2017
Rahmayanti, Eva
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1280
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
TINGKAT PENGETAHUAN DAN RASIONALITAS
SWAMEDIKASI PASIEN DI TIGA APOTEK KECAMATAN
MEDAN SUNGGAL
SKRIPSI
OLEH:
EVA RAHMAYANTI
NIM 131501017
SKRIPSI
OLEH:
EVA RAHMAYANTI
NIM 131501017
OLEH:
EVA RAHMAYANTI
NIM 131501017
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Prof. Dr. Wiryanto, M.S., Apt. Prof. Dra. Azizah Nasution, M.Sc., Ph.D., Apt.
NIP 195110251980021001 NIP 195503121983032001
Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt. Yuandani, S.Farm., M.Si., Ph.D., Apt.
NIP 197802152008122001 NIP 198303202009122004
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
Apotek Kecamatan Medan Sunggal”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
Sumatera Utara.
besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas
Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Wiryanto, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Khairunnisa, S.Si.,
penulisan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
Prof. Dra. Azizah Nasution, M.Sc., Ph.D., Apt., dan Ibu Yuandani, S.Farm.,
M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Ibu Dra. Lely Sari
Lubis, M.Si., Apt., selaku dosen penasehat akademik yang selalu memberikan
bimbingan, perhatian, dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan, serta
Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis
selama perkuliahan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
tulus kepada kedua orang tua tersayang, Ayahanda Welas Saputra dan Ibunda
baik moril maupun materil yang tak ternilai dengan apapun. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu elly, ibu lesly, ibu farida, ibu fauziah, kak
ade, kak roito, kak intan, kak indah, kak nina, kak dewi, kak aini, kak ita, rosita,
endang, nazira, aulia, tia, rian, rina, april, intan, oky, nabila, serta asisten
laboratorium steril dan juga teman-teman S-1 Reguler 2013 atas doa dan
kesempurnaan baik dari segi isi maupun bahasanya, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini
Eva Rahmayanti
NIM 131501017
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dan hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan orang lain untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena
kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam
skripsi ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
mendapat sanksi apapun oleh Program Studi Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Eva Rahmayanti
NIM 131501017
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
JUDUL ..................................................................................................... i
LAMPIRAN ............................................................................................. 51
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
adalah dengan berobat ke dokter atau mengobati diri sendiri (Hermawati, 2012).
kesehatan (Depkes RI, 2008). Mengobati diri sendiri atau yang lebih dikenal
dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau kesadaran diri
sendiri tanpa nasehat dokter (Muharni, 2015). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing,
batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain
(Depkes RI, 2006). Salah satu penyebab tingginya tingkat swamedikasi adalah
rasional. Kriteria obat rasional antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan
dosis obat, tidak adanya efek samping, tidak adanya kontraindikasi, tidak adanya
penggunaan obat tepat dan rasional, penggunaan obat bebas secara berlebihan,
serta kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat dengan
informasi yang memadai tentang penggunaan obat (Kemenkes RI, 2015). Oleh
karena itu, sebagai pelaku self-medication harus mampu mengetahui jenis obat
yang diperlukan, kegunaan dari tiap obat, menggunakan obat dengan benar (cara,
aturan pakai, lama pemakaian), mengetahui efek samping obat yang digunakan
dan siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut (Depkes RI, 2008).
Medan yang mempunyai luas 13,9 km2 dengan jumlah penduduk 115.687 jiwa.
mempunyai 3 unit rumah sakit, 2 unit puskesmas, 18 unit Pustu / BPU (Badan
ini adalah :
Medan Sunggal.
a. hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian bagi pemerintah daerah,
swamedikasi.
b. data dan informasi dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat
variabel bebasnya adalah data demografi pasien seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Secara skematis kerangka pikir penelitian ini
Tingkat pengetahuan
Karakteristik Pasien pasien tentang
- Umur swamedikasi
- Jenis kelamin
- Pendidikan
- Pekerjaan Rasionalitas penggunaan
obat swamedikasi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
Berdasarkan PP No.51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek antara lain :
jabatan apoteker.
farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Bogadenta, 2012).
