Anda di halaman 1dari 18

55

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab Iv ini dibahas secara lebih spesifik


mengenai profil tempat penelitian, karakteristik
responden, hasil penelitian dan pembahasan tentang
Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah Lengan Kiri dan
Lengkan Kanan Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Martapura 1 Tahun 2018.

A. Hasil Penelitian
1. Profil Puskesmas Martapura 1
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura
terletak di Kecamatan Martapura Kota. Martapura
yang merupakan ibukota Kabupaten Banjar Puskesmas
Martapura didirikan berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Kepala Daerah Kabupaten Banjar Tingkat II
Banjar tanggal 1 Juni 1970 Nomor I-B-2-1277/1970
membawahi 1 kelurahan dan 18 Desa, selanjutnya
termasuk dalam Puskesmas Inpres Nomor 4 tahun
1977. Dengan samakin bertambahnya penduduk dan
meningkatnya kunjungan pengobatan serta untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi Puskesmas
maka sejak tahun 2005 Puskesmas Martapura
marger/dipecah hanya membawahi 4 Kelurahan dan 11
desa sedangkan 4 desa lainnya masuk wilayah
Puskesmas Pasayangan.
Pada 2015, Puskesmas Martapura ditetapkan
sebagai Puskesmas dengan sistem pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bersama
dengan 4 puskesmas lainnya di Kabupaten Banjar.
56

a. Visi dan Misi


1) Visi
Adapun visi dai Puskesmas
Martapura adalah “menjadi puskesmas
HANDIKRAF (Handal, Dinamis, Kreatif).
Handal yaitu mampu mewujudkan harapan dan
dinamis yaitu terbuka terhadap
perubahan”.
2) Misi
Misi dari PUskesmas Martapura itu
sendiri adalah “menyelenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat yang
mencakup kesehatan perorangan yang
professional”.
b. Tujuan Pelayanan
1) Meringankan penderitaan sesama
2) Meningkatkan derajat kesehatannya
3) Memperpanjang umur harapan hidup
c. Strategi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dasar
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan
pengembangan
3) Mewujudkan penerapan manajemen mutu
d. Hak dan Kewajiban Pasien
Hak pasien :
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman
dan nyaman
2) Mendapatkan informasi sehubungan dengan
masalah kesehatannya secara komprehensif
57

Kewajiban Pasien :
1) Datang ke Puskesmas
2) Menunjukkan kartu identitas (Kartu
Berobat, KTP, KK, Kartu Askes, Kartu
Jamkesmas/Jamkesda)
3) Menunggu antrian sesuai nomor antri
4) Memberikan Masukan yang baik untuk
meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang
optimal
5) Menjaga ketertiban, kebersihan dan
keindahan termasuk tidak merokok di
lingkungan Puskesmas
e. Data Umum Puskesmas
Geografi :
1) 1 Km dari Ibukota Kabupaten Banjar, 40 Km
dari Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan
arah Timur
2) Ketinggian 7 – 100 dari Permukaan Laut
3) Katagori Kecamatan Urban
4) Luas wilayah 25,71 Km2 terdiri 11 desa
dan 4 Kelurahan
Demografi :
1) Jumlah Penduduk 57.261 jiwa ; Laki-laki
30.100 jiwa (52,56 % ), Perempuan 27.161
jiwa (47,44% ), Kepadatan penduduk 1 :
500 jiwa
2) Mata Pencaharian
Tani/Perkebunan/Peternakan 24,35 %, Jasa
12,22 %, PNS/TNI/Polri 13,09 %, Pedagang
14,84 %
58

f. Ketenagaan
Tabel 4.1
Ketenagaan Puskesmas Martapura 1

Jenis Status Kepegawaian Jumlah


No (orang)
Ketenagaan/Profesi PNS PTT TKS
1 Dokter Muda 3 - - 3
2 Dokter gigi 1 - - 1
3 Sarjana 1 - - 1
Kesehatan/SKM
4 Apoteker - - - -
5 Tenaga Gizi
a. SPK 1 - - 1
b. D3 Perawat
c. D4/s1 Keperawatan
6 Tenaga Keperawatan 12 5 10 27
7 D3/S1 Perawat gigi 4 1 - 5
8 D3 Asisten Apoteker 3 - - 3
9 Tenaga Kebidanan
a. Kebidanan 22 - 16 38
b. D3 Kebidanan
c. D4/S1 Kebidanan
10 Tenaga Kesling
d. SPPH
e. D3 Kesling 3 - 1 4
a. D4/S1 Analis
11 Tenaga Laboratorium 1
a. SMAK 1
b. D3 analis 1 3
c. D4/S1 Analis
12 Prakarya 4 - - 4
13 SMA - - - -
14 SMP - - - -
15 SD - - - -
Total 57 6 27 90
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.2
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Martapura 1

No. Jenis Pelayanan Jumlah


1. Poli Klinik Umum 1
2. Poli Klinik Usila 1
3. Poli Klinik Gigi 1
4. Poli Klinik Jiwa 1
59

5. Poli Klinik Mata 1


6. Poli Klinik Paru 1
7. Poli Klinik PKPR 1
8. Klinik Sanitasi 1
9. Laboratorium 1
10. KIA / KB 1
11. Gizi 1
12. Imunisasi 1
Total 12

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Martapura 1

2. Karakteristik Responden Secara Umum


a. Berdasarkan Umur

Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur di Puskesmas Martapura 1

No. Umur Jumlah Persen %


1 <26 tahun 8 12.50%
2 26-35 tahun 17 26.56%
3 35-45 tahun 30 46.88%
60

4 > 45 tahun 9 14.06%


Jumlah 64 100.00%
Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.3. diatas


menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur
antara 35 s.d. 45 tahun yaitu sebanyak 30
responden (46.88%).
b. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Puskesmas Martapura 1

No. Jenis Kelamin Jumlah Persen %


1 Laki-laki 39 60.94%
2 Perempuan 25 39.06%
Jumlah 64 100.00%
Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.4. diatas


menunjukkan bahwa mayoritas responden
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 39
responden (60.94%).

c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Martapura 1

No. Pendidikan Jumlah Persen %


1 SD/Sederajat 19 29.69%
2 SMP/Sederajat 25 39.06%
3 SMA/Sederajat 11 17.19%
61

4 Perguruan Tinggi 9 14.06%


Jumlah 64 100.00%
Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.5. diatas


menunjukkan bahwa mayoritas responden
berpendidikan SMP/Sederajat yaitu sebanyak 25
responden (39.06%).
d. Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pekerajaan di Puskesmas Martapura 1

No. Pekerajaan Jumlah Persen %


PNS/Pegawai
1 11 17.19%
Negeri
2 Swasta/wiraswasta 24 37.50%
Tidak bekerja/
3 29 45.31%
IRT
Jumlah 64 100.00%
Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.6. diatas


menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak
bekerja yaitu sebanyak 29 responden (45.31%).

e. Berdasarkan Diagnosa Hipertensi

Tabel 4.7.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Diagnosa Hipertensi di Puskesmas Martapura 1

No. Diagnosa Jumlah Persen %


1 Hipertensi baru 15 23.44%
Hipertensi lama/
2 49 76.56%
ulang
Jumlah 64 100.00%
62

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.7. diatas


menunjukkan bahwa mayoritas responden
mengalami hipertensi sudah sejak lama yaitu
sebanyak 49 responden (76.56%).

3. Karekteristik Responden Secara Khusus


a. Analisa Univariat
Dari data yang peneliti peroleh, sesuai
dengan tujuan penelitian berdasarkan alat ukur
yang dipakai dapat dilaporkan hasil sebagai
berikut.
Tabel 4.8.
Nilai Rerata Standar Deviasi, Nilai Maksimal,
Nilai Minimum Pengukuran Tekanan Darah
Sistole Lengan Kiri dan Lengan Kanan

Std. Nilai Nilai


No. Sistole Mean
Deviation Min Max

Lengan
1 163.94 12.325 137 185
kiri

Lengan
2 166.03 12.299 142 186
kanan

Sumber : Hasil pengolahan data primer


Berdasarkan Tabel 4.8. diatas yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa untuk pengukuran sistole lengan
kiri rerata 163.94 dengan standar deviasi 12.325,
sedangkan pengukuran sistole lengan kanan rerata
166.03 dengan standar deviasi 12.299.
Tabel 4.9.
Nilai Rerata Standar Deviasi, Nilai Maksimal,
Nilai Minimum Pengukuran Tekanan Darah
63

Diastole Lengan Kiri dan Lengan Kanan

Std. Nilai Nilai


No. Diastole Mean
Deviation Min Max

Lengan
1 123.50 12.933 90 145
kiri

Lengan
2 125.33 12.550 95 147
kanan

Sumber : Hasil pengolahan data primer


Berdasarkan Tabel 4.9. diatas yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa untuk pengukuran diastole
lengan kiri rerata 123.50 dengan standar deviasi
12.933, sedangkan pengukuran diastole lengan
kanan rerata 125.33 dengan standar deviasi
12.550.

b. Analisa Bivariat
1) Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji paired sample test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran
data yang akan diuji, berdistribusi normal atau
tidak, berikut hasil dari uji normalitas.

Tabel 4.10.
Hasil Uji Tes Normalitas Menggunakan
Rumus Shapiro-Wilk Sistole dan Diastole
Lengan Kiri dan Lengan Kanan

Shapiro-Wilk
Pengukuran
Tekanan Darah
Statistic df Sig.

Sistole
0.960 64 0.037
Lengan Kiri
64

Sistole
0.960 64 0.013
Lengan Kanan
Diastole
0.960 64 0.045
Lengan Kiri
Diastole
0.960 64 0.034
Lengan Kanan

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.10. diatas


berdasarkan hasil dari uji normalitas dimana
didapatkan nilai sig. atau signifikansi atau
p value menggunakan Shapiro Wilk pada pada
sistole lengan kiri 0.037, sistole lengan kanan
0.013, diastole lengan kiri 0.045, dan diastole
lengan kanan 0.034, keempat variabel mempunyai
nilai >0.05 yang berate semua data berdistribusi
normal dan dapat dilanjutkan dengan menggunakan
uji paired sampel test.
2) Uji Beda
Hasil dari uji beda paired sample test
dengan keputusan uji yaitu bila p value (asymp
sign) > 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara pengukuran sistole dan diastole.

Tabel 4.11.
Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah
Sistole dan Diastole Lengan Kiri dan Lengan Kanan
Pada Penderita Hipertensi

Pengukuran Std.
Mean Sig.(2-tailed)
Tekanan Darah Deviasi
65

Sistole
Lengan Kiri dan 2.094 1.354 0.000
Lengan Kanan

Diastole
Lengan Kiri dan 1.828 2.658 0.000
Lengan Kanan

Sumber : Hasil pengolahan data primer

Berdasarkan Tabel 4.6. diatas yang


diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menggunakan uji paired samples test didapatkan
bahwa nilai Sig. (2-tailed) atau signifikansi
2-tailed untuk sistole lengan kiri dan kanan
adalah 0.000 dan diastole lengan kiri dan lengan
kanan adalah 0.000 atau <0.05 maka H0 ditolak,
yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
antara hasil pengukuran tekanan dadarah lengan
kiri dan lengan kanan pada penderita Hipertesi.

B. Pembahasan
Penelitian yang menggunakan 64 responden
dengan judul perbandingan pengukuran tekanan darah
lengan kiri dan lengan kanan pada penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1
66

tahun 2018 akan dibahas secara lebih rinci pada


pembahasan berikut.
1. Pengukuran tekanan darah sistole lengan kiri dan
lengan kanan pada penderita hipertensi
Berdasarkan Tabel 4.8. diatas yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa untuk pengukuran sistole lengan
kiri rerata 163.94 dengan standar deviasi 12.325,
sedangkan pengukuran sistole lengan kanan rerata
166.03 dengan standar deviasi 12.299.
Tekanan darah merupakan salah satu
parameter hemodinamika yang sederhana dan mudah
dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat
itu. Hemodinamika adalah suatu keadaan di mana
tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di
jaringan tubuh (Muttaqin, 2009).
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada
pemeriksaan fisik sebagai pemeriksaan yang
penting baik untuk tindakan preventif maupun
untuk mendiagnosis penderita hipertensi sedini
mungkin dimana diperlukan pemeriksaan tekanan
darah yang akurat dengan memperhatikan beberapa
faktor termasuk alat ukur yang digunakan maupun
posisi tubuh (Sari, 2012).
2. Pengukuran tekanan darah diastole lengan kiri dan
lengan kanan pada penderita hipertensi
Berdasarkan Tabel 4.9. diatas yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa untuk pengukuran diastole
67

lengan kiri rerata 123.50 dengan standar deviasi


12.933, sedangkan pengukuran diastole lengan
kanan rerata 125.33 dengan standar deviasi
12.550.
Ada dua faktor yang mempengaruhi
pengukuran tekanan darah, baik yang bersifat
fisiologis maupun yang patologis.
a. Fisiologis Tekanan darah
Menurut Kozier dkk (2010) dalam
Nurasiyah (2016) menyebutkan bahwa beberapa
faktor fisiologi tekanan darah diantaranya
adalah:
1) Curah jantung
Curah jantung yang meningkat
dapat menyebabkan naiknya tekanan darah
karena adanya perubahan frekuensi
jantung, kontraktilitas yang lebih besar
dari otot jantung atau peningkatan volume
darah. Perubahan frekuensi jantung dapat
terjadi lebih cepat dari perubahan
kontraktilitas atau volume darah hal itu
menyebabkan terjadinya penururan tekanan
darah.

2) Tahanan perifer
Semakin kecil lumen pembuluh
semakin besar tahanan vascular terhadap
aliran darah. Tekanan darah pada arteri
68

naik ketika tahanan vascular juga


meningkat.
3) Volume darah
Volume darah dalam tubuh akan
selalu konstan dan jika terjadi
peningkatan makan tekanan terhadap
dinding arteri akan menjadi lebih besar.
4) Viskositas
Apabila terjadi peningkatan pada
hematokrit akan menyebabkan jantung
berkontraksi lebih kuat agar dapat
mengalirkan darah yang mengental untuk
mempertahankan system sirkulasi.
5) Elastisitas
Kenaikan tekanan sistolik lebih
signifikan dari tekanan diastolik sebagai
akibat dari penurunan elastisitas arteri.
b. Faktor Patologis
Menurut Kozier dkk (2010) dalam
Nurasiyah (2016) menyebutkan bahwa ada
beberap faktor patologis di antaranya adalah:
1) Usia
Pada orang lanjut usia, arterinya
lebih keras dan kurang fleksibel terhadap
darah yang mengakibatkan peningkatan
tekanan sistolik dan diastolik karena
dinding pembuluh darah tidak lagi
retraksi secara fleksibel pada penurunan
tekanan darah.
2) Olahraga
69

Pada saat berolahraga terjadi


peningkatan aktivitas otot yang mendorong
lebih banyak darah keluar vena dan masuk
ke jantung. Meningkatnya aktivitas
simpatis dan vasokontriksi vena yang
ditimbulkan pada saat berolahraga semakin
meningkatkan aliran balik vena.
3) Stress
Stimulasi system saraf simpatis
meningkatkan curah jantung dan
vasokonstriksi arteriol, yang kemudian
akan meningkatkan tekanan darah.
4) Ras
Pria Amerika-Afrika yang berusia
di atas 35 tahun memiliki tekanan darah
yang lebih tinggi dari pada pria Eropa-
Amerika pada usia yang sama.
5) Jenis Kelamin
Faktor hormonal menyebabkan
peningkatan lemak dalam tubuh atau
obesitas. Obesitas pada perempuan,
obesitas juga disebabkan karena kurangnya
aktifitas pada kaum perempuan dan lebih
sering menghabiskan waktu untuk bersantai
dirumah.
6) Medikasi
Beberapa obat dapat meningkatkan
atau menurunkan tekanan darah.
7) Obesitas
70

Obesitas merupakan salah satu


faktor hipertensi pada kanak-kanak maupun
dewasa.
8) Variasi diurnal
Tekanan darah berubah sepanjang
hari. Biasanya pada pagi hari tekanan
darah akan rendah karena laju metabolisme
berada pada titik paling rendah,
meningkat menjelang siang dan puncaknya
saat sore atau malam hari.
c. Efek Gravitasi dan Posisi Tubuh
Efek gravitasi terjadi didalam tubuh
manusia, tepatnya pada system vascular
manusia akibat berat darah didalam pembuluh.
Faktor tekanan gravitasi pada sistem
sirkulasi disebabkan oleh perubahan posisi
tubuh.
d. Posisi Lengan
Adanya perbedaan tekanan darah antara
lengan kanan dan lengan kiri ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor usia, adanya oklusi pembuluh
darah, penyakit pembuluh darah perifer,
adanya pulsus paradoksus, dan adanya gangguan
pada jantung. Kesemuanya ini berkaitan erat
dengan masalah hipertensi.
71

3. Perbandingan pengukuran tekanan darah sistole


lengan kiri dan lengan kanan pada penderita
hipertensi
Berdasarkan Tabel 4.6. diatas yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik
menggunakan uji paired samples test didapatkan
bahwa nilai Sig. (2-tailed) atau signifikansi
2-tailed untuk sistole lengan kiri dan kanan
adalah 0.000 dan diastole lengan kiri dan lengan
kanan adalah 0.000 atau <0.05 maka H0 ditolak,
yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
antara hasil pengukuran tekanan dadarah lengan
kiri dan lengan kanan pada penderita Hipertesi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilaksanakan oleh Arwani dan Sunarno (2010)
yang mengangkat tentang analisis perbedaan
pengukuran lengan kanan dan lengan kiri pada
penderita Hipertensi di RSUD Dr. H. Abdoel
Moeloek Lampung, dimana hasil penelitiannya
menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara
hasi pengukuran tekanan darah lengan kanan dan
lengan kiri pada penderita Hipertensi.
Adanya perbedaan tekanan darah antara
lengan kiri dan lengan kanan bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor usia,
adanya oklusi pembuluh darah, penyakit pembuluh
darah perifer, adanya pulsus paradoksus, dan
adanya gangguan pada jantung. Kesemuanya ini
berkaitan erat dengan masalah hipertensi.
72

Menurut Nurasiyah (2016), pada seseorang


yang sudah berusia dewasa tekanan sistolik dan
diastolik meningkat secara bertahap, semakin
berusia seseorang maka arterinya akan menjadi
lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah.
Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan
sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena
dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara
fleksibel pada penurunan tekanan darah.
Arwani (2010) dalam salah pembahasannya
menyebutkan bahwa variasi tekanan darah dapat
ditemukan pada arteri yang berbeda. Variasi
normal sering ditemukan pada kedua lengan, tetapi
tidak boleh lebih dari 5 – 10 mmHg. Perbedaan
yang lebih dari 10 mmHg merupakan indikasi
terjadinya gangguan vaskuler, dan bila perbedaan
lebih besar dari 20 – 30 mmHg pada kedua belah
lengan menunjukkan suatu kecurigaan terhadap
adanya gangguan organis aliran darah pada daerah
yang tekanan darahnya rendah.

Anda mungkin juga menyukai