Anda di halaman 1dari 26

BAB IV MASALAH DAN PEMECAHANNYA

4.1 Identifikasi Masalah Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi Masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya. Setelah menganalisa situasi berdasarkan data yang ada, penulis mengemukakan masalah, yaitu : 1. Belum tercapaianya cakupan penemuan kasus diare yaitu 60% pada tahun 2010 yang target nya 100%, kemudian pada tahun 2012 cakupan penemuan kasus diare masih 60% sedangkan targetnya 100%. 2. Belum tercapainya cakupan pada penemuan kasus TB Paru BTA+ yaitu 47,7% pada tahun 2010 sedangkan targetnya 70%, lalu pada tahun 2011 targetnya 80% juga masih jauh cakupan TB Paru hanya 38%. Kemudian pada tahun 2012 pun belum mencapai target 85% hanya mampu mencakup 25%. 3. Belum tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita yaitu 50,41% kasus sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun 2011 masih belum mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada tahun 2012 hanya mencapai 69% dari target 100%.

4.2 Prioritas Masalah Tidak semua masalah kesehatan yang ada dapat diselesaikan secara bersama. Untuk itu dilakukan prioritas masalah untuk menentukan masalah mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu. Dengan membuat skala prioritas dalam bentuk table seperti dibawah ini, dengan menggunakan Metode Pair Comparision dan PAHO sehingga didapatkan satu masalah prioritas untuk diselesaikan. Tabel 4.1 Metode Pair Comparision Aspek Urgency A:B=A A:C=C B:C=C Jumlah A=1 B=0 C=2 Keterangan A B C : Diare : TB Paru BTA + : Pneumonia Aspek Serioussness A:B=B A:C=C B:C=C Jumlah A=0 B=1 C=2 Aspek Growth A:B=B A:C=C B:C=C Jumlah A=0 B=1 C=2

Tabel 4.2 Rekap Metode Pair Comporation No 1 2 3 Masalah Diare TB Paru BTA + Pneumonia Urgency 3 0 2 Serioussness 0 1 3 Growth 0 1 3 Total 3 2 8 Rangking II III I

Keterangan 1. Urgency : Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah/besarnya masalah yang bias diselesaikan dalam waktu yang relative singkat. 2. Serioussness : Seberapa pengaruh negative sebuah masalah/derajad kefatalan masalah (masalah yang diyakini paling besar berpengaruh negative) 3. Growth : Komplekbilitas sebuah masalah / trend pertumbuhan ( masalah paling komplek ) Dari hasil metode di atas, maka prioritas masalah yang dipilih adalah yang mendapatkan skor tertinggi yaitu : Penyakit Pneumonia pada balita (ISPA) di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang ditambah dengan cakupannya masih rendah atau belum mencapai target.

Tabel 4.3 Metode Skoring ( PAHO )


No Masalah M S V CC PC Skor Rangking

1 2 3

Diare TB Paru BTA + Pneumonia

2 2 4

1 1 3

2 1 4

3 2 3

2 3 4

10 9 18

II III I

Keterangan : M S V CC PC Nilai : Magnitude ( Besarnya Masalah ) : Saverity ( Tingkat Kefatalan Masalah ) : Vulnerability ( Kemudahan Mengatasi Masalah ) : Community concern ( Persepsi Masyarakat terhadap Masalah ) : Political commitment ( Komitmen politis ) : 1 = Sangat Kecil 2 = Kecil 3 = Sedang Dari kedua metode yang digunakan maka dapat dilihat bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah penyakit ISPA dimana cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita belum mencapai target yaitu pada tahun 2010 sebesar 50,41% sedangkan targetnya 100%, lalu pada tahun 2011 mencakup 35,88% dan yahun 2012 yaitu 69%. 4 = Besar / Luas 5 = Sangat Besar

4.3 Perumusan Tujuan Tujuan Umum Meningkatkan pencapaian target penemuan kasus Pneumonia pada program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Tujuan Khusus 1. Menjamin ketersediaan dan kemampuan tenaga kesehatan terlatih dan UPK dasar yang memberikan diagnosa dan tatalaksana program P2ISPA khususnya kasus Pneumonia. 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam

penindaklaksanaan kasus Pneumonia pada balita 3. Mengoptimalkan kebijakan yang sudah ada agar dapat menjalankan program dengan maksimal 4. Mengoptimalkan kegiatan evaluasi agar dapat memperbaiki program-program yang belum terlaksana dan tercapai. 4.4 Identifikasi Penyebab Masalah Dalam pengidentifikasian penyebab masalah dapat menggunakan faktor determinan dan juga diagram Fish Bone agar didapatkan kalisifikasi penyebab masalah yang lebih terarah dan tidak melenceng terlalu jauh dengan masalah yang dihadapi.

