Anda di halaman 1dari 39

DIARE II

Pembimbing : dr. Nelly Tina Widjaja, MS

Amanda Gabriela, Christine Tjahjadinata, Kelvin Jonathan Aten


PRIORITAS MASALAH

Cakupan pelayanan penderita diare


balita belum mencapai target dengan
cakupan 76.79% dari target 100%
POHON MASALAH

● Merupakan pendekatan untuk mengidentifikasi dan


menganalisis masalah
● Merincikan masalah ke dalam komponen – komponen
penyebab utama, sehingga menggambarkan rangkaian
hubungan sebab – akibat dari beberapa faktor yang saling
berkaitan
● Menciptakan rencana kerja (tahap perencanaan)
LANGKAH PENYUSUNAN POHON MASALAH

1. Identifikasi & merumuskan masalah utama


berdasarkan hasil analisis atas informasi yang ada
2. Analisis akibat atau pengaruh masalah utama
3. Analisis penyebab munculnya masalah utama
tingkat pertama
4. Analisis penyebab dari masalah tingkat pertama
5. Analisis lebih lanjut penyebab dari munculnya
masalah tingkat kedua
6. Menyusun pohon masalah secara keseluruhan
POHON MASALAH
PENYEBAB MASALAH : MASUKAN

Indikator Penyebab Masalah


Sumber Daya Manusia ● Satu orang penanggung jawab program P2 Diare
merangkap dalam memegang program lainnya
sehingga tenaga dan waktu tidak terfokus hanya
untuk program P2 Diare saja
● Tidak terdapat kader maupun tokoh masyarakat
aktif yang dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat dan melakukan pengamatan kasus
diare
PENYEBAB MASALAH : MASUKAN (2)

Indikator Penyebab Masalah


Sarana Non Medis Media promosi kesehatan mengenai
diare belum ada

Prasarana Tidak tersedia ruang rehidrasi oral

Metode Non Medis Tidak terdapat metode pembinaan kader


aktif dalam program P2 Diare
PENYEBAB MASALAH : PROSES

Indikator Penyebab Masalah


Perencanaan ● Tidak terdapat tim perencana kegiatan
program P2 Diare
● Tidak terdapat jadwal kegiatan program P2
Diare
● Tidak terdapat rencana pemantauan dan
evaluasi kegiatan
PENYEBAB MASALAH : PROSES (2)

Indikator Penyebab Masalah


Pelaksanaan ● Penyuluhan berkelompok khusus tentang
P2 Diare tidak memiliki jadwal yang rutin
baik di puskesmas maupun posyandu
● Tidak terdapat kegiatan pelatihan maupun
peran aktif kader dalam program P2 Diare
PENYEBAB MASALAH : PROSES (3)

Indikator Penyebab Masalah


Monitoring dan Tidak terdapat pemantauan dan evaluasi
Evaluasi pelaksanaan program P2 Diare secara
berkala oleh koordinator program maupun
kepala puskesmas
PENYEBAB MASALAH LAINNYA

Indikator Penyebab Masalah


Lingkungan Non Fisik Tidak terdapat kader dan tokoh
masyarakat yang terlibat aktif secara
khusus dalam program P2 Diare

Umpan Balik Tidak terdapat umpan balik dan masukan


terhadap pelaksanaan kegiatan program P2
Diare
PENYELESAIAN MASALAH

1. Meminta media promosi kesehatan berupa leaflet, poster, dan


video

Pelaksana (Who): Penanggung jawab program P2 Diare Puskesmas


Kelurahan Kamal Muara

Waktu (When): April 2019

Tempat (Where): Puskesmas Kelurahan Kamal Muara


PENYELESAIAN MASALAH (2)

Materi (What) :
Media promosi kesehatan mengenai :
 Definisi diare dan gejalanya
 Tanda dan gejala dehidrasi
 Bahaya diare
 Pencegahan diare

Sasaran (Who):
Puskesmas Kec. Penjaringan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Perusahaan Farmasi.
PENYELESAIAN MASALAH (3)

Tujuan (Why):
 Mempermudah penyampaian informasi oleh tenaga kesehatan
 Poster diletakkan di dalam puskesmas maupun video diputar saat penyuluhan
sehingga memudahkan masyarakat umum dan orang tua untuk mengetahui
tentang diare.