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sejalan
dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang
penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai,
2.2 Swamedikasi
kesehatan (Depkes RI, 2008). Mengobati diri sendiri atau yang lebih dikenal
dapat dibeli bebas di apotek atau toko obat dengan inisiatif atau kesadaran diri
sendiri tanpa nasehat dokter (Muharni, 2015). Namun penting untuk dipahami
bahwa swamedikasi yang tepat, aman, dan rasional tidak dengan cara mengobati
tanpa terlebih dahulu mencari informasi umum yang bisa diperoleh tanpa harus
melakukan konsultasi dengan pihak dokter. Adapun informasi umum dalam hal
ini bisa berupa etiket atau brosur. Selain itu, informasi tentang obat bisa juga
diperoleh dari apoteker pengelola apotek, terutama swamedikasi obat keras yang
rasional antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat, tidak adanya
efek samping, tidak adanya kontraindikasi, tidak adanya interaksi obat, dan tidak
keluhan karena 80% sakit bersifat self-limiting (sembuh sendiri tanpa intervensi
tenaga kesehatan), relatif lebih murah, menghemat waktu, kepuasan karena ikut
berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, menghindari rasa malu atau
obat yang tidak diinginkan, penggunaan obat yang salah akibat informasi yang
masing individu.
b. Gaya hidup
Saat ini, tidak sedikit dari pasien lebih memilih untuk membeli obat
dimana saja bisa diperoleh dibandingkan dengan harus mengantri lama di Rumah
Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang benar
sendiri dan terdapat pula produk lama yang keberadaannya juga sudah cukup
populer dan semenjak lama sudah memiliki indeks keamanan yang baik. Hal
tersebut langsung membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri semakin
Obat adalah zat kimia yang bersifat racun, namun dalam jumlah tertentu
golongan :
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas, tanda khusus berupa lingkaran
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat dijual atau dibeli tanpa resep
obat dalam kemasan. Pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas terdapat tanda
khusus berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat dari
Gambar 2.1 Tanda peringatan obat golongan bebas terbatas (Depkes RI, 2008).
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkatan bulat merah dengan
garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi.
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh
dijual dengan resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran merah
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kImia yang dapat
hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Contoh: Morfin, petidin.
2008).
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Apoteker di apotik dalam melayani
a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan
Obat-obat yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek diatur oleh
obat-obatan Over The Counter (OTC) dan dapat diperoleh tanpa resep dokter
yaitu dari golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek.
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
2.5.1 Demam
Demam merupakan gejala dari suatu penyakit dimana suhu tubuh lebih
tinggi dari suhu normal atau suhu tubuh lebih dari 37,2oC pada pagi hari dan lebih
dari 37,7oC pada sore hari. Timbulnya demam dapat disebabkan oleh infeksi dan
non infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit, atau
mikroorganisme lain. Contoh: radang tenggorokan, cacar air, campak, dan lain-
lain. Penyebab non infeksi antara lain dehidrasi pada anak dan lansia, alergi, stres,
Demam dapat diatasi dengan istirahat yang cukup, makan seperti biasa,
banyak minum, periksa suhu tubuh setiap 4 jam, kompres dengan air hangat, dan
hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 38oC), terutama pada anak-anak.
Pilihan obat demam pada swamedikasi dapat menggunakan obat penurun panas
empat kali sehari. Batas waktu pemakaian obat penurun panas pada pengobatan
sendiri tidak lebih dari 2 hari. Jika menggunakan asetosal, sebaiknya diminum
setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan
2.5.2 Nyeri
tubuh seperti peradangan, infeksi dan kejang otot. Nyeri disebabkan oleh
rangsangan pada ujung syaraf karena kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan
oleh trauma, misalnya karena benda tajam, benda tumpul, bahan kimia, dan lain-
lain serta adanya proses infeksi atau peradangan (Depkes RI, 2006).