Diagram Fish Bone


Man Money Material

Petugas merangkap program

Kurangnya dana untuk melaksanakan Program P2M Pemberdayaan masyarakat dan UKBM belum optimal

Saran dan prasaran untuk melaksanakan program kurang


Keadaan ekonomi masyarakat yang berakibat keadaan sosial

Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan

Belum tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2010-2012

Kerjasama dengan lintas program kurang

Kurangnya sosialisasi petugas kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit Pneumonia sehingga banyak warga yang belum mengenal pneumonia Market

Pendekatan yang kurang menarik bagi masyarakat sehingga masyarakat kurang perduli terhadap penyakit pneumonia

Mechine

Method

Berdasarkan analisis penyebab masalah yang dilakukan maka didapatkan penyebab-penyebab masalah, antara lain : 1. Petugas kesehatan yang memegang rangkap ( lebih dari 1 program ) beberapa program di puskesmas Bukit Sangkal Palembang 2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan tempat tinggal ditambah lagi tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah di wilayah kerja puskesmas Bukit Sangkal sehingga mereka sedikit acuh dengan kebersihan lingkungan. 3. Kurangnya sosialisasi petugas kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit pneumonia sehingga banyak masyarakat yang belum mengenal secara mendalam mengenai pneumonia. 4. Kurangnya dana dan kerjasama lintas sector untuk melaksanakan program P2M. 4.5 Alternatif Pemecahan Masalah Setelah diketahui penyebab masalah maka dapat diuraikan beberapa alternative pemecahan masalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Alternatif Pemecahan Masalah


Masalah Cakupan tahun yang (Program Penyakit ISPA ) Penyebab Pemecahan Masalah Melakukan penyuluhan tentang criteria lingkungan yang baik di Menambah jumlah tenaga

penemuan Masih kurangnya kesadaran 20102012 lingkungan tempat tinggal Petugas kesehatan ditetapkan puskesmas P2M beberarapa program Kurangnya dana melaksanakan program P2M

kasus pneumonia pada masyarakat akan kebersihan belum mencapai target

merangkap kesehatan di puskesmas Bukit Sangkal Palembang untuk Mencari melaksanakan dana program untuk P2M

khususnya untuk program P2M Penyakit Pneumonia Sarana dan Prasarana untuk melaksanakan program kurang tersedia Kerjasama dengan lintas program kurang Menyediakan program Pneumonia Meningkatkan kerjasama dengan lintas program sarana P2M dan prasarana untuk melaksanakan Penyakit

Kurangnya

sosialisasi Melakukan sosialisasi tentang


pneumonia lebih agar mengenal

petugas kesehatan kepada penyakit masyarakat tentang penyakit masyarakat Pneumonia Pendekatan yang

mengenai pneumonia

kurang Melakukan pendekatan terhadap

menarik bagi masyarakat masyarakat (jemput bola) dan sehingga masyarakat kurang melakukan screening pada balita perduli terhadap penyakit pneumonia
yang ada di posyandu

4.6 Pemecahan Masalah Terpilih

Tabel 4.5 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah


Efektifitas No 1 Pemecahan Masalah Melakukan penyuluhan tentang criteria lingkungan yang baik Menambah jumlah tenaga kesehatan di puskesmas 1 Ulu Palembang Mencari dana untuk melaksanakan program P2M khususnya untuk program P2M Penyakit Pneumonia Menyediakan sarana dan prasarana untuk melaksanakan program P2M Penyakit Pneumonia Meningkatkan kerjasama dengan lintas program Melakukan sosialisasi / penyuluhan tentang penyakit pneumonia agar masyarakat lebih mengenal mengenai pneumonia Melakukan pendekatan terhadap masyarakat (jemput bola) dan melakukan screening pada balita yang ada di posyandu. M 3 I 2 V 2 Efisiensi (C) 3 Nilai M.I.V / C 4

5 6

2 4

3 3

2 3

3 3

4 12

25

Dari banyaknya penyebab masalah yang ada hanya beberapa masalah yang dianggap dominan dalam melatar belakangi terjadinya masalah tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat (jemput bola) dan melakukan screening pada balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang.

