PENDAHULUAN
Diare merupakan suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi tinja yang lembek atau mencair bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (3 kali atau lebih) dalam sehari. Diare merupakan penyakit
yang berbasis lingkungan yang faktor utama dari kontaminasi air atau tinja
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2011).
I.5 Metodologi
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang
didapatkan pada tahun 2020 di Puskesmas Tataba. Data primer berupa pelaksanaan
proses manajemen P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakkan dan Pelaksanaan), serta P3
(Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) diperoleh dari wawancara dengan petugas
atau pegawai puskesmas serta pengamatan langsung tentang pelaksanaan manajemen.
Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) dan laporan
hasil kegiatan setiap bulannya untuk memperoleh dimensi mutu Puskesmas. Data
yang sudah diperoleh dari pemegang program kemudian diolah berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) sehingga akan didapatkan skor pencapaian. Data dari skor
pencapaian yang kurang dari 100% dan kurang dari target merupakan masalah yang
ada. Data yang bermasalah dianalisa untuk dipecahkan dengan metode pendekatan
sistem, dengan melihat ketiga fungsi manajemen baik P1, P2, serta P3 dengan tujuan
mengetahui permasalahan secara menyeluruh terutama promosi kesehatan Puskesmas
Tataba. Evaluasi program dilakukan dengan menerapkan problem solving cycle
setelah dilakukan identifikasi masalah ditentukan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon kuantitatif. Kemudian dilakukan analisa penyebab
masalah dengan mencari kemungkinan penyebabnya dengan simple dan complex
problem. Penyebab masalah kemudian dikonfirmasi kepada petugas untuk mencari
penyebab masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif
pemecahan masalah dan ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan
menggunakan metode kriteria matriks dengan rumus (MxIxV)/C. Setelah didapatkan
pemecahan masalah, lalu disusun rencana kegiatan berdasarkan pemecahan masalah
yang terpilih.
BAB II
bulan Maret.
b. Musim hujan yang ditandai dengan mulai turun hujan yang terjadi antara
bervariasi.
Gambar 2.1
PEMERINTAHAN
Pemerintahan wilayah Kecamatan Buko secara administratif terdiri dari 13 desa dan 2
sub desa.
Tabel 2.1 Distribusi Dusun dan Luas Wilayah di Kecamatan Buko Tahun 2019
3. KEPENDUDUKAN
Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang
dihasilkan atau didapatkan yang menimbulkan rasa ketidakpuasan. Ciri-ciri masalah adalah :
b. Dapat diukur
IV.1.1 Identifikasi/Inventarisasi
Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa masalah pada program promosi kesehatan Puskesmas
Cadasari mulai bulan Januari s/d Desember 2020. Setelah ditemukannya masalah dengan hasil
pencapaian kurang dari 100%, maka langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah.
Dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat urgensi, dan tingkat penyebaran atau
meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-2. Nilainya ditentukan juga dengan
mempertimbangkan kriteria SDG’s. a. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
1) Sangat mendesak = 5
2) Mendesak =4
3) Cukup mendesak =3
4) Kurang mendesak =2
5) Tidak mendesak = 1
1) Sangat gawat = 5
2) Gawat =4
3) Cukup gawat =3
2) Mudah menyebar/meluas =4
3) Cukup menyebar/meluas =3
4) Kurang menyebar/meluas =2
5) Tidak menyebar/meluas = 1
BAB V
1. INPUT