neurologis dan respon refleks yang disebabkan oleh adanya kejadian yang
reseptor nyeri (nosiseptor) yang melekat di dalam kulit atau dinding bagian dalam
Nyeri dapat diatasi dengan tetap aktif fokuskan pada pekerjaan, kompres
hangat pada nyeri otot, gunakan obat penghilang nyeri, bila nyeri berlanjut
beberapa obat nyeri antara lain ibuprofen, asetosal dan parasetamol. Obat-obat
sedangkan asetosal dan parasetamol efek terapi anti demamnya lebih tinggi
Batas waktu penggunaan obat nyeri pada pengobatan sendiri adalah tidak lebih
2.5.3 Batuk
flu) dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga
Batuk dapat disebabkan oleh infeksi (flu, bronkitis, pneumonia, TBC, dan
kanker paru-paru), alergi (masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam
berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya dahak dari batang
tenggorokan dan batuk kering adalah batuk yang tidak disertai keluarnya dahak.
Batuk dapat diatasi dengan sering minum air putih untuk mengencerkan
dahak, jangan minum soda atau kopi, hindari makanan yang merangsang
tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan udara malam, madu dan tablet
membantu mencegah batuk kalau tenggorokan kering atau pedih, hirup uap air
panas untuk mencairkan sekresi hidung yang kental supaya mudah dikeluarkan,
minum obat batuk yang sesuai, bila batuk lebih dari 3 hari atau pada bayi dan
balita bila batuk disertai napas cepat atau sesak harus segera dibawa ke dokter.
2.5.4 Flu
Flu adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas. Flu dapat ditularkan
melalui percikan udara pada saat batuk, bersin, dan tangan yang tidak dicuci
setelah kontak dengan cairan hidung/mulut, infeksi saluran pernafasan bagian atas
Flu dapat diatasi dengan istirahat yang cukup, banyak minum air dan
makan buah segar, minum obat flu untuk mengurangi gejala/keluhan, periksa ke
dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari. Pilihan obat flu pada
meredakan batuk yang menyertai flu. Dosis pemakaian untuk dewasa umumnya
tiga kali sehari. Batas waktu penggunaan obat flu pada pengobatan sendiri adalah
2.5.5 Maag
lambung. Maag memiliki gejala khas berupa rasa nyeri atau pedih pada ulu hati
meskipun baru saja selesai makan. Penyebab peningkatan produksi asam lambung
dapat terjadi karena makanan atau minuman yang merangsang lambung (makanan
pedas atau asam, kopi, alkohol), faktor stres baik stres fisik (setelah pembedahan,
penyakit berat, luka bakar) maupun stres mental, obat-obat tertentu yang
Maag dibedakan menjadi maag akut dan kronis. Pada maag akut biasanya
belum ada gejala kerusakan yang jelas pada dinding lambung, mungkin hanya
disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat atau akibat makanan
Maag dapat diatasi dengan membiasakan hidup sehat dan makan secara
teratur sebaiknya penderita makan sedikit demi sedikit tetapi sering. Pilihan obat
maag pada swamedikasi dapat menggunakan antasida. Antasida adalah obat yang
bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang berlebih, dan melindungi
selaput lendir lambung. Antasida yang beredar di pasaran biasanya terdiri dari
sembelit ataupun diare. Kandungan lain antasida adalah simetikon, yaitu zat yang
Dosis pemakaian antasida untuk dewasa umumnya tiga hingga empat kali
sehari. Batas pemakaian antasida pada pengobatan sendiri tidak boleh lebih dari 2
minggu kecuali atas saran dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
a. Antasida dalam bentuk suspensi kerjanya lebih cepat dibanding bentuk tablet.
b. Antasida dalam bentuk tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan.
saat gejala timbul pada waktu lambung kosong dan menjelang tidur malam.
