Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN TERHADAP KINERJA

PEREKAM MEDIS DI RSUD BENDAN KOTA PEKALONGAN

TAHUN 2023

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Pekalongan

Disusun oleh :

NAMA : Dika Tangguh Saputra


NPM : 0617013162

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS PEKALONGAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan tempat penyedia layanan kesehatan untuk

masyarakat. Dalam UU No. 44 Tahun 2009 menerangkan bahwa rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan dapat menjadi kantor tunjangan

kesehatan komprehensif yang memberikan administrasi rawat inap, rawat

jalan, dan krisis. Penyelenggaraan pusat penyembuhan diberikan oleh dokter

spesialis, tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya, baik medis maupun

non medis. Fungsi utama dari rumah sakit adalah menyediakan pelayanan

pengobatan dan pemulihan kesehatan dengan kualitas tinggi kepada pasien.

Mutu pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit

dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan strandar profesi kesehatan

yang dapat diterima oleh pasiennya. Menurut Aditama (2018) rumah sakit

harus bisa terus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas mutu

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar maupun etika profesi, sehingga

dapat menjadi acuan dan sumber informasi serta memeuhi harapan dan

kepuasan masyarakat.

Di dalam rumah sakit, rumah sakit tidak hanya menangani tentang

pelayanan kesehatan pasien saja, melainkan juga menyediakan pelayanan

administrasi guna menunjang pelayanan medis. Pelayanan administrasi


berhubungan erat dengan bagian rekam medis. Dalam Permenkes No.

209/MENKES/PER/III/2008 rekam medis sendiri berisi catatan dan

dokumentasi tentang identitas, laporan, hasil pemeriksaan, pengobatan,

tindakan medis yang dilakukan dan diterima oleh pasien, dan fasilitas

kesehatan lainnya, termasuk pemerintah dan swasta diberikan pelayanan

rawat inap dan rawat jalan.

Rekam medis atau catatan restoratif memiliki peran yang sangat vital

dalam memajukan kualitas dan manfaat dari rumah sakit. Menurut Susi

(2021) penyelenggaraan rekam medis dilaksanakan untuk mencapai

administrasi yang pas dan tepat sehingga diperoleh data yang menarik dan

benar. Dan Rekam medis bersifat pribadi karena mencakup informasi

individu seseorang yang berisi data tentang riwayat penyakit yang di derita,

riwayat infeksi dan tekad seseorang. Menurut Samsudin dalam Ibrahim

(2022) menjelaskan bahwa catatan-catatan restoratif sangat penting

sehingga mereka menyimpan, mengatur dan menjaga keamanan informasi

yang tenang dari bahaya dan penyalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu dan

memberikan catatan catatan terapeutik yang gigih pada titik apa pun yang

diperlukan.

Guna menunjang kerahasiaan dan kepentingan rekam medis setiap

pasien, maka perlu adanya SDM khusus yang bertugas mengurus berkas-

berkas rekam medis pasien. Seperti halnya di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Bendan Kota Pekalongan, dimana petugas khusus yang menangani

berkas-berkas pasien adalah petugas rekam medis yang mana bertugas


khusus untuk menangani, menyediakan serta melengkapi dokumen pasien

secara tepat waktu dan lengkap. Akan tetapi, hampir seluruh permasalahan

yang ada pada seluruh rekam medis di Indonesia hampir semua sama

dimana masih yaitu ketepatan waktu dan kelengkapan dokumen penyediaan

rekam medis. Hal ini yang mempengaruhi cara petugas rekam medis

memberikan layanan dan kualitas layanannya. Lambanya kualitas pelayanan

yang dilakukan pertugas rekam medis membuat kinerja karyawan sangat

dipertanyakan, yang mana permasalahan ini juga dapat mempengaruhi

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit.

Pada wawancara awal kepada Kepala Ruang Rekam Medis RSUD

Benda Kota Pekalongan yaitu Hery Kurniawan, AM.d, S.Kom menjelaskan

bahwa kinerja perekam medis RSUD Bendan Kota Pekalongan dapat

dikatakan cukup, lebih lanjut dijelaskan bahwa kinerja perekam medis

masih sering kali melakukan keterlambatan bahkan terjadi kekeliruan

sehingga perekam medis akan bekerja dua kali untuk mendapatkan hasil

dokumen pasien yang sempurna, dan apabila adanya hal tersebut maka akan

berdampak pada pelayanan pasien yang mengalami keterlambatan sehingga

kualitas pelayanan rumah sakit menjadi menurun. Oleh sebab itu, kinerja

perekam medis yang belum efektif dapat berakibat pada pelayanan rumah

sakit.

Menurut Mangkunegara (2015) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja perekem medis yang optimal dan
sesuai dengan standar operasional perusahaan akan mempermudah dan

membuat kualitas pelayanan di rumah sakit menjadi meningkat. Untuk

mendapatkan hasil kerja yang memuaskan perlu adanya sebuah motivasi

kerja dan kemampuan kerja dalam menjalankannya. Dimana motivasi kerja

sangat mempengaruhi kinerja perekem medis, menurut Robbins & Judge

(2016) menjelaskan bahwa motivasi adalah sebuah kebutuhan pencapaian,

kekuatan dan hubungan yang mendorong seseorang dalam suatu arah

tertentu. Dalam hal ini, motivasi kerja seorang perekam medis akan ada

karena adanya sebuah dorongan ataupun keinginan untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

Selain adanya motivasi kerja, kemampuan seorang karyawan pun

menjadi tolak ukur kinerja karyawan tersebut. Dimana kemampuan kerja

merupakan sebuah hal penting yang harus dimiliki oleh karyawan ataupun

pegawai, seorang karyawan yang mempunyai kemampuan kerja yang baik

maka kinerja karyawan pun akan baik karena memiliki dasar kemampuan.

Kemampuan dalam membuat sebuah dokumen sangat membutuhkan sebuah

ketelitian, seperti petugas perekam medis apabila kemampuan dalam

bekerjannya kurang maka kinerjanya akan menurun dan nantinya akan

berakibat pada kualitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit tersebut

menjadi terganggu.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh motivasi kerja dan kemampuan kerja terhadap


kinerja perekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota

Pekalongan tahun 2023.

1.2 Identifikasi Masalah

Kinerja karyawan menjadi ujung tombak dari sebuah kesuksesan pada

sebuah perusahaan, organisasi bahkan rumah sakit. Yang mana tinggi

rendahnya kinerja karyawan akan berakibat langsung kepada tujuan dari

perusahaan itu sendiri. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti kemampuan kerja, motivasi kerja, fasilitas kerja, lingkungan

kerja ataupun sebaliknya. Dalam penelitian ini, peneliti membahas kinerja

karyawan perekem medis di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota

Pekalongan yang diduga adanya pengaruh dari faktor motivasi kerja dan

kemampuan kerja sebagai berikut :

1. Motivasi kerja petugas perekem medis masih rendah dilihat dari masih

sering terjadinya keterlambatan dalam mendokumentasi berkas pasien.

2. Kemampuan kerja petugas perekam medis tidak sepenuhnya digunakan

dengan baik.
1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan

masalah penelitian sebagi berikut :

1. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja perekam medis di

Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Pekalongan ?

2. Apakah kemampuan kerja berpengaruh terhadap kinerja perekam medis

di Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Pekalongan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diutarakan

diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan menganalisis peran motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja perekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Kota

Pekalongan.

2. Untuk menguji dan menganalisis peran motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja perekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Kota

Pekalongan.
1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

tambahan informasi dan bahan kajian tentang kinerja karyawan. Dan

juga sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat

meneliti permasalah tantang kinerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi

perguruan tinggi sehingga dapat memberikan informai yang dapat

memberikan informasi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut

dan sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahuan.

b. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan

Dengan adanya penelitian ini, nantinya mampu memberikan

konstribusi dan manfaat lebih baik lagi pada pelayanan kesehatan

di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan agar

pelayanan semakin baik dan semakin maju dalam melakukan

sebuah inovasi.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

perlu adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini berfokus bagaimana pengaruh motivasi kerja dan

kemampuan kerja terhadap kinerja perekam medis di Rumah Sakit

Umum Daerah Bendan Di Kota Pekalongan tahun 2023.

2. Lokasi dan sasaran penelitian ini adalah pada bagian Rekam Medis di

Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Di Kota Pekalongan, yang akan

dilakukan pada bulan Maret 2023.

1.7 Penelitian Terdahulu

Ibrahim (2022) dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kemampuan

Terhadap Kinerja Perekam Medis Di Rumah Sakit Bhayangkara M Hasan

Palembang Tahun 2022”, Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

distribusi frekuensi responden yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 17

orang (60,7%) dan responden yang memiliki motivasi rendah sebanyak 11

orang (39,3%). Distribusi frekuensi responden yang memiliki kemampuan

baik sebanyak 19 orang (67,9%) dan responden yang memiliki kemampuan

kurang sebanyak 9 orang (32,1%). Distribusi frekuensi responden yang

memiliki kinerja baik sebanyak 15 orang (53,6%) dan responden yang

memiliki kinerja kurang yaitu sebanyak 13 orang (46,4%). Ada pengaruh

motivasi (ρ=0,006), kemampuan (ρ=0,007) terhadap kinerja perekam medis.


Helen (2022) dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Rekam Medis Di RSGM Lubuk Pakam”,

hasil penelitian dengan membandingkan nilai rho hitung dengan nilai rho

tabel (ɑ= 0,05) dan hasil penelitian ini nilai 0,370 menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja dengan motivasi

kerja (0,79>0,370). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya

pengaruh antara disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai

rekam medis di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam.

Chandra (2019) dengan judul “Pengaruh Kemampuan dan Motivasi

Terhadap Kinerja Perawat Di RSUD Teluk Kauntan”, dihasilkan bahwa

kemampuan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat,

dan motivasi memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja perawat di

RSUD Telik Kuantan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja

1. Definisi Kinerja

Kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya

nyata atau merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam mengemban

tugas dan pekerjaan yang berasal dari perusahaan (Priasana, 2017).

Sedangkan menurut Pabundu (2020) Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh berbagai factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu. Menurut Mangkunegara (2017) bahwa kinerja

karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan sebuah hasil kerja secara

kunatitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan jobdesk ataupun tanggungjawab yang

diberikan kepadanya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruh kinerja

Sedangkan berikut adalah faktor yang mempengaruhi kinerja menurut

Simanjuntak dalam Widodo (2015)

a. Kualitas

Kualitas kerja bisa diukur dengan persepsi karyawan terhadap kualitas

produk yang dihasilkan dan penyelesaian pekerjaan dan juga pastinya

dengan mempertimbangkan keterampilan dan kemampuan pekerja.

b. Kuantitas

Kuantitas kerja merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan

dalam istilah seperti unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

c. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu adalah sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada

awal waktu tertentu. Dari perspektif koordinasi hasil output dan

memaksimalkan waktu yang dihabiskan atau waktu yang tersedia untuk

kegiatan lainnya.

d. Efektivitas

Efektifitas disini dalam artian tingkat penggunaan sumber daya

organisasi yaitu bisa berupa tenaga, uang, teknologi, bahan baku yang

dimaksimalkan, dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam

penggunaan sumber daya.


e. Kemandirian

Tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan

fungsi kerjanya, tanpa adanya bantuan ataupun pengawasan dari

atasannya.

f. Komitmen Kerja

Tingkat di mana karyawan berkomitmen untuk instansi dan tanggung

jawab mereka kepada perusahaan. Dalam artian diukur dari sejauhmana

loyalitas dan tanggungjawab karyawan terhadap perusahaan serta

presespsi karyawan dalam menjaga ataupun membina hubungan yang

baik dengan perusahaan.

2.1.2 Motivasi Kerja

1. Definisi Motivasi

Motivasi adalah energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah

atautertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan (Mangkunegara,

2016). Sedangkan Sedamayanti (2014) motivasi kerja adalahkesediaan

mengeluarkan tingkat upaya kearah tujuan organisasi yang dikondisikanoleh

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individual. Dan Hasibuan (2013)

menyatakan bahwa motivasi kerja adalah pemberian daya pengggerak yang

menciptakan kegairahankerja seseorang sehingga mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif, danterintegrasi dengan segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan.

Berdasarkan pengertian motivasi kerja diatas dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja dalah faktor pendorong dan menciptakan semangat kerja


karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dan juga tujuan hidup

karyawan tersebut.

2. Tujuan Motivasi

Menurut Hasibuan (2013) tujuan dari Motivasi adalah :

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

d. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan.

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

2.1.3 Kemampuan Kerja

1. Definisi Kemampuan

Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya

(Wijono,2012). Sedangkan menutuy Robbins (2012), kemampuan kerja

adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam

pekerjaan tertentu. Dan menurut Soelaiman dalam Isniar Budiarti (2016)

Kemampuan adalah sifat yang di bawa lahir atau di pelajari yang

memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaanya, baik

secara mental ataupun fisik.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja adalah keahlian seseorang

untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya berdasarkan


keterampilan dan pengalamannya sehingga dapat bermanfaat dan berguna

bagi perusahaan.

2. Faktor yang mempengaruhi Kemampuan

Handoko (2013) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor yang

menentukan kemampuan kerja seseorang yaitu :

a. Faktor pendidikan Pendidikan yang diperoleh secara teratur,sistematis,

bertingkat atau berjenjang dan mengikuti syarat-syarat yang jelas.

b. Faktor pelatihan Materi pelatihan,kemampuan yang berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

c. Faktor pengalaman kerja Latar belakang seseorang atau kepribadian

yang mencakup pendidikan, latihan bekerja untuk menunjukan

seseorang diwaktu yang lalu.

2.2 Kerangka Teori

Hasibuan (2013) Motivasi kerja adalah pemberian daya pengggerak

yang menciptakan kegairahankerja seseorang sehingga mereka mau bekerja

sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk

mencapai kepuasan. Dapat diartikan bahwa motivasi adalah sebuah

dorongan yang ada pada diri seorang karyawan, yang mana ketika karyawan

tersebut memiliki motivasi yang tinggi maka mereka akan bekerja dengan

lebih giat lagi dan dengan tujuan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik.

Dengan kinerja karyawan dapat tercapai maka tujuan dari perusahaan juga

akan ikut tercapai.


Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya

(Wijono,2012). Dapat diartikan bahwa kemampuan kerja adalah sebuah

keahlian dari seorang karyawan sebelum mereka terjun kedalam dunia kerja,

yang mana dalam kemampuan tersebut terdapat pendidikan, pelatihan dan

pengalaman yang sesuai dengan pekerjaan yang dimilikinya saat ini.

Apabila seorang karyawan memiliki kemampuan dalam bekerja maka

kinerjanya akan semakin membaik, dan tujuan daripada perusahaan dapat

tercapai.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep abstrak dari suatu realitas agar dapat disajikan dan

membtuk sebuah teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel

(Nursalam, 2013) adalapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1

Kerangka Konsep

Motivasi Kerja

Kinerja Perekam
Medis

Kemampuan
Kerja

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel terikat dan

variaabel bebas.

1. Variabel terikat, (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas sesuai
dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi variabel

terikat (dependent variable) adalah Kinerja Perekam Medis.

2. Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator,

antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent

variable) adalah Motivasi dan Kepuasan.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukur atau

pengamat terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan

instrument. Berikut definisi operasional pada penelitian ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Alat Hasil Skala


motivasi kerja adalah 1. Tinggi, jika
pemberian daya responden
pengggerak yang memperoleh
menciptakan nilai ≥ 66
kegairahankerja seseorang mean
Motivasi sehingga mereka mau Wawancara Angket 2. Rendah, Ordinal
bekerja sama, bekerja jika
efektif, danterintegrasi responden
dengan segala daya memperoleh
upayanya untuk mencapai nilai < 66
kepuasan. mean
Kemampuan adalah 1. Baik, jika
sesuatu yang dimiliki oleh responden
individu untuk memperoleh
Kepuasan Wawancara Angket Ordinal
melaksanakan tugas atau nilai ≥ 33
pekerjaan yang dibebankan 2. Kurang,
kepadanya jika
Variabel Definisi Operasional Pengukuran Alat Hasil Skala
responden
memperoleh
nilai < 33
Kinerja karyawan adalah
hasil kerja secara kualitas 1. Baik, jika
dan kuantitas yang dicapai skor ≥ 32
oleh seorang karyawan mean
Kinerja Wawancara Angket Ordinal
dalam melaksanakan 2. Kurang,
tugasnya sesuai dengan jika skor <
tanggung jawab yang 32 mean
diberikan kepadanya.

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sebuah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristis tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian dapat

ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, populsi yang

diambil adalah semua karyawan yang ada di bagian perekam medis yang

berjumlah 33 karyawan pada tahun 2023.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel

adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan

mewakilinya (Setiadi, 2016). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh perekam medis yang berjumlah 33 orang yang bekerja di

Perekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Bendan di Kota

Pekalongan.
3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode observasi, wawancara dan angket. Metode ini dilakukan dengan

Menyusun daftar pertanyaan yang diminta jawaban dari responden.

1. Observasi, Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka

mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui

proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti berada ditempat itu,

untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan yang akan

diajukan.

2. Wawancara, wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka

antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam wawancara sudah

disiapkan berbagai macam pertanyaanpertanyaan tetapi muncul berbagai

pertanyaan lain saat meneliti.

3. Angket, Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis kuesioner atau angket tertutup, karena responden hanya

tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh seorang yang

melakukan suatu penelitian guna mengukur suatu fenomena yang telah

terjadi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yaitu daftar pernyataan yang disusun secara tertulis yang

bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para

responden.
3.6 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari

tiap variabel (Notoatmodjo, 2018). Analisa yang dilakukan dengan melihat

distribusi frekuensi dari masing-masing kategori variabel (motivasi,

kemampuan dan kinerja perekam medis).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat dengan

menggunakan uji statististik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-

Square yang merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang

digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih bila datanya

berbentuk skala kategorik. Apabila uji Chi-Square tidak memenuhi syarat

(nilai expected count >20%) maka dipilih uji alternatif yaitu uji

KolmogorovSmirnov untuk tabel 2x3 dan uji Fisher Exact untuk tabel 2x2

(Dahlan, 2020).

Anda mungkin juga menyukai