4.7 Penyusunan Rencana Operasional dan Penyusunan Jadwal Waktu 4.7.1 Penyusunan Rencana Operasional Tabel 4.6 Rencana Operasional ( RO ) Kegiatan
No 1.

: Screening Penyakit Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang
Kegiatan Tujuan Sasarana Biaya Rp. 100.000,00 Tempat dan Penanggung Rencana Evaluasi Waktu Jawab PKM Bukit Penanggung - Daftar hadir Sangkal jawab - Notulen 4 Maret 2013 program dan - Susunan panitia staf PKM Bukit Penanggung Sangkal jawab 4 Maret 2013 program dan staf PKM Bukit Penanggung Sangkal jawab 4 Maret 2013 program dan staf PKM Bukit Penanggung Sangkal jawab 6 Maret 2013 program dan staf Tersusunya kegiatan jadwal

Ket

Persiapan -Rapat Pembentukan panita dan penyususnan jadwal penyuluhan -Menentukan jadwal dan anggaran kegiatan -Penyiapan ATK dan bahan/alat untuk pelaksanaan screening -Pembuatan leaflet atau brosur tentang pneumonia pada balita

Tersusunnya Pelaksana pembagian tugas panitia

Menyusun Kegiatan

Pelaksana

Rp. 100.000,00

Menyiapkan ATK Panitia panitia

Rp. 150.000,00

Tersedianya ATK panitia, dan bahan/alat yang diperlukan untuk screening

Menyebarluaskan Panitia informasi kepada masyarakat

Rp. 200.000,00

Tersedianya leaflet atau brosur tentang pneumonia pada balita

78

-Membuat surat tugas dan pemberitahuan pelaksanaan kegiatan 2

Memberitahukan jadwal pelaksanaan screening pneumonia pada balita Pelaksanaan Mengetahui jumlah Screening penyakit kasus pneumonia Pneumonia pada pada balita di balita wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang Evaluasi -Pembuatan Laporan

Panitia dan Rp. 100.000,00 Kader posyandu

PKM Bukit Penanggung Sangkal jawab 6 Maret 2013 program dan staf

Tersedianya surat tugas dan surat pemberitahuan kegiatan

Balita di Rp. 150.000,00 wilayah Kerja PKMBukit Sangkal ( Posyandu )

-Pembubaran panitia

Kepala Dinkes mendapatkan Informasi yang jelas tentang kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang Menutup kegiatan

Pimpinan Rp. 200.000,00 Puskesmas dan kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

Posyandu di Ketua Panitia Terditeksinya wilayah kerja dan Petugas jumlah kasus PKM Bukit P2M pneumonia pada Sangkal balita di wilayah Palembang kerja puskesmas 11 23 Maret Bukit Sangkal 2013 Palembang Sekretaris dan Laporan kegiatan diterima oleh atasan PKM Bukit ketua panitia atau kepala Dinas Sangkal Kesehatan Kota 25 29 Maret Palembang 2013

Seluruh panitia

Rp. 100.000,00

PKM Bukit Ketua Panitia Sangkal 29 Maret 2013

Kegiatan sesuai harapan

selesai dengan

4.7.2 Rencana Jadwal Waktu Tabel 4.7 Jadwal Waktu Kegiatan


N o 1. Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Bulan Maret 2013


14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Persiapan Rapat Pembentukan panita dan penyususnan jadwal screening Menentukan jadwal dan anggaran kegiatan Penyiapan ATK dan bahan/alat untuk pelaksanaan screening Pembuatan leaflet atau brosur tentang penyakit Pneumonia pada balita Membuat surat tugas dan pemberitahuan

80

pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Screening penyakit Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang Evaluasi Pembuatan Laporan Pembubaran Panitia

81

4.8 Kerangka Acuan Kegiatan / TOR Kerangka Acuan Pelaksanaan Screening Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang 1. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup,karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan menerapkan system kesehatan nasionalyang melibatkankan peran serta masyarakat secara aktif dan dinamis.masalah kesehatan di negara berkembang seperti indonesia,saat ini masih mendapatkan perhatian khususnya masalah kesehatan. ISPA meliputi infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah (Klinikita, 2007). Salah satu yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis dan sinusitis sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran napas seperti paru itu salah satunya adalah pneumonia. Pneumonia merupakan predator balita nomor satu di negara berkembang. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia pada balita berumur kurang dari 2 bulan (Depkes RI, 2007). Penyakit ini disebabkan oleh virus pada saluran pernafasan ditandai dengan demam dan disertai satu atau lebih reaksi sistemik, seperti menggigil/ kedinginan sakit kepala, malaise, dan anoreksia; kadang pada anak- anak ada gangguan gastrointestinal.

Tanda-tanda lokal juga terjadi diberbagai lokasi saluran pernafasan; bila hanya satu gejala atau kombinasi, seperti rhinitis, faringitis, atau tonsillitis, laryngitis, laringotrakelitis, bronchitis, pneumonitis atau pneumonia (DepKes RI, 2005) Tersebar di dunia, penyakit ini muncul di daerah beriklim sedang dengan insiden tertinggi pada musim gugur dan musim salju, terkadang juga pada musim semi. Di daerah tropis, infeksi saluran pernafasan lebih sering terjadi pada musim dingin dan basah. Pada masyarakat dengan jumlah masyarakat besar, beberapa jenis virus muncul menyebabkan penyakit secara konstan, biasanya dengan sedikit pola musiman (DepKes RI, 2005). Menurut Sutrisna (1993), faktor risiko yang menyebabkan ISPA pada balita adalah sosio-ekonomi (pendapatan, perumahan, pendidikan orang tua), status gizi, tingkat pengetahuan ibu dan faktor lingkungan (kualitas udara), sedangkan Depkes (2002) menyebutkan bahwa faktor penyebab ISPA pada balita adalah berat badan bayi lahir rendah (BBLR), status gizi buruk, imunisasi yang tidak lengkap, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan fisik.
Untuk mencegah pneumonia perlu partisipasi aktif dari masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam dan di luar rumah. Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari terjadinya penyakit pneumonia pada balita

2. Tujuan a. Tujuan Umum Adanya peningkatan cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita dalam program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. b.Tujuan Khusus 1.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit pneumonia 2. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit Peumonia dan cara mencegahnya 3. Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit pneumonia khususnya pada balita 4. Terciptanya lingkungan yang bersi dan sehat sehingga meningkatkan cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita 3. Sasaran Sasaran dari kegiatan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang ( Di Posyandu )

4. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan screening pneumonia pada balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah Pimpinan Puskesmas sebagai

Penanggungjawab kegiatan, Petugas P2M dan Panitia kegaiatan. 5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu kegiatan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang yaitu pada tanggal 11 24 Maret 2013 di Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang 6. Jenis Kegiatan / Macam Kegaiatan Jenis atau macam kegiatan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah sebagai berikut : 1. Menyebarkan informasi tentang pneumonia pada balita kepada ibu dalam bentuk leaflet atau brosur 2. Melaksanakan pemeriksaan kepada para balita yang ada di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang

7. Metode dan Alat Metode yang digunakan dalam pelaksanaan screening di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah pemeriksaan secara langsung balita yang ada di posyandu-posyandu Puskesmas Bukit Sangkal sesuai dengan jadwal. Sedangkan alat yang digunakan adalah stetoskop, senter, thermometer dan timbangan BB balita. 8. Pembiayaan Kegaiatan Pembiayaan yang digunakan dalam pelaksanaan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang berasal dari dana BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan ) Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. 9. Penutup Demikianlah Kerangka Acuan pelaksanaan screening pneumonia pada balita untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Kerangka Acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan screening pada balita.

BAB V PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil pengamatan dan data sekunder program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) diketahui terdapat tiga masalah utama yang dianggap penting, masalah tersebut adalah : 1. Belum tercapaianya cakupan penemuan kasus diare yaitu 60% pada tahun 2010 yang target nya 100%, kemudian pada tahun 2012 cakupan penemuan kasus diare masih 60% sedangkan targetnya 100%. 2. Belum tercapainya cakupan pada penemuan kasus TB Paru BTA+ yaitu 47,7% pada tahun 2010 sedangkan targetnya 70%, lalu pada tahun 2011 targetnya 80% juga masih jauh cakupan TB Paru hanya 38%. Kemudian pada tahun 2012 pun belum mencapai target 85% hanya mampu mencakup 25%. 3. Belum tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita yaitu 50,41% kasus sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun 2011 masih belum mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada tahun 2012 hanya mencapai 69% dari target 100%. Masalah ini diketahui dari data penilaian kinerja Puskesmas Bukit Sangkal dari tahun 2010-2012. Rendahnya jumlah penemuan kasus disebabkan karena kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas Bukit Sangkal dimana satu petugas merangkap beberapa program, kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan program serta belum

maksimalnya sosialisasi/promosi kesehatan mengenai program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Dari beberapa masalah yang ditemukan, dilakukan prioritas masalah dengan menggunakan kriteria pair comparison dan PAHO sehingga didapatkan masalah yaitu rendahnya cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Hal ini dikarenakan di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang untuk penyakit ISPA dimana cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita belum mencapai target yaitu pada tahun 2009 sebesar 68,5% sedangkan targetnya 86%, meningkat pada tahun 2010 yaitu 72,61 % sedangkan targetnya 100%, menurun pada tahun 2011 yaitu 61,19% dengan target 100%. Tujuan yang ingin dicapai dengan mengangkat masalah kasus pneumonia pada balita, agar ada peningkatan target penemuan kasus pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Karena Pneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru. Definisi lainnya disebutkan Pneumonia Balita merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut, yaitu terjadi peradangan atau iritasi pada salah satu atau kedua paru, yang disebabkan oleh infeksi. Setiap anak dapat terkena Pneumonia (Ostapchuk, 2004 dalam Machmud,R, 2006: 7). Jika dilihat secara umum ISPA di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan
yang penting karena menyebabkan kematian balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Sekitar 40%-60% dari kunjungan di puskesmas adalah penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%-30% kematian,

kemudian

yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada balita berumur kurang dari 2 bulan (Klinikita, 2007).

Status kesehatan masyarakat di suatu tempat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan, prilaku, pelayanaan kesehatan dan keturunan. Berpengaruh langsung pada kesehatan. Makin ke arah faktor lingkungan makin besar pengaruhnya terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat. Pengaruh faktor lingkungan dan perilaku masyarakat secara bersama-sama memberikan kontribusi 70% terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat (H.L. Blum dalam Ryadi&Wijayanti, 2011:22). Dari banyaknya penyebab masalah tidak tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada balita yang ada di puskesmas Bukit Sangkal Palembang seperti kurangnya tenaga kesehatan dimana banyak petugas yang merangkap dalam menangani program kesehatan sehingga tidak dapat secara optimal menangani program ISPA, belum tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang program ISPA serta kurannya dana untk melaksanakan program tersebut dan akibatnya banyak sekali masyarakat kurang perduli dan kurang mendapatkan informasi terhadap penyakit pneumonia. Akan tetapi hanya dipilih satu masalah yang dianggap berperan dominan dalam menlatarbelakangi terjadinya masalah tersebut, yaitu pendekatan yang kurang menarik bagi masyarakat sehingga masyarakat kurang perduli terhadap penyakit pneumonia sehingga mereka enggan memeriksakannya ke puskesmas. Dari hasil penemuan prioritas pemecahan masalah terpilih, maka pemecahan masalah terpilih adalah melakukan pendekatan terhadap masyarakat (jemput bola) dan

melakukan screening pada balita yang ada di posyandu di wilayah kerja puskesmas Bukit Sangkal Palembang. Sesuai dengan tujuan screening yaitu mendeteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit yaitu orang yang mempunyai risiko untuk terkena penyakit (population at risk). Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak

membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemi dapat dihindarkan Hal ini dirasa efektif untuk mengatasi masalah rendahnya cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita sesuai dengan fungsi puskesmas yaitu melaksanakan kegiatan usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit termasuk imunisasi. Jadi data yang didapat oleh pemegang program P2M ISPA tidak hanya dari data pengunjung pasien di puskesmas Bukit Sangkal, melainkan jika screening dilakukan maka para penderita pneumonia pada balita yang ada di wilayah Puskesmas Bukit Sangkal Palembang yang tidak datang ke puskesmas dapat disaring/ditemukan sehingga penderita pneumonia pada balita dapat ditangani/diobati sehingga tidak menjadi sumber penularan di lingkungan tempat tinggalnya.

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dari hasil kegiatan dan pengumpulan data di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Setelah menganalisa situasi berdasarkan data yang ada. Maka identifikasi masalah yang ada di program P2M di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang yaitu : a. Belum tercapainya cakupan program Pemberantasan Penyakit Menular meliputi penemuan kasus Diare b. Belum tercapainya cakupan program Pemberantasan Penyakit Menular meliputi penemuan kasus TB Paru BTA + c. Belum tercapainya cakupan program Pemberantasan Penyakit Menular meliputi penemuan kasus Pneumonia pada balita 2. Prioritas masalah yang ada di program Pemberantasan Penyakit Menular meliputi penemuan kasus Pneumonia pada balita yang belum mencapai target penyakit ISPA dimana cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita belum mencapai target yaitu 50,41% kasus sedangkan targetnya 100% pada tahun 2010. Lalu pada tahun 2011 masih belum mencapai target 100% yakni mencakup 35,88%. Kemudian pada tahun 2012 hanya mencapai 69% dari target 100%.

3. Tujuan yang ingin dicapai pada program Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang adalah meningkatnya kinerja petugas kesehatan proram P2M sehingga tercapainya cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita. 4. Identifikasi penyebab masalah pada program Pemberantasan Penyakit Menular di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang antara lain yaitu : a. Petugas kesehatan yang memegang rangkap ( lebih dari 1 program ) beberapa program di puskesmas Bukit Sangkal Palembang b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan tempat tinggal ditambah lagi tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah di wilayah kerja puskesmas Bukit Sangkal sehingga mereka sedikit acuh dengan kebersihan lingkungan. c. Kurangnya sosialisasi petugas kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit pneumonia sehingga banyak masyarakat yang belum mengenal secara mendalam mengenai pneumonia. d. Kurangnya dana dan kerjasama lintas sector untuk melaksanakan program P2M. 5. Alternatif pemecahan masalah dan masalah terpilih pda program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) adalah melakukan pendekatan terhadap masyarakat (jemput bola) serta melakukan screening pneumonia pada balita di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang.

6. Pemecahan masalah terpilih dari rendahnya cakupan pada program Pemberantasan Penyakit Menular untuk penemuan kasus pneumonia pada balita adalah dengan menggunakan metode Pair Comparation. 7. Tersusunnya Rencana Operasional (RO) dari pelaksanaan screening pneumonia pada balita di posyandu-posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang 8. Tersusunnya kerangka Acuan / TOR dari pelaksanaan kegiatan Screening Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bukit Sangkal Palembang 6.2 Saran 1. Puskesmas Bukit Sangkal Palembang agar dapat menambah tenaga kesehatan di semua bidang, khususnya di progam Pemberantasan Penyakit Menular, sehingga mempermudah petugasnya dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat 2. Menyediakan dana, sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) khususnya penyakit Pneumonia pada balita. 3. Petugas puskesmas di harapkan lebih banyak memberikan informasi atau penyuluhan terutama pada penyakit ISPA ( Pneumoia pada balita ) 4. Diharapkan kepada petugas Puskesmas agar lebih terampil dalam menangani dan memecahkan masala pada program-program yang ada terutama pada program Pemberantasan Penyakit Menular pada program ISPA (Pneumonia pada Balita).

Anda mungkin juga menyukai