2.5.6 Diare
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam
sehari, biasanya disertai sakit dan kejang perut. Jenis-jenis diare antara lain :
a. Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu
atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan
lemas kadang demam, muntah, dan berlangsung beberapa jam sampai beberapa
hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu
virus dari usus, alergi terhadap makanan atau minuman tertentu seperti susu,
Diare dapat diatasi dengan minum banyak cairan (air, sari buah, sup
bening) dan hindari makanan padat, alkohol, kopi/teh, susu, usahakan makan
bubur, roti, pisang, minum cairan oralit/larutan gula garam, jaga kebersihan
lingkungan, bila diare berlanjut lebih dari dua hari, terjadi dehidrasi, kotoran
berdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke dokter (diare pada anak-
anak/bayi segera dibawa ke dokter). Pilihan obat diare pada swamedikasi dapat
menggunakan oralit untuk mencegah kekurangan cairan tubuh, adsorben dan obat
pembentuk massa seperti norit (karbo adsorben) atau kombinasi kaolin-pektin dan
memadatkan tinja, dan menyerap racun pada penderita diare (Depkes RI, 2006).
dapat bersifat sebagai racun apabila penggunaannya tidak tepat (Anief, 1997).
bila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya, periode waktu yang
a. Tepat diagnosis
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
d. Tepat dosis
Tepat dosis meliputi tepat jumlah, tepat cara pemberian, tepat interval
waktu pemberian, dan tepat lama pemberian. Apabila salah satu dari empat hal
atau bayi.
Obat dapat menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan yang
timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, seperti timbulya mual, muntah,
g. Efektif, aman, mutu terjamin, tersedia setiap saat, dan harga terjangkau
konsultasikan ke dokter.
sebagai konsumen. Resep yang dibawa ke apotek atau tempat penyerahan obat di
obat beragam, jumlah obat terlalu banyak, frekuensi pemberian obat per hari
terlalu sering, pemberian obat dalam jangka panjang tanpa informasi, pasien tidak
seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Sikap subjek
dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
1. Tahu (know)
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu adalah tingkatan
2. Memahami (comprehension)
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
4. Analisa (analisys)
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu
6. Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek berdasarkan suatu kriteria yang
(Notoatmodjo, 2003).
a. Pendidikan
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
b. Pekerjaan
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c. Umur
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
e. Pengalaman
Pengalaman seseorang yang kurang baik terhadap suatu objek maka orang
tersebut akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek
f. Kebudayaan
g. Informasi
METODE PENELITIAN
fenomena yang diteliti yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu, dengan
Apotek dipilih berdasarkan lokasi yang strategis dan pemilik apotek yang bersedia
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 dari jam
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
tahun dari tiga apotek di Kecamatan Medan Sunggal yang memenuhi kriteria
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga apotek yang menjadi tempat
apotek B (1350 pasien) dan di apotek C (800 pasien), sehingga diperoleh jumlah
pasien swamedikasi di tiga apotek adalah 3200 pasien. Jumlah sampel minimum
berikut ini :
N Zα2 . P. (1 − P)
2
n=
N. D2 + Zα2 . P. (1 − P)
2
Z1-α /2 =Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
3073,28
n=
8 + 0,9604
3073,28
n=
8,9604
penelitian ini adalah sebanyak 350 pasien. Penentuan jumlah pasien dari masing-
N
x Jumlah responden yang diperlukan
Total
a. Apotek A
1050
x 350 =114,84 (Dibulatkan menjadi 115)
3200
b. Apotek B
1350
x 350 =147,65 (Dibulatkan menjadi 148)
3200
c. Apotek C
800
x 350 =87,5 (Dibulatkan menjadi 87)
3200
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh secara
apakah pasien membeli obat dengan resep dokter atau tanpa resep dokter. Jika
membeli obat tanpa resep dokter maka peneliti menjelaskan maksud dan
tahun 2015, dengan tujuan yang sesuai dengan penelitian ini dan diuji kembali
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bagian yaitu :
data demografi.
selalu membeli obat di apotek tersebut, apakah pasien pernah membeli obat tanpa
resep dokter, (jika pernah) dimanakah pasien memperoleh obat tersebut, dan
golongan obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter, perbedaan obat batuk kering
dan batuk berdahak, dosis obat yang dibeli tanpa resep dokter, aturan minum obat
dengan dosis 3 kali sehari, pengertian dari indikasi obat, kontraindikasi obat, efek
digunakan pasien yaitu : nama obat, indikasi obat, dosis dan cara pakai obat, lama
penggunaan obat, efek samping obat yang dialami pasien, kondisi khusus pasien
ketika menggunakan obat, penggunaan kombinasi obat (jika ada), dan keluhan
Jenis pertanyaan yang digunakan pada bagian data demografi terdiri dari
nama, umur, jenis kelamin, alamat, no.hp, pendidikan terakhir dan pekerjaan
dalam penelitian, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji ini
dalam responden penelitian tetapi masih memiliki karakteristik yang sama dengan
tempat penelitian dan data yang dilaporkan oleh peneliti (Lapau, 2012). Uji
cara mengkorelasikan nilai setiap pertanyaan dengan nilai total pertanyaan. Jika
seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai p < 0,05 (nilai yang terdapat pada baris
Sedangkan uji validitas bagian ketiga diuji dengan menggunakan face validity
yang mana kuesioner pada bagian ini ditunjukkan kepada tiga dosen yang ada di
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas
Alpha lebih besar dari 0,600 dan mendekati 1, maka nilai kuesioner dapat
Pada penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada bagian
kedua dan ketiga kuesioner karena pada kedua bagian tersebut digunakan dalam
reliabilitas bagian kedua yang diperoleh yaitu pada uji pertama dan kedua hasilnya
menunjukkan beberapa soal memiliki nilai p>α (0,05) dan dinyatakan tidak valid
dan nilai Cronbach’s alpha yang diperoleh yaitu >0,600 dan dinyatakan reliabel.
alpha>0,600 dan dinyatakan reliabel. Oleh karena itu masih perlu dilakukan revisi
diharapkan tercapai. Revisi kuesioner pada penelitian ini paling banyak dilakukan
pada struktur kalimat, kata/kalimat yang sulit dimengerti serta ada pertanyaan
yang dihapuskan. Hasil uji validitas yang ketiga menunjukkan nilai p seluruh butir
pertanyaan <α (0,05) dan kuesioner dinyatakan valid. Nilai Cronbach’s alpha
dianalisis secara deskriptif dengan cara memeriksa dan melihat apakah semua
dengan memberi skor atau nilai tertentu. Pada kuesioner bagian pengetahuan
swamedikasi, setiap jawaban yang “benar” diberi nilai 2, jawaban “salah” diberi
nilai 1, dan jawaban “tidak tahu” diberi nilai 0. Sedangkan pada bagian
rasionalitas swamedikasi, pada setiap jawaban yang “tepat, tidak ada efek
samping obat” diberi nilai 1 dan jawaban yang “tidak tepat, terdapat efek samping
b. Mengurus surat pengantar dari Dekan Fakultas Farmasi USU kepada dinas
c. Mengurus surat pengantar dari Dinas Kesehatan Kota Medan kepada PSA
melakukan penelitian.
f. Setelah izin dari pihak apotek serta validitas dan reliabilitas kuesioner
Medan Sunggal yang terlibat dalam penelitian ini, 115 responden berasal dari
apotek A, 148 responden berasal dari apotek B, dan 87 responden berasal dari
(64%) dengan golongan umur 29-39 tahun (31,4%) dan mayoritas pendidikan
terakhir adalah SMA (55,4%) dengan kategori pekerjaan yang paling banyak
adalah ibu rumah tangga (34,6%). Data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.1.
masyarakat produktif dengan tingkat umur 29-39 tahun, lebih memilih pengobatan
penelitian. Rentang umur tersebut termasuk ke dalam kategori usia prima yang
idealnya telah bekerja. Oleh karena itu, obat-obat bebas lebih dipilih sebagai
melakukan swamedikasi dan terlebih dahulu mencari informasi tentang obat yang
tangga lebih banyak melakukan swamedikasi, hal ini dikarenakan ibu rumah
mereka melakukan pengobatan sendiri sebab dianggap lebih murah dan praktis
(38,9%). Data lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hasil penelitian ini sejalan
0%
Pengalaman Pribadi
16,5%
Petugas Kesehatan
Lainnya
terbanyak responden memperoleh obat tanpa resep dokter yang digunakan yaitu
banyak jenis obat yang dapat diperoleh. Selain apotek responden juga
memperoleh obat yang digunakan dari warung (27,4%), supermarket (3,7%). Data
lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.2. Hasil penelitian ini sejalan dengan
obat tanpa resep dari apotek (Mellina, 2016). Hal ini dikarenakan bahwa obat-obat
yang dijual di apotek lebih dapat dipercaya mutu dan keasliannya, sehingga
0% 0%
3,7%
27,4%
Apotek
Warung
Toko Obat
68,9%
Supermarket
Lainnya
responden adalah nyeri (40,3%). Keluhan nyeri yang dialami responden pada
umumnya berupa sakit kepala, sakit gigi, nyeri sendi, nyeri haid, nyeri pinggang,
radang tenggorokan, dan pegal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu, yang menyebutkan bahwa salah satu keluhan yang paling banyak
oleh responden.
Sejalan dengan mayoritas keluhan yang dialami, jenis obat yang paling
menggunakan antibiotik yang tidak dibeli dengan resep dokter. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kelas obat yang
Italia, yang menyatakan bahwa obat yang paling sering digunakan tanpa resep
Sunggal tergolong sedang (48%). Data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.4.
tergolong buruk (Mellina, 2016). Data lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5.
sebagian besar pertanyaan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan benar oleh
antara obat batuk kering dengan obat batuk berdahak (87,7%). Tetapi responden
paling sedikit menjawab pertanyaan dengan baik mengenai interaksi obat (36,3%).
rasionalnya penggunaan obat paling banyak disebabkan oleh adanya efek samping
penggunaan obat paling banyak disebabkan oleh adanya efek samping yang
mengganggu pada penggunaan obat responden meskipun pada dosis normal. Efek
penggunaan obat-obat Over The Counter (OTC). Meskipun begitu, banyak pula
dari mereka yang tidak menyadari, apakah reaksi yang dirasakan merupakan suatu
efek samping atau bukan. Hal tersebut diasumsikan sebagai salah satu bentuk
keluhan yang timbul kemudian merupakan suatu penyakit baru atau efek
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kota
indikasi obat yang dipilih dengan keluhan pasien seperti antibiotik untuk keluhan
penyakit pegal/capek, demam kurang dari 3 hari, dan lambung, menggunakan obat
flu untuk keluhan sakit kepala. Perlu diingat bahwa obat juga memiliki efek yang
tidak diinginkan. Bentuk kesalahan misalnya seseorang sakit kepala, tapi yang
diminum obat flu. Memang kebanyakan obat flu mengandung obat sakit kepala,
tapi obat flu juga mengandung obat-obat lainnya. Ibarat membunuh satu penjahat
yang sebenarnya hanya perlu satu peluru, tetapi dilakukan dengan granat, penjahat
itu mati, tetapi kerusakan yang ditimbulkan juga lebih banyak (Widodo, 2004).
Ketidaktepatan dosis obat dalam penelitian ini meliputi dosis sekali pakai
dan cara penggunaan obat. Hal ini dapat disebabkan karena responden hanya
sampai habis, hal ini dapat menimbulkan masalah obat tidak manjur, kepekaan
berlebihan setelah digunakan secara lokal, resistensi (bakteri menjadi kebal dan
tidak dapat dibunuh lagi dengan obat tersebut), terjadi infeksi lain (sekunder)
(Widodo, 2004).
dari satu macam obat. Pada sebagian obat, pabrik obat diperbolehkan membuat
atau zat aktifnya sama atau hampir sama (Widodo, 2004). Hal tersebut dapat
dengan Sanmol yang memiliki kandungan serupa yaitu Parasetamol 500 mg.
pekerjaan (0,006). Kesimpulan tersebut didasari oleh nilai p dari keempat variabel
Daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin tua
akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini
tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Dengan bertambahnya umur
akan tetapi pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
obat pada pengobatan sendiri yang dilakukan responden di tiga apotek Kecamatan
oleh nilai p dari keempat variabel faktor sosiodemografi yang lebih besar dari
nilai α (0,050).
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kota
penelitian ini serupa dengan penelitian Kristina (2008) yang menyatakan bahwa
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
pengetahuan swamedikasi.
Anief. (1997). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Badan Pusat Statistik. (2015). Medan Sunggal dalam Angka 2015. Medan: Badan
Pusat Statistik Kota Medan.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Terbatas. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 8, 22-37, 31-35, 38-41,
47-50.
Garofalo, L., Gabriella D. G., dan Italo, F. A. (2015). Self Medication Practice
among Parents in Italy. Biomed Research International. Hal. 1-8.
Menkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Muharni, S., Fina, A., dan Maysharah, M. (2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian
dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-
Apotek Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi & Klinis.
2(1): 47-53.
8. Benarkah pengertian dari efek samping obat adalah “efek yang tidak
diinginkan dan muncul ketika suatu obat digunakan pada takaran
normal?
a. Ya b.Tidak c.Tidak tahu
9. Benarkah pengertian dari interaksi obat adalah “kejadian dimana kerja obat
dipengaruhi oleh obat lain ketika diberikan bersamaan”?
a. Ya b.Tidak c.Tidak tahu
10. Apakah benar setiap obat harus disimpan dalam kemasan aslinya ?
a. Ya b.Tidak c.Tidak tahu
III.RASIONALITAS SWAMEDIKASI
1. Obat tanpa resep dokter apa yang Saudara/i/Bapak/Ibu minum ?
Nama obat :...................................................
2. Saudara/i/Bapak/Ibu menggunakan obat diatas untuk mengobati keluhan
penyakit :......................................................
3. Bagaimana cara Saudara/i Bapak/Ibu meminum obat tersebut ?
*Jumlah obat 1x minum :.................................................
*Berapa kali sehari diminum :..........................................
*Dikunyah sebelum ditelan : a. Ya b. Tidak
*Kapan diminum :
sebelum makan
bersama makan
sesudah makan
Lainnya,sebutkan :..........................
4. Sampai berapa lama menggunaan obat diatas ?
a. Jika sakit
b. Terus-menerus
c. Lainnya ...............................
5. Selama menggunakan obat tersebut, pernahkah merasakan gejala-gejala
atau efek samping seperti berikut ?
a. muntah f. alergi (gatal-gatal,ruam kulit)
b. nyeri lambung g. sesak nafas
c. jantung berdebar-debar h. Tidak ada efek samping
d. mengantuk i. Lainnya ........................................
e. diare/sembelit
6. Apakah Saudara/i/Bapak/Ibu juga memiliki penyakit lain/kondisi tertentu
(hamil/menyusui) ketika meminum obat tersebut ?
a.Ya, sebutkan (penyakit/kondisinya):.......................................................
b. Tidak
7. Apakah pada pengobatan sendiri Saudara/i/Bapak/Ibu menggunakan lebih dari
satu jenis obat (kombinasi obat)?
a.Ya, sebutkan nama obat....................; jarak waktu minumnya........................
b. Tidak
(jika jawaban “Ya”, lanjut ke no.8)
(jika jawaban “Tidak”, berhenti disini)
8. Apakah Saudara/i/Bapak/Ibu meminum obat-obat pada soal no.7 hanya untuk
mengobati satu macam penyakit ?
VI DATA DEMOGRAFI
1. Nama :.................................................
2. Umur :
a. 18 - 28 tahun c. 40 - 49 tahun
b. 29 - 39 tahun d. 50 - 60 tahun
3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Alamat :..................................................
5. No.Hp/Telp :
6. Pendidikan terakhir :
a.Tidak tamat SD d.SMA/SMK/MA
b.SD e.Perguruan-tinggi (medis/non-medis)
c.SMP/MTs
7. Pekerjaan :
a.Tidak/belum bekerja
b.Karyawan
c.Guru
d.Mahasiswa (medis/non-medis)
e.Tenaga kesehatan
f. Lainnya, sebutkan.........................................
(Eva Rahmayanti)
(Eva Rahmayanti) ( )