


Tabel 4.13
Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
terhadap Variabel Y
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tinggi 40 63
Sedang 23 37
Rendah 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: data yang diolah, 2020

c. Menghitung skor kriterium (SK) dengan rumus: SK= ST x JB x JR, dengan

berdasarkan skor tertinggi, jumlah bulir yang ditentukan dan banyaknya

responden, maka ke dalam rumus dapat diisikan nilai-nilai sebagai berikut:

1. Skor tertinggi (ST) =5

2. Jumlah bulir (JB) =8

3. Jumlah responden (JR) = 63

Dengan demikian maka:

SK = ST x JB x JR

SK = 5 x 8 x 63

SK = 2520

d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan

menggunakan rumus:

perhitungan sebagai berikut:


n

Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1

63

Σ=
i−1 30 + 29 + 24 + .... + 30 = 1874
itmen organisasi dalam garis kontinum, maka
Untuk melihat gambaran Kom

skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium

1874
2520 x 100% = 74,36 %

e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang, dan

tinggi. Dari perhitungan persentase di atas, dapat diperoleh dengan parameter

sebagai berikut:

1. Persentase ideal yaitu 100%: 3 = 33,33%

2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:

a) Daerah rendah = 0,00% - 33,33%

b) Daerah sedang = 33,34% - 66,66%

c) Daerah tinggi = 66,67% - 100%

3. Dari perhitungan di atas dapat ditentukan daerah kriterium menjadi beberapa bagian

(berdasarkan hasil pembulatan) yaitu:

a) Daerah rendah = 0% - 33%

b) Daerah sedang = 34% - 67%

c) Daerah tinggi = 68% - 100%

Nilai variabel Y sebesar 74,36% terletak pada daerah kriterium tinggi yang

berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel Y sebesar

74,36% dapat digambarkan sebagai berikut:


Rendah Sedang Tinggi

0% 34% 68% 74,36% 100%


Gambar 4.4
Kedudukan Variabel kinerja perawat dalam Kriterium

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh

gambaran kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center telah mencapai

74,36% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak interval 68% - 100%.

Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan

Medical Center dikategorikan tinggi. Hal ini disebabkan karena penyelesaian pekerjaan

perawat tidak sesuai standar dan perawat tidak memiliki pengetahuan mengenai bidang

pekerjaan dengan rinci.

4.1.4.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi berganda terhadap hipotesis

penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik atas data

yang akan diolah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dengan

melihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05% dan sebaliknya apabila nilai asymp. Sig. (2-

tailed) < 0,05% maka data tidak berdistribusi normal. Hasil Uji normalitas untuk
variabel Kompetensi (X1), Lingkungan Kerja (X2), Kinerja Karyawan (Y) yg telah

dikonversi menjadi data interval disajikan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 63
Mean .0000000
Normal Parameters a,b
Std. 2.19468766
Deviation
Absolute .072
Most Extreme
Positive .071
Differences
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .575
Asymp. Sig. (2-tailed) .896
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah melalui SPSS 21

Berdasarkan hasil olah data diatas menunjukan bahwa nilai asymp. Sig. (2-

tailed) sebesar 0,896. Karena nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari nilai

signifikasi yang diharapkan yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa residual untuk

semua variabel dalam penelitian sudah berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel atau lebih yang

diuji mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.


1. Variabel Komitmen Organisasional (X1) terhadap Kinerja Perawat (Y)

Tabel 4.15

Uji Linearitas Komitmen Organisasional (X1) terhadap Kinerja Perawat (Y)

ANOVA Table
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
(Combined) 642.279 11 58.389 6.036 .000
Y
Linearity 542.324 1 542.324 56.060 .000
Between
Deviation 99.955 10 9.995 1.033 .430
* Groups
from
Linearity
x
1 Within Groups 493.372 51 9.674
Total 1135.651 62
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, diperoleh nilai Deviation from

Linearity Sig. sebesar 0,430, yang berarti nilai sig. disini lebih besar dari 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel

komitmen organisasional (X1) dengan variabel kinerja perawat (Y).

2. Variabel Komitmen Organisasional (X2) terhadap Kinerja Perawat (Y)

Tabel 4.16

Uji linearitas variabel X2 terhadap Y

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Y* (Combined) 898.023 14 64.145 12.957 .000


Between
x2 Linearity 799.386 1 799.386 161.474 .000
Groups
Deviation from Linearity 98.637 13 7.587 1.533 .140

Within Groups 237.627 48 4.951


Total 1135.651 62
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

Berdasarkan hasil perhitungan data diatas, diperoleh nilai Deviation from

Linearity Sig. sebesar 0,140, yang berarti nilai sig. disini lebih besar dari 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel X 2

dengan variabel Y.

c. Uji Multikolonearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi dikatakan terjadi

multikolonearitas jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai variance inflations

factor (VIF) ≥ 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolonearitas:

Tabel 4.17

Hasil uji multikolonearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constan 1.229 1.695 .725 .471
t)
1
x1 .305 .111 .243 2.750 .008 .563 1.775
x2 .769 .100 .679 7.695 .000 .563 1.775
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

Berdasarkan hasil perhitungan multikolineritas seperti yang tampak pada tabel

di atas, diketahui bahwa nilai tolerance dan VIF untuk variabel X1 dan X2 sebesar

0,563 dan 1,775 sehingga variabel independen pada persamaan regresi mempunyai nilai
tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Dengan demikian dapat dikatakan tidak ada masalah

multikunolinieritas dalam data penelitian ini.

d. Uji Heterokedatisitas

Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas ini

menggunakan grafik scatterplot, berikut merupakan hasil uji heterokedatisitas dengan

mengunakan grafik scatterplot:

Sumber: data diolah melalui SPSS 21

Berdasarkan hasil olah data diatas menunjukan bahwa titik-titik data penyebar

di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, titik-titik tidak hanya mengumpul di atas

atau di bawah, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola. Dengan begitu dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, maka tahapan regresi

selanjutnya dapat terpenuhi.

4.1.5 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisi regresi yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, yaitu

hubungan secara linierantara dua atau lebih variabel independen (X1,X2) dengan

variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetaui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Dari hasil perhitungan regresi dengan mengunakan aplikasi SPSS 21 diperoleh

data sebagaimana terdapat pada tabel 4.18 dibawah ini:

Tabel 4.18

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.229 1.695 .725 .471

1 x1 .305 .111 .243 2.750 .008 .563 1.775

x2 .769 .100 .679 7.695 .000 .563 1.775

a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

Dari tabel di atas, didapatkan hasil koefisien regresi X 1 dan X2 terhadap Y

adalah:

Y = α + b1X1+b2X2

Ŷ = 1,229+0,305X1+0,769X2

Keterangan:

Y = Kinerja perawat

a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Komitmen organisasional

X2 = Disiplin kerja

Dari persamaan regresi diatas maka dapat diinterprestasikan beberapa hal,

antara lain:

1. Konstanta sebesar 1,229; artinya jika (X1) dan (X2) nilainya adalah 0, maka (Y)

nilainya adalah 1,229.

2. Koefesien regresi variabel X1 (komitmen organisasional) sebesar 0,305, artinya

setiap penambahan jumlah komitmen organisasional sebesar satu-satuan, maka

variabel Y (kinerja perawat) akan mengalami penambahan sebesar 0,305

dengan asumsi nilai variabel independen lain bernilai konstan atau sebaliknya.

3. Koefesien regresi variabel X2 (disiplin kerja) sebesar 0,769, artinya setiap

penambahan jumlah variabel X2 (disiplin kerja) sebesar satu-satuan, maka

variabel Y (kinerja perawat) akan mengalami penambhan sebesar 0,769 dengan

asumsi nilai variabel independen lain bernilai konstan atau sebaliknya.

4.1.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut tabel hasil

uji koefisien determinasi:

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
1 .859a .737 .728 2.23097 1.773

a. Predictors: (Constant), x2, x1


b. Dependent Variable: Y
Sumber: data yang diolah melalui SPSS 21.

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai koefisien Adjusted R Square

yang dihasilkan oleh variabel-variabel dependen yaitu kinerja perawat yang dipengaruhi

oleh variabel komitmen organisasional dan disiplin kerja memiliki nilai Adjusted R

Square sebesar 0,737 artinya variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

sebesar 73% memiliki hubungan dengan variabel dependen (Y). Sedangkan sisanya

yaitu 27% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

4.1.7 Uji Hipotesis

4.1.7.1 Uji t (Parsial)

Pada pengujian ini hipotesis menggunakan uji t dengan tujuan untuk melihat

keputusan atas hipotesis penelitian melalui uji pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen secara persial dengan cara membandingkan nilai

signifikansi pada hasil data yang telah diolah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Hasil pengolahan tersebut dapat nilai pada tabel berikut:

Tabel 4.20

Hasil Uji T (Parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.229 1.695 .725 .471

1 x1 .305 .111 .243 2.750 .008 .563 1.775

x2 .769 .100 .679 7.695 .000 .563 1.775

a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

1. Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Perawat

Untuk melihat apakah ada pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja

perawat, dapat dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

a. Perumusan Hipotesis

H0 = Komitmen organisasional tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

perawat

Ha = Komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja perawat

b. Menghitung besarnya thitung

Berdasarkan olah data diatas, hasil perhitungan melalui software SPSS 21

diperoleh nilai thitung sebesar 2,750 dengan arah positif.

c. Menghitung besarnya ttabel

Menghitung Besarnya ttabel Ketentuan taraf signifikansi 0,05 dan derajat

kebesaran df = n – 3 atau df = 63 – 3 = 60. Maka t tabel dari 60 dengan pengujian dua

arah (bisa berpengaruh positif atau negative) dengan alpha 5% atau 0,05 adalah 2,000

d. Kriteria pengambilan keputusan

Kriteria Pengambilan Keputusan Bila nilai thitung < 2,000 maka Ho diterima dan

Ha ditolak. Bila nilai thitung > 2,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dikatakan

signifikan apabila nilai sig. < 0,05.

e. Keputusan
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaruh

komitmen organisasional terhadap kinerja perawat memiliki nilai thitung > ttabel yaitu 2,750

> 2,000 dan nilai sig. 0,008 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai

thitung berada didaerah penerimaan Ha yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja perawat.

2. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Perawat

Untuk melihat apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja perawat,

dapat dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

a. Perumusan Hipotesis

HO = Disiplin kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perawat

Ha = Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja perawat

b. Menghitung Besarnya thitung

Menghitung Besar thitung Berdasarkan olah data diatas hasil perhitungan melalui

software SPSS 21 diperoleh nilai thitung sebesar 7,695 dengan arah positif.

c. Menghitung Besarnya ttabel

Menghitung Besarnya ttabel Ketentuan taraf signifikansi 0,05 dan derajat

kebesaran df = n – 3 atau df = 63 – 3 = 60. Maka t tabel dari 60 dengan pengujian dua arah

(bisa berpengaruh positif atau negative) dengan alpha 5% atau 0,05 adalah 2,000.

d. Kriteria Pengambilan Keputusan

Bila nilai thitung < 2,000 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Bila nilai thitung > 2,000

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dikatakan signifikan apabila nilai sig. < 0,05

e. Keputusan
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaruh disiplin

kerja terhadap kinerja perawat memiliki nilai thitung > ttabel yaitu 7,695 > 2,000 dan nilai

sig. 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung berada

didaerah pemenerimaan Ha yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan

bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat.

4.1.7.2 Uji F (Simultan)

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji pengaruh komitmen

organisasional dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.21

Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 837.018 2 418.509 84.085 .000b
1 Residual 298.633 60 4.977
Total 1135.651 62
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), x2, x1
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.

Tahap-tahap melakukan uji f sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

Ho: komitmen organisasional dan disiplin kerja tidak berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja perawat.


Ha: komitmen organisasional dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh

terhadap kinerja perawat.

b. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (0,05). Signifikansi 5% atau 0,05

adalah ukuran standar yang digunakan dalam penelitian ini.

c. Menentukan Fhitung

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 84,085.

d. Menentukan Ftabel

Dengan menggunakan tingkat signifikansi 95%, α = 5%, df 1 = K -1, 3 - 1 = 2,

df 2 = 63 – 3 = 60, hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 3,15.

e. Kriteria Pengujian

Dalam penelitian ini menggunakan tiga pengujian yaitu:

Ho diterima apa bila Fhitung < Ftabel

Ha ditolak apabila Fhitung > Ftabel

Dikatakan signifikan apabila nilai sig. < 0,05

Berdasarkan hasil uji simultan diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 84,085

dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari

Ftabel dan nilai sig. lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H o ditolak dan Ha diterima.

Artinya komitmen organisasional dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perawat.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Perawat

Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel komitmen organisasional terhadap

kinerja perawat, diperoleh hasil bahwa variabel komitmen organisasional dapat

memprediksi terhadap kinerja perawat. Hasil uji regresi linier berganda terhadap data

pertama variabel komitmen organisasional (X1) dan kinerja perawat (Y) tersebut

memperoleh nilai beta sebesar 0,305. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen

organisasional (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perawat (Y) dan

hipotesis pertama diterima.

Sesuai dengan teori (Mowday, 2009) “komitmen organisasional adalah

keinginan anggota organisasi untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi

dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi”. bilamana perawat

mengalami penurunan komitmen kerja maka dapat mengakibatkan penurunan kinerja

perawat pada rumah sakit.

Mengacu pada hipotesis pertama “ komitmen organisasional berpengaruh

positif terhadap kinerja perawat”, yang berarti bahwa untuk meningkatkan tingkat

kinerja perawat dapat dilakukan melalui komitmen organisasional. Dibandingkan

dengan penelitian terdahulu yaitu Sanjiwani dan Suana (2016) terbukti sama, bahwa

komitmen organisasional berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja karyawan.

Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambrin, Sudarsono dan Ayuningsih

(2018) menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian violita (2020) menyatakan bahwa

komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

4.2.1 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Perawat


Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel disiplin kerja (X 2) terhadap kinerja

perawat (Y), diperoleh hasil bahwa variabel disiplin kerja (X 2) dapat memprediksi

terhadap kinerja perawat (Y). Hasl uji regresi berganda terhadap data variabel disiplin

kerja (X1) dan kinerja perawat (Y) tersebut memperoleh nilai beta sebesar 0,769. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja (X2) mempunyai pengaruuh positif terhadap

kinerja perawat dan hipotesis kedua diterima.

Kinerja perawat merupakan hal yang penting yang menjadi perhatian agar

perawat berkualitas yang mereka miliki tetap akan berjuang bersama untuk mencapai

tujuan perusahaan. Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi kinerja perawat

tersebut, salah satunya adalah disiplin kerja yang dilakukan oleh perawatnya.

Sesuai dengan teori (Siswanto, 2003) “disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai

suatu sikap meghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

megelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugasdan wewenang

yang diberikan kepadanya. Bilamana perawat mengalami penurunan disiplin kerja dan

perawat melakukan pelanggaran-pelanggaran disiplin kerja seperti pelanggaran absensi

(seringnya terlambat saat jam masuk kerja), perawat tidak selalu memakai seragam

kerja dan tidak memakai tanda pengenal didalam rumah sakit maka dapat

mengakibatkan penurunan kinerja perawat pada rumah sakit.

Mengacu pada hipotesis kedua “disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perawat”, yang berarti bahwa untuk menurunkan kinerja

perawat dapat dilakukan melaui disiplin kerja. Dibandingkan denga penelitian terdahulu

yaitu Tanod dan Christoffel (2019) terbukti sama, bahwa komitmen organisasional
memiliki pengaruh langsung secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan. Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul, Anggara dan

Sangkala (2021) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja perawat.

Anda mungkin juga menyukai