Anda di halaman 1dari 41

LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI KEBUMEN

NOMOR
: 050/293/KEP/2011
TANGGAL : 7 JUNI 2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan Nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah, yang diorganisir oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Pengakuan akan pentingnya peranan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan
Nasional diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mengingatkan kita akan pentingnya
pengelolaan dan pembiayaan kesehatan. Diberlakukannya ketiga Undang-Undang tersebut
serta diberlakukannya amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan
merupakan landasan dilakukannya reformasi pembangunan kesehatan. Dengan pengakuan
tersebut,

Pemerintah

Daerah

harus

meningkatkan

peran

dalam

penyelenggaraan

pembangunan kesehatan yang merupakan urusan wajib, guna mempercepat tercapainya


tujuan pembangunan di Indonesia.
Untuk mensinergikan pembangunan kesehatan di Kabupaten Kebumen dengan
pembangunan kesehatan Jawa Tengah dan Nasional, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan harus diselaraskan dengan mengacu pada kebijakan-kebijakan pembangunan
kesehatan terkait, diantaranya:
1. UndangUndang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional;
3. Undang- undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.03.01/150/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010


2025;
5. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Tahun 2005-2025;
6. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2025;

7. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 69 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan

Peraturan Bupati Kebumen

Nomor 69 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen serta Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun
2010-2015, semua SKPD harus membuat Rencana Strategis, sebagai pedoman
penyelenggaraan pembangunan yang dilaksanakan masing-masing SKPD pada 5 (lima)
tahun mendatang. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen mempunyai
kewajiban menyusun Rencana Strategis. Adapun penetapan kegiatan dalam Rencana
Strategis

terutama didasarkan pada pemenuhan urusan wajib dan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten.

B. Landasan Hukum
1.

Landasan idiil yaitu Pancasila,

2.

Landasan konstitusional yaitu UndangUndang Dasar 1945, khususnya:


a.

Pasal 28 A : setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.

b.

Pasal 28 B ayat (2) : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang.

c.

Pasal 28 C ayat (1) : setiap orang berhak mengembangkan diri melalui


pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

d.

Pasal 28 H ayat (1) : setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat.

e.

Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.

3.

Landasan Operasional yaitu :


a.

UndangUndang

Nomor

25

tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional;

b.

UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah ;

c.

UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

d.

UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


(SJSN);

e.

UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional (RPJMN);

f.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;


g.

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah;

h.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang


Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

i.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem


Kesehatan Nasional (SKN);

j.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2008
2013;

k. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen

Nomor 13 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah;


l.

Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun 2011-2015;

m. Peraturan Bupati Kebumen Nomor 69 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen.

C. Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Strategis


Maksud Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kebumen
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015 1) sebagai penjabaran upaya
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen untuk mewujudkan Kebumen Sehat, 2) Mewujudkan
Keterpaduan Arah Kebijakan Dan Strategi Serta Keselarasan Program Dan Kegiatan Sesuai
Sasaran Yang Ditetapkan Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015 dan 3) Mewujudkan Perencanaan,
Pemilihan

Program

Dan

Kegiatan

Prioritas

Kabupaten

Kebumen

di

Bidang

Kesehatan.Adapun tujuan Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan

Kabupaten Kebumen pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015 adalah
sebagai berikut :
1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen ke dalam
program dan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (tahun 2010 - 2015).
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkan dalam
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dan rencana kerja lima
tahunan.
3. Memberikan pedoman dalam penyusunan instrument pengendalian, pengawasan dan
evaluasi pembangunan.

D. Sistematika.
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATARTBELAKANG
B. LANDASAN HUKUM
C. MAKSUD DAN TUJUAN
D. SISTEMATIKA

BAB II

GAMBARAN

PELAYANAN

DINAS

KESEHATAN

KABUPATEN

KEBUMEN
A. SEKRETARIAT
B. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
D. BIDANG

PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA

MANUSIA

DAN

KESEHATAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS


A. LATAR BELAKANG
B. KONDISI UMUM
C. POTENSI DAN PERMASALAHAN
D. ISU STRATEGIS

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


A. VISI
B. MISI
C. TUJUAN DAN SASARAN
D. STRATEGI
E. KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN INDIKATIF DAN INDIKATOR


KINERJA
A. PROGRAM SKPD
B. PROGRAM LINTAS SKPD
C. KEGIATAN INDIKATIF DAN INDIKATOR
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD

BAB VII PENUTUP


A. PEDOMAN TRANSISI
B. KAIDA PELAKSANAAN
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran I

: Matriks Program Lima Tahunan

Lampiran II

: Matriks Program Tahunan

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEBUMEN

Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan adalah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan Kabupaten yang tidak lepas dari pembagian urusan wajib bidang kesehatan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun
2007 diamanatkan bahwa Bidang Kesehatan merupakan urusan pemerintah yang dibagi
bersama antar tingkatan dan atau susunan pemerintahan, yang disebut juga dengan urusan
pemerintahan yang bersifat konkuren, yang diselenggarakan bersama oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Sesuai Perda Kabupaten Kebumen Nomor 13 tahun 2008, pada Bagian Ketiga Pasal 8
Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari (a) Kepala Dinas Kesehatan (b) Sekretariat (c) Bidang
Pelayanan Kesehatan (d) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (e) Bidang Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (f) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan (g) Unit
Pelaksana Teknis Dinas, dan (h) Kelompok Jabatan Fungsional.
Di tingkat Sekretariat membawahi: (1) Sub Bagian Perencanaan (2) Sub Bagian
Keuangan (3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi
(1) Seksi Kesehatan Dasar, rujukan dan Khusus (2) Seksi Kesehatan Ibu dan Anak, dan (3)
Seksi Gizi. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi (1) Seksi Pengendalian dan
Pemberantasan penyakit (2) Seksi Wabah dan Bencana (3) Seksi Kesehatan Lingkungan.
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, membawahi (1) Seksi Informasi,
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2) Seksi Promosi Kesehatan (3) Seksi Registrasi
dan Akreditasi. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi (1) Seksi Jaminan
Kesehatan (2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan, dan (3) Seksi Kefarmasian.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok,
Fungsi dan Tatakerja Dinas Kesehatan, ditetapkan bahwa urusan wajib Dinas Kesehatan di
Kabupaten Kebumen meliputi1:

A. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas untuk melaksanakan urusan dan memberikan pelayanan
teknis dan administrasi di bidang umum, kepegawaian, perencanaan dan keuangan
kepada semua unsur dalam lingkungan Dinas Kesehatan.
Sekretariat mempunyai fungsi :
1) pelaksanaan koordinasi penyususnan rencana program kegiatan, pelaporan serta
pembinaan organisasi dan tata laksana;
Peraturan Bupati No. 69 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tatakerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Kebumen
1

2) pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan;


3) pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian;
4) pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, rumah tangga dan
perlengkapan;
5) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; dan
6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri atas :
1. Sub Bagian Perencanaan
melaksanakan urusan perencanaan program kegiatan, evaluasi dan pelaporan.
2. Sub Bagian Keuangan
melaksanakan tugas urusan keuangan meliputi akuntansi penerimaan kas,
pengeluaran kas, pembukuan dan pelaporan.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan dan
rumah tangga serta pembinaan organisasi, tata laksana dan administrasi di bidang
kepegawaian.

B.

Bidang Pelayanan Kesehatan


Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas untuk merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan mengembangkan program pelayanan dasar, rujukan dan khusus,
kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut dan keluarga serta peningkatan gizi,
penanggulangan masalah gizi masyarakat dan institusi.
Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1) pelaksanaan penyiapan penyusunan rencana kegiatan dan program di bidang
kesehatan;
2) pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi, pengumpulan data dan analisis data
srta pengembangan program pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan rujukan
(kesehatan jiwa, indera, gigi dan mulut, kesehatan kerja dan haji), serta
penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan;
3) pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi, pengumpulan dan analisis data serta
pengembangan program pelayanan dan penanggulangan efek samping kontrasepsi,
kesehatan ibu dan anak, kesehatan remaja dan usia lanjut di institusi pelayanan dasar
dan rujukan;
4) pelaksaan koordinasi lintas sektor dalam upaya meningkatkan kesehatan anak
sekolah;
5) peningkatan gizi dan penanggulangan masalah gizi masyrakat melalui pemantauan
gizi

masyarakat

dan

institusi

serta

pelaksanaan

upaya

peningkatan

dan

penanggulangan masalah gizi; dan

6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan rujukan, pelayanan
kesehatan khusus (kesehatan jiwa, indera, gigi dan mulut, kesehatan kerja dan haji),
penanggulangan kegawatdaruratan kesehatan, pelayanan dan penanggulangan efek
samping kontrasepsi.
2. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan
remaja dan usia lanjut di institusi pelayanan dasar dan rujukan, Koordinasi lintas
sektor dalam upaya meningkatkan kesehatan anak sekolah.
3. Seksi Gizi
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan peningkatan gizi dan penanggulangan masalah gizi masyarakat
melalui pemantauan gizi masyarakat dan institusi, upaya peningkatan dan
penanggulangan masalah gizi.

C.

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan


Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas untuk melaksanakan
penyiapan penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pengendalian masalah
kesehatan, monitoring dan evaluasi serta pelaksanaan pengembangan kegiatan
pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah dan bencana serta kesehatan
lingkungan.
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1) pelaksanaan perencanaan kegiatan program pengendalian dan pemberantasan
penyakit, wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan;
2) pelaksanaan kegiatan program pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah
dan bencana serta kesehatan lingkungan;
3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi;
4) pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta pengembangan program
pengendalian dan pemberatasan penyakit, wabah dan bencana serta kesehatan
lingkungan; dan
5) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri atas :
1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan


serta mengembangkan kegiatan pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi :
pemberantasan penyakit menular, tidak menular dan pengendalian penyakit
bersumber binatang dan pengembangan program melalui kegiatan kemitraan,
koordinasi dan penelitian.
2. Seksi Wabah dan Bencana
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan kegiatan penanganan wabah dan bencana, meliputi :
imunisasi, surveilans epidemiologi penyakit, kesehatan haji, penanganan kejadian
luar biasa (KLB) atau wabah ,bencana dan masalah kesehatan melalui kegiatan
kemitraan, koordinasi dan penelitian.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan kegiatan kesehatan lingkungan, meliputi : penyehatan air,
pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi
makanan dan bahan pangan serta limbah melalui kegiatan kemitraan, koordinasi dan
penelitian.

D.

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan


Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas untuk
melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang
pengembangan sumber daya manusia kesehatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
serta pengembangan kegiatan promosi kesehatan dan penelitian kesehatan serta
kemitraan dan pemberdayaan kesehatan regristasi dan akreditasi.
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1) penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pengembangan sumber daya
manusia kesehatan;
2) pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dan penelitian kesehatan melalui
pengembangan sistem informasi, desain mode dan alat promosi kesehatan serta
kajian masalah kesehatan dan perilaku hidup bersih sehat;
3) pelaksanaan kerja sama dan kemitraan serta pengembangan upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat;
4) menyelenggarakan registrasi, akreditasi, sertifikasi/lisensi tenaga kesehatan dan
institusi pelayanan kesehatan;
5) pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta pengembangan kegiatan promosi
kesehatan dan penelitian kesehatan melalui pengembangan sistem informasi, desain
mode dan alat promosi kesehatan serta kajian masalah kesehatan dan perilaku hidup

bersih sehat, kerja sama dan kemitraan serta pengembangan upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat;
6) pelaksanaan monitoring dan evaluasi; dan
7) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri atas :
1. Seksi Informasi, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan kegiatan informasi, penelitian dan pengembangan kesehatan,
melalui pengembangan sistem informasi, desain mode dan penelitian kesehatan serta
kajian masalah kesehatan dan perilaku hidup bersih sehat.
2. Seksi Promosi Kesehatan
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan kegiatan promosi kesehatan, kerja sama dan kemitraan serta
pengembangan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat.
3. Seksi Registrasi dan Akreditasi
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan
serta mengembangkan penyelenggaraan registrasi, akreditasi, sertifikasi/lisensi tenaga
kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan.

E.

Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan


Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas untuk melaksanakan penyiapan
penyusunan rencana dan program di bidang jaminan dan sarana kesehatan, meliputi :
pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi serta mengembangkan kegiatan jaminan
kesehatan, sarana kesehatan dan perbekalan kesehatan.
Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1) pelaksanaan penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang jaminan dan sarana
kesehatan;
2) pelaksanaan kegiatan kajian perilaku masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemandirian

pembiayaan

kesehatan

masyarakat

dalam

program

jaminan

pemeliharaan kesehatan;
3) penyusunan kebutuhan sarana dan perbekalan kesehatan serta kefarmasian untuk
pelayanan kesehatan masyarakat;
4) pelaksanaan monitoring dan evaluasi;
5) pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta pengembangan kegiatan kajian
perilaku masyarakat dalam rangka meningkatkan kemandirian pembiayaan kesehatan
masyarakat dalam program jaminan pemeliharaan kesehatan; dan
6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya.

10

Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri atas :


1. Seksi Jaminan Kesehatan
merencanakan,

melaksanakan,

monitoring

dan

mengembangkan

jaminan

pemeliharaan kesehatan.
2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
merencanakan, melaksanakan, monitoring, evaluasi dan mengembangkan sarana dan
peralatan kesehatan.
3. Seksi Kefarmasian
merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi, penyusunan kebutuhan
publik dan perbekalan kesehatan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelayanan farmasi komunitas, farmasi klinik di institusi pelayanan kesehatan, mutu
keamanan obat, makanan dan minuman, perbekalan kesehatan dan obat asli Indonesia
pada sarana produksi dan distribusinya.

11

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan

hidup

masyarakat

yang

sehat

bagi

setiap

orang

setinggi-tingginya.

untuk mewujudkan

Pembangunan

derajat

kesehatan

kesehatan

diselenggarakan

berdasarkan pada prinsip-prinsip perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan


merata, serta mengutamakan prinsip
rentan, antara lain ibu, bayi, anak,

manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk


lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan, 2)


Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan
masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan
dan kerjasama

lintas

sektoral.

Penekanan

diberikan

pada

peningkatan perilaku

dan

kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.


Renstra Pembangunan

Kesehatan

Kabupaten Kebumen

disusun menggunakan

pendekatan: (1) politik, (2) teknokratik, (3) partisipatif, (4) pendekatan atas-bawah (topdown), dan (5) pendekatan bawah-atas (bottom-up)2. Selain itu, Renstra Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015 ini didasarkan pada pencapaian sasaran
prioritas tingkat kabupaten, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota3, dan Millenium Development Goals (MDGs).

B. Kondisi Umum
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan, 2)
Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan
masyarakat.
1. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan di Kabupaten Kebumen telah dilakukan dengan melibatkan
berbagai pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat namun demikian masih ditemui
banyak

kendala

karena

belum

terselenggara

secara

menyeluruh,

terpadu

dan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.03.01/160/2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2010-2014
3
Peraturan Menteri Kesehatan No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota

12

berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan (promotif)


dan pencegahan (preventif) di Kabupaten Kebumen masih sangat kurang. Pada tahun 2009
alokasi dana untuk upaya kesehatan promotif dan preventif kurang dari 40% (empat puluh
persen) total anggaran kesehatan APBD Kabupaten Kebumen. Hal ini berakibat pada
rendahnya upaya promosi kesehatan, belum optimalnya upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta tidak menular, belum tercukupinya kebutuhan sanitasi
dasar, belum optimalnya kegiatan surveilans epidemiologi, masih tingginya kasus anemi,
belum tuntasnya upaya perbaikan gizi serta kesehatan ibu dan anak termasuk upaya
penunjang laboratorium. Selain itu masih ada daerah-daerah di Kabupaten Kebumen yang
berpotensi timbulnya penyakit karantina (pes) dan penyakit zoonosis lain yang berbahaya
(anthraks dan flu burung).
Keterpaduan dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan
agar tercapai tujuan pembangunan kesehatan, termasuk keterpaduan upaya pelayanan
kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh rumah sakit dengan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Pada tahun 2009 tercatat jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Kebumen
sebanyak 35 puskesmas, 7 diantaranya adalah puskesmas dengan unit rawat inap, 74
puskesmas pembantu, 40 puskesmas keliling, 111 polindes dan 259 PKD/Poliklinik
Kesehatan Desa. Jika sasaran penduduk yang harus dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata
30.000 jiwa, maka jumlah ideal puskesmas yang dimiliki Kabupaten Kebumen adalah 41
buah. Meskipun sarana pelayanan kesehatan daerah milik pemerintah seperti puskesmas
telah terdapat di semua kecamatan dan ditunjang oleh puskesmas pembantu, puskesmas
keliling dan polindes namun upaya pelayanan kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
masyarakat.
Pada tahun 2009 beberapa indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten
Kebumen yang sudah cukup baik adalah Angka Kematian Ibu Bersalin (AKI) 49,26 per
100.0000 kelahiran hidup, angka ini lebih rendah dibanding AKI Jawa tengah (110), Angka
Kematian Bayi (AKB) 5,02 per 1000 kelahiran lebih rendah dibanding AKB Jawa Tengan
(9,44).
Dalam upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif selain pemerintah pihak swasta juga
ikut memberikan andil ikut meningkatkan upaya pelayanan kesehatan. Di samping terlibat
dalam pengelolaan RS, sektor swasta juga turut memberikan kontribusi dalam pembangunan
kesehatan melalui keterlibatannya dalam pengelolaan rumah bersalin (RB) dan balai
pengobatan (BP). Pada tahun 2009 jumlah RB dan BP di Kabupaten Kebumen masingmasing adalah 13 RB dan 17 BP, namun karena sebarannya yang tidak merata akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan swasta inipun masih terbatas.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah saat ini baru dapat melaksanakan
pemeriksaaan kualitas air secara sederhana. Apabila ada program/kegiatan ataupun

13

permintaan dari masyarakat yang mengharuskan adanya pemeriksaan kualitas air secara
lengkap dan penenganan KLB keracunan makanan/minuman maka harus dirujuk ke Balai
Laboratorium Provinsi di Semarang/Yogyakarta yang membutuhkan biaya banyak dan
waktu yang cukup lama, sehingga diharapkan Laboratorium Kesehatan Daerah mampu
untuk menjadi Laboratorium Rujukan Kabupaten. Demikian juga untuk program
pemberantasan malaria dan TBC, laboratorium puskesmas/RS hanya mampu melaksanakan
pemeriksaan darah untuk mengetahui parasit malaria dan dahak untuk pemeriksaan TBC.
Kemudian untuk pengawasan Obat dan Makanan dalam hal ini di wilayah Kebumen yang
potensial terhadap produk obat tradisional berupa jamu masih dilaksanakan oleh Balai POM
Provinsi sehingga untuk perlindungan konsumen masih belum bisa dilaksanakan secara
optimal.
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan mengharuskan pelayanan kesehatan
yang mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat minimal dengan masih memberikan
kebebasan kepada pengelola sarana pelayanan kesehatan untuk menetapkan jenis pelayanan
yang bersifat kebutuhan/spesifik daerah. Hal-hal bersifat strategis yang perlu mendapat
perhatian dalam bidang upaya kesehatan adalah:
a. upaya kesehatan di Kabupaten Kebumen kurang menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan;
b. upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif belum optimal;
c. belum optimalnya keterjangkauan upaya pelayanan kesehatan;
d. sistem rujukan belum optimal;
e. penerapan SPM (Standar Pelayanan Minimal) Bidang Kesehatan belum optimal;
f. belum semua intitusi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta terakreditasi;
g. daya dukung terhadap penyelenggaraan puskesmas era desentralisasi masih kurang;
h. penanganan masalah penyakit infeksi belum tuntas, ancaman Re-emerging diseases
(penyakit lama yang muncul kembali), munculnya penyakit baru (emerging diseases)
dan

transisi epidemiologi (perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi

penyakit degeneratif) serta belum optimalnya surveilans epidemiologi; dan


i. pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah masih terbatas pada pemeriksaan kualitas
air.

2. Pembiayaan Kesehatan
Berdasarkan kesepakatan bupati/walikota se-Indonesia pada tahun 2000, alokasi dana
pembangunan kesehatan sebesar 15% (lima belas persen) dari APBD Kabupaten /Kota.
Hasil sidang tahunan MPR tahun 2002 melalui Tap MPR Nomor IV tahun 2002
merekomendasikan agar alokasi anggaran kesehatan secara bertahap menjadi 15% (lima
belas persen) APBN/APBD. Untuk Kabupaten Kebumen, tahun 2009 rata-rata pembiayaan
baru sebesar 8,28% (delapan koma dua puluh delapan persen) dari total APBD.

14

Alokasi dana untuk upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif masih jauh
lebih besar dibanding alokasi untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Pembelanjaan belum mengedepankan bantuan bagi masyarakat rentan dan masyarakat
miskin. Mobilisasi sumber pembiayaan dari masyarakat masih terbatas, bersifat
perseorangan dan belum berupa pra upaya (jaminan pemeliharaan kesehatan). Dari jumlah
penduduk sebesar 1.250.856 jiwa, jumlah peserta jaminan pemeliharaan kesehatan non
masyarakat miskin hanya sejumlah 530.764 (42%), berarti sudah 42% (empat puluh dua
persen) yang terlindungi jaminan pemeliharaan kesehatan dari keseluruhan penduduk di
Kebumen. Hal-hal yang bersifat strategis yang perlu mendapat perhatian dalam bidang
pembiayaan kesehatan adalah :
a. sumber pembiyaan dari pemerintah masih rendah;
b. alokasi dana pemerintah masih belum efektif;
c. mobilisasi dana masyarakat masih terbatas, tidak cost effective dan belum punya pra
upaya;
d. belum mengedepankan upaya kesehatan untuk masyarakat rentan dan masyarakat
miskin;
e. antisipasi alokasi dana untuk kesiapsiagaan penanggulangan bencana; dan
f. potensi masing-masing daerah tidak sama.

3. Sumberdaya Manusia Kesehatan


Perencanaan dan sistem informasi tenaga kesehatan di Kabupaten Kebumen perlu
diperkuat dengan memetakan kebutuhan tenaga kesehatan dengan memperhatikan analisis
kebutuhan dan kompetensi dari tenaga kesehatan yang dibutuhkan. Sampai saat ini distribusi
tenaga kesehatan belum merata dan terkonsentrasi di ibukota Kabupaten. Adapun ratio
tenaga kesehatan per 100.000 penduduk pada tahun 2009 untuk dokter umum 6,64; bidan
47,33; dan perawat 53,80 masih jauh dari rasio standar yang harus dipenuhi yaitu untuk
dokter 24; bidan 100 dan perawat 158.
Kerja sama lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan lembaga swadaya
masyarakat dalam peningkatan kualitas tenaga kesehatan masih terbatas. Sehubungan
dengan hal tersebut, agar kualitas tenaga kesehatan meningkat, perlu diadakan pembenahan
dalam hal kerja sama dimaksud dan memberikan kesempatan kepada semua tenaga
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme melalui pendidikan formal
dan non formal.
Hal-hal strategis yang perlu mendapat perhatian dalam bidang sumberdaya manusia
kesehatan adalah :
a. perencanaan dan sistem informasi tenaga kesehatan perlu diperkuat;
b. jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusinya belum merata;
c. sertifikasi, registrasi dan terutama lisensi tugas profesi belum berkembang;

15

d. perlunya peningkatan kualitas, motivasi dan kinerja tenaga kesehatan; dan


e. perlunya peningkatan kerjasama lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan
LSM.

4. Obat, Perbekalan Dan Prasarana Kesehatan


Pelayanan obat dan perbekalan kesehatan di Indonesia telah sejak lama berhasil
dikembangkan. Sesuai perundangan yang berlaku, pelayanan obat dan perbekalan kesehatan
dilaksanakan oleh apotek, toko obat dan warung obat dengan kriteria tertentu.
Apotek dan toko obat di Kabupaten Kebumen sebagaian bessar terdapat di ibukota
Kabupaten, sedangkan di kecamatan masih sangat sedikit. Hal ini menyebabkan sebagian
besar masyarakat pedesaan hanya mengandalkan pembelian obat di warung di mana jenis
dan mutu obat dan perbekalan kesehatan tidak dijamin baik. Selain itu pemilik warung
kurang memiliki kapasitas untuk memberikan informasi dan bahaya kesalahgunaan obat
yang dapat merugikan masyarakat. Maka dari itu untuk memudahkan pelayanan dan
ketersediaan obat kepada masyarakat pedesaan, perlu diselenggarakan Warung Obat Desa.
Permasalahan di bidang obat dan perbekalan kesehatan adalah kurangnya
ketersediaan, keamanan, keterjangkauan dan keterjaminan mutu hasil produksi serta
pemanfaatan obat tradisional di sarana pelayanan kesehatan. Pengawasan dari produksi,
distribusi obat dan makanan belum dilakukan dengan optimal. Pengadaannya di sarana
kesehatan pemerintah juga belum sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan analisis kebutuhan
tahun 2008, biaya obat untuk Puskesmas di Kabupaten Kebumen Rp. 4 milyar, tetapi hanya
terrealisasi 38% (tiga puluh delapan persen) atau sekitar Rp.1.5 milyar, baik yang bersumber
dari APBN, ASKES, maupun APBD provinsi dan Kabupaten.
Kuantitas dan kualitas prasarana kesehatan kurang memadai, diantaranya jumlah
ideal puskesmas untuk Kabupaten Kebumen minimal 41 buah, baru tersedia 35 puskesmas.
Masih banyak sarana pelayanan kesehatan yang belum sesuai standar termasuk belum
memiliki incenerator dan IPAL (instalasi pengolahan air limbah).
Dalam rangka peningkatan jangkauan pelayanan, terdapat sarana Puskesmas
Pembantu sebanyak 74 buah, 12 diantaranya mengalami kerusakan berat. Puskesmas
Keliling sebagai pendukung kelancaran kegiatan Puskesmas 40% (empat puluh persen)
diantaranya sudah tidak layak pakai.
Perbekalan kesehatan sebagai prasyarat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
tersedia di sarana pelayanan kesehatan sebagain besar berada pada kondisi yang tidak layak
pakai akibat kerusakan maupun kualitas alat yang rendah. Akibatnya pelayanan yang
dilaksanakan tidak optimal, sehingga citra pelayanan kesehatan kurang baik.
Sistem pencatatan dan pelaporan sarana pelayanan kesehatan mestinya didukung oleh
penyediaan prasarana informasi yang memadai sehingga dapat menunjang pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan. Di Kabupaten Kebumen, baru sekitar 40 (empat puluh) persen

16

sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang memiliki jaringan informasi kesehatan berbasis
data elektronik.
Hal-hal bersifat strategis yang perlu mendapat perhatian dalam masalah obat,
perbekalan dan prasarana kesehatan adalah :
a. Ketersediaan, pemerataan serta mutu obat dan perbekalan kesehatan belum sesuai
dengan kebutuhan terutama di pedesaan;
b. Pelayanan kefarmasian belum terintegrasi secara optimal dalam pelayanan kesehatan;
c. Masih ditemukannya peredaran sediaan farmasi dan makanan yang tidak memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan kesehatan;
d. Belum optimalnya mutu, pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional pada sarana
pelayanan kesehatan formal;
e. Kerja sama lintas program dan organisasi profesi serta lembaga swadaya masyarakat
dalam pengelolaan dan pengawasan sediaan farmasi, makanan dan perbekalan
kesehatan, sejak dari produksi, distribusi sampai dengan pemanfaatannya belum
optimal;
f. Bangunan prasarana kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta belum semua
memenuhi standar kesehatan; dan
g. 60% (enam puluh persen) sarana pelayanan kesehatan pemerintah belum memiliki
jaringan informasi kesehatan berbasis data elektronik.

5. Pemberdayaan Masyarakat
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Kebumen tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya
kesehatan berbasis masyarakat telah banyak didirikan, antara lain Posyandu 1760 buah, 155
polindes, 36 PKD, 808 UKS, Saka Bakti Husada 5 kwaran, 10 Unit Kesehatan Kerja dan
184 kelompok dana sehat.
Dalam rangka mencapai Kebumen Sehat 2015, pemberdayaan masyarakat dapat
dilaksanakan dalam berbagai bentuk organisasi masyarakat yang mendukung kesehatan,
misalnya; Kelompok Kerja (Kelompok Kerja Demam Berdarah Dengeu, Gerakan Terpadu
Nasional Tuberculosis), Kelompok Pemakai Air, Komisi penanggulangan AIDS Daerah.
Upaya-upaya tersebut belum dilaksanakan secara optimal hingga menyentuh seluruh lapisan
masyarakat, khususnya pada tatanan keluarga dalam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Pemberdayaan dalam arti mengembangkan kesempatan yang lebih luas
bagi masyarakat dalam mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan tentang
kesehatan perlu ditingkatkan. Upaya pemberdayaan masyarakat saat ini masih terbatas pada
bentuk mobilisasi, untuk itu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan perlu
diprioritaskan pada upaya menumbuhkan kemandirian dan kemitraan.

17

Jaringan kemitraan antara sektor pemerintah dengan berbagai pihak belum


berkembang secara optimal hingga menyentuh kepekaan, kepedulian dan rasa memiliki
terhadap permasalahan dan upaya kesehatan.
Hal-hal bersifat strategis yang perlu mendapat perhatian dalam bidang pemberdayaan
masyarakat adalah :
a. pemberdayaan masyarakat belum optimal, masih sebatas mobilisasi;
b. jaringan kemitraan dengan berbagai pihak belum terkoordinasi dengan baik ;
c. fungsi pemerintah sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat belum optimal;
d. pola hidup sehat belum bisa diupayakan oleh seluruh masyarakat terutama di pedesaan;
e. kemandirian masyarakat di bidang kesehatan masih rendah.

6. Manajemen Kesehatan
Penyelenggaraan manajemen kesehatan memiliki posisi strategis yang sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Kenyataanya sampai saat ini,
kemampuan

perencanaan,

pelaksanaan

dan

pengendalian

serta

pengawasan

dan

pertanggungjawaban di berbagai jenjang administrasi pemerintahan masih lemah, sehingga


belum mampu mendukung sepenuhnya kebijakan desentraslisasi di bidang kesehatan.
Berjalannya fungsi manajemen secara optimal memerlukan kejelasan kewenangan.
Penanggung jawab pembangunan kesehatan di Kabupaten Kebumen adalah Bupati
Kebumen, sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai koordinator upaya
kesehatan sekaligus penanggung jawab adminstrasi kesehatan. Dengan demikian semua
fungsi manajemen terkait dengan kesehatan harus diintegrasikan dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Belum optimalnya penerapan fungsi manajemen di Puskesmas menimbulkan
hambatan dalam melaksanakan Kebijakan Dasar Puskesmas (puskesmas era desentralisasi).
Kualitas data yang kurang, Perencanaan Tingkat Puskesmas yang terlambat pembuatannya,
tidak optimalnya fungsi lokakarya mini puskesmas dan kurangnya perhatian pada penilaian
kinerja puskesmas mewakili gambaran penerapan fungsi manajemen puskesmas.
Kepastian hukum yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan bagi semua pihak
perlu dijamin dengan penerapan produk-produk hukum di bidang kesehatan. Meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan perlu diantisipasi dengan produk-produk
hukum bidang kesehatan yang relavan. Sistem informasi kesehatan (SIK) yang mendukung
berjalannya pembangunan kesehatan masih belum optimal, karena adanya masa peralihan
dari sistem manual ke sistem data eklektronik.
Hal-hal bersifat strategis yang perlu mendapat perhatian dalam bidang manajemen
kesehatan adalah :
a. lemahnya kemampuan nanajerial dan fungsi manajemen di berbagai jenjang
administrasi kesehatan;

18

b. kurangnya koordinasi upaya pembangunan kesehatan yang bersifat internal maupun


eksternal;
c. sistem Informasi Kesehatan belum optimal;
d. produk hukum bidang kesehatan yang ada belum sepenuhnya diterapkan.

C. Potensi dan Permasalahan


Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja
keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta kontribusi
positif berbagai

sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil

kerja serta

kontribusi positif tersebut, pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan perlu terus
didorong dan dijadikan

sebagai

asas

pokok

program pembangunan

daerah. Dalam

pelaksanaannya pembangunan berwawasan kesehatan yang diejawantahkan dalam bentuk


program-program dalam Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten. Terwujudnya keadaan sehat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya

menjadi

tanggung

jawab

sektor

kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari berbagai sektor terkait lainnya; disamping
tanggung jawab individu dan keluarga.
Untuk
diperlukan

mengurangi
pemikiran

kesenjangan

tidak

yang

konvensional

terjadi
mengenai

dalam

pembangunan kesehatan,

kebijakan program

kesehatan

masyarakat dan sektor kesehatan pada umumnya untuk mencakup determinan kesehatan
lainnya, terutama yang berada diluar domain sektor kesehatan. Reformasi kesehatan
masyarakat yang meliputi reformasi kebijakan SDM kesehatan, reformasi kebijakan
pembiayaan kesehatan, reformasi kebijakan pelayanan kesehatan, dan reformasi untuk
kebijakan yang terkait dengan terselenggaranya Good Governance sudah harus dilakukan.
Dibutuhkan pula perhatian pada akar masalah yang ada, diantaranya faktor sosial ekonomi
yang menentukan situasi dimana masyarakat tumbuh, belajar, hidup, bekerja dan terpapar,
serta rentan terhadap penyakit dan komplikasinya dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan mencapai target pembangunan kesehatan.
Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan berlaku secara universal.
Tingkat kematian dan tingkat kesakitan secara konsisten didapatkan lebih tinggi pada
kelompok dengan sosial ekonomi rendah. Perlu upaya sungguh-sungguh dalam rangka
mengurangi disparitas masyarakat terhadap akses pendidikan, pekerjaan, partisipasi sosial, dan
pelayanan publik. Pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat berdaya untuk ikut
aktif memelihara kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu sampai
jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif. Upaya promotif
dan preventif perlu ditingkatkan untuk mengendalikan angka kesakitan yang muncul dan
mencegah hilangnya produktivitas serta menjadikan sehat sebagai fungsi produksi yang
dapat memberi nilai tambah.

19

D.

Isyu Strategis
Dari analisis perkembangan dan masalah pembangunan kesehatan, tugas pokok dan

peran Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Kebumen serta tantangan
saat ini, maka isu strategis yang dihadapi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen adalah :
1. Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kebumen sudah baik tetapi masih dijumpai
daerah kantongkantong masalah kesehatan dengan kasus kematian bayi dan ibu, serta
prevalensi gizi masih relatif tinggi.
2. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Angka
kesakitan demam berdarah masih tinggi, penemuan kasus infeksi menular seksual tiap tahun
cenderung meningkat, serta adanya ancaman pandemi flu burung. Penyakit-penyakit
menular/infeksi belum semua dapat diatasi, disisi lain angka kesakitan dan kematian
beberapa penyakit tidak menular dan degeratif cenderung meningkat.
3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas.
4. Masih adanya kasus gizi buruk sebagai akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan faktor
kemiskinan
5. Rendahnya kualitas dan cakupan kesehatan lingkungan. Cakupan sanitasi dasar seperti
cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi
rumah sehat masih rendah.
6. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara
optimal. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah. Kebiasaan
cuci tangan dengan sabun, sebelum makan dan sesudah buang air besar (BAB) belum
membudaya, dan kebiasaan merokok di masyarakat masih tinggi.
7. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum berkembang. Sistem
jaminan kesehatan daerah masih tergantung dari Pemerintah Kabupaten.
8. Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu, terutama

pada

kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan
belum optimal. Kondisi ini antara lain disebabkan jumlah dan kualitas sumber daya
kesehatan sesuai kompetensi

belum memadai. Belum semua desa memiliki Poliklinik

Kesehatan Desa (PKD), belum semua rumah sakit memenuhi standar sesuai dengan kelas
rumah sakit, serta belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan.
9. Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan belum memadai.
10. Masih terbatasnya kemampuan manajemen kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan
hukum kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang belum memadai, baik ketepatan,
keakuratan maupun kelengkapan data. Masih adanya permasalahan manajerial dalam
sinkronisasi
koordinasi

perencanaan kebijakan, program

dan

anggaran,

masih

terbatasnya

dan integrasi Lintas Sektor. Belum tersedia biaya operasional kantor yang

memadai di UPTD Puskesmas dan UPTD Pengobatan Penyakit Paru.

20

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen mengacu pada visi dan misi Kepala
Daerah Terpilih. Salah satu misi Kepala Daerah Terpilih yang terkait langsung dengan tugas
pokok dan fungsi dinas kesehatan adalah membina dan melestarikan kehidupan sosial
kemasyarakatan yang agamis dan berbudaya dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sebagai sumber daya utama pembangunan. Sasaran dari misi ini adalah meningkatnya
derajad kesehatan masyarakat. Sehingga kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang
adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Kebumen mandiri dan siaga sehat, dalam lingkungan
yang sehat serta dapat menikmati pelayanan kesehatan yang berkualitas.

A. VISI
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2015 seperti telah
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kebumen tahun 20102015 dan dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah serta
berbagai kecenderungan masalah kesehatan ke depan maka ditetapkan Visi Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Kebumen.

Visi Pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen adalah :


Mewujudkan Kebumen Sehat 2015 melalui pelayanan yang terjangkau dan berkualitas,
didukung lingkungan sehat dan kemandirian masyarakat

B. MISI
Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen selama kurun
waktu 20102015, maka ditetapkan Misi yaitu :
1. Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan di berbagai tingkat
administrasi dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian harus
berprinsip pada rasionalitas, keterpaduan lintas program, efisiensi dalam penggunaan
sumber daya, berpikir sistem dalam penyelesaian masalah kesehatan bersama sektor lain
dan berorientasi pada pencapaian kinerja pelayanan kesehatan yang optimal sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Pelaksanaan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
tersebut, baik keberhasilan maupun hambatannya harus dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis maupun administrasi.

21

2. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara merata, terjangkau dan


bermutu bagi seluruh masyarakat.
Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sebaikbaiknya tanpa
membedakan kesenjangan sosial ekonomi maupun geografis, untuk itu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan masyarakat termasuk masyarakat miskin harus merata, terjangkau,
bermutu dan berkesinambungan, baik yang diselenggarakan bersama oleh pemerintah,
masyarakat dan swasta.
3. Mendorong terwujudnya kondisi lingkungan sehat dan perilaku hidup sehat dalam
mengendalikan dan mencegah penyakit serta penanggulangan kejadian luar biasa, bencana
dan masalah kesehatan.
Setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil
mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta lingkungannya.
Untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, perlu peningkatan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, merencanakan, mengatasi, memelihara meningkatkan dan melindungi kesehatan
dirinya sendiri dan lingkungannya sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyakit
dan kejadian luar biasa, bencana dan masalah kesehatan.
4. Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan antara
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha serta lembaga terkait, dengan mendayagunakan
potensi yang dimiliki. Kemitraan diwujudkan dalam suatu jejaring agar diperoleh
sinergisme yang mantap. Untuk itulah diperlukan adanya penggerakkan kemitraan dan
peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
5. Mewujudkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat.
Dalam penggalian dana guna menjamin ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan,
perlu advokasi dan sosialisasi kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta. Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang
efektif dan efisien, khususnya dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan
Sistem Jaminan Kesehatan Daerah.
6. Meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan melalui regulasi kesehatan dan
pengembangan profesionalisme.
Semakin ketatnya persaingan global termasuk tenaga kesehatan, diperlukan tenaga
kesehatan yang terampil, kompetens dan profesional sehingga mampu bersaing dengan
tenaga kesehatan asing baik yang akan bekerja di institusi pelayanan kesehatan pemerintah
atau swasta, diperlukan upaya meningkatkan mutu sumber daya kesehatan melalui regulasi
di bidang kesehatan melalui registrasi, lisensi, akreditasi.

22

7. Mewujudkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau
serta pembinaan dan pengendalian bidang farmasi,

makanan minuman dan perbekalan

kesehatan.
Pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan yang bermutu, merata dan terjangkau, akan
terpenuhi apabila ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan juga bermutu, merata dan
terjangkau.

Untuk

menghindarkan

masyarakat

dari

masalah

kesehatan

akibat

penyalahgunaan dan pemalsuan produk obat dan makanan perlu dilakukan pembinaan dan
pengendalian bidang farmasi, makanan minuman dan perbekalan kesehatan.
8. Mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu dan penelitian kesehatan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam manajemen kesehatan.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan berdasarkan data / fakta (evidance based). Salah
satu upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang tepat untuk perencanaan di bidang
kesehatan adalah dengan mengembangkan sistem informasi kesehatan secara terpadu baik
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen maupun dengan Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas dan UPTD Pengobatan Penyakit Paru, serta pemanfaatan
hasil penelitian kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

C. Tujuan dan Sasaran


Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen secara umum
adalah terwujudnya Kebumen Sehat 2015 melalui pelayanan yang terjangkau dan
berkualitas, didukung lingkungan sehat dan kemandirian masyarakat.
Adapun tujuan khusus yang akan dicapai adalah :
1. meningkatkan kualitas manajemen kesehatan melalui optimalisasi fungsi dinas kesehatan
sebagai regulator dalam pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja;
2. menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat persalinan, penyakit dan
masalah gizi;
3. meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan mencegah meluasnya kejadian luar
biasa (KLB) dan masalah kesehatan;
4. meningkatkan upaya promosi dan pemberdayaan guna meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada tingkat individu, keluarga dan
masyarakat;
5. menurunkan kasus-kasus penyakit menular dan tidak menular;
6. meningkatkan jumlah dan mutu sumber daya kesehatan yang kompeten melalui
pengembangan dan implementasi regulasi dan pengembangan profesionalisme tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan;
7. mewujudkan pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat khususnya
masyarakat miskin, rentan, korban bencana alam dan KLB serta masalah kesehatan;

23

8. meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan ketersediaan, distribusi, mutu


dan pelayanan farmasi termasuk obat asli indonesia, makanan minuman dan perbekalan
kesehatan; dan
9. mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu dan penelitian kesehatan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan untuk sasaran yang hendak dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
dalam mendukung sasaran yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Kebumen tahun 2010 2015 adalah :
1.

terwujudnya peningkatan kinerja sesuai standar pelayanan minimal bidang kesehatan;

2.

terwujudnya peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

3.

terwujudnya peningkatan status gizi masyarakat;

4.

terciptanya lingkungan sehat;

5.

terwujudnya peningkatan kualitas pengendalian penyakit dan sistem surveilance


penyakit pada penanganan KLB, Bencana dan masalah kesehatan;

6.

terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat;

7.

terwujudnya peningkatan cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat


khususnya masyarakat miskin,

rentan, korban bencana alam, KLB dan masalah

kesehatan melalui Jamkesmas/ Jamkesda;


8.

terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan melalui


pengembangan dan implementasi regulasi dan pengembangan profesionalisme;

9.

terwujudnya ketersediaan dan keamanan obat, obat asli indonesia, makanan dan
perbekalan kesehatan; dan

10. terwujudnya sistem informasi kesehatan terpadu dan pemanfaatan hasil penelitian bagi
pengambilan keputusan dalam manajemen kesehatan.

D. Strategi
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dalam periode 2011 2015 adalah
sebagai berikut :
1.

meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan, melalui pengelolaan administrasi,


hukum kesehatan, serta perencanaan program dan penganggaran kesehatan terpadu;

2.

melengkapi sarana dan prasarana serta menerapkan sertifikasi, akreditasi dan lisensi
pada pelayanan kesehatan;

3.

meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian makanan tambahan


dan MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), deversifikasi makanan dan
peningkatan keluarga sadar gizi;

24

4.

pengembangan pengelolaan air bersih, pembuangan air limbah, jamban keluarga dan
pembuangan sampah dengan pendekatan berbasis masyarakat dan penerapan teknologi
tepat guna;

5.

mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis masyarakat;

6.

meningkatkan peran serta masyarakat,

kesadaran masyarakat, desa siaga dan

peningkatan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) dalam pencegahan dan


penanggulangan penyakit, Kejadian Luar Biasa (KLB), Bencana dan Masalah
Kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat;
7.

mengembangkan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), jaminan kesehatan


daerah (Jamkesda) dan jaminan pemeliharaan kesehatan dengan menerapkan sistem
iur/sharing yang dikelola oleh suatu badan di tingkat Kabupaten;

8.

meningkatkan kemitraan dalam pengawasan peredaran obat termasuk obat asli


indonesia dan makanan;

9.

meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan melalui


registrasi, sertifikasi, pelatihan dan pendidikan kesehatan berkelanjutan; dan

10. mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis komputer dan terintegrasi serta
pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar pengambilan keputusan dan regulasi.

E. Kebijakan
Kebijakan merupakan arah yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Kebumen dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Menurut targetnya, kebijakan terbagi atas :
1.

Kebijakan Internal
Kebijakan internal ialah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dalam upaya
peningkatan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan, yaitu :
a. pemanfaatan tenaga kesehatan yang profesional berbasis kompetensi;
b. pengambilan keputusan berdasarkan bukti (evidence based) dan hasil penelitian
kesehatan; dan
c. pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja dan sesuai dengan regulasi yang
telah ditetapkan.

2.

Kebijakan Eksternal
Kebijakan eksternal yaitu kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen dalam
rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat, antara lain :
a. peningkatan kesadaran masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan
sehat, perbaikan gizi masyarakat, perbaikan sanitasi lingkungan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit, KLB, Bencana dan masalah kesehatan;
b. pengawasan di bidang ketersediaan, pemerataan, mutu dan pelayanan di bidang
farmasi termasuk obat asli indonesia, makanan minuman dan perbekalan kesehatan;

25

c. peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; dan
d. semua masyarakat terjamin pemeliharaan kesehatan.

26

BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN INDIKATIF
DAN INDIKATOR KINERJA
Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka program program Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen yang disusun untuk kurun waktu 2010 2015 adalah sebagai
berikut :
A. Program SKPD
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Pengembangan Lingkungan sehat
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
11. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan jaringannya
12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata
13. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
14. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
16. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
17. Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak
18. Program Upaya Kesehatan Perorangan

B. Program Lintas SKPD


1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat (Pendampingan Teknis Pembangunan Sarana
Prasarana Sanitasi Masyarakat)
2. Program Pengendalian Penyakit dan Sistem Surveilance Terpadu
3. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

C. Kegiatan Indikatif dan Indikator


Terlampir

27

BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN

Program

Kegiatan

Indikator

dan

Peningkatan mutu, pemerataan


dan ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan

ketersediaan obat dan


perbekalan kesehatan

Program Upaya Kesehatan


Masyarakat

Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Dasar dan rujukan

Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin

Cakupan Pelayanan gawat


darurat level 1 yang harus
diberikan

Kebijakan, norma, standar,


prosedur pedoman, juklak
dan juknis pelayanan
kesehatan dasar, sistem
rujukan dengan kemampuan
pelayanan sekunder.

Penetapan Kebijakan,
norma, standar prosedu dan
kriteria pelayanan kesehatan
berdasar kebijakan provinsi

Pengelolaan Pelayanan
Kesehatan Dasar dan
Rujukan Sekunder

Bimbingan dan
Pengendalian pelayanan
Kesehatan Dasar dan
Rujukan Sekunder

Monev pelayanan Kesehatan


Dasar dan Rujukan
Sekunder

Pelaporan, kompilasi data


pelayanan Kesehatan Dasar
dan Rujukan Sekunder

Penyusunan dan penetapan


kebijakan/ Norma, Standar,
Prosedur dan Kriteria upaya
pelayanan kesehatan pada
daerah tertinggal, perbatasan
dan kepulauan skala
kabupaten

Penyusunan pengembangan
rencana upaya pelayanan
kesehatan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan
kepulauan skala kabupaten

Sosialisasi, Advokasi dan

Program
Obat
Perbekalan Kesehatan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Dasar di perbatasan

28

koordinasi Lintas Program,


Lintas Sektor, Lembaga
Swadaya Masyarakat,
swasta dan masyarakat
terkait

Program Pengawasan Obat


dan Makanan

Program
Pengembangan
Obat Asli Indonesia

Pengawasan Obat dan Makanan

Pengembangan
Indonesia

Obat

Asli

Kebijakan upaya pelayanan


kesehatan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan
kepulauan skala kabupaten

Bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi
terhadap upaya pelayanan
kesehatan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan
kepulauan skala kabupaten

Pengembangan sumberdaya
manusia pengelolaan
pelayanan kesehatan pada
daerah tertinggal, perbatasan
dan kepulauan skala
Kabupaten

Pengembangan teknologi
dan informasi pelayanan
kesehatan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan
kepulauan skala kabupaten

Kajian pengelolaan/
manajemen mutu pelayanan
kesehatan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan
kepulauan skala kabupaten

Fasilitasi dan
penyelenggaraan
pemenuhan sumber daya
upaya pelayanan kesehatan
pada daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan
skala kabupaten

Cakupan Pengambilan
sampling/ contoh sediaan
farmasi di lapangan

Cakupan Pemeriksaan
setempat sarana produksi
dan distribusi sediaan
farmasi

Cakupan Sertifikasi alat


kesehatan dan PKRT kelas 1

Cakupan Pemberian
Rekomendasi izin PBF
cabang, PBAK dan Industri
Kecil Obat Tradisional
(IKOT)

Cakupan
Pemeriksaan
setempat dan Pemberian
Rekomendasi izin PBF
cabang dan Industri Kecil

29

Obat Tradisional (IKOT)


Program Promosi Kesehatan
dan
Pemberdayaan
Masyarakat

Program Perbaikan
Masyarakat

Gizi

Program
