Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN EFIKASI DIRI MAHASISWA

DALAM PENERAPAN PRINSIP BENAR OBAT PADA MAHASISWA


KEPERAWATAN STIKES YATSI TANGERANG TAHUN 2019

Ika Nur Haryati1 Ida Faridah S.Kp.,M.Kes2


Mahasiswi Keperawatan STiKes Yatsi Tangerang1 Dosen Pembimbing2
Email : ikanurharyati@gmail.com

Abstrak

Kurang nya pengetahuan, mahasiswa juga perlu membutuhkan self efficacy (efikasi diri) yang tinggi dalam kemampuannya agar tidak melakukan kesalahan.
Efikasi diri (self efficacy) merupakan suatu keyakinan dan diiringi kepercayaan atas dasar kemampuannya, sehingga dapat melakukan sebuah kontrol dengan
batasan mereka sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan efikasi diri mahasiswa dalam penerapan prinsip benar
obat pada mahasiswa keperawatan di STiKes Yatsi Tangerang. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan deskriptif kolerasi dengan cara pendekatan
cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 161 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan efikasi diri mahasiswa. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dan didapatkan hasil uji statistik nilai p value sebesar 0,027 dan
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan mahasiswa dalam penerapan
prinsip benar obat dan adanya hubungan antara efikasi diri mahasiswa dalam penerapan prinsip benar obat.

Kata Kunci: Pengetahuan, Efikasi Diri Mahasiswa, Penerapan Prinsip Benar Obat

Abstract

Lack of knowledge, students also need to need high self efficacy in their ability to avoid making mistakes. Self-efficacy (self-efficacy) is a belief and
accompanied by trust on the basis of its ability, so they can exercise a control with their own limitations. The purpose of this study was to determine the
relationship of knowledge and self-efficacy of students in the application of the correct principles of medicine in nursing students at STiKes Yatsi Tangerang.
The method in this study is quantitative with colleration descriptive by means of cross sectional approach. The sample used in this study was 161 students. This
study uses a questionnaire to measure the level of knowledge and self-efficacy of students. Data were analyzed using the chi-square test and the statistical test
results obtained p values of 0.027 and 0.000. This shows that the value of p value <0.05, it can be concluded that there is a relationship between students
'knowledge in the application of the correct principles of medicine and the relationship between students' self-efficacy in applying the principles of true
medicine.

Keywords: Knowledge, Self-Efficacy, Application of the Right Principles of Medicine


PENDAHULUAN dan efikasi diri mahasiswa. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-
Beberapa studi di AS mengungkapkan 22% kejadian square dengan SPSS versi 22.
kesalahan pemberian obat terjadi karena kurangnya pengetahuan
obat dan kurangnya kesadaran akan reaksi obat tertentu HASIL PENELITIAN
misalnya salah dosis, persiapan yang salah dan infus terlalu 1. Karakteristik Usia Mahasiswa
cepat. Penyebab lainnya 14% adalah kurangnya pengetahuan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden
tentang pasien mereka dengan cara pemberian obat yang salah Usia Jumlah Presentase
(Romli & Chan, 2015). Sedangkan beberapa studi di Australia (tahun) (N) (%)
mengungkapkan sebanyak 2% kesalahan obat disebabkan oleh ≤ 21 tahun 117 72,7
resep karena spesialis yang tidak tepat atau tidak jelas dan > 21 tahun 44 27,3
kurang nya pengetahuan tentang penggunaan obat (Romli & Total 161 100
Chan, 2015). Menurut penelitian Cebeci, et al (2015), kesalahan Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa
pemberian obat yang paling umum dapat terjadi oleh mahasiswa dari 161 responden yang berusia ≤ 21 tahun sebanyak 117
keperawatan adalah 22,8% dosis dan jumlah tidak tepat serta responden (72,7%), sedangkan responden yang berusia >
18,1% tidak mencatat obat yang diberikan. Penelitian yang 21 tahun sebanyak 44 mahasiswa (27,3%).
dilakukan oleh Musharyanti, Astika dan Nurul (2016), mengenai 2. Karakteristik Jenis Kelamin Mahasiswa
gambaran kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa profesi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis kelamin
keperawatan angkatan XXII, didapatkan hasil sebanyak 42 Responden
orang melakukan kesalahan obat dengan presentase (40,0%) dan Jenis Kelamin Jumlah Presentase
mayoritas jenis kesalahan yang dilakukan yaitu salah pasien dan (N) (%)
waktu pemberian obat yang tidak tepat. Berdasarkan hasil Laki-laki 14 8,7
penelitian didapatkan bahwa 30% obat yang diberikan tidak Perempuan 147 91,3
didokumentasikan, 15% obat diberikan dengan cara yang tidak Total 161 100
tepat, 23% obat diberikan dengan waktu yang tidak tepat, 2% Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa
obat tidak diberikan dan 12% obat diberikan dengan dosis yang dari 161 responden yang berjenis kelamin laki-laki
tidak tepat (Utami, Dodi dan Iis, 2015). Berdasarkan hasil sebanyak 14 responden (8,7%), sedangkan responden
penelitian didapatkan bahwa 30% obat yang diberikan tidak yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 147
didokumentasikan, 15% obat diberikan dengan cara yang tidak responden (91,3%).
tepat, 23% obat diberikan dengan waktu yang tidak tepat, 2% 3. Karakteristik Tingkat Mahasiswa
obat tidak diberikan dan 12% obat diberikan dengan dosis yang Tabel 3. Distribusi Tingkat Mahasiswa
tidak tepat (Utami, Dodi dan Iis, 2015). Jumlah Presentase
Faktor yang menjadi penyebab utama seorang Tingkat
(N) (%)
mahasiswa keperawatan dalam melakukan kesalahan adalah
III 106 65,8
kurangnya pengetahuan tentang farmakologi. Mahasiswa
perawat memiliki keterbatasan pengalaman klinis sehingga IV 55 34,2
mahasiswa perawat mempunyai resiko untuk melakukan Total 161 100
kesalahan, baik dalam tindakan maupun pengobatan sehinga Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa
dapat membahayakan kondisi pasien (Musharyanti, Astika dan dari 161 responden, mahasiswa tingkat III sebanyak 106
Nurul, 2016). Selain kurang nya pengetahuan, mahasiswa juga responden (65,8%), sedangkan responden tingkat IV
perlu membutuhkan self efficacy (efikasi diri) yang tinggi dalam sebanyak 55 responden (34,2%).
kemampuannya agar tidak melakukan kesalahan. Efikasi diri 4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
(self efficacy) merupakan suatu keyakinan dan diiringi Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
kepercayaan atas dasar kemampuannya, sehingga dapat
Tingkat Jumlah Presentase
melakukan sebuah kontrol dengan batasan mereka sendiri
Pengetahuan (N) (%)
(Zakeri, 2016). Efikasi mengacu pada suatu keyakinan bahwa
Baik 140 87,0
individu mempunyai kapasitas mereka sendiri untuk mengatur Cukup 21 13,0
dan melaksanakan program tindakan yang diperlukan untuk Total 161 100
menghasilkan hasil yang diinginkan. Kewajiban seorang Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa dari
mahasiswa keperawatan adalah memahami dan mengetahui 161 responden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak
bagaimana penerapan prinsip benar obat dengan benar dan tepat. 140 responden (87,0%), sedangkan responden yang mempunyai
Tetapi, sampai saat ini mahasiswa keperawatan dalam pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (13,0%).
menerapkan prinsip benar obat masih belum diterapkan saat 5. Efikasi Diri Mahasiswa
praktik. Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik untuk Tabel 5. Distribusi Efikasi Diri Responden
melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan dan
Jumlah Presentase
Efikasi Diri Mahasiswa Dalam Penerapan Prinsip Benar Obat Efikasi Diri
(N) (%)
Pada Mahasiswa Keperawatan Stikes Yatsi Tangerang”
Tinggi 141 87,6
Sedang 20 12,4
METODE PENELITIAN
Total 161 100
Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan
deskriptif kolerasi dengan cara pendekatan cross sectional. Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa
populasi seluruh mahasiswa keperawatan tingkat III dan IV di dari 161 responden yang memiliki efikasi diri tinggi
STiKes Yatsi Tangerang sebanyak 270 mahasiswa. Kemudian sebanyak 141 responden (87,6%), sedangkan mahasiswa
untuk sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive yang memiliki efikasi diri sedang sebanyak 20 responden
random sampling yang terdiri dari 161 responden. Penelitian ini (12,4%).
menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan 6. Penerapan Prinsip Benar Obat
Tabel 6. Distribusi Penerapan Prinsip Benar Obat
value 0,000 dan nilai tersebut < 0,05. Maka Ha diterima
Penerapan Prinsip Jumlah Presentase
yang berarti adanya hubungan antara efikasi diri
Benar Obat (N) (%)
mahasiswa dalam penerapan prinsip benar obat.
Dilakukan 151 93,8
Tidak dilakukan 10 6,2
Total 161 100 PEMBAHASAN
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah mahasiswa dari Hubungan Pengetahuan Mahasiswa dalam Penerapan
161 responden yang melakukan penerapan prinsip benar obat Prinsip Benar Obat
sebanyak 151 responden (93,8%), sedangkan mahasiswa yang Berdasarkan hasil dari penelitian pada 161 responden
tidak melakukan penerapan prinsip benar obat sebanyak 10 dinyatakan sebanyak 134 (95,7%) yang mempunyai
responden (6,2%). pengetahuan baik dan melakukan penerapan prinsip benar obat.
7. Hubungan Pengetahuan Mahasiswa dalam Penerapan Penelitian ini menggambarkan adanya hubungan pada tingkat
Prinsip Benar Obat pengetahuan terhadap penerapan prinsip benar obat dimana p
Tabel 7. Hubungan Pengetahuan Mahasiswa dalam value < 0,05 (P = 0,027). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Penerapan Prinsip Benar Obat yang dilakukan oleh Wahyuni (2015); Yulianti (2015);
Pambudi, Ani dan Dudella (2018), bahwa dalam penelitian
Penerapan Prinsip Benar
mereka terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
Obat p
Pengetahuan Total terhadap penerapan prinsip benar obat . Hal ini sesuai dengan
Tidak value
Mahasiswa Dilakukan teori yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu
Dilakukan
faktor yang mampu mempengaruhi seseorang dalam melakukan
N % N % N %
Baik 134 95,7 6 4,3 138 100 prinsip benar obat dimana seseorang yang memiliki pengetahuan
Cukup 17 81,0 4 19,0 23 100 0,027 tinggi akan melakukan penerapan prinsip benar obat yang lebih
Total 151 93,8 10 6,2 161 100 teliti. Menurutnya pendidikan dan pelatihan (refreshing course)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil Crosstab mengenai pengetahuan bagi mahasiswa dalam penerapan prinsip
antara tingkat pengetahuan dalam penerapan prinsip benar obat benar pemberian obat dan bertujuan untuk menunjang sikap
di STiKes Yatsi Tangerang 161 responden dinyatakan sebanyak yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa merupakan
137 responden (99,3%) yang mempunyai pengetahuan baik dan bagian edukasi integral dari tindakan pemberian obat pada
melakukan penerapan prinsip benar obat, sedangkan mahasiswa pasien, sehingga mahasiswa mampu menurunkan angka
yang mempunyai pengetahuan baik dan tidak melakukan kejadian KTD. Mahasiswa diharapkan dapat terus meningkatkan
penerapan prinsip benar obat sebanyak 1 responden (0,7%). pengetahuan tentang penerapan prinsip benar obat dengan cara
Mahasiswa yang mempunyai pengetahuan cukup dan melakukan memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mencari
penerapan prinsip benar obat sebanyak 14 responden (60,9%), informasi melalui media masa serta menerapkan prinsip benar
sedangkan mahasiswa yang mempunyai pengetahuan cukup dan obat serta aktif mengikuti pelatihan dan seminar pasien safety.
tidak melakukan penerapan prinsip benar obat sebanyak 9
responden (39,1%). Hubungan Efikasi Diri Mahasiswa dalam Penerapan Prinsip
Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji Benar Obat
Chi-square diperoleh hasil secara statistik dan didapatkan p Berdasarkan hasil dari penelitian pada 161 responden
value 0,027 dan nilai tersebut < 0,05. Maka Ha diterima yang dinyatakan sebanyak 138 mahasiswa (97,9%) yang mempunyai
berarti adanya hubungan antara pengetahuan mahasiswa dalam tingkat efikasi diri tinggi dan melakukan penerapan prinsip
penerapan prinsip benar obat. benar obat. Penelitian ini menggambarkan adanya hubungan
8. Hubungan Efikasi Diri Mahasiswa dalam Penerapan antara efikasi diri mahasiswa dalam penerapan prinsip benar
Prinsip Benar Obat obat dimana dimana p value < 0,05 (P = 0,000).
Tabel 8. Hubungan Efikasi Diri Mahasiswa dalam Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Penerapan Prinsip Benar Obat oleh Sharon, dkk (2016); Handayani, Dwi dan Galih (2016),
bahwa dalam penelitian mereka terdapat adanya hubungan
Penerapan Prinsip Benar antara efikasi diri. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
Obat p bahwa self efficacy mempengaruhi seseorang dalam melakukan
Efikasi Diri Tidak Total
value penerapan prinsip benar obat dimana seseorang yang memiliki
Mahasiswa Dilakukan Dilakukan efikasi diri yang tinggi cenderung akan memiliki kinerja yang
N % N % N % lebih baik dan mampu memberikan pelayanan yang lebih
Tinggi 138 97,9 3 2,1 141 100 berkualitas dan seseorang yang mempunyai self efficacy yang
Sedang 13 60,0 7 35,0 20 100 0,000 tinggi juga lebih mampu bertahan dan sukses, lebih rajin serta
Total 151 93,8 10 6,2 161 100 dapat mengatasi stres daripada seseorang yang mempunyai self
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil Crosstab efficacy rendah, karena sel efficacy yang dimiliki individu ikut
antara tingkat efikasi diri dalam penerapan prinsip benar obat di mempengaruhi dalam menentukan tindakan yang akan
STiKes Yatsi Tangerang 161 responden dinyatakan sebanyak dilakukanuntuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya
138 responden (97,9%) yang mempunyai tingkat efikasi diri perkiraan terhadap tantangan yang dihadapi. Ketika menghadapi
tinggi dan melakukan penerapan prinsip benar obat, sedangkan situasi yang sulit, perasaan efficacy yang tinggi mendorong
mahasiswa yang mempunyai tingkat efikasi diri tinggi dan tidak seseorang untuk tetap tenang dan mencari solusi dari pada
melakukan penerapan prinsip benar obat sebanyak 3 responden merenungkan ketidakmampuan. Perawat yang mempunyai self
(2,1%). Mahasiswa yang mempunyai tingkat efikasi diri sedang efficacy tinggi mempunyai kinerja yang lebih baik dan mampu
dan melakukan penerapan prinsip benar obat sebanyak 13 melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat
responden (60,0%), sedangkan mahasiswa yang mempunyai lebih komitmen terhadap pekerjaannya dan lebih bisa mengatasi
tingkat efikasi diri sedang dan tidak melakukan penerapan kesulitan yang ditemui pada pekerjaannya. Self efficacy perawat
prinsip benar obat sebanyak 7 responden (35,0%). profesional berperan penting dalam memenuhi misi sistem
Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji kesehatan. Seseorang yang memiliki self efficacy yang tinggi
Chi-square diperoleh hasil secara statistik dan didapatkan p akan bisa memotivasi diri nya sendiri untuk memiliki pemikiran
kritis yang lebih baik pada kemampuan dirinya (Rambod, Muflihati Muarrifa, Merita dan Elsye. 2017. Evaluasi
Farkhondeh & Zahra, 2018). Pelaksanaan Identifikasi Pasien Pada Proses
Pemberian Obat Oral Di RSUD Panglima Sebaya
KESIMPULAN Kabupaten Paser. Proceeding Health Architecture Vol.
Mayoritas responden memiliki pengetahuan pengetahuan 1 No. 1
yang baik, memiliki efikasi diri yang tinggi dan melakukan Musharyanti, Lisa, Astika dan Nurul. 2016. Pengetahuan
penerapan prinsip benar obat. Mahasiswa Tentang Patient Safety Dan Kesalahan
Terdapat hubungan antara pengetahuan mahasiswa dalam Medis Yang Dilakukan Mahasiswa Profesi PSIK UMY
penerapan prinsip benar obat pada mahasiswa keperawatan di Di Rumah Sakit. Universitas Muhammadiyah
STiKes Yatsi Tangerang dengan nilai p value 0,027 dan terdapat Yogyakarta
hubungan antara efikasi diri mahasiswa dalam penerapan prinsip Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian
benar obat pada mahasiswa keperawatan di STiKes Yatsi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Tangerang dengan nilai p value 0,000. Pambudi, Yohanes David Wahyudi, Ani Sutriningsih dan
Dudella Desnani F. Yasin. 2018. Faktor-Faktor Yang
SARAN Mempengaruhi Perawat Dalam Penerapan 6 SKP
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan dan (Sasaran Keselamatan Pasien) Pada Akreditas JCI
efikasi diri mahasiswa dalam penerapan prinsip benar obat pada (Joint Commission Internasional) Di Ruang Rawat
mahasiswa keperawatan STiKes Yatsi Tangerang, peneliti Inap Rumah Sakit Panti Waluya Malang. Nursing
memberikan saran sebagai berikut : News Volume 3 No. 1
1. Bagi Institusi Pendidikan (STiKes Yatsi Tangerang) Rambod, Masoume, Farkhondeh Sharif dan Zahra Khademian.
Diharapkan dapat menambah referensi buku 2019. The Impact of The Preceptorship Program on
kesehatan khususnya yang berkaitan dengan prinsip benar Self-efficacy and Learning Outcomes in Nursing
obat ataupun tentang patient safety lainnya. Diharapkan Students. Iranian Journal of Nursing and Midwifery
adanya penambahan mata kuliah khusus yang berkaitan Research
dengan prinsip benar obat ataupun tentang patient safety. Sharon, L., dkk. 2016. The Psychometric Evaluation of The
2. Bagi Mahasiswa Revised Clinical Skills Self-Efficacy Scale. Journal of
Diharapkan penelitian ini dapat menambah Nursing Measurement Volume 24 Number 1
pengetahuan serta cara yang baik dan benar dalam praktik Yulianti, Hermi. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
pemberian prinsip benar obat ataupun tentang patient Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan
safety lainnya. Penerapan Pemberian Obat Di Ruang ICU RSUD DR.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Moewardi. Surakarta : STiKes Kusuma Husada
Hasil penelitian ini mungkin memiliki beberapa Zakeri, A., Rahmany, R dan Labone, E. 2016. Teachers’ Self-
kesalahan ataupun jauh dari kesempurnaan, maka and Collective Efficacy : The case of Novece English
diharapkan dalam penelitian ini dapat membantu atau Language Teachers. Journal of Language Teaching and
menambah ilmu bagi peneliti selanjutnya dan menjadi Research, Academy Publication
penelitian yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Cebeci, Fatma et al. 2015. Nursing Student’s Medication Error
And Their Opinions On The Reasons Of Errors : A
Cross-Sectional. Pakistan : Journal Medical
Association
Handayani, Idah Sih Sri, S. Dwi Sulisetyawati dan Galih Setia
Adi. 2016. Hubungan Antara Self Efficacy Dengan
Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Di IGD Dan ICU-ICCU RSUD DR.
Soehadi Prijonegoro Sragen. Surakarta : STiKes
Kusuma Husada
Fitriati, Amalia Nur. 2018. Hubungan Antara Self Efficacy
Dengan Hasil Evaluasi OSCA Mahasiswa Prodi
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Francolin, Lucilena et al. 2015. Patient Safety Management
From The Perspective Of Nurses. Journal of School Of
Nursing Revista Da Esciola Enfermagem Da Usp
Harmiady. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Pelaksanaan Prinsip 6 Benar Dalam Pemebrian Obat
Oleh Perawat Pelaksana Di Ruang Interna Dan Bedah
Rumah Sakit Haji Makasar. Makasar : Jurnal Ilmiah
Jaladara, Vena, Siswi Jayanti dan Ekawati. 2015. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dan Praktik Perawat Mengenai
Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Instalasi
Gawat Darurat RS X Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Volume 3 No 1
KemenKes RI Edisi III. 2015. Pedoman Nasional Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)

Anda mungkin juga menyukai