Cara (How):
 Menghubungi pihak terkait dalam menyediakan pengadaan media promosi
berupa leaflet, poster, dan video
 Berdiskusi dan meminta bantuan dokter umum terkait materi yang akan
disampaikan.
PENYELESAIAN MASALAH (4)

2. Menyusun jadwal rutin promosi kesehatan di Puskesmas


Kamal Muara
Pelaksana (Who): Penanggung Jawab Program P2 Diare Puskesmas
Kelurahan Kamal Muara dan Petugas Posyandu

Waktu (When): Minggu pertama setiap bulan

Tempat (Where): Ruang tunggu Puskesmas Kelurahan Kamal Muara dan


posyandu
Materi (What): Rencana jadwal penyuluhan tentang diare dan materi
penyuluhan

Sasaran (Who): Pengunjung Puskesmas Kelurahan Kamal Muara, orang tua


yang membawa anaknya untuk berobat di BPU, orang tua yang membawa
anaknya untuk imunisasi di Poli KIA, dan orang tua anak di posyandu

Tujuan (Why):
 Promosi kesehatan diare terlaksana secara rutin dan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat yang berobat di Puskesmas
 Orang tua lebih waspada akan tanda-tanda diare dan dehidrasi dengan
harapan meningkatkan cakupan pelayanan fasilitas kesehatan dalam
memberikan pertolongan pertama
PENYELESAIAN MASALAH (6)

Cara (How):
 Menentukan tanggal pelaksanaan penyuluhan diare yang rutin.
(Misalnya, penyuluhan minimal satu kali setiap bulan di ruang
tunggu puskesmas dan sebanyak empat kali dalam setahun
dalam posyandu)
 Menyiapkan rencana kegiatan promosi kesehatan mengenai
diare dalam setahun.
 Menyiapkan materi penyuluhan dan media yang akan
digunakan.
PENYELESAIAN MASALAH (7)

3. Mengadakan rapat evaluasi program P2 Diare secara rutin


oleh Kepala Puskesmas bersama dengan koordinator program
P2 Diare.
Pelaksana (Who): Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab program P2
Diare Kelurahan Kamal Muara

Waktu (When): Minggu terakhir setiap bulan

Tempat (Where): Ruang Aula Puskesmas Kelurahan Kamal Muara


PENYELESAIAN MASALAH (8)

Materi (What): Materi yang dibahas dalam rapat antara lain :


 Tatalaksana Diare: diagnosis diare, derajat dehidrasi, pengetahuan petugas
tentang tatalaksana diare sesuai standar.
 Surveilans epidemiologi: pelaksanaan register SKD (register penderita diare
harian dan mingguan), laporan bulanan (form rekapitulasi penderita diare)
 Pelaksanaan promosi kesehatan seperti kegiatan penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat.
 Pengelolaan logistik
 Evaluasi pelaksanaan kegiatan program P2 Diare selama sebulan dan rencana
kegiatan bulan yang akan datang
PENYELESAIAN MASALAH (9)
Sasaran (Who): BPU dan Pelaksana kegiatan program P2 Diare

Tujuan (Why): Evaluasi dalam satu bulan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pencapaian target program, kendala/hambatan yang dihadapi di
lapangan, dan solusi pemecahan masalah sehingga kinerja program P2 Diare
dapat meningkat.

Cara (How):
 Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan rapat
 Mengundang para pelaksana program P2 Diare di lapangan
 Mempersiapkan materi rapat berupa hasil pencapaian dan kendala yang
PENYELESAIAN MASALAH (10)

4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada kader dan tokoh


masyarakat agar dapat melakukan penyuluhan diare, serta
melakukan pengamatan kasus diare.
Pelaksana (Who): Penanggung jawab program P2 Diare dibantu dengan
dokter muda IKM-G

Waktu (When): Setiap 6 bulan sekali

Tempat (Where): Pos RW di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kamal


Muara
Materi (What):
 Informasi mengenai diare seperti gejala diare, tanda, gejala dehidrasi,
pencegahan, pertolongan pertama diare, manfaat dan cara penggunaan
oralit dan zinc, serta pentingnya memeriksakan diri di fasilitas kesehatan
 Keterampilan komunikasi dan edukasi dalam penyuluhan mengenai
diare.
 Merencanakan penyuluhan mengenai diare di Posyandu
 Kemampuan untuk melakukan pelaporan mengenai kejadian diare di
masyarakat.

Sasaran (Who) : Kader dan tokoh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Kelurahan Kamal Muara
Tujuan (Why):
 Kader dapat memberikan penyuluhan pada saat pelaksanaan posyandu.
 Kader dapat melakukan pengawasan kasus diare pada balita dan
menyarankan agar mendapat pengobatan di puskesmas, sehingga
meningkatkan cakupan penemuan penderita diare balita di puskesmas.
 Tokoh masyarakat mampu mempraktekan pola hidup sehat, dan
mengajak masyarakat mencegah diare

Cara (How):
 Membuat materi pelatihan mengenai diare
 Menghubungi kader aktif setiap RW untuk pengaturan jadwal pelatihan,
serta mengundang tokoh masyarakat yang ada di masing-masing RW
 Melaksanakan pelatihan secara berkala
EPIDEMIOLOGI DIARE

● Penyebab kematian tertinggi kedua pada balita setelah pneumonia


 Hampir setiap 1 dari 5 anak balita meninggal akibat diare

● Survei Morbiditas DepKes RI, sejak tahun 2000 hingga 2010 


peningkatan insidens diare  2000 : 301; 2003 : 374; 2006 :
423; 2010 : 411/1000 penduduk

● Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017  21 KLB Diare yang


tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota  penderita 1.725
orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%)
EPIDEMIOLOGI DIARE (2)

● DKI Jakarta urutan keenam untuk insidensi diare semua umur


(4.3%) dan urutan ketiga untuk insiden diare balita (8.9%)

● Jakarta Utara berada di urutan ketiga dengan kasus diare terbesar


setelah Jakarta Barat dan Jakarta Timur

● Kasus diare Kec. Penjaringan  8.103 tahun 2017 menjadi 8.307


tahun 2018  365 kasus diare ditemukan di wilayah Kelurahan
Kamal Muara.
STATISTIK KESEHATAN

● Target cakupan pelayanan diare semua umur (SU) yang


datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan
jumlah penderita diare SU
● Perkiraan jumlah penderita diare SU :
Insidensi diare SU x jumlah penduduk di satu wilayah
kerja dalam satu tahun

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017


STATISTIK KESEHATAN (2)

• Berdasarkan Rapid Survey Diare tahun 2015, insiden


diare semua umur secara nasional adalah 270/1.000
penduduk.

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017


STATISTIK KESEHATAN (3)

● Target cakupan pelayanan diare balita yang datang ke


sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah
penderita diare balita

● Perkiraan jumlah penderita diare balita :


Insidensi diare balita x jumlah balita satu wilayah kerja
dalam satu tahun
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017
● Tiga provinsi dengan cakupan pelayanan penderita diare
balita tertinggi adalah Nusa Tenggara Barat (96,94%),
Kalimantan Utara (63,43%), dan Kalimantan Timur
(56,91%).
● Tiga provinsi dengan cakupan pelayanan penderita diare
balita terendah adalah Nusa Tenggara Timur (17,78%),
Sumatera Utara (15,40%), dan Papua Barat (4,06%)

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017


KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

● Pada tahun 2017 terjadi 21 kali KLB diare di 12 provinsi,


17 kabupaten/kota  Kabupaten Polewali Mandar,
Pohuwato, Lampung Tengah, dan Merauke mengalami
masing-masing 2 kali KLB Diare
● Jumlah penderita 1.725 orang dengan CFR 1,97%
● CFR yang diharapkan (<1%) belum tercapai kecuali pada
tahun 2011 (0,40%)
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017
PENGGUNAAN ORALIT
● Penggunaan oralit semua umur sesuai dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah
Tuntaskan Diare) pada tahun 2017 belum mencapai target yaitu 88,72% dari
target 100%.
● Hal ini dapat disebabkan karena :
1. Puskesmas dan kader belum memberikan oralit sesuai dengan standar
tatalaksana, yaitu sebanyak 6 bungkus/penderita diare
2. Masyarakat belum mengetahui manfaat oralit sebagai cairan pengganti
cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017
PENGGUNAAN ZINK

● Penggunaan Zink sebagai mikronutrien berguna untuk


mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi
keparahan buang air besar (BAB) dan volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan diare pada tiga bulan berikutnya
● Cakupan pemberian Zink pada balita diare pada tahun 2017 adalah
86,17%

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai