PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang
sekarang ini sedang giat-giatnya menggalang pembangunan disegala
bidang, salah satunya yaitu pembangunan dibidang kesehatan. Hal ini
sesuai upaya nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud dengan baik. Hal ini salah satunya ditandai oleh
penduduknya yang memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata (Depkes RI, 2009).
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,
dan ataupun masyarakat (Lovely, dalam Prana 2013). Selain itu dapat juga
diartikan sebagai pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat yang berupa tindakan pencegahan, pengobatan, penyembuhan
dan pemulihan fungsi organ tubuh seperti semula.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam
bidang kesehatan pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia (Sowelo dalam Nurhaeni
dan Abdullah, 2018). Meningkatnya pengetahuan masyarakat menuntut
kualitas pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan konsumen. Kualitas
dalam layanan kesehatan merupakan sebuah konsep manajemen yang
berfokus konsumen yang inovatif dan partisipatif yang mempengaruhi
setiap individu dalam organisasi dan kualitas dapat bertahan melalui
transformasi budaya. Kualitas pelayanan kepada masyarakat sangat
tergantung pada individual dan sistem yang di pakai. Tenaga kesehatan
1
2
dan tenaga penunjang medis serta non medis yang bertugas harus
memahami cara melayani pasiennya dengan baik agar dapat memberikan
kepuasan yang optimal (Assaf dalam Nurhaeni dan Abdullah, 2018).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai bagian dari
sektor pelayanan publik ialah suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama (Depkes RI, 2004). Sebuah pelayanan yang mampu
membuat pasien untuk berkunjung kembali memanfaatkan jasanya, maka
dapat dikatakan pasien tersebut puas atas pelayanan yang diberikan
(Rondonuwu, dkk, 2014). Kualitas pelayanan kepada masyarakat juga
sangat tergantung pada individual dan sistem yang di pakai (Nurhaeni dan
Abdullah, 2018).
Ukuran keberhasilan penyelenggaraan kesehatan juga ditentukan
oleh tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien dicapai apabila penerima
pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diharapkan maka pasien juga mengharapkan adanya pelayanan yang
bermutu, karena dengan pelayanan yang bermutu maka pelanggan akan
merasa puas. Yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien serta di
pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar
pelayanan professional yang telah ditetapkan. Pengukuran tingkat
kepuasan pasien berkaitan erat dengan penjaminan mutu dalam pelayanan
kesehatan. Penurunan pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan
mulut juga dipengaruhi oleh tingkat kepuasan pasien terhadap mutu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Sembel, dkk, 2014).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan
professional yang ditunjukkan kepada masyarakat, keluarga, maupun
perorangan baik yang sakit maupun yang sehat. Pelayanan kesehatan gigi
dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan
3
penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh
pemerintah yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan (Muninjaya, 2011). Pelayanan kesehatan salah satunya
bisa kita dapatkan di Puskesmas.
Puskesmas Candi Lama yang terletak di Jalan Dokter Wahidin No.
22, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50257, Indonesia merupakan salah satu unit pelaksana fungsional
yang berfungsi sebagai institusi penyelenggara pelayanan kesehatan
ditingkat pertama yang tentu harus dan dapat memberikan mutu pelayanan
berkualitas untuk masyarakat.
Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Candi Lama kota Semarang
didapatkan data jumlah pasien yang berkunjung di Poliklinik Gigi dan
Mulut selama tahun 2016-2019. Pada tahun 2016 jumlah pasien yang
berkunjung di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Candi Lama Kota
Semarang sebanyak 1890 orang, tahun 2017 sebanyak 1596 orang, tahun
2018 sebanyak 2237 orang, dan tahun 2019 sebanyak 2664 orang. Dari
data tersebut, antara tahun 2016-2017 terjadi penurunan sebanyak 0,16%,
tahun 2017-2018 terjadi peningkatan sebanyak 0,41%, kemudian tahun
2018-2019 terjadi peningkatan sebanyak 0,19%.
Berdasarkan dari masalah tersebut, maka peneliti bermaksud untuk
mensurvei seberapa baik pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang sehingga menyebabkan kenaikan
dan penurunan jumlah pasien setiap tahunnya dengan tujuan untuk melihat
gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, sehingga dapat
diketahui unsur yang dipertahankan dan diperbaiki oleh puskesmas dan
dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanannya. Survei diukur melalui
kepuasan pasien apakah pasien merasa puas atau tidak dengan pelayanan
di Poliklinik Gigi dan Mulutnya. Dengan demikian, berdasarkan latar
belakang diatas peneliti tertarik mengajukan judul “Tingkat Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Gigi di Poliklinik Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan gigi di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Candi
Lama Kota Semarang ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk meringkas, membandingkan,
mencari persamaan, mencari perbedaan tentang tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poliklinik Gigi
dan Mulut Puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk merivew literatur tingkat kepuasan pasien ditinjau dari
aspek bukti fisik yang menyangkut penampilan fisik fasilitas
layanan, peralatan, penampilan dan kinerja tenaga kesehatan dalam
memberikan layanan di Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas
Candi Lama Kota Semarang.
b. Untuk merivew literatur tingkat kepuasan pasien ditinjau dari
aspek kehandalan yang menyangkut kemampuan tenaga kesehatan
dalam memberikan layanan di Poliklinik Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
c. Untuk merivew tingkat kepuasan pasien ditinjau dari aspek
ketanggapan yang menyangkut kemampuan atau kecekatan tenaga
kesehatan dalam memberikan layanan di Poliklinik Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
d. Untuk merivew tingkat kepuasan pasien ditinjau dari aspek
jaminan yang menyangkut kepastian rasa aman dan nyaman tenaga
kesehatan dalam memberikan layanan di Poliklinik Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
e. Untuk merivew tingkat kepuasan pasien ditinjau dari aspek
kepedulian yang menyangkut rasa peduli tenaga kesehatan dalam
5
N Subyek Metode
Judul Variabel Peneliti Hasil
O Penelitian Penelitian
1. Survey tingkat kepuasan Bebas : Hajar Pasien yang Deskriptif Tingkat
pasien yang berkunjung Pelayanan Cahyono datang dengan kepuasan
di Poli Gigi RSUD Poli Gigi berkunjung di menggunakan pasien di poli
Kota Salatiga Terikat : poli gigi metode survey gigi di RSUD
Kepuasan RSUD Kota Salatiga
pasien Salatiga berada dalam
kurang lebih ± kriteria puas
500 pasien yaitu 95,2 %
dan diambil
sebagian dari
keseluruhan
objek yang
akan diteliti
dan dianggap
7
mewakili
seluruh
populasi
selama 7 hari
2. Gambaran tingkat Bebas : I Gede Yogi Pasien yang Deskriptif Tingkat
kepuasan pasien Pelayanan Darma datang observasional kepuasan
terhadap kualitas Poli Gigi Raharja berkunjung di pasien di
pelayanan kesehatan di Terikat : Poliklinik Poliklinik
Poliklinik Gigi dan Kepuasan Gigi dan Gigi dan
Mulut Rumah Sakit Pasien Mulut Rumah Mulut Rumah
Umum Puri Raharja Sakit Umum Sakit Umum
Puri Raharja Puri Raharja
diambil berada
sebagian kriteria puas
untuk yaitu sebesar
dijadikan 86,4 %
responden
sebanyak 66
orang
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tingkat Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah suatu tingkatan perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang didapatkan dengan harapannya.
Kepuasan dapat diartikan sebagai perbedaan antara harapan dan
kinerja yang dirasakan atau intervensi yang dirasakan pasien selama
kunjungan pengobatan dan atau hubungan antara intervensi yang
mereka inginkan / terima pasien (Suprapto dalam Anas dan Abdullah,
2008). Pasien melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu
layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dilakukan
dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu
menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembang atau
meluasnya penyakit. Penilaian pasien ini sangat penting karena pasien
yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan akan kembali jika
penyakitnya kambuh lagi (Akuba dalam Sakey, dkk, 2013).
Kepuasan pasien adalah tanggapan atau pendapat pasien
terhadap kesesuaian tingkat kepentingan atau harapan (ekspetasi)
pasien sebelum mereka menerima jasa pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dengan sesudah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
mereka terima. Kepuasan pasien terhadap pengguna jasa pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dapat disimpulkan sebagai perbandingan
selisih kinerja institusi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan
harapan pelanggan (pasien atau kelompok masyarakat). Kepuasan
pasien juga didefinisikan sebagai tanggapan penerima jasa terhadap
ketidaksesuaian tingkat kepentingan pelanggan dengan kinerja yang
nyata-nyata dapat dirasakan setelah pengguna jasa menerima
pelayanan (Muninjaya, 2011).
Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan
kesehatan yang mereka terima (Azwar dalam Supartiningsih, 2017).
Pengertian lain tentang kepuasan pasien (pelanggan) merupakan suatu
10
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya
dengan apa yang diharapkannya (Pohan dalam Ummah dan
Supriyanto, 2014). Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya
dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan
muncul. Jika suatu produk (pelayanan) memenuhi harapan, konsumen
(pasien) akan merasa puas; jika pelayanan melampaui harapan, makan
pasien akan merasa sangat puas. Jika pelayanan tidak sesuai dengan
harapan pasien, maka pasien akan merasa tidak puas dengan pelayanan
tersebut.
Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut
adalah perbandingan antara persepsi terhadap pelayanan yang diterima
dengan harapannya sebelum mendapatkan pelayanan. Apabila
harapan-nya terpenuhi, berarti pelayanan tersebut telah memberikan
suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan menimbulkan kepuasan
yang tinggi (Sembel, dkk, 2014).
Selain itu, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dapat
diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan, yaitu :
a. Puas
Puas merupakan ukuran subjektif hasil penilaian perasaan
pasien yang menggambarkan pelayanan kesehatan yang sudah
sesuai kebetuhan atau keinginan seperti bersih (sarana), cepat
(proses administrasi), ramah (hubungan dokter atau perawat), dan
lainnya, yang seluruhnya menggambarkan tingkat kualitas yang
kategori tinggi.
b. Cukup Puas
Cukup puas merupakan ukuran subjektif hasil penilaian
perasaan pasien yang menggambarkan pelayanan kesehatan yang
tidak sepenuhnya atau sebagian sesuai kebutuhan atau keinginan
seperti tidak terlalu bersih (sarana), agak kurang cepat (proses
administrasi), agak kurang ramah (hubungan dengan dokter atau
11
(∑ )
n
Yi
i=1
MIS=
n
Dimana :
n = jumlah pengunjung
Y i= nilai kepentingan atribut Y ke-i
2. Membuat Weight Factors (WF), bobot ini merupakan
persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh
atribut
MIS i
WF= P
× 100 %
∑ MISi
i=1
Dimana :
p = atribut kepentingan ke-p
3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian
antara WF dengan rata-rata tingkat kepuasan (X)
WS i=¿WF ¿ × MSS
i
(∑ )
P
WS i
i=1
CSI = ×100 %
S
Dimana :
CSI = Customer Satisfaction Index (%)
p = Atribut kepentingan ke-p
HS = Skala maksimum yang digunakan
Tabel 2.1. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index
Nilai CSI Kriteria CSI
X ≤ 64% Sangat Tidak Puas
64% < X ≤ 71% Tidak Puas
71% < X ≤ 77% Cukup
77% < X ≤ 80% Cukup Puas
13
a. Input
Kualitas input (struktur) dapat diukur. Input meliputi kualitas
petugas, suplai, perlengkapan, dan sumber daya fisik.
b. Proses
Prosedur diagnosis, terapeutik dan perawatan pasien, serta
protokol, semuanya dapat diukur dan dapat dikuantifikasi.
c. Outcome
Seseorang dapat menghitung tingkat kepuasan pasien terhadap
layanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan sebagai ukuran
tidak langsung mengenai keseluruhan mutu sistem itu dan
seterusnya. Pemenuhan kebutuhan pasien adalah hal yang harus
dilakukan, karena hal tersebut mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien.
3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Di bidang pelayanan kesehatan, jasa adalah kegiatan yang
dilakukan oleh institusi penyedia layanan kesehatan (health care
providers). Jenis pelayanannya tidak tampak secara kasat mata.
Misalnya pelayanan untuk pengobatan rawat jalan atau rawat inap
pasien di Rumah Sakit, Puskesmas, klinik bersalin, dokter praktik
swasta. Jasa yang dihasilkan oleh institusi penyedia pelayanan
kesehatan dikonsumsi oleh pasien sebagai pengguna layanan dalam
waktu yang bersamaan pada saat produk tersebut dihasilkan. Artinya,
pada saat penyedia jasa layanan memberikan pengobatan atau
perawatan kepada pasien, pada saat itu juga pasien menerima
pelayanan kesehatan tersebut (Muninjaya, 2011).
Sedangkan pengertian pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau bersama dalam suatu lingkup
badan atau organisasi yang beguna untuk pencegahan, pemeliharaan,
penyembuhan dan pemulihan kesehatan seseorang, atau kelompok
(Prana, 2013). Dari definisi ini menjelaskan bahwa pelayanan
kesehatan bersifat mutlak untuk melayani masyarakat yang ingin
mendapatkan penanganan hingga sembuh dari penyakit yang diderita.
19
2. Pemeriksaan Gigi
3. Pemeriksaan Lansia
4. Pemeriksaan Ibu Hamil
5. Pelayanan KB
Fungsi dari setiap pelayanan yang diberikan Puskesmas Candi
Lama Kota Semarang adalah :
1) Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Pemeriksaan Umum memberikan pelayanan
kesehatan, seperti pemeriksaan pasien secara umum dengan
melihat indikasi atau gejala-gejala yang diderita oleh pasien
2) Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi usaha
promotif, preventif, dan kuratif yang diselenggarakan secara
berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang
optimal, merata, terjangkau dan bermutu.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut dan pelayanan rujukan untuk
keperluan diagnostic, pengobatan, dan tindakan.
Adapun pelayanan di Ruang Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Puskesmas Candi Lama Kota Semarang adalah sebagai berikut :
a) Pelayanan kesehatan promotif adalah salah satu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan yaitu
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
b) Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan
pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan gigi pencegahan penyakit gigi dan mulut
dengan membersihkan karang gigi, fissure sealant dan topical
aplikasi flour.
c) Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang diajukan untuk
penyembuhan penyakit, pengendalian penyakit, atau
22
Keterangan :
Yang di teliti :
C. Pertanyaan Penelitian
“Apakah pasien merasa puas terhadap pelayanan kesehatan gigi di
Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas Candi Lama Kota Semarang ?”
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dengan tujuan penelitian yang digunakan untuk menyimpulkan
tentang tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi
dan mulut pada Puskesmas berdasarkan studi literatur. Jenis pendekatan
penelitian dengan melakukan perbandingan penelitian yang sudah ada.
B. Sumber Data
Sumber data untuk penelitian studi literatur ini adalah berupa
sumber resmi akan tetapi dapat berupa laporan/kesimpulan seminar, jurnal,
catatan/rekaman diskusi ilmiah, tulisan-tulisan resmi terbitan pemerintah
dan lembaga-lembaga lain, baik dalam bentuk buku/manual maupun
digital seperti bentuk piringan optik, komputer atau data komputer.
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi :
a. Tangibles (bukti fisik)
b. Reliability (kehandalan)
c. Responsiveness (ketanggapan)
d. Assurance (jaminan)
e. Empathy (kepedulian)
2. Variabel Terpengaruh
Kepuasan pasien
3. Variabel Terkendali
Pasien yang berumur 18 tahun - 50 tahun
4. Variabel Tak Terkendali
a. Tingkat Pendidikan
b. Jenis Kelamin
c. Jenis Pekerjaan
d. Hasil Pendapatan Pekerjaan
25
d. Jaminan
Jaminan meliputi kepercayaan terhadap petugas yang
memiliki kemampuan, kesopanan dan memiliki sifat dapat
dipercaya dalan hal menjaga kerahasiaan penyakit pasien,
kecekatan dalam menangani pasien, dan memiliki catatan
medis pasien. Penilaian dilakukan dengan memberikan 4
pernyataan yaitu pernyataan nomor 13 sampai dengan nomor
16, untuk menentukan baik jika nilai mencapai 7-12, dan untuk
menentukan kategori buruk jika nilainya 0-6.
e. Empati
Empati meliputi perhatian dan kepedulian yang
diberikan petugas terhadap pasien dengan mendengarkan dan
memahami apa yang pasien butuhkan, perhatian tenaga
kesehatan kepada pasien, dan pemberian pelayanan sesuai
dengan apa yang pasien butuhkan. Penilaian dilakukan dengan
memberikan 4 pernyataan yaitu pernyataan nomor 17 sampai
dengan 20, untuk menentukan kategori baik jika nilai mencapai
7-12, dan untuk menentukan kategori buruk jika nilainya 0-6
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh adalah variabel yang berubah karena
adanya pengaruh dari variabel lain. Variabel terpengaruh dalam
penelitian ini adalah kepuasan pasien terhadap Pelayanan di Poliklinik
Gigi dan Mulut Puskesmas Candi Lama Kota Semarang yang
dikategorikan menjadi puas, cukup puas, dan tidak puas dengan
berpedoman skala likert. Instrument yang digunakan untuk mengukur
kepuasan pasien terdiri dari 10 pertanyaan tentang pelayanan
Poliklinik Gigi dan Mulut di Puskesmas Candi Lama Kota Semarang.
Untuk pengukuran tingkat kepuasan pasien Poliklinik Gigi dan
Mulut di Puskesmas Candi Lama Kota Semarang, peneliti
menggunakan penggunaan skala likert. Penilian kuesioner
menggunakan skala likert membagi 3 skala, yaitu skala puas, cukup
puas, dan tidak puas.
28
(∑ )
n
Yi
i=1
MIS=
n
Dimana :
n = jumlah pengunjung
Y i= nilai kepentingan atribut Y ke-i
6. Membuat Weight Factors (WF), bobot ini merupakan
persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS seluruh
atribut
MIS i
WF= P
× 100 %
∑ MISi
i=1
Dimana :
p = atribut kepentingan ke-p
7. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian
antara WF dengan rata-rata tingkat kepuasan (X)
WS i=¿WF ¿ × MSS
i
(∑ )
P
WS i
i=1
CSI = ×100 %
S
Dimana :
CSI = Customer Satisfaction Index (%)
p = atribut kepentingan ke-p
HS = Skala maksimum yang digunakan
Tabel 3.3. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index
Nilai CSI Kriteria CSI
X ≤ 64% Sangat Tidak Puas
64% < X ≤ 71% Tidak Puas
71% < X ≤ 77% Cukup
77% < X ≤ 80% Cukup Puas
80% < X ≤ 84% Puas
84% < X ≤ 87 % Sangat Puas
87% < X Sangat Amat Puas
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali adalah variabel yang dapat dikendalikan
oleh peneliti. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah pasien
yang berumur 18– 50 tahun yang bisa membaca dan menulis karena
dianggap sudah memahami kuesioner.
4. Variabel Tak Terkendali
Variabel tak terkendali adalah variabel yang tidak dapat
dikendalikan oleh peneliti atau variabel yang tidak diteliti. Variabel tak
terkendali dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, dan hasil pendapatan pekerjaan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuesioner.
Tabel 3.4. Penjelasan Instrumen Penelitian
Variabel Pengaruh
Angket Kuesioner
(Mutu Pelayanan Poli Gigi)
Variabel Terpengaruh
Angket Kuesioner
(Tingkat Kepuasan Pasien)
Alat dan Bahan :
1. Alat yang digunakan meliputi : alat tulis
2. Bahan yang digunakan meliputi : lembar kuesioner
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan pengumpulan data yang
akan dilakukan selama penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan persiapan penelitian
a. Menentukan tempat penelitian
b. Membentuk tim penelitian yang terdiri dari 3 mahasiswa Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Semarang
c. Menyamakan persepsi/kalibrasi tim agar penelitian berjalan sesuai
prosedur
d. Melakukan perijinan kepada Kepala Tata Usaha Puskesmas Candi
Lama Kota Semarang
e. Membuat jadwal penelitian
f. Mempersiapkan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, yaitu lembar kuesioner
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Kegiatan penelitian akan dibantu oleh tim yang terdiri dari 3
mahasiswa tingkat akhir Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Semarang dengan terlebih dahulu menyamakan persepsi tentang
kegiatan pengambilan data yang akan dilakukan
b. Melakukan kunjungan ke Poliklinik Gigi dan Mulut Puskesmas
Candi Lama
c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada calon
responden yang datang ke Poliklinik Gigi dan Mulut Poltekkes
Semarang
31
BAB IV
PEMBAHASAN
sebagai salah satu dimensi kualitas yang paling penting dan merupakan
kunci sukses dalam organisasi kesehatan seperti Rumah Sakit.
mengkritik daripada wanita. Tetapi, hal ini tidak sejalan dengan adanya
penelitian yang diteliti oleh (Abdilah dan Ramdan, 2009).
Tabel 4.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di
Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat
Kepuasan Pasien
Jenis Kelamin Total p
Puas Tidak Puas
Laki-laki 28 (56%) 22 (44%) 50 (100%)
0,424
Perempuan 22 (44%) 28 (56%) 50 (100%)
Hasil penelitian menunjukkan hal yang berbeda dimana kelompok
pria 56% menyatakan puas, sementara kelompok perempuan hanya 44%.
Akan tetapi hasil uji hubungan menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin
ini tidak menunjukkan ada hubungan yang sigifikan dengan kepuasan
dengan p-value 0,424 (p > α (0,05 = CI 95%).
Tabel 4.4 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien rawat jalan di
Puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat
Kepuasan Pasien
Pekerja Total p
Puas Tidak Puas
Bekerja 35 (61,4%) 22 (38,6%) 57 (100%)
0,015
Tidak Bekerja 15 (34,9%) 28 (65,1%) 43 (100%)
Hasil penelitian menunjukkan 61,4% pada kelompok yang bekerja
menyatakan puas, sedangkan pada kelompok yang tidak bekerja 34,9%
menunjukkan puas, tetapi Hasil analisis perhitungan dengan uji chi-square
menunjukkan p-value 0,015 (p < α (0,05 = CI 95%) yang artinya terdapat
hubungan antara faktor pekerjaan responden dengan kepuasan pasien yang
berobat ke unit rawat jalan puskesmas Sindangkerta Kabupaten Bandung
Barat. Hal ini sedikit berbeda dengan pendapat Lumenta yang menyatakan
kelompok masyarakat yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh
48
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Masyarakat