Anda di halaman 1dari 5

Tugas metodologi penelitian (Ns.Yayan Hardiansah,M.

Kep)
Siti rohajani azizah-1420121039

Analisis Kinerja Tenaga Kesehatan Dengan Jam Kerja Sibuk VS


Santai Serta Dampak Dari Minimnya Waktu Istirahat Bagi
Tenaga Kesehatan Di Unit Gawat Darurat
Analisis kinerja tenaga kesehatan merupakan aspek penting dalam memastikan pelayanan kesehatan yang
optimal. Terutama di unit gawat darurat, di mana kecepatan dan ketepatan tindakan dapat mempengaruhi
keselamatan pasien.

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi kinerja tenaga kesehatan dan dampaknya:

1. Beban Kerja:
o Jam Kerja Sibuk: Tenaga kesehatan yang bekerja dalam kondisi sibuk mungkin mengalami
kelelahan fisik dan mental. Ini dapat memengaruhi konsentrasi, ketepatan diagnosa, dan
kecepatan tindakan.

o Jam Kerja Santai: Jam kerja yang lebih teratur dan santai dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan kinerja.

2. Waktu Istirahat:

o Minimnya Waktu Istirahat: Kurangnya waktu istirahat dapat menyebabkan kelelahan,


penurunan konsentrasi, dan ketidakseimbangan emosi. Ini berdampak pada kinerja tenaga
kesehatan.

o Pentingnya Istirahat: Istirahat yang cukup membantu memulihkan energi, meningkatkan fokus,
dan mengurangi risiko kesalahan.

3. Motivasi:

o Motivasi yang Tinggi: Tenaga kesehatan yang termotivasi cenderung memberikan pelayanan
yang lebih baik.

o Motivasi yang Rendah: Ketidakpuasan dan kurangnya semangat dapat mempengaruhi kinerja.

4. Lingkungan Kerja:

o Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan kerja, seperti fasilitas dan dukungan tim, memengaruhi
kinerja.

o Stres Lingkungan: Lingkungan yang tidak kondusif dapat meningkatkan stres dan mempengaruhi
kinerja.

Pentingnya Manajemen Kinerja:

 Pengelolaan kinerja yang baik melibatkan pemantauan, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan.
 Pelatihan dan dukungan bagi tenaga kesehatan dapat membantu meningkatkan kinerja.

Referensi:

1. “Meta Analisis - Pengaruh Waktu Kerja dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit.”
Tugas metodologi penelitian (Ns.Yayan Hardiansah,M.Kep)
Siti rohajani azizah-1420121039

Meta Analisis - Pengaruh Waktu Kerja dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit

Oleh :

Aditya Kurniawan - S021908002 - Sekolah Pascasarjana

Latar belakang: Kepuasan kerja tenaga kesehatan di rumah sakit menjadi hal penting dalam meningkatkan
efektivitas efisiensi dan kualitas kerja, kepuasan kerja yang tinggi dapat meningkatkan performa tenaga kesehatan.
Namun, rendahnya kepuasan kerja dapat mengakibatkan kelelahan tenaga kesehatan yang akan memperburuk
kondisi fasilitas kesehatan khususnya di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk melakukan meta analisis dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan tentang pengaruh waktu kerja dan kondisi kerja terhadap
kepuasan kerja tenaga kesehatan di rumah sakit.

Subyek dan Metode: Penelitian ini merupakan meta analisis dengan PICO. Population: tenaga
kesehatan. Intervention: waktu kerja panjang dan kondisi kerja baik. Comparison: waktu Kerja pendek dan kondisi
kerja buruk. Outcome: kepuasan kerja. Artikel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari empat database
yaitu PubMed, Google Scholar, Science Direct, SpringerLink, BMJ, Garuda, SINTA, dan Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel “Working Duration” atau “Working Duration
Long” dan “Working Condition” atau “Working Condition Good” dan “Job Satisfaction” dan “Health
Workers” dan “Multivariat”. Artikel yang digunakan adalah full text bahasa inggris dari tahun 2014 hingga 2023.
Artikel dipilih menggunakan diagram alir PRISMA dan dianalisis menggunakan aplikasi (RevMan) 5.3.

Hasil: Berdasarkan database didapatkan 17 artikel yang memenuhi kriteria inklusi studi cross-sectional dari dari
negara Belgium, Canada, China Denmark, Ethiopia, Israel dan Swiss. Berdasarkan analisis, tenaga kesehatan dengan
durasi waktu kerja panjang menurunkan kepuasan kerja 0.42 kali dibandingkan tenaga kesehatan dengan waktu
kerja pendek dan secara statistik signifikan (aOR=0.42; CI 95%=0.14 hingga 0.92; p < 0 aOR=2.70;>

Kesimpulan: Waktu kerja panjang menurunkan kepuasan kerja tenaga kesehatan dan Kondisi kerja baik
meningkatkan kepuasan kerja tenaga kesehatan di rumah sakit.
Tugas metodologi penelitian (Ns.Yayan Hardiansah,M.Kep)
Siti rohajani azizah-1420121039

Analisis Efektivitas Pola Asuhan Rawat Jalan di Puskesmas


Bagu, Kabupaten Lombok tengah
Pola asuhan rawat jalan di puskesmas merupakan hal yang penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang
efektif bagi pasien. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut adalah beberapa temuan terkait hubungan
mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas:

1. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan purposive sampling
dan melibatkan 96 sampel pasien1.
2. Mutu Pelayanan Kesehatan: Mutu pelayanan kesehatan dapat memengaruhi kepuasan pasien. Beberapa
unsur mutu layanan yang relevan antara lain:

o Responsiveness: Kesiapan dan tanggapan petugas terhadap kebutuhan pasien.

o Assurance: Kepercayaan dan keyakinan pasien terhadap petugas dan layanan.

o Tangible: Ketersediaan fasilitas fisik dan peralatan.

o Empathy: Kemampuan petugas untuk memahami dan merespons perasaan pasien.

o Reliability: Konsistensi dan keandalan pelayanan2.

3. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan
kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Wonorejo Samarinda pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

o Kepuasan Pasien: Kepuasan pasien dipengaruhi oleh mutu pelayanan. Semakin baik mutu
pelayanan, semakin tinggi kepuasan pasien.

o Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan pasien


meliputi ketersediaan obat, penampilan petugas, dan kenyamanan ruang tunggu2.

4. Keterbatasan Penelitian: Perlu diingat bahwa setiap penelitian memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini perlu diperhatikan dengan cermat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas2.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN


INSTALASI FARMASI DI RSUD PARE MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL
puput noviana

Abstract

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif, sehingga diperlukan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terkendali dalam biaya dan mutu pelayanan yang diberikan. Penelitian
bertujuan mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien peserta BPJS dan pasien umum non BPJS terhadap kualitas
pelayanan instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pare. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner berdasarkan
Tugas metodologi penelitian (Ns.Yayan Hardiansah,M.Kep)
Siti rohajani azizah-1420121039
metode Servqual meliputi dimensi fasilitas fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Responden
kelompok BPJS sebanyak 389 pasien dan umum sebanyak 375 pasien. Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur
penelitian dengan hasil uji validitas dengan teknik korelasi product moment dan uji reliabilitas dengan teknik Alpha
Cronbach yang menyatakan bahwa kuesioner sudah valid dan reliabel.

Kualitas pelayanan kefarmasian yang ditinjau dari fasilitas fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan perhatian
terhadap pasien peserta BPJS diperoleh nilai kualitas sebesar -0,4513 dengan interpretasi negatif dan pasien umum
diperoleh nilai kualitas sebesar -0,2230 dengan interpretasi negatif yang berarti bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan oleh Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD Pare belum sesuai dengan harapan pasien.

Tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian pasien peserta BPJS diperoleh nilai kepuasan sebesar
0,9004 dengan interpretasi tinggi dan pasien umum diperoleh nilai kepuasan sebesar 0,9499 dengan interpretasi
tinggi yang berarti bahwa tingkat kepuasan pasien sangat puas terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD Pare

Kata kunci : kepuasan ; kualitas pelayanan; servqual

Fenomena Trust Issu Di Kalangan Remaja Serta Peran


Lingkungan Yang Positif Untuk Kesehatan Mental Mahasiswa
Semester Akhir
Fenomena trust issue di kalangan remaja merupakan hal yang penting untuk dipahami. Trust issue mengacu pada
ketidakpercayaan atau keraguan terhadap orang lain, dan ini dapat memengaruhi kesehatan mental. Terutama pada
mahasiswa semester akhir, tekanan akademik dan perubahan lingkungan dapat memperburuk situasi ini.

Berikut beberapa fakta terkait fenomena trust issue di kalangan remaja dan peran lingkungan yang positif:

1. Usia 16-24 Tahun: Usia ini dianggap sebagai periode kritis untuk kesehatan mental remaja dan anak muda.
Selama masa transisi ini, mereka menghadapi banyak tantangan dan pengalaman baru. Hormon,
perkembangan otak, dan pembentukan identitas diri semuanya berperan dalam kesejahteraan mental 1.
2. Gejala Kecemasan dan Depresi: Riset menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di usia 16-24 tahun
mengalami gejala kecemasan dan depresi. Mereka menghadapi tekanan dari lingkungan baru, tuntutan
pendidikan, dan konflik budaya. Bercerita pada teman, mencari informasi dari internet, dan menghindari
masalah adalah beberapa cara yang sering mereka lakukan untuk mengatasi stres 1.

3. Peran Lingkungan: Lingkungan berperan penting dalam kesehatan mental remaja. Orang tua harus
mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan dorongan positif, dan memastikan ketersediaan sumber
daya untuk bantuan profesional jika diperlukan. Sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung kesejahteraan mental 23.

4. Meningkatkan Ketahanan Mental: Meningkatkan ketahanan mental pada periode ini akan berdampak
positif pada kesejahteraan dan keberhasilan mereka di masa depan 1.

Ingatlah bahwa kesehatan mental adalah hal yang kompleks, dan setiap individu memiliki pengalaman yang
berbeda. Penting bagi kita semua untuk mendukung dan memahami perjuangan remaja dalam menghadapi trust
issue dan tantangan lainnya.

Kesehatan Mental Remaja dan Tren Bunuh Diri: Peran Masyarakat Mengatasi Kasus Bullying di
Indonesia
Tugas metodologi penelitian (Ns.Yayan Hardiansah,M.Kep)
Siti rohajani azizah-1420121039
Afiliation:
Universitas PGRI Kanjuruhan
Abstrak:

Kasus bullying pada remaja meningkat signifikan di Indonesia, Remajanya mengakhiri hidup menjadi
penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia. Kekerasan terhadap anak dapat menjadi faktor yang memicu anak
mengakhiri hidupnya Tren bunuh diri juga terjadi disepanjang tahun 2023, Indonesia dikejutkan dengan
banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa berdampak pada kesehatan mental dan tren bunuh
diri. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak bullying terhadap kesehatan mental remaja, mengidentifikasi
peran masyarakat dalam pencegahan bullying, dan memberikan rekomendasi melibatkan peran masyarakat
melindungi kesehatan mental remaja serta mencegah peningkatan tren bunuh diri. Dampak bullying mencakup
gangguan mental dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan signifikan kasus bullying pada
remaja di Indonesia. Data menunjukkan peningkatan kasus dari 119 kasus (2020) menjadi 241 kasus (2023)
serta di tingkatan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 50 % sampai 13,5 %
tingkat SMA dan SMK. Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan dengan mengkaji jurnal, dokumen, dan
media online terkait topik permasalahan bullying yang menyebabkan masalah kesehatan mental bahkan tren
bunuh diri untuk dikaji lebih lanjut. Diperlukan peran masyarakat untuk pencegahan melalui edukasi dan
dukungan kesehatan mental remaja. Keterlibatan masyarakat secara aktif dan kolaboratif adalah kunci menciptakan
perubahan positif terkait isu bullying dan kesehatan mental remaja yang merupakan tanggung jawab bersama.

Kata kunci: Bullying, Kesehatan Mental, Peran Masyarakat, Remaja, Tren Bunuh Diri

Anda mungkin juga menyukai