i
TEORI HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PENGETAHUAN
DAN PERILAKU MINUM OBAT DENGAN MEMBERIKAN EDUKASI
PADA PENDERITA TUBERKOLUSIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATANG-BATANG
Disusun Oleh:
FATHORRAHMAN
NIM. 1951B0043
Pembimbing
PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA
TAHUN 2020
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Oleh:
FATHORRAHMAN
NIM. 1951B0043
MENGETAHUI,
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Direktur Pasca sarjana,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ketua Pneguji
(nama penguji 1) .................................
Ketua Penguji
(nama penguji 2) .................................
iv
TEORI HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PENGETAHUAN
DAN PERILAKU MINUM OBAT PADA PENDERITA TUBERKOLUSIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATANG-BATANG
ABSTRAK
Penyakit Tuberkolusis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis. Selain tingkat kematian, terdapat titik fokus tersendiri
bagi petugas kesehatan dalam menangani penderita Tuberkolusis hal ini dipicu oleh
penyakit Tuberkolusis yang berdampak sangat besar terhadap kehidupan penderita
Tuberkolusis baik secara fisik, mental, maupun kehidupan social. Kuranya edukasi
merupakan salah satunya penyebab kurang disiplin terhadap pemakaian masker
sehingga apabila penderita sedang batuk droplet yang dikeluarkan akan menimbulkan
penularan terhadap orang-orang sekitar, penyakit Tuberkolusis merupakan salah satu
penyakit yang membutuhkan waktu pengobatan yang panjang dan membutuhkan
obat-obatan yang banyak dikonsumsi. HBM masih merupakan salah satu cara efektif
untuk memperbaiki pesepsi serta perilaku yang menyimpang dari penderita
Tuberkulosis beserta keluarga dnegan memberikan motivasi berupa edukasi. Teknik
sampel padapenelitina ini dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel
100 penderita. Desain yang digunakan yakni uji T berpasangan / Paired Sampel T Test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji statistic diperoleh dengan pvalue
0,000 ≤ 0,05 dengan nilai OR 100.000 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
yang bermakna antara HBM dengan pemebrian edukasi dengan kepatuhan minum
obat pada penderita tuberculosis di wilayah kerja puskesmas Batang-Batang pada
tahun 2020
v
vi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Demografi
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Batang-Batang yang
terletak di Jl. Cemara Udang No. 3 Kecamatan Batang-Batang, kecamatan
Batang-Batang terdiri dari 9 desa. Lokasi daerah ini dekat dengan pantai
Lombang yang terletak di Desa Legung dimana juga terdapat Puskesmas
Legung, dengan wilayah Kecamatan yang begitu luas sehingga dibagi menjadi
2 Puskesmas wilayah setempat. Puskesmas Batang-Batang merupakan
Puskesmas dnegan lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau dari
berbagai kecamatan tetangga hal ini menjadi salah satu penyebab
melonjaknya pasien tuberculosis yang berdatangan dari luar wilayah.
Program pelayanan untuk pasien TB paru diberikan petugas kesehatan
dibalai pengobatan yang berkolaborasi dengan pelayanan laboratorium untuk
pemeriksaan dahak dan darah.pelayanan Kesehatan utnuk pasien TB paru
diberikan sesuai alur pelayanan dan standar pengobatan TB paru yang
dilakukan pihak puskesmas Batang-Batang yakni pasien datang dari dua arah
(rawat jalan dan rawat inap) kemudian diarahkan untuk melakukan proses
pendaftaran melalui loket pendaftaran, setelah itu pasien akan di arahkan ke
Poli Umum untuk dilakukan anamnesa oleh dokter apabila gejala yang
ditimbulkan merupakan gejala TB paru seperti batuk berdarah, sesak nafas,
dan demam maka tenaga kesehatan akan memberikan medikasi sesuai hasil
pemeriksaan dahak yang telah diperoleh dari laboratorium. Poli TB di
Puskesmas Batang-Batang bukan sesuai jam pelayaanan yakni dari hari senin-
sabrtu serta diadakan pula kunjungan rumah oleh petugas serta kades pada
pasien TB apabila mengalami putus obat selama menjalani pengobatan.
Dari sekian banyak pasien yang berkunjung yakni laki-laki dan perempuan
serta berbagai macam Pendidikan yang ditempuh pasien sangat pempengaruhi
1
nilai pengetahuan serta perilaku. Hal ini bisa dilihat jumlah responden yang
diolah dalam bentuk tabel beserta Pendidikan yang ditempuhnya.
Tabel 4.1 Persebaran Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 48 48%
Perempuan 52 52%
Total 100 100%
2
ketiga responden yang berusia 40-49 tahun yakni sebanyak 18% makin kesini
makin rendah pula persentase usia responden penelitian yang telah dilakukan
yakni pada usia 20-29 tahun sebanyak 14% sedangkan pada usia 30-39 tahun
dan 70-79 tahun masing-maisng memiliki persentase yang sama yakni 12%
urutan sedangkan unutk urutan terakhir yakni sebanyak 4% terdiri dari
rresponden dengan usia 10-19 tahun. Akan tetapi pada tingkat pendidikan
disini memiliki gambaran yang berbeda pula pada persebaran tingkat
Pendidikan 100 responden yang telah diteliti.
Tabel 4.3 Persebaran Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
Tidak Tamat SD 29 29%
Tamat SD 33 33%
Tamat SLTP 15 15%
Tamat SMU 17 17%
Tamat Akademi 6 6%
Total 100 100%
3
Tabel 4.4 Persebaran Jenis Pekerjaan Responden
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
Tidak Bekerja 9 9%
Buruh 7 7%
Petani 31 31%
Pedagang 47 47%
Pegawai Swasta 5 5%
Lain-Lain 1 1%
Total 100 100%
Hal yang paling banyak ditemukan yakni dari segi ekonomi para
responden lebih banyak mengalihkan usahanya dengan berjualan, menjadi
pedagang merupakan jalanl satu-satunya untuk mempertahankan
perekonomian kelaurga, sama halnya yang sering kita dengar bahwasanya
penduduk madura lebih banyak yang merantau yakni denganmembuka bisnis
dagang diperantauan sehingga tidak heran apabila profesi responden lebih
meningkat di perdaganagn yakni sebanyak 47%, sedangkan bagi penduduk
desa yang masih memilih memutuskan untuk bertahan hiduo dikampung
halamannya dengan berbagai kondisi yang ada masih banyak pula yang
memutuskan untuk menjadi petani hal ini dibuktikan dengan persentase
sebanyak 31%, akan tetapi masih ada yang tidka bekerja yakni hanya kisaran
9% responden, 7% reponden ada yang berprofesi sebagai buruh dan 5%
menjadi pegawai swasta untuk lain-lain hanya terdapat 1% dari 100 responden
penelitian.
B. Pemaparan Dari Masing-Masing Variabel
Variable pada penelitian kali ini yakni teori Health Belief Model
Terhadap Pengetahuan dan Perilaku minum obat dengan memberikan edukasi
pada penderita tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Batang-Batang ialah
terdiri dari dua variable yakni variable dependent dan independent.
4
Varibel dependen adalah variable terikat yang dipengaruhi karena
adanya variable bebas (Cristalisana, 2018). Variable dependen yang dipakai
pada penelitian ini ialah pemberian edukasi kepada penderita tuberculosis dan
kepatuhan pednerita tuberculosis terhadap pengobatan OAT di wilayah kerja
puskesmas Batang-Batang.
Variable independent adalah variabel yang menjadi sebab terjaidnya
atau terpengaruhnya variable terikat (Cristalisana, 2018). Variable
independent yang pakai pada penelitian ini ialah Jenis Kelamin, Usia, Tingkat
Pednidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Perilaku pada penderita tuberculosis
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan edukasi.
1. Data Khusus
a) Uji normalitas
merupakan uji statistic yang digunakan untuk menguji apakah sautu
variable normal atau tidak, normal disini dalam artian mempunyai
distribusi data yang normal. Untuk menguji nortmalitas suatu data
dapat menggunakan uji Kolmogorv-Smirnov Test dengan ketentuan
sebagai berikut :
jika signifikansi ≥ 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal
jika signifikansi ≤ 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi
normal
salah satu dasar pengambilan keputusan uji T berpasangan / Paired
Sampel T Test yakni nilai signifikansi harus berdistribusi normal.
6
Jika nilai Sign. (2-tailed) ≥ 0,05 makan dinyatakan tidak terdapat
adanya perbedaan perilaku beserta pengetahuan penderita
tuberculosis sebelum dan sesudah diberikan edukasi.
Paired Differences
Pair 1 TOTAL_X1 -
-9.770 3.832 .383 -10.530 -9.010 -25.496 99 .000
TOTAL_X2
c) Perumusan Hipotesis
H0 : diduga tidak ada pengaruh antara pengetahuan dan perilaku sebelum
dan sesudah diberikan edukasi terhadap penderita Tuberkulosis Paru
yang akan menjalani pengobatan
H1 : duduiga ada pengaruh antara pengetahuan dan perilaku sebelum dan
sesudah diberikan edukasi terhadap penderita Tuberkulosis Paru yang
akan menjalani pengobatan
7
BAB IV
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif
dan kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel sedangkan data kualitatif akan
disajikan dalma bentuk uraian. Data dianalisa menggunakna SPSS 22. Awalnya
data dilakukan uji normalitas unutk mengetahui uji yang akan dilakukan. Data
terdostribusi normal menggunkan uji parametrik dan data tidak normal memakai
uji non parametrik. Uji statistik yang di pakai pada penelitian ini ialah uji T
Berpasangan / Paired Sampel T Test.
Tabel 4.1 Pengaruh Jenis Kelamin Ternhadap Kepatuhan Minum Obat
Setelah Di Berikan Edukasi Terhadap Kepatuhan Minum Obat TB
Kepatuhan Dalam Minum Obat TB
Jenis Kelamin Jumlah p value
Patuh Tidak Patuh
N % N % N %
Laki-Laki 46 46% 2 2% 48 48%
Perempuan 13 13% 39 39% 52 52%
8
Tabel 4.2 Pengaruh Pendidikan Ternhadap Kepatuhan Minum Obat Setelah
Di Berikan Edukasi Terhadap Penderita TB Paru
Kepatuhan Dalam Minum Obat TB
Pendidikan Jumlah p value
Patuh Tidak Patuh
N % N % N %
Tidak Tamat SD 7 7% 22 22% 29 29%
Tamat SD 17 17% 18 18% 35 36%
Tamat SLTP 17 17% 0 0% 17 17%
Tamat SMU 13 13% 0 0% 13 13%
Tamat Akademi 6 6% 0 0% 6 6%
Total 60 60% 40 40% 100 100%
9
Tabel 4.4 Pengaruh Pekerjaan Ternhadap Kepatuhan Minum Obat Setelah
Di Berikan Edukasi Terhadap Penderita TB Paru
Kepatuhan Dalam Minum Obat TB
Pendidikan Jumlah p value
Patuh Tidak Patuh
N % N % N %
Buruh 7 7% 0 0% 7 7%
Lain-Lain 1 1% 0 0% 1 1%
Pedagang 28 28% 19 19% 47 47%
Pegawai 5 5% 0 0% 5 5%
Petani 14 14% 17 17% 31 31%
Tidak Bekerja 3 3% 6 6% 9 9
Total 58 42% 58 43% 100 100%
10
diwilayah kerja puskesmas Batang-Batang yakni responden dengan profesi
sebagai pedagang sangatlah tinggi persentase kepatuhan meminum obatnya hal ini
dikarenakan mayoritas.
Tabel 4.5 Pengaruh Usia Ternhadap Kepatuhan Minum Obat Setelah Di
Berikan Edukasi Terhadap Penderita TB Paru
Kepatuhan Dalam Minum Obat TB
Pendidikan Jumlah p value
Patuh Tidak Patuh
N % N % N %
10-19 4 4% 0 0% 4 1%
20-29 12 12% 2 2% 14 2%
30-39 11 11% 1 1% 12 1%
40-49 11 11% 7 7% 18 2%
50-59 16 16% 5 5% 21 1%
60-69 6 6% 13 13% 19 1%
70-79 0 0% 12 12% 12 7%
Total 60 60% 40 40% 100 100%
11
Hal menjadikan usia bukan merupakan bukan factor penentu bahwasanya
responden dengan penderita tuberculosis paru akan patuh terhadap pengobatan
tuberculosis hal ini berkaitan dengan motivasi masing-masing karakter responden
mengenai pola hidup sehat dan selalu memeperhatikan Kesehatan sehingga
menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Budianto, dkk. (2014) menyebutkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna anatra usia dengan kepatuhan berobat.
Usia tua kepatuhan berobatnya semkain menurut bahkan ditemukan pada usia 70-
79 tahun tidak ditemukan satupun responden yang patuh terhadap pengobatan
bahkan pada penelitian ini 0% persentase yang didapatkan.
12
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang keismpulan dan saran dari hasil penelitian yang
berjudul “Teori Health Belief Model Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Minum
Obat Dengan Memberikan Edukasi Pada Penderita Tuberkulosis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang-Batang” yang telah dilaksanakan pada
6.1 Keimpulan
Berdasarkan penelitian “Teori Health Belief Model Terhadap Pengetahuan
dan Perilaku Minum Obat Dengan Memberikan Edukasi Pada Penderita
Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Batang-Batang” maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk teori healt belieaf model pada bidang pengetahuan dengan
pemeberian edukasi terhadap penderita tuberculosis paru di wilayah kerja
puskesmas Batang-Batang sangat dipengaruhi oleh tingkat Pendidikan,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasanya responden dengan
Pendidikan yang rendah memiliki pemahan yang minim dibandingkan
responden dengan Pendidikan tinggi.
2. Untuk perilaku pada health beleafe model pada bidang perilaku dengan
pemeberian edukasi terhadap penderita tuberculosis paru diwilayah kerja
puskesmas Batang-Batang yakni banyak dipengaruhi oleh ebebrapa factor
yakni seperti pekerjaan dan usia.
6.2 Saran
13
menjalani proses pengobatan di wilayah kerja puskesmas Batang-Batang
untuk memotivasi semangat ingin sembuh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, dkk. 2020. FUNGSI – FUNGSI KELUARGA DENGAN HASIL
PENGOBATAN TUBERCULOSIS PROGRAM DOTS. Akademi Keperawatan
Pelni Jakarta,Universitas Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta.Jurnal
Keperawatan Silampari Volume 3, Nomor 2, Juni 2020 e-ISSN: 2581-1975 p-ISSN:
2597-7482 DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1118.
15
Lampiran 1
Inform Consent
Lampiran 2
Instrument Penelitian Data Rangkuman Hasil Penelitian
Lampiran 3
Dokumentasi Penelitian
16
Hasil pengisian kuesioner oleh Hasil pengisian kuesioner oleh
responden responden
17
Kegiatan penyuluhan pemeberian edukasi mengenai etika batuk seperti memakai
masker kepada pasien dan keluarga pasien penderita Tuberculosis Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Batang-Batang
18
Kegiatan pengisian kuesioner setelah pemeberian edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien penderita Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Batang-
Batang
19