DISUSUN OLEH:
TANGERANG
2013
1.1.Latar Belakang
Salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia adalah Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat). Puskesmas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di
wilayah kecamatan yang dimaksud dengan pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pengertian pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan yang berwawasan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan keluarga,serta pelayanan kesehatan. Visi Puskesmas adalah
mewujudkan kecamatan sehat (Depkes, 2002).
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan
dijangkau oleh masyarakat luas disertai peran serta aktif masyarakat melalui penggunaan
hasil pengembangan ilmu penegtahuan serta teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan sesuai dengan yang digariskan dalam SKN, maka pembangunan kesehatan
ditunjukan pada pencapaian kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum (Sistem Kesehatan Nasional dalam Dep. Kes RI 2004).
Kebutuhan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan banyak upaya yang dapat
dilakukan. Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana disebut dengan
nama program menjaga mutu. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang
berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang
diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan
masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Azwar, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dasmiwarita (2004), di Puskesmas Padang Pariaman
memperlihatkan pasien yang puas terhadap pelayanan puskesmas sebesar 57,0% sedangkan
yang tidak puas 47%. Kepuasan paling tinggi ditemukan terhadap kondisi lingkungan (82%),
paling rendah terhadap pelayanan di poliklinik (55%) dengan kualitas pemeriksaan yang baik
di poliklinik hanya sebesar 28%. Dengan demikian kepuasan tersebut lebih banyak di tunjang
oleh kondisi lingkungan, bukan oleh pelayanan di poliklinik.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Azkha (2006), di Puskesmas Padang menemukan
bahwa sebagian besar responden mengungkapkan penting untuk memberikan layanan, atribut
ditemukan pada prioritas kwadran A petugas kesehatan dengan cepat mendengarkan dengan
seksama, tindakan cepat pada saat klien membutuhkan, petugas cepat tanggap untuk
menandatangani klien, layanan petugas sopan dan ramah dan petugas memberikan perhatian
khusus untuk klient. Importance Kinerja antara Prioritas dan kepuasan sekitar 76,84% -
83,96%, mana atribut memiliki bertingkat 80% telah diberitahu untuk memuaskan,
sedangkan atribut yang bertingkat lebih dari 80% dinyatakan oleh kurang puas dimana atribut
jadwal layanan tepat waktu, petugas kesehatan cepat tanggap dalam menangani keluhan
pelanggan, tindakan cepat pada saat klien membutuhkan, petugas cepat tanggap terhadap
keluhan klien, layanan petugas sopan dan ramah dan petugas memberikan perhatian khusus
kepada klien.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2012), Puskesmas Pasundan Bandung
menganalisis dengan membandingkan harapan dan pengalaman yang menggambarkan tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dalam aspek bukti langsung 88,33%,
kehandalan 84,54%, ketanggapan 88.04%, jaminan 88,22%, dan empati 86,59%.
Tingkat kepuasan secara keseluruhan, 87,27% dikategorikan tidak puas. Dari hasil analisis
diagram kartesius, disarankan agar puskesmas melakukan perbaikan pada aspek kehandalan
dan empati sehingga pelayanan bisa sesuai dengan harapan pasien.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada Puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan pada
tahun 2013, diperoleh hasil penelitian yang dianalisis tentang tingkat terhadap pelayanan
kesehatan gigi dalam aspek reliability atau kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan secara keseluruhan sebesar 83 %, untuk responsiveness atau kecepatan daya
tanggap pemberian layanan sebesar 76,0%, assurance atau jaminan pemberi layanan yang
terpercaya sebesar 82,0 %, serta empathy atau kepedulian dalam memberikan pelayanan 83
%, dan tangible atau bukti fisik dalam sebuah lingkungan pelayanan kesehatan sebesar 86 %.
Jadi tingkat kepuasan yang didapat secara keseluruhan adalah 82,0 % dikategorikan sangat
memuaskan.
Salah satu cara untuk dapat selalu menjaga serta meningkatkan mutu pelayanan adalah
dengan selalu melakukan survei kepuasan pasien secara berkala dengan tujuan untuk
mengetahui kekurangan dan kelemahan pihak puskesmas, sehingga dapat segera dilakukan
perbaikan yang diperlukan. Selain itu berdasarkan informasi beberapa pasien yang pernah
melakukan pelayanan di menyatakan kurang puas terhadap mutu pelayanannya. Hal lainnya
adalah bahwa selama pelayanan di puskesmas belum pernah melakukan survei terhadap
kepuasan pasien, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-
faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien mengenai pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
1.3.Tujuan Proposal
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan di Puskesmas.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1.Mengetahui distribusi frekuensi kepuasan pasien berdasarkan reliability (kemampuan),
responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan kepastian), emphaty (empati), dan
tangibles (berwujud).
1.3.2.2.Mengetahui hubungan antara reliability (kemampuan), responsiveness (daya tanggap),
assurance (jaminan kepastian), emphaty (empati), dan tangibles (berwujud) dengan kepuasan
pelayanan pasien di Puskesmas.
1.5.Tema Proposal
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan di Puskesmas dengan tolak ukur reliability (kemampuan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan kepastian), emphaty (empati), dan tangibles (berwujud)
1.7.Target
Proposa N0. Kegiatan Bulan
l
Ta
rget
kegiatan
ini adalah untuk mengetahui kepuasan pasien yang dilihat dari reliability (kemampuan),
responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan kepastian), emphaty (empati), dan
tangibles (berwujud) dan masing-masing diantaranya, yang sesuai dengan standar yang
terdapat di Buku Parasuraman 1985 dikutip dari Tjiptono, 2008.
1.8. Sasaran/Peserta
Pasien yang melakukan pelayanan di Puskesmas
Tentang Kepuasan Pelayanan Pasien di Puskesmas ini kami susun, untuk diajukan sebagai
pertimbangan pihak instansi/ lembaga/ Puskesmas untuk dapat dipahami bersama dan
dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan, sehingga besar
harapan saya untuk dapat diijinkan melaksanakan kegiatan di Puskesmas yang di tuju.
Proposal ini masih bersifat fleksibel, segala hal dan ketentuan yang belum ada dan
tercakup dalam proposal ini, dapat direncanakan dan disusun kemudian berdasarkan
kesepakatan bersama sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di instansi/
lembaga/ Puskesmas, situasi dan kondisi yang terjadi baik di instansi/ lembaga/Puskesmas.