BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Puskesmas Martapura 1
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura
terletak di Kecamatan Martapura Kota. Martapura
yang merupakan ibukota Kabupaten Banjar Puskesmas
Martapura didirikan berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Kepala Daerah Kabupaten Banjar Tingkat II
Banjar tanggal 1 Juni 1970 Nomor I-B-2-1277/1970
membawahi 1 kelurahan dan 18 Desa, selanjutnya
termasuk dalam Puskesmas Inpres Nomor 4 tahun
1977. Dengan samakin bertambahnya penduduk dan
meningkatnya kunjungan pengobatan serta untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi Puskesmas
maka sejak tahun 2005 Puskesmas Martapura
marger/dipecah hanya membawahi 4 Kelurahan dan 11
desa sedangkan 4 desa lainnya masuk wilayah
Puskesmas Pasayangan.
Pada 2015, Puskesmas Martapura ditetapkan
sebagai Puskesmas dengan sistem pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bersama
dengan 4 puskesmas lainnya di Kabupaten Banjar.
56
Kewajiban Pasien :
1) Datang ke Puskesmas
2) Menunjukkan kartu identitas (Kartu
Berobat, KTP, KK, Kartu Askes, Kartu
Jamkesmas/Jamkesda)
3) Menunggu antrian sesuai nomor antri
4) Memberikan Masukan yang baik untuk
meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang
optimal
5) Menjaga ketertiban, kebersihan dan
keindahan termasuk tidak merokok di
lingkungan Puskesmas
e. Data Umum Puskesmas
Geografi :
1) 1 Km dari Ibukota Kabupaten Banjar, 40 Km
dari Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan
arah Timur
2) Ketinggian 7 – 100 dari Permukaan Laut
3) Katagori Kecamatan Urban
4) Luas wilayah 25,71 Km2 terdiri 11 desa
dan 4 Kelurahan
Demografi :
1) Jumlah Penduduk 57.261 jiwa ; Laki-laki
30.100 jiwa (52,56 % ), Perempuan 27.161
jiwa (47,44% ), Kepadatan penduduk 1 :
500 jiwa
2) Mata Pencaharian
Tani/Perkebunan/Peternakan 24,35 %, Jasa
12,22 %, PNS/TNI/Polri 13,09 %, Pedagang
14,84 %
58
f. Ketenagaan
Tabel 4.1
Ketenagaan Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur di Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pekerajaan di Puskesmas Martapura 1
Tabel 4.7.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Diagnosa Hipertensi di Puskesmas Martapura 1
Lengan
1 163.94 12.325 137 185
kiri
Lengan
2 166.03 12.299 142 186
kanan
Lengan
1 123.50 12.933 90 145
kiri
Lengan
2 125.33 12.550 95 147
kanan
b. Analisa Bivariat
1) Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji paired sample test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran
data yang akan diuji, berdistribusi normal atau
tidak, berikut hasil dari uji normalitas.
Tabel 4.10.
Hasil Uji Tes Normalitas Menggunakan
Rumus Shapiro-Wilk Sistole dan Diastole
Lengan Kiri dan Lengan Kanan
Shapiro-Wilk
Pengukuran
Tekanan Darah
Statistic df Sig.
Sistole
0.960 64 0.037
Lengan Kiri
64
Sistole
0.960 64 0.013
Lengan Kanan
Diastole
0.960 64 0.045
Lengan Kiri
Diastole
0.960 64 0.034
Lengan Kanan
Tabel 4.11.
Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah
Sistole dan Diastole Lengan Kiri dan Lengan Kanan
Pada Penderita Hipertensi
Pengukuran Std.
Mean Sig.(2-tailed)
Tekanan Darah Deviasi
65
Sistole
Lengan Kiri dan 2.094 1.354 0.000
Lengan Kanan
Diastole
Lengan Kiri dan 1.828 2.658 0.000
Lengan Kanan
B. Pembahasan
Penelitian yang menggunakan 64 responden
dengan judul perbandingan pengukuran tekanan darah
lengan kiri dan lengan kanan pada penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 1
66
2) Tahanan perifer
Semakin kecil lumen pembuluh
semakin besar tahanan vascular terhadap
aliran darah. Tekanan darah pada arteri
68