Anda di halaman 1dari 12

PENGETAHUAN DAN KETEPATAN SWAMEDIKASI KECACINGAN OLEH

ORANG TUA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SAIGON


PONTIANAK TIMUR

Dayang Kiki Tri Wulandai, Eka Kartika Untari, Nurmainah

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura


Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak 78124, Indonesia

Korespondensi: Dayang Kiki Tri Wulandari


E-mail :dykikitriwulandari@yahoo.co.id
No. HP : +6285252133886

ABSTRAK
Swamedikasi adalah praktik pengobatan sendiri yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengatasi penyakit ringan tanpa harus kedokter. Swamedikasi kecacingan merupakan
pengobatan untuk mengatasi penyakit kecacingan dengan menggunakan obat bebas, bebas
terbatas dan golongan obat wajib apotek yang diberikan tanpa resep dokter. Swamedikasi
kecacingan penting untuk diketahui sejauh mana tindakan masyarakat dalam penggunaan obat
secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
persentase ketepatan swamedikasi yang berdasarkan kriteria penggunaaan obat yang rasional
oleh orang tua anak usia sekolah dasar di Kelurahan Saigon Pontianak Timur. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional yang
bersifat deskriptif dengan jumlah subjek yaitu 34 responden orang tua anak murid Sekolah
Dasar. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengambilan data yang telah
dilakukan uji validitas dan reabilitas. Hasil gambaran pengetahuan swamedikasi dengan
persentase tertinggi yaitu pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebesar 50,0% dan
persentase ketepatan swamedikasi kecacingan yaitu tepat obat sebesar 82,35%, tepat indikasi
sebesar 85,29%, tepat pasien sebesar 70,58% dan ketepatan pemilihan dosis sebesar 64,70%.
Kesimpulan penelitian yaitu sebagian besar pengetahuan responden mengenai swamedikasi
kecacingan dikategorikan cukup dan persentase ketepatan swamedikasi kecacingan
berdasarkan kriteria penggunaan obat yang rasional yaitu sebesar 47,05%.
.

Kata kunci: Pengetahuan, ketepatan, swamedikasi, kecacingan


ABSTRAK

Self-medication is a self practice by the community in order to overcome minor


diseases without going to the doctor. Self-medication of worm infection is a treatment to over
come worm infection, by using over the counter drugs, limited drugs, and mandatory
apothecary drugs, which is given without prescription. Self-medication of worm infection is
important, as to determine how far the community would attempt to use their medication
independently. The purpose of this study is to determine the overview of knowledge and
accuracy of self-medication based on rational drugs usage criteria by parents of elementary
school students in Saigon district, Eastern Pontianak. This study is an observational methods
with descriptive cross-sectional design.. The subject in this study is 34 parents of elementary
school students. This study utilizes questionnaires as a tool to obtain data, in which has been
tested for its validity and reliability. The result of knowledge of self medication is 50.0% with
the high percentages categories and the percentage of accuracy of self medication of worm,
which were proper medication 82.35%, proper indication 85.29%, proper patient 70.58%, and
proper dose 64.70%. The conclusion of this study is most of the knowledge of respondents
towards self medication of worm is categoried as moderate category and the percentage of
accuracy of self medication of worm based on criteria of rational drugs usage is 47.05%.

Keywords: Knowledge, rationality, Self-medication, Worminfection

PENDAHULUAN
Swamedikasi bertujuan untuk mengonsumsi obat cacing dan masih

pengobatan sakit ringan, tanpa resep dan terinfeksi kembali, hal ini disebabkan

pengawasan dokter.(1) Swamedikasi banyak pengetahuan orang tua tentang penggunaan

dilakukan karena kesadaran masyarakat obat masih kurang tepat.(7)

akan kesehatan semakin meningkat dan Seseorang dapat meningkatkan

pelaksanaannya sedapat mungkin harus pengetahuan kesehatan jika mendapatkan

memenuhi kriteria penggunaan obat yang informasi yang baik.(8) Tindakan

rasional, seperti tepat obat, tepat dosis, swamedikasi dari pengetahuan yang salah

tepat pasien, tepat indikasi, dan tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan.(3)

adanya efek samping. Indonesia memiliki Infeksi kecacingan pada anak sekolah

prevalensi kecacingan sebesar 28,12% di dasar sering terjadi karena perilaku sehari-

173 Kabupaten/Kota dari 31 Provinsi.(2) hari yang kurang sehat.(9) Sehingga perlu

Kasus penyakit kecacingan ini banyak melakukan penelitian mengenai

terjadi pada anak sekolah dasar yaitu pengetahuan dan ketepatan swamedikasi

sekitar 40-60%.(3) kecacingan oleh orang tua anak usia

Dinas Kesehatan Kotamadya sekolah dasar di Kelurahan Saigon

Pontianak menyatakan bahwa pada tahun Pontianak Timur untuk mengetahui

2012 kasus kecacingan terbanyak gambaran pengetahuan dan ketepatan

ditemukan di Kecamatan Pontianak Timur, swamedikasi kecacingannya.

terutama Kelurahan Saigon.(4) Salah satu

penyakit yang swamedikasinya banyak METODE

dilakukan oleh masyarakat yaitu penyakit Penelitian ini merupakan penelitian

kecacingan karena kurang diperhatikan observasional dengan rancangan penelitian

baik pencegahan maupun cross sectional yang bersifat deksriptif.

penanggulangannya.(5),(6) Hasil penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan

Lestari sebanyak 86,5% anak pernah memberikan kuesioner pada 34 responden.


Pengumpulan data menggunakan kuesioner dikatakan valid dan layak untuk digunakan

yang dibuat sendiri oleh peneliti dan diuji sebagai alat pengambilan data karena

validitas dan reliabilitas nya. Responden adanya korelasi antara skor item dengan

merupakan pria atau wanita yang jumlah skor total.(10) Pada tabel 2 nilai

mempunyai anak di usia sekolah dasar (5- cronbach’s alpha pada kuesioner

12).(7) pengetahuan yaitu 0,660 yang nilai nya

Kriteria inklusi yaitu mempunyai lebih tinggi dari 0,60 sehingga kuesioner

anak di usia sekolah dasar, tidak buta dapat dinyatakan sudah reliabel.

huruf, bersedia menjadi responden Pada tabel 3 dapat dilihat nilai r

penelitian, pernah melakukan swamedikasi hitung lebih besar dari r tabel (0,312)

kecacingan. Kriteria ekslusi yaitu sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner

responden adalah seorang tenaga ketepatan swamedikasi kecacingan

kesehatan, seperti dokter, Perawat, dikatakan valid. Pada tabel 4 kuesioner

Apoteker, Asisten Apoteker, Atau Sarjana ketepatan ini memperoleh nilai cronbach’s

Kesehatan Masyarakat (SKM), responden alpha yaitu 0,681. Nilai ini melebihi angka

yang mengundurkan diri dari penelitian 0,60 sehingga dapat dikatakan kuesioner

dan responden yang tidak mengisi ketepatan swamedikasi kecacingan ini

kuesioner dengan lengkap. sudah reliabel. Responden penelitian ini

didominasi oleh perempuan (82,55%)

HASIL dengan rentang umur antara 36-40

Hasil uji validitas dapat dilihat pada (32,35%). Pendidikan terakhir yang

tabel 1 dimana nilai r hitung > 0,312 dan didapatkan dari responden yaitu Sekolah

dinyatakan valid. Uji validasi dilihat dari Menengah Atas (SMA) (67,64). Pekerjaan

total nilai pearson correlation dan nilai r yang paling banyak yaitu Swasta (35,29)

hitung > r tabel 0,312 sehingga 10 dan Ibu Rumah Tangga (IRT) merupakan

pertanyaan pengetahuan swamedikasi ini


profesi yang paling banyak digeluti menunjukan bahwa persentase perempuan

responden (61,76). lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini

Hasil penelitian dengan dikarenakan lebih banyak orang tua

menggunakan kuesioner pengetahuan yaitu perempuan yang berada di lingkungan

sebanyak 29,42% responden memiliki sekolah pada saat penelitian. Kebanyakan

pengetahuan yang baik, sebanyak 50% pada saat menjemput anaknya disekolah

responden memiliki pengetahuan yang lebih dominan seorang ibu karena

cukup atau sedang dan sebanyak 20,58% responden perempuan ini pekerjaannya

responden memiliki pengetahuan kurang. sebagai ibu rumah tangga yang memiliki

Ketepatan swamedikasi kecacingan yaitu waktu lebih banyak dibandingkan yang

tepat obat sebesar 82,35%, tepat indikasi laki-laki.

sebesar 100%, tepat pasien yaitu sebesar Hasil yang diperoleh sebanyak 34

70,58% dan ketepatan pemilihan dosis sampel orang tua memiliki umur berkisar

67,64%%, dan jadi persentase ketepatan antara 26-50. Rentang umur responden

swamedikasi kecacingan yang dilakukan yang paling tertinggi yaitu 36-40 dimana

oleh orang tua anak usia sekolah dasar di rentang umur tersebut memiliki persentase

kelurahan saigon pontianak timur yaitu 32,35% dan yang terendah yaitu rentang

sebesar 47,05%. umur 31-35 dan > 45 dengan masing-

masing sebanyak 5 responden dan

PEMBAHASAN persentasenya yaitu 14,70%.

Karakteristik berdasarkan subjek Pendidikan yang paling banyak

penelitian diperolah yaitu pada tingkat Sekolah

Hasil penelitian yang dilakukan di Menengah Atas (SMA) sebanyak 23

sekolah dasar yang ada di kelurahan saigon responden 67,64% dan didominasi oleh

yaitu laki-laki 6 orang (17,64%) dan ibu-ibu. Hal ini serupa dengan penelitian

perempuan 28 orang (82,35%). Hasil ini Kabiru, yang mengatakan bahwa ibu yang
melakukan swamedikasi atau pengobatan pada tiga kategori yaitu baik, sedang dan

sendiri pada anak < 5 tahun berasal dari kurang.

pendidikan menengah sampai dengan Berdasarkan tabel 5, tingkat pengetahuan

pendidikan ke perguruan tinggi.(11) responden mengenai swamedikasi masih

Pekerjaan yang paling tinggi yaitu sebagai dalam kategori cukup. Hal ini diperoleh

Ibu Rumah Tangga (IRT) yang sehari-hari dari penilaian skor yaitu jika jawaban salah

untuk mengurusi keluarganya terutama diberi nilai 0 dan jawaban benar diberi

anak-anak. Hasil penelitian ini diperoleh nilai 1. Skor pengetahuan dimasukkan

bahwa responden yang IRT sebanyak 21 dalam 3 kategori yaitu baik, bila responden

orang dengan persentase 61,76%. Biasanya memperoleh skor >80. Cukup, bila

IRT lebih teliti dalam menjaga dan responden memperoleh skor 60-80.

merawat anak-anaknya karena waktu untuk Kurang, bila responden memperoleh skor

bersama keluarga lebih banyak sedangkan <60.(12)

untuk orang tua yang memiliki pekerjaan Hasil penelitian ini serupa dengan

lain biasanya lebih banyak memakan penelitian Yulianto dkk(13) bahwa

waktu diluar rumah sehingga waktu untuk pengetahuan orang tua sebagian besar

melakukan swamedikasi kurang. memiliki kategori cukup yang artinya

Pengetahuan Swamedikasi Kecacingan pengetahuan tentang pengobatan yang

Hasil penelitian dengan dilakukan secara mandiri masih tergolong

menggunakan kuesioner pengetahuan yaitu cukup, hal ini dikarenakan tingkat

sebanyak 29,42% responden memiliki pendidikan masyarakat yang masih rendah

pengetahuan yang baik, sebanyak 50% hingga cukup atau sedang. Kristina dkk(1)

responden memiliki pengetahuan yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan

cukup atau sedang dan sebanyak 20,58% dapat mempengaruhi pengetahuan

responden memiliki pengetahuan kurang. swamedikasi dan berpengaruh juga

Pengetahuan swamedikasi ini didasarkan


terhadap perilaku pengobatan sendiri yang jumlah persentase tersebut dan responden

rasional. yang tidak tepat indikasi yaitu sebanyak 6

(14,70%). Hal ini dikarenakan pada

Ketepatan swamedikasi kecacingan kebanyakan kasus kecacingan pada anak

Hasil penelitian ini dapat dilihat hampir semua gejala yang disebabkan

dari tabel 6 yaitu sebanyak 28 responden cacing kremi yaitu gatal-gatal pada bagian

menjawab pertanyaan dengan tepat yaitu dubur. Berdasarkan hasil prsentase

82,35% dan sebanyak 6 (17,64%) tidak sebanyak 24 (70,58%) orang sudah tepat,

tepat. Responden yang menjawab hal ini dikarenakan responden yang

pertanyaan dengan tepat karena hampir menggunakan obat untuk mengatasi

semua masyarakat menggunakan obat kecacingan sebagai tepat pasien yaitu tidak

pirantel pamoat (combatrin) sebagai adanya kontraindikasi dan riwayat

alternatif untuk mengatasi penyakit penyakit lain yang dapat memperparah

kecacingan. Pirantel pamoat ini diketahui kondisi anak atau menimbulkan efek

dari iklan-iklan yang ada di media samping ketika mengonsumsi obatnya.

elektronik dan juga sebagian responden Pada tabel 8 sebanyak 22 responden

mengetahuinya dengan bertanya di apotek (64,70%) sudah tepat dalam memberikan

ketika ingin membeli obat tersebut. dosis obat kecacingan. Ketepatan

Pirantel pamoat juga merupakan obat yang swamedikasi kecacingan yang dilakukan

mudah digunakan karena dijual secara oleh orang tua anak usia sekolah dasar di

bebas sehingga masyarakat mudah untuk kelurahan saigon pontianak tumur yaitu

mendapat obat tersebut. sebesar 75,73%.

Berdasarkan hasil dari tabel 7,

responden yang menjawab benar yaitu KESIMPULAN

sebanyak 85,29% sehingga dapat dikatakan Pengetahuan responden orang tua

responden tepat indikasinya sebanyak anak usia Sekolah Dasar Di Kelurahan


Saigon Pontianak Timur yaitu berdasarkan Penulis mengucapkan terima kasih

3 kategori baik, sedang/cukup dan kurang. kepada ibu Eka Kartika Untari, M.Farm.,

Hasil penelitian ini didapatkan Apt dan ibu Dr. Nurmainah, M.M.,Apt

pengetahuan baik yaitu 29,42%, cukup yang telah banyak membantu dalam

sebesar 50,0% dan kurang sebesar 20,58%. menyelesaikan naskah ini dan segenap

Persentase ketepatan swamedikasi pihak yang telah ikut membantu jalannya

kecacingan yaitu tepat obat sebesar penelitian sehingga penelitian ini dapat

82,35%, tepat indikasi sebesar 100%, tepat berjalan dengan baik

pasien sebesar 70,58%, ketepatan .

pemilihan dosis sebesar 67,64%, dan PENANDAAN

persentase ketepatan swamedikasi Penelitian ini tidak didanai oleh

kecacingan yang dilakukan oleh orang tua sumber hibah manapun.

anak usia Sekolah Dasar di Kelurahan

Saigon Pontianak Timur yaitu sebesar KONFLIK KEPENTINGAN

47,05%. Seluruh penulis menyatakan tidak

terdapat konflik kepentingan dengan

UCAPAN TERIMA KASIH penelitian, kepenulisan (authorship), dan

atau publikasi artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA Majalah Farmasi Indonesia. 2008;

1. Kristina S, Prabandari Y, Vol.19(1): 32-40

Sudjaswadi R. Perilaku Pengobatan 2. Subdit Filariasis dan Kecacingan,

Sendiri Yang Rasional Pada Kementerian Kesehatan. “Data

Masyarakat Kecamatan Depok Dan Kecacingan 2002—2011”. Jakarta;

Cangkringan Kabupaten Sleman. 2012


3. Amelasari O, Hidayah N, Ain H. Kesehatan. 2014; Vol.17(2): 185-

Pengetahuan Orang Tua Tentang 192

Infeksi Kecacingan Pada Anak 7. Sadjimin T. Gambaran

Usia Sekolah Dasar. Jurnal Epidemiologi Kejadian Kecacingan

Pendidikan Kesehatan. 2015; Pada Siswa Sekolah Dasar di

Vol.4(2): 91-98 Kecamatan Ampana Kota

4. Dinas Kesehatan Kotamadya Kabupaten Poso Sulawesi Tengah.

Pontianak. Rekapitulasi Data Kasus Jurnal Epidemiologi Indonesia.

Kecacingan di Kotamadya 2000; 4(6): 1-2. Notoatmodjo S.

Pontianak Tahun 2012. Pontianak; Pendidikan dan Perilaku

2013 Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

5. Setyawati E. Evaluasi Penggunaan 2003; 20-21

Obat Analgetik Antipiretik Sebagai 8. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan

Upaya Pengobatan Sendiri Di Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.

Kelurahan Pondok Karanganom Jakarta: Rineka Cipta; 2003

Klaten. Naskah Publikasi. 9. Jaya I, Romadilah. Hubungan

Surakarta: Fakultas Farmasi Infeksi Kecacingan Dan Personal

Universitas Muhammadiyah Higiene Dengan Kadar

Surakarta Surakarta; 2012 Hemoglobin (Hb) Siswa Sdn 51

6. Juhairiyah, Annida. Kebijakan Cakranegara Kota Mataram Tahun

Pengendalian Kecacingan Dan 2013. Media Bina Ilmiah. 2013;

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Vol.7(6): 16-22

Kecacingan Di Kabupaten Banjar 10. Trihendrad C. Langkah Mudah

Propinsi Kalimantan Selatan. Melakukan Analisis Statistik

Buletin Penelitian Sistem Menggunakan SPSS. Yogyakarta:

Penerbit Andi; 2011


11. Kabiru SK, Adesanwo OJ. The Daya Keluarga, Fakultas Pertanian

practice of self-medication for IPB; 2000

treatment of illnesses for under-five 13. Yulianto D, Ikhsanudin A.

children by mothers in Ibadan, Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap

Nigeria. Research Journal of Drug Orang Tua Terhadap Swamedikasi

Abuse. 2015; 2(2): 1-7. Obat Demam Pada Anak-Anak.

12. Khosman A. Tehnik Pengukuran Media Farmasi. 2014; 11(2): 221-

Pengetahuan Gizi. Bogor: 231

Departemen Gizi Dan Sumber

LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil validasi kuesioner pengetahuan

No pertanyaan r hitung r tabel keterangan


Pertanyaan 1 0,535 0,312 Valid
Pertanyaan 2 0,355 0,312 Valid
Pertanyaan 3 0,597 0,312 Valid
Pertanyaan 4 0,357 0,312 Valid
Pertanyaan 5 0,336 0,312 Valid
Pertanyaan 6 0,319 0,312 Valid
Pertanyaan 7 0,358 0,312 Valid
Pertanyaan 8 0,318 0,312 Valid
Pertanyaan 9 0,374 0,312 Valid
Pertanyaan 10 0,464 0,312 Valid

Tabel 2. Reliabilitas kuesioner pengetahuan

Cronbach's Cronbach's Alpha Based on N of Items


Alpha Standardized Items

0,660 0,658 10

Tabel 3. Hasil validasi kuesioner ketepatan


No pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0,567 0,312 Valid
Pertanyaan 2 0,364 0,312 Valid
Pertanyaan 3 0,400 0,312 Valid
Pertanyaan 4 0,470 0,312 Valid
Pertanyaan 5 0,506 0,312 Valid
Pertanyaan 6 0,476 0,312 Valid
Pertanyaan 7 0,358 0,312 Valid
Pertanyaan 8 0,340 0,312 Valid
Pertanyaan 9 0,493 0,312 Valid
Pertanyaan 10 0,391 0,312 Valid

Tabel 4. Reliabilitas kuesioner ketepatan

Cronbach's Cronbach's Alpha Based on N of Items


Alpha Standardized Items

0,681 0,680 10

Tabel 5. Hasil kategori kuesioner pengetahuan

Kategori Jumlah Persentase %


Baik 10 29,42
cukup 17 50,0
Kurang 7 20,58
Total 34 100

Tabel 6. Hasil ketepatan pemilihan obat swamedikasi

Parameter Jumlah Persentase %


Tepat 28 82,35

Tidak tepat 6 17,64


Total 34 100
Tabel 7. Hasil ketepatan indikasi swamedikasi

Parameter Jumlah Persentase %


Tepat 34 100

Tidak tepat 0 0

Total 34 100

Tabel 8. Hasil ketepatan pasien swamedikasi

Parameter Jumlah Persentase %


Tepat 24 70,58

Tidak tepat 10 29,41


Total 34 100

Anda mungkin juga menyukai