PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5. Luas Wilayah
Secara geografis Puskesmas Pekauman terletak di kecamatan
Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin. Puskesmas Pekauman memiliki
luas wilayah kerja 22,560 km2.
6. Data Ketenaga kerjaan Puskesmas Pekauman
No JenisKetenagaan/Profesi Jumlah (orang)
1. Dokter Umum 6
2. Dokter Gigi 1
3. Sarjana Kesehatan/SKM 1
4. Apoteker 1
5. Tenaga Gizi 4
6. TenagaKeperawatan 13
7. Tenaga Perawat Gigi 1
8. Asisten Apoteker 3
9. Tenaga Kebidanan 15
10. Tenaga Kesling 1
11. Tenaga Laboratorium 2
12. Prakarya 3
13. SMA/ SMK 2
14. D3 Refraksi Optisi 1
15. D3 Akuntansi 1
16. D4 Fisioterapi 1
17. S1 Umum 2
18. Cleaning Service 2
19. Satpam 1
20. Sopir 1
21. Petugas Linen 1
22. Juru Masak 1
Total 65
B. Konsep SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness).
Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threath).
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak
faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah
kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak
lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik
pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Keterangan:
a. Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat.
b. Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage
Divestment/Investment Damage Control Mobilization memperlunak
ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
c. Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi
yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
d. Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus
diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce
dan Robinson (1998), agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-
W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan
secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak
boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor
lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi
penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10,
dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti
skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point
faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian
terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi
perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya
sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)
dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e
= y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.
NO STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL
1. Dst
Total Kekuatan 1 5
WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL
2 Dst
Total Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1 Dst
Total Peluang
2 Dst
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y
C. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan / Strenght
NO KEKUATAN strenght Skor Bobot Total
1 Adanya visi misi Puskesmas 5 0,20 1
Pekauman dan mendukung
dengan program ISPA untuk
mewujudkan lingkungan yang
sehat.
2. Sudah adanya bangunan 5 0,20 1
permanen untuk
penyelengaraan pelayaanan
kesehatan.
3. Adanya JKN untuk fasilitas 5 0,20 1
warga
4. Adanya sistem informasi 5 0,20 1
rekapitulasi untuk monitoring
dan pelaporan kejadian
5. Adanya pustu, posyandu serta 5 0,20 1
Pusling, yang dimiliki
puskesmas
Jumlah 25 1 5
2. Kelemahan/Weakness
NO Kelemahan Weakness Skor Bobot Total
1 Tenaga yang ada belum 3 0,25 0.75
mencukupi
2. Penanggung jawab program 5 0,20 1
memiliki 2 sampai 3 tanggung
jawab program lainnya
3 Penyakit ISPA masih belum 3 0.15 0.45
dikenal di masyarakat
Jumlah 11 0.6 2.2
3. Peluang/Opertunity
NO Peluang opportunity Skor Bobot Total
1 Kemajuan teknologi 5 0.33 1.7
2. Adanya keinginan masyarakat 4 0.25 1
dalam pemanfaatan fasilitas
kesehatan
3 Adanya program pemerintah 4 0.33 1.32
dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat
(Jaminan Kesehatan)
Jumlah 12 0.91 4.02
4. Ancaman/Threath
NO Ancaman / Threath Skor Bobot Total
1 Jumlah penderita meningkat 3 0,20 0,6
dan masih sedikit mengikuti
program puskesmas.
2. Tidak ada evaluasi atau 4 0,25 1
umpan balik hasil program dari
peserta
3. Waktu pelaksanaan program 5 0,3 1,5
bertepatan dengan jam kerja
masyarakat
4. Kurangnya antusian tim 3 0,20 0,6
pelaksana dikarenakan multi
job
Jumlah 15 1 3.7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas Pekauman memiliki 10 penyakit terbesar, adapun yang paling
tinggi yaitu ISPA menurut data 6 bulan terakhir dari bulan Januari hingga
bulan Juni yaitu sebanyak 1323 kasus.
Puskesmas pekauman memiliki program untuk mengatasi masalah ISPA
yaitu melakukan penyuluhan kesehatan, kunjungan kerumah klien, skrining
penyakit ISPA serta melakukan rujukan, namun dengan adanya program
pada penyakit ISPA masih menjadi masalah terbesar dipuskesmas
pekauman.
Adapun hasil dari anlalisis SWOT yaitu program ini berada pada kuadran
I, Kuadran II yang artinya Posisi ini menandakan sebuah program yang kuat
namun menghadapi tantangan yang besar. Program ini dalam kondisi yang
baik namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga akan
mengalami kesulitan untuk melanjutkan program jika bertumpu pada strategi
sebelumnya.
B. Saran
Solusi yang kami berikan untuk permasalah dari analisis program
menggunakan swot adalah dengan membentuk suatu organsisasi
lingkungan yang tujuannya agar kondisi lingkungan tetap bersih, dan
nyaman. Adapun organisasi ini dijalankan oleh para kader.