didirikan pada tanggal 11 Maret 2010 berdasarkan SK. Menteri Hukum dan Hak Asasi
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 9-XVII-PPAT 2008 dan Akta Pendirian
Nomor: 49, 11 Maret 2010 bergerak dalam bidang Jasa Pelayanan Kesehatan salah
satunya adalah Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center dan Apotek 24 Jam.
Jajaran Komisaris PT. Pilar Mandiri Kuningan adalah Putra asli daerah
Jajaran Direksi PT. Pilar Mandiri Kuningan adalah dr. Bahana Mahyudin Noor, SpOG
sebagai Direktur Utama, H. Oon Aunuroup sebagai Direktur, Komisaris PT. Pilar
Komisaris terdiri dari: dr. Toto Taufikurohman Kosim, drg. Firdaus Said Bamagain, dr.
Syarif Hidayat, H. Oyo Zakaria, Muhamad Razak Sudarman, dr. Elang Udin
Syaripudin, H. Wawan Rosihan Kosim. Lokasi dari PT. Pilar Mandiri Kuningan dan
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center adalah di Jln. R.E. Martadinata No. 1
E-mail : rsukuninganmedicalcenter@yahoo.co.id.
PT. Pilar Mandiri Kuningan bergerak dalam bidang Jasa Pelayanan Kesehatan
dan Apotek serta Pelayanan yang berhubungan dengan Bidang Kesehatan lainnya. Salah
satunya adalah Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center (RSU-KMC) yang
merupakan Rumah Sakit Umum Swasta Type "D" bernaung di bawah PT. Pilar Mandiri
Kuningan yang didirikan pada tanggal 13 Mei 2010 berdasarkan Izin Dinas Kesehatan
Umum Kuningan Medical Center merujuk berdasarkan Izin dari Dinas Kesehatan
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center dipimpin oleh seorang Direktur,
yaitu dr. Syarif Hidayat dan dibantu oleh 3 Orang Wakil Direktur, yaitu dr. Elang Udin
Syaripudin sebagai Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr. Toto Taufikurohman Kosim
sebagai Wakil Direktur Bidang Umum dan drg. Firdaus Said Bamagain sebagai Wakil
Direktur Keuangan.
dasar beberapa faktor antara lain : Perbandingan jumlah ratio antara jumlah penduduk
dan jumlah tempat tidur yang masih jauh dari ideal; Pelayanan kesehatan yang belum
Kuningan yang masih di anggap tertinggal dari Kabupaten dan Kota lain di Jawa Barat.
Rumah Sakit ini juga didirikan untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan
Visi:
masyarakat.
Misi:
Motto:
KOMITE MEDIK
KOMITE TKL
PANITIA K3
KOMITE MKP
PANITIA REKAM MEDIS
KOMITE ETIKA & HUKUM
SPI
PARU. POLIKLINIK
Keterangan: : STRUKTURAL
: Fungsional
: Pelaksana
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terkahir dan lama bekerja. Penggolongan
yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Laki-laki 19 30,16%
Perempuan 44 69,84%
Total 63 100%
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui tentang jenis
kelamin responden Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai
responden. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang atau 30,16% dan perempuan
sebanyak 44 orang atau 69,84%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian
besar perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai responden
Tabel 4.2
Usia
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui tentang tingkat
usia di Rumah Sakit Kuningan Medical Center yang diambil sebagai responden. Dari
hasil penyebaran angket berdasarkan usia diperoleh data usia 21-30 tahun sebanyak 24
responden atau 38,09%, pada usia 31-40 tahun sebanyak 22 responden atau 34,92%,
pada usia 41-50 tahun sebanyak 15 responden atau 23,80% dan sisanya responden
berusia >50 tahun sebanyak 2 responden atau 3,19%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mayoritas perawat di Rumah Sakit Kuningan Medical Center berusia 21-30
tahun.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3
Pendidikan
S1 35 55,56%
D3 28 44,44%
Total 63 100%
perawat atau 55,56% responden memiliki pendidikan S1, dan sisanya responden
bahwa mayoritas perawat di Rumah Sakit Kuningan Medical Center berpendidikan S1.
Tabel 4.4
Lama Bekerja
2 - 5 tahun 14 22,22%
6 - 10 tahun 10 15,87%
11 - 15 tahun 5 7,93%
16 - 20 tahun 2 3,17%
Total 63 100%
berdasarkan lama bekerja pada tabel di atas, jumlah responden yang bekerja < 2 tahun
yakni 32 responden atau sebesar 50,79%, pada responden yang bekerja 2-5 tahun
sebanyak 14 responden atau sebesar 22,22%, responden yang bekerja 5-10 tahun
sebanyak 10 perawat atau sebesar 15,87%, responden yang bekerja 11-15 tahun
sebanyak 5 perawat atau 7,93% dan responden yang bekerja 16-20 tahun sebanyak 2
perawat atau 3,17%. Lama bekerja pada sebuah perusahaan akan memengaruhi
harus dinyatakan valid agar penelitian ini dapat dilanjutkan dan pada penelitian ini uji
validitas dilakukan pada 30 responden. Hal ini sesuai pendapat Singarimbun dan
Effendi (1995) yang mengatakan bahwa jumlah minimal uji coba kuesioner adalah
minimal 30 responden. Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi nilai akan
Untuk perhitungan uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, maka ada dua
nilai df yang bisa diambil yaitu : df=n (30) --> rtabel = 0,361. df=n-2 (30-2 = 28) --> rtabel
= 0,374. Maka instrument dikatakan valid apabila rhitung > rtabel. Berikut hasil uji validitas
Tabel 4.5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan variabel
Komitmen Organisasional memiliki nilai lebih besar dari rtabel (0,374). Maka dapat
valid.
Tabel 4.6
disiplin kerja memiliki nilai lebih besar dari rtabel (0,374). Maka dapat disimpulkan
Tabel 4.7
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan variabel
kinerja perawat memiliki nilai lebih besar dari r tabel (0,374). Maka dapat disimpulkan
indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α)
dengan cara membandingkan nilai Alpha dengan standarnya, Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
a. Uji Reliabilitas Komitmen Organisasional (X1)
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,928 6
Sumber: diolah melalui SPSS 21
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,928 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti
variabel X1 dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel X1
Tabel 4.9
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,888 8
Sumber: diolah melalui SPSS 21
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,888 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti
variabel X2 dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel X2
Tabel 4.10
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,890 8
Sumber: diolah melalui SPSS 21
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,890 yaitu lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti
variabel Y dalam penelitian ini reliable, sehingga semua butir pernyataan variabel Y
1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai
yang valid sebanyak 6 bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka
2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai
4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan
rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor
Tabel 4.11
Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
terhadap Variabel X1
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tinggi 46 73
Sedang 17 27
Rendah 0 0
Jumlah 63 100
SK = ST x JB x JR
SK = 5 x 6 x 63
SK = 1890
d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan
menggunakan rumus:
Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1
58
Σ=
i−1 24+ 21 + 21 + .... + 24 = 1453
skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium
1453
1890 x 100% = 76,87 %
e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang,
2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:
Nilai variabel X1 sebesar 76,87% terletak pada daerah kriterium tinggi yang
berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel X 1
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh
telah mencapai 76,87% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak
interval 68% - 100%. Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa komitmen
Hal ini disebabkan karena perawat tidak memliki rasa kesetiaan terhadap rumah sakit
Disiplin kerja pada perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center dapat
1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai tertinggi
pada angket. Dari seluruh item variabel X2 (disiplin kerja) yang valid sebanyak 8
bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka skor ideal adalah 8 x 5 =
40.
2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai
3) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal skor terendah kemudian
dikali 33,33%.
40 – 8 = 32
4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan
rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor
Tabel 4.12
Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden
terhadap Variabel X2
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Tinggi 33 52
Sedang 30 48
Rendah 0 0
Jumlah 63 100
Sumber: data yang diolah, 2022
SK = ST x JB x JR
SK = 5 x 8 x 63
SK = 2520
d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan
menggunakan rumus:
Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1
63
Σ=
i−1 25+ 24 + 21 + .... + 30 = 1797
skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium
1797
2520 x 100% = 71,31 %
e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang, dan
sebagai berikut:
2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:
3. Dari perhitungan di atas dapat ditentukan daerah kriterium menjadi beberapa bagian
Nilai variabel X2 sebesar 71,31% terletak pada daerah kriterium tinggi yang
berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel X 2
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh
gambaran disiplin kerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center telah mencapai
71,31% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak interval 68% - 100%.
Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa disiplin kerja perawat Rumah Sakit
Kuningan Medical Center dikategorikan tinggi. Hal ini disebabkan karena perawat tidak
selalu menggunakan seragam kerja yang telah ditentukan dan perawat tidak selalu
Kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center dapat diketahui dengan
1) Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai tertinggi
pada angket. Dari seluruh item variabel Y (kinerja perawat) yang valid
sebanyak 8 bulir dengan nilai tertinggi pada angket yaitu 5, maka skor ideal
adalah 8 x 5 = 40.
2) Menghitung skor terendah dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai
3) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal skor terendah kemudian
dikali 33,33%.
40 – 8 = 32
4) Menentukan skor atas, tengah dan bawah dengan kategori tinggi, sedang, dan
rendah berdasarkan perkiraan logis sebagai rujukan dengan peluang jumlah skor
SK = ST x JB x JR
SK = 5 x 8 x 63
SK = 2520
d. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium dengan
menggunakan rumus:
Σ = x + x +.. . .+ x
1 2 n
i−1
63
Σ=
i−1 30 + 29 + 24 + .... + 30 = 1874
itmen organisasi dalam garis kontinum, maka
Untuk melihat gambaran Kom
skor angket
x100 %
dilakukan melalui skor kriterium
1874
2520 x 100% = 74,36 %
e. Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu: terendah, sedang, dan
sebagai berikut:
2. Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap tingkatan, sehingga menjadi:
3. Dari perhitungan di atas dapat ditentukan daerah kriterium menjadi beberapa bagian
Nilai variabel Y sebesar 74,36% terletak pada daerah kriterium tinggi yang
berada pada interval 68% - 100%, dengan demikian daerah kriterium variabel Y sebesar
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tersebut maka dapat diperoleh
gambaran kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan Medical Center telah mencapai
74,36% dan termasuk pada kategori kriterium tinggi dengan jarak interval 68% - 100%.
Dari prosentase tersebut menunjukkan bahwa kinerja perawat Rumah Sakit Kuningan
Medical Center dikategorikan tinggi. Hal ini disebabkan karena penyelesaian pekerjaan
perawat tidak sesuai standar dan perawat tidak memiliki pengetahuan mengenai bidang
penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik atas data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam
melihat nilai asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05% dan sebaliknya apabila nilai asymp. Sig. (2-
tailed) < 0,05% maka data tidak berdistribusi normal. Hasil Uji normalitas untuk
variabel Kompetensi (X1), Lingkungan Kerja (X2), Kinerja Karyawan (Y) yg telah
dikonversi menjadi data interval disajikan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Berdasarkan hasil olah data diatas menunjukan bahwa nilai asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,896. Karena nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari nilai
signifikasi yang diharapkan yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa residual untuk
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel atau lebih yang
Tabel 4.15
ANOVA Table
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
(Combined) 642.279 11 58.389 6.036 .000
Y
Linearity 542.324 1 542.324 56.060 .000
Between
Deviation 99.955 10 9.995 1.033 .430
* Groups
from
Linearity
x
1 Within Groups 493.372 51 9.674
Total 1135.651 62
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.
Linearity Sig. sebesar 0,430, yang berarti nilai sig. disini lebih besar dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel
Tabel 4.16
ANOVA Table
Linearity Sig. sebesar 0,140, yang berarti nilai sig. disini lebih besar dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel X 2
dengan variabel Y.
c. Uji Multikolonearitas
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi dikatakan terjadi
multikolonearitas jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai variance inflations
Tabel 4.17
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constan 1.229 1.695 .725 .471
t)
1
x1 .305 .111 .243 2.750 .008 .563 1.775
x2 .769 .100 .679 7.695 .000 .563 1.775
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.
di atas, diketahui bahwa nilai tolerance dan VIF untuk variabel X1 dan X2 sebesar
0,563 dan 1,775 sehingga variabel independen pada persamaan regresi mempunyai nilai
tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Dengan demikian dapat dikatakan tidak ada masalah
d. Uji Heterokedatisitas
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas ini
Berdasarkan hasil olah data diatas menunjukan bahwa titik-titik data penyebar
di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, titik-titik tidak hanya mengumpul di atas
atau di bawah, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola. Dengan begitu dapat
hubungan secara linierantara dua atau lebih variabel independen (X1,X2) dengan
variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetaui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Tabel 4.18
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.
adalah:
Y = α + b1X1+b2X2
Ŷ = 1,229+0,305X1+0,769X2
Keterangan:
Y = Kinerja perawat
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Komitmen organisasional
X2 = Disiplin kerja
antara lain:
1. Konstanta sebesar 1,229; artinya jika (X1) dan (X2) nilainya adalah 0, maka (Y)
dengan asumsi nilai variabel independen lain bernilai konstan atau sebaliknya.
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut tabel hasil
Tabel 4.19
Model Summaryb
yang dihasilkan oleh variabel-variabel dependen yaitu kinerja perawat yang dipengaruhi
oleh variabel komitmen organisasional dan disiplin kerja memiliki nilai Adjusted R
Square sebesar 0,737 artinya variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 73% memiliki hubungan dengan variabel dependen (Y). Sedangkan sisanya
yaitu 27% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
Pada pengujian ini hipotesis menggunakan uji t dengan tujuan untuk melihat
keputusan atas hipotesis penelitian melalui uji pengaruh antara variabel independen
signifikansi pada hasil data yang telah diolah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Tabel 4.20
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.
a. Perumusan Hipotesis
perawat
arah (bisa berpengaruh positif atau negative) dengan alpha 5% atau 0,05 adalah 2,000
Kriteria Pengambilan Keputusan Bila nilai thitung < 2,000 maka Ho diterima dan
Ha ditolak. Bila nilai thitung > 2,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dikatakan
e. Keputusan
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
komitmen organisasional terhadap kinerja perawat memiliki nilai thitung > ttabel yaitu 2,750
> 2,000 dan nilai sig. 0,008 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
thitung berada didaerah penerimaan Ha yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
Untuk melihat apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja perawat,
a. Perumusan Hipotesis
Menghitung Besar thitung Berdasarkan olah data diatas hasil perhitungan melalui
software SPSS 21 diperoleh nilai thitung sebesar 7,695 dengan arah positif.
kebesaran df = n – 3 atau df = 63 – 3 = 60. Maka t tabel dari 60 dengan pengujian dua arah
(bisa berpengaruh positif atau negative) dengan alpha 5% atau 0,05 adalah 2,000.
Bila nilai thitung < 2,000 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Bila nilai thitung > 2,000
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dikatakan signifikan apabila nilai sig. < 0,05
e. Keputusan
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaruh disiplin
kerja terhadap kinerja perawat memiliki nilai thitung > ttabel yaitu 7,695 > 2,000 dan nilai
sig. 0,000 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung berada
didaerah pemenerimaan Ha yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukan
bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat.
sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji pengaruh komitmen
organisasional dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat
Tabel 4.21
ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 837.018 2 418.509 84.085 .000b
1 Residual 298.633 60 4.977
Total 1135.651 62
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), x2, x1
Sumber: data diolah melalui SPSS 21.
a. Merumuskan Hipotesis
c. Menentukan Fhitung
d. Menentukan Ftabel
e. Kriteria Pengujian
Berdasarkan hasil uji simultan diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 84,085
dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel dan nilai sig. lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian H o ditolak dan Ha diterima.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Perawat
memprediksi terhadap kinerja perawat. Hasil uji regresi linier berganda terhadap data
pertama variabel komitmen organisasional (X1) dan kinerja perawat (Y) tersebut
memperoleh nilai beta sebesar 0,305. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komitmen
organisasional (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perawat (Y) dan
dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi”. bilamana perawat
positif terhadap kinerja perawat”, yang berarti bahwa untuk meningkatkan tingkat
dengan penelitian terdahulu yaitu Sanjiwani dan Suana (2016) terbukti sama, bahwa
Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambrin, Sudarsono dan Ayuningsih
terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian violita (2020) menyatakan bahwa
perawat (Y), diperoleh hasil bahwa variabel disiplin kerja (X 2) dapat memprediksi
terhadap kinerja perawat (Y). Hasl uji regresi berganda terhadap data variabel disiplin
kerja (X1) dan kinerja perawat (Y) tersebut memperoleh nilai beta sebesar 0,769. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja (X2) mempunyai pengaruuh positif terhadap
Kinerja perawat merupakan hal yang penting yang menjadi perhatian agar
perawat berkualitas yang mereka miliki tetap akan berjuang bersama untuk mencapai
tujuan perusahaan. Terdapat banyak aspek yang dapat mempengaruhi kinerja perawat
tersebut, salah satunya adalah disiplin kerja yang dilakukan oleh perawatnya.
Sesuai dengan teori (Siswanto, 2003) “disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai
suatu sikap meghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
yang diberikan kepadanya. Bilamana perawat mengalami penurunan disiplin kerja dan
(seringnya terlambat saat jam masuk kerja), perawat tidak selalu memakai seragam
kerja dan tidak memakai tanda pengenal didalam rumah sakit maka dapat
signifikan terhadap kinerja perawat”, yang berarti bahwa untuk menurunkan kinerja
perawat dapat dilakukan melaui disiplin kerja. Dibandingkan denga penelitian terdahulu
yaitu Tanod dan Christoffel (2019) terbukti sama, bahwa komitmen organisasional
memiliki pengaruh langsung secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Begitupun hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul, Anggara dan
Sangkala (2021) menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan