Anda di halaman 1dari 19

`

HUBUNGAN STATUS AKREDITASI PUSKESMAS DENGAN TINGKAT


KEPUASAN PASIEN ANC PADA MASA PANDEMI COVID
DI PUSKESMAS KOTA KUPANG
TAHUN 2022

ELISABET ERNAWATI KAHA

52021036

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN ESTU UTOMO

BOYOLALI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut peraturan kementrian kesehatan No 46 tahun 2015 tentang akreditasi
Puskesmas, klinik pratama, tempat praktek mandiri dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi, pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Permenkes, 2015).
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan Pasien secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Herlambang, 2016). Puskesmas merupakan unit
Pasien terdepan dan langsung dapat menjangkau masyarakat, melaksanakan Pasien
kesehatan melalui upaya pokok kegiatan Puskesmas yang salah satunya Pasien kesehatan
dengan memberi pengobatan, Pasien kesehatan yang diberikan Puskesmas meliputi
pengobatan ANCdan rawat inap termasuk di dalamnya upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Puskesmas sebagai fasiltas
kesehatan tingkat pertama wajib menyediakan Pasien kesehatan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku dan pedoman dari Kementerian Kesehatan dengan
memperhatikan 2 kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kepuasan adalah merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi
ketidaksesuaian kinerja atau tindakan yang di rasakan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
harapan (Tjiptono, 2006). Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perberdaan antara
kinerja yang di rasakan dan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan
akan kecewa dan tidak puas. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.
Sedangkan kinerja yang melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas. Harapan
pelanggan dapat di bentuk oleh penglaman masa lampau, kometar dari kerabatnya
(Supranto, 2006)
Menurut data PUSDATIN KEMENKES RI Tahun 2020 di Indonesia terdapat 9.153
Puskesmas yang telah terakreditasi atau sekitar 89,69% dari 10.205 Puskesmas. (Jumlah
puskesmas yang terakreditasi ini sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan
adanya pandemi Corona Virus 19 sejak bulan maret tahun 2020.
Berdasarkan data yang di peroleh dari Profil Kesehatan Nusa Tenggara Timur, di
peroleh data bahwa terdapat 11 Puskesmas di Wilayah kerja Puskesmas Kota Kupang telah
terakreditasi seluruhnya dengan rincian, 2 Puskesmas di antaranya sudah terakreditasi
Dasara yaitu Puskesmas Penfui, dan Alak, 6 Puskesmas Treakreditasi Madya yaitu
Puskesmas Kupang Kota, Puskesamas Manutapen, Puskesamas Naioni, Puskesamas
Oesapa, Puskesamas Oebobo, Puskesamas Oepoi, dan 3 puskesmas lainnya Terakreditasi
utama yaitu, Puskesamas Pasir panjang, Puskesamas Bakunase, dan Puskesamas Sikumana.
Sejak tahun tahun 2007 sampai dengan 2020 cakupan Pasien kesehatan ibu hamil
K4 cenderung meningkat. Namun demikian penurunan terjadi pada tahun 2020
dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 88,54% menjadi 84,6%. Penurunan ini diasumsikan
terjadi karena implementasi program di daerah yang terdampak pandemi COVID-19.
Jumlah keseluruhan bumil di Indonesia pada tahun 2020 adalah 5.221.784, Jumlah Ibu
hamil secara Khusus di Wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 154.663 orang. Dari
154.663 orang, sebanyak 83.827 atau hanya sebanyak 54,2% Ibu hamil yang tercatat
memenuhi cakupan K4 dari target SPM kota Kupag sebesar 100%.
Data Cakupan K4 di Provinsi Nusa tenggara Timur di atas, data di simpulkan bahwa
masih ada sekitar 70.836 ibu hamil atau masih ssekitar 45,8 % ibu hamil dengan status
pemeriksaan bukan K4. Jumlah ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota
Kupang sebanyak 50.000 orang, dengan rincian yang memenuhi kriteria inklusi pada
puskesmas Sampel yaitu Puskesmas Alak Sebanyak 50 orang, Puskesmas Manutapen
sebanyak 50 orang dan Puskesmas Pasir Panjang 50 orang. (Data jumlah kunjungan K4, Di
wilayah kerja kota kupang belum bisa di ambil)
(Suber Data : Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun
2017-2022).
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka peneliti akan mengadakan
penelitian dengan judul “Hubungan Status Akreditasi Puskesmas Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien ANC Pada Masa Pandemi Covid Di Puskesmas Kota Kupang Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang menentukan kemana suatu penelitian
diarahkan. Berdasarkan peninjauan latar belakang maka penulis merumuskan sebagai
berikut : “Apakah ada hubungan Akreditasi Puskesmas dengan tingkat kepuasan Pasien
ANC Pada Masa Pandemi Covid Di Puskesmas Kota Kupang Tahun 2022?.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan status Akreditasi Puskesmas dengan Tingkat
Kepuasan Pasien ANC di Puskesmas Kota Kupang.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui hubungan antara status akreditasi puskesmas dengan
tingkat kepuasan pasien ANC di 3 puskesmas Wilayah Kerja Kota
Kupang) sebelum dikendalikan dengan variabel pendidikan pasien,
status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jenis pembiayaan.
2) Mengetahui hubungan antara status akreditasi puskesmas dengan
tingkat kepuasan pasien ANC di 3 puskesmas Wilayah Kerja Kota
Kupang sesudah dikendalikan dengan variabel pendidikan pasien,
status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jenis pembiayaan.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini termasuk dalam kajian Ilmu Kesehatan Masyarakat


khususnya bidang Kesehatan Ibu Dan Anak. Materi penelitian dibatasi pada
keinginan untuk mengetahui hubungan status akreditasi puskesmas dengan
tingkat kepuasan pasien ANC
2. Ruang Lingkup Responden

Ruang Lingkup Responden dalam penelitian ini adalah Semua Ibu


hamil yang masih hamil dengan status kunjungan K1 murni pada bulan
September-Nopember 2021.
3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April
Tahun 2022
4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada 3 puskesmas di Kota Kupang


yang mewakili setiap kategori status akreditasi puskesmas.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan stimulasi terhadap
manajemen puskesmas, dalam mengambil tindakan secara cepat dan tepat agar
tetap mempertahankan Cakupan Palayanan kunjungan K4 yang ada bahkan
meningkatkan Cakupan kunjungan ANC yang lengkap pada masa pandemic
covid, dan menghadapi masa pandemic lainnya.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Dinas Kesehatan Kota Kupang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
acuan bagi Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk menyusun rencana kegiatan
pendampingan pra dan pasca Re-akreditasi puskesmas berikutnya.
2) Bagi puskesmas.
Di harapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi manajemen
puskesmas dalam meningkatkan kualitas Pasien yang di berikan untuk
memenuhi kepuasan Pasien ANC yang lebih baik.
3) Bagi Jurusan Kebidanan Stikes Estu Utomo
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi
kepustakaan
4) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan dapat dijadikan
sebagai bahan intervensi secara langsung dalam meningkatan Mutu pelayanan
kepada masyarakat.
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian
N Peneliti Judul Rancangan Hasil Perbedaan
o Pennelitian
1 Akal Riyadi Hubungan Status cross Hasil penelitian ini Dalam penelitian
. (Riyadi, 2017) Akreditasi sectional menunjukkan tidak ini, peneliti hanya
Puskesmas dengan ada hubungan yang meneliti secara
Tingkat Kepuasan signifikan antara spesifik kepuasan
Pasien di status akreditasi pasien ANC.
Puskesmas Bantul dengan tingkat
kepuasan pasien
puskesmas (p=0,337)
2. Yeni Tri Patient cross Terdapat pengaruh Dalam penelitian
Utami, Didik Characteristi, sectional antara pendidikan ini, karakteristik
Tamtomo, Financing Type, pasien (secara statistik dari responden
Endang Sutisna Accreditation signifikan (p=0.033)), termasuk variable
Sulaeman Status and Quality status bekerja pasien Luar/rancu namun
(Utami et al., of Health (secara statistik tetap di lakukan
2017) signifikan (p=0.002)); analisis di tiap
pendapatan pasien karakteristiknya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI


2.1.1 Kepuasan Pasien
2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Pasien
Pengertian Kepuasan Pasien Kepuasan adalah perbandingan antara
apakah yang diterima atau dirasakan (perceived performance) sama atau
melebihi dengan apa yang diharapkan (expected performance). Dalam hal ini
loyalitas terjadi bila pasien sangat puas atau apa yang diterima lebih besar dari
harapan. Menurut model kebutuhan, kepuasan pelanggan merupakan suatu
keadaan ketika kebutuhan, keinginan, dan harapan pasien dapat dipenuhi
melalui produk yang dikonsumsi atau Pasien jasa yang diterima. Oleh karena
itu, kepuasan pasien dapat dikatakan sebagai rasio kualitas yang dirasakan
oleh pasien dibagi dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan pasien.
(Supriyanto & Ernawaty, 2010).

2.1.1.2 Manfaat Kepuasan Pasien


Pasien kesehatan yang memuaskan dan berkualitas akan membentuk
loyalitas pasien/pelanggan, dan kepuasan sangat erat hubungannya dengan
”word of mouth”. Efek selanjutnya akan berlanjut pada proses terbentuknya
citra puskesmas yang meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi persaingan yang
sangat ketat, sehingga setiap puskesmas akan berusaha untuk menempatkan
dirinya sebaik mungkin dimata pasien/pelanggannya agar dapat dipercaya
untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang kesehatan (Kuntoro & Istiono,
2017).
2.1.1.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
1) Product quality (mutu produk).
Pelanggan akan puas bila kualitas produk (barang/jasa) yang
ditawarkan relatif baik. Kualitas produk ini merupakan dimensi global dan
paling tidak memiliki 6 elemen, yaitu penampilan produk (performance), daya
tahan (durability), keistimewaan (feature), keandalan/dapat dipercaya
(reliability), konsistensi (consistency), dan model (design). Pelanggan akan
merasa puas saat membeli produk yang memiliki kualitas bagus, tahan lama,
modelnya bagus, dan memiliki banyak keunggulan (fasilitas). Dalam hal
produk yang berbentuk Pasien jasa, kualitas yang baik dapat diartikan sebagai
Pasien yang tepat waktu, aman, paripurna, dan diberi kan oleh ahli, dan mudah
dijangkau (secara jarak maupun biaya) (Astuti & Kustiyah, 2014).
2) Price (harga)
Merupakan harga produk atau jasa yang diukur dari value (nilai)
manfaat dan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh konsumen
(Supriyanto & Ernawaty, 2010). Komponen ini hanya berlaku bagi mereka
yang sensitif terhadap masalah value of money. Dengan harga yang murah
mereka yang sensitif akan mendapatkan value of money yang tinggi dan
merasa kepuasan karenanya (Astuti & Kustiyah, 2014).
3) Service quality (mutu Pasien).
Faktor kualitas dan harga ternyata bukan jaminan untuk memuaskan
pelanggan. Kualitas yang baik dan harga yang murah akan menjadi hal yang
tidak bermakna apabila Pasien yang diberikan karyawan tidak baik (tidak
ramah, prosedur yang susah, dan Pasien yang tidak nyaman). Dalam hal ini
kualitas Pasien didukung oleh tiga hal, yaitu sistem, teknologi, dan manusia
(Astuti & Kustiyah, 2014). Dalam dimensi service quality yang lebih dikenal
dengan ServQual, meliputi 5 dimensi yaitu: (a) reliability, (b) assurance, (c)
tangible, (d) empathy, dan (e) responsiveness (Supriyanto & Ernawaty, 2010).
4) Emotional factor (faktor emosional)
Adalah keyakinan dan rasa bangga terhadap produk/ jasa yang
digunakan dibandingkan dengan pesaing. Dalam hal ini emotional factor
diukur dari perceived best score yang berarti persepsi kualitas terbaik
dibandingkan dengan pesaingnya (Supriyanto & Ernawaty, 2010).
5) Cost of acquiring (biaya transpor).
Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien, yaitu
karakteristik pasien. Hasil penelitian Utami et al. (2017) menunjukkan bahwa
pasien yang berobat ke puskesmas sebagian besar dengan tingkat pendidikan ≥
SMA (SMA, SMK, SMEA, D3 dan S1). Pasien dengan tingkat pendidikan ≥
SMA cenderung lebih memberikan penilaian kurang dibandingkan
memberikan penilaian baik terhadap kualitas pelayanan rawat jalan yang
diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afzal et al.
(2014); Naseer et al. (2012), menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
ditemukan secara signifikan berhubungan dengan tingkat penilaian kualitas
pelayanan yang dilihat dari kepuasaan pasien. Perlu diketahui bahwa pasien
yang berpendidikan kurang akan lebih puas jika dibandingkan dengan orang
yang berpendidikan tinggi. Tingkat kepuasan rata-rata relatif kurang pada
pasien yang lulus sarjana atau pascasarjana. Tingkat pendidikan yang lebih
tinggi dikaitkan dengan tingkat kepuasan pasien yang lebih rendah. Dalam hal
ini sebagai pasien yang berpendidikan cenderung memiliki pemahaman yang
baik tentang penyakit dan mereka mengharapkan komunikasi yang lebih baik
dari perawatan penyedia layanan kesehatan yang mereka terima.
2.1.2 Akreditasi Puskesmas
2.1.2.1 Pengertian Akreditasi Puskesmas
Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri setelah dinilai bahwa puskesmas telah memenuhi standar Pasien
puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan mutu
Pasien puskesmas secara berkesinambungan (Kementerian Kesehatan RI,
2014).
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Akreditasi
Pengaturan akreditasi puskesmas menurut Permenkes RI Nomor 46
tahun 2015 bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu Pasien dan keselamatan pasien;
2. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia kesehatan,
masyarakat dan lingkungannya, serta puskesmas, sebagai institusi
3. Meningkatkan kinerja puskesmas dalam Pasien kesehatan perseorangan
dan/atau kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2015a)
2.1.2.3 Standar Akreditasi Puskesmas

Standar akreditasi FKTP memuat penilaian yang secara garis besar


terkait dalam bidang administrasi dan manajemen dan bidang upaya kesehatan
perorangan. Khusus untuk akreditasi puskesmas terdapat penilaian bidang
upaya kesehatan masyarakat (UKM) (Direktorat Mutu dan Akreditasi Pasien
Kesehatan, 2017).
Akreditasi puskesmas menilai 3 kelompok Pasien di puskesmas, yaitu
kelompok administrasi manajemen (admen), kelompok upaya kesehatan
masyarakat (UKM), dan kelompok upaya kesehatan perorangan (UKP)
(Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2014b; Kementerian Kesehatan
RI, 2015a). Stuktur standar akreditasi puskesmas terdiri dari 9 Bab, 42 standar,
168 kriteria dan 776 elemen penilaian.

Setiap bab terdiri dari beberapa standar, setiap standar terdiri dari
beberapa kriteria, dan setiap kriteria disertai beberapa pokok pikiran, serta
untuk memenuhi pokok pikiran diperlukan beberapa elemen penilaian
(Direktorat Mutu dan Akreditasi Pasien Kesehatan, 2017).
2.1.2.4 Penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas

Penyelenggaraan akreditasi puskesmas dilakukan melalui tahapan


1. Survei Akreditasi
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 46 Tahun 2015, survei akreditasi
merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap
standar akreditasi (Kementerian Kesehatan RI, 2015a). Proses penilaian
pemenuhan standar akreditasi merupakan proses penilaian eksternal yang
dilaksanakan oleh peer (kelompok sebaya) yang disebut sebagai tim surveior.
Tim surveior ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi
FKTP yang diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan sebagai
penyelenggara akreditasi FKTP. Dalam hal ini yang dimaksud FKTP adalah
puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik
mandiri dokter gigi.
2. penetapan akreditasi.
Lembaga penyelenggara akreditasi FKTP menetapkan status akreditasi
setiap FKTP yang telah disurvei. Bagi FKTP yang lulus akreditasi diterbitkan
surat penetapan dan sertifikat akreditasi FKTP dari lembaga penyelenggara
akreditasi FKTP. Bagi FKTP yang belum mencapai nilai minimal kelulusan
pada 1 atau lebih BAB di standar instrumen akreditasi, diberi kesempatan
untuk memperbaiki dalam waktu 3 bulan sampai dengan 12 bulan 36
terhitung dari tanggal penetapan status akreditasi untuk dapat disurvei
kembali pada bab yang belum memenuhi standar (Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pasien Kesehatan, 2017).
3. Pendampingan Akreditasi
Pendampingan pra akreditasi merupakan rangkaian kegiatan penyiapan
puskesmas yang berfungsi untuk memenuhi standar akreditasi (Kementerian
Kesehatan RI, 2015a). Penilaian praakreditasi dilakukan oleh tim
pendamping setelah selesai dilakukan pendampingan praakreditasi, guna
untuk mengetahui kesiapan FKTP dalam melaksanakan survei akreditasi
(Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2014a).
Pendampingan pasca akreditasi merupakan kegiatan untuk memelihara
serta meningkatkan pencapaian standar akreditasi secara berkesinambungan
sampai dilakukan penilaian akreditasi berikutnya. Kegiatan pendampingan
pascaakreditasi dilakukan setiap 1 tahun. Pendampingan pascaakreditasi
dilakukan bagi puskesmas yang telah dinyatakan terakreditasi (Kementerian
Kesehatan RI, 2015a).

2.1.3 Hubungan Status Akreditasi dengan Kepuasan Pasien


Menurut hasil penelitian Junaidi (2008) di puskesmas kabupaten
Bantul, ada hubungan yang signifikan antara status akreditasi dengan tingkat
kepuasan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa akreditasi mampu
meningkatkan mutu Pasien kesehatan di puskesmas. Dibuktikan dengan rata-
rata tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi pada puskesmas terakreditasi
dibandingkan dengan tingkat kepuasan pasien di puskesmas tidak
terakreditasi. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Utami et al.
(2017), yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh status akreditasi dengan
tingkat penilaian kualitas Pasien rawat jalan. Dalam hal ini tempat penyedia
Pasien kesehatan dengan status terakreditasi, akan memberikan kualitas
Pasien yang lebih baik kepada pasien dibandingkan dengan tempat penyedia
Pasien kesehatan yang belum terakreditasi.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Kerangka Teori

Lembaga independen
penyelenggara akreditasi
FKTP

Status Akreditasi Faktor lain yang mempengaruhi:


Puskesmas:
Akreditasi 1. Karakteristik pasien
Puskesmas 1. Tidak Terakreditasi a. tingkat pendidikan
2. Terakreditasi Dasar b. status bekerja
3. Terakreditasi Madya c. pendapatan
4. Terakreditasi Utama 2. Mutu produk (product quality)
5. Terakreditasi Paripurna 3. Harga (price)
4 Mutu pelayanan (Service quality)
5. Faktor Emosional
6. Biaya Transpor (Cost of acquiring)
6.

Mutu Pelayanan
Kesehatan

Dimensi ServQual (kualitas


pelayanan):

1. Tangibles (bukti fisik) Tingkat Kepuasan Pasien


2. Reliability (reliabilitas/ kehandalan),
3. Responsiveness (daya tanggap)
4. Assurance (jaminan)
5. Emphaty (empati)

Gambar 2. 1 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi dari Kementerian Kesehatan RI (2015a); Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pasien Kesehatan (2017); Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (2014a);
Sondakh et al. (2014); Hardiyansyah (2011); Utami et al. (2017); Supriyanto & Ernawaty
(2010); Sabarguna (2008).
2.2.2 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat:

Status Akreditasi Puskesmas Tingkat Kepuasan Pasien

Variabel Luar

Pendidikan pasien,
Status pekerjaan pasien
Pendapatan keluarga
Jenis pembiayaan

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan variabel- variabel yang akan
diukur atau diamati selama penelitian.

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

2.3.1 Hipotesis Mayor

Ada hubungan antara status akreditasi dengan tingkat kepuasan pasien


ANC di puskesmas Kota Kupang.

2.3.2 Hipotesis Minor

1. Ada hubungan antara status akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan


pasien ANC di puskesmas Kota Kupang sebelum dikendalikan dengan variabel
pendidikan pasien, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jenis pembiayaan.
2. Ada hubungan antara status akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan
pasien ANC di puskesmas Kota Kupang, sesudah dikendalikan dengan variabel
pendidikan pasien, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan jenis pembiayaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Penelitian ini
dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas, yaitu status
akreditasi puskesmas yang terdiri dari puskesmas terakreditasi dasar,
puskesmas terakreditasi madya, dan puskesmas terakreditasi utama terhadap
variabel terikat, yaitu tingkat kepuasan pasien yang dinilai dari 5 dimensi
ServQual (kualitas pelayanan). Rancangan penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional atau studi potong lintang
3.2 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
menerima Pelayanan kesehatan di puskesmas kota Kupang pada tahun 2021,
sedangkan populasi Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
dengan status kunjungan K1 murni pada bulan September-Nopember 2021
yang menerima Pelayanan kesehatan di 3 puskesmas sampel terakreditasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kupang.
3.3 Sampel dan teknik sampling
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan
menggunakan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya
(Sastroasmoro & Ismael, 2014). Kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini didasarkan pada kriteria inkulsi dan eksklusi.
Berikut ini merupakan kriteria inklusi dalam penelitian ini, diantaranya
yaitu:
1. Semua ibu hamil dengan status kunjungan K1 murni pada bulan
September-Nopember 2021 di Puskesmas Sampel Kota Kupang.
2. Semua Ibu Hamil yang bersedia di wawancara
Sedangkan, kriteria eksklusi dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama di atas usia kehamilan
3 bulan.
2. pasien yang tinggal di luar wilayah kerja puskesmas yang dikunjungi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Purposive
sampling. Besar Sampel pada penelitian ini menggunakan Rumus Sugiyono
sebagai berikut:
a. Jumlah Sampel Total
N
n=
1+ N(e²)

N
n=
1+ N (0,1²)

50+50+50
n=
1+ (50+50+50) (0,1²)

150
n=
1+ 150 (0,01)

150
n=
2,5

n= 60 orang.

b. Jumlah Sampel pada masing-masing strata


Ni
ni = .n
N

50
ni = . 60
150
ni = 20 Orang

Jadi jumlah Responden dalam penelitian ini sebanyak 20 orang pada


masing-masing Puskesmas Sampel, atau sebanyak 60 orang secara
keseluruhan.
Keterangan :
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
3.4 Definisi operasional
Alat Skala
N Variabel Definisi Ukur Kategori Data
o
Tingkat kepuasan Kesenjangan antara Kuesioner 1. Tidak puas, Nilai Nominal
pasien. Dinilai berdasarkan harapan (standar kinerja CSI ≤80%
dimensi ServQual (kualitas yang seharusnya) Dengan 2. Puas, Nilai CSI
Pasien) : kinerja nyata yang >80%
a. Kehandalan (realibilitas) diterima oleh pasien (Tanan et al.,2013)
1
b. Daya Tanggap
( Responsiveness)
c. Jaminan ( Assurance)
d. Empati ( Tangibles)
Pengakuan terhadap Lembar 1. Tidak Terakreditasi Ordinal
puskesmas yang Observasi 2. Terakreditasi Dasar
3. Terakreditasi
diberikan oleh lembaga Madya
Status Akreditasi
independen 4. Terakreditasi
2 Puskesmas Utama
penyelenggara 5. Terakreditasi
akreditasi yang Paripurna
ditetapkan oleh Menteri
dibuktikan

Tahapan pendidikan Kuesioner 1.Rendah Nominal


saat pasien melakukan (<SLTA/MA)
kunjungan di 2. Tinggi (≥SLTA/MA)
puskesmas yang (Utami et al., 2017
ditetapkan berdasarkan
3 Tingkat Pendidikan Ibu pencapaian kelulusan
sekolah tertinggi yang
telah ditempuh oleh
subjek penelitian
Status seseorang dalam Kuesioner 1. Tidak Bekerja Nominal
melakukan suatu 2. Kerja

Status pekerjaan Ibu pekerjaan dengan (Utami et al., 2017


4 maksud memperoleh
pendapatan atau
penghasilan
N Variabel Definisi Alat Kategori Skala
o Ukur Data

Jumlah keseluruhan Kuesione 1. Kurang dari Interval


penghasilan keluarga interval UMR
yang diperoleh dari ( <1.975.000
5 tetap ataupun 2. Lebih Dari atau
Pendapatan Keluarga
sampingan dalam waktu Sama dengan
satu bulan dan UMR (
dinyatakan dalam nilai ≥1.975.000)
uang atau rupiah.

Cara pengguna Pasien Kuesione 1. Umum Ordinal


kesehatan membayar 2. BPJS
kepada puskesmas kesehatan
6 terhadap Pasien
Jenis Pembiayaan
kesehatan yang telah
diterima

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

data primer dan sumber data sekunder. Data primer berupa karakteristik

responden terpilih pada lokasi penelitian, jenis pembiayaan dan ukuran

tingkat kepuasan pasien yang diperoleh dari observasi dan wawancara

menggunakan kuesioner terstruktur.

Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa data capaian

akreditasi puskesmas di Indonesia, data puskesmas di Kota Kupang

berdasarkan status akreditasi, profil kesehatan Kota Kupang, jumlah

kunjungan pasien seluruh puskesmas Kota Kupang, dan rekam medik

berupa register jumlah kunjungan pasien ANC Maret di 3 puskesmas

sampel di Kota Kupang.


3.6 Teknik Analisa Data
3.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan terhadap tiap- tiap variabel penelitian.

Analisis univariat hanya akan menghasilkan distribusi dan prosentase dari

tiap- tiap variabel.


4.
3.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara status

akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan pasien. Kemudian untuk uji

hipotesis yang digunakan adalah uji chi-square. Analisis bivariat dilakukan

dengan chi-square yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan yang

signifikan. Jika nilai p ≤ 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Namun, jika nilai p

> 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Syarat uji chi-square adalah tidak terdapat sel

dengan nilai observed nol (0) dan sel dengan nilai expected (E) kurang dari

5, maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat chi-square tidak terpenuhi

maka uji yang digunakan adalah uji alternatif yaitu uji fisher (bila tabel

2x2).

3.6.3 Analisis Multivariat


Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi

logistik untuk menentukan model terbaik dalam menduga variabel terikat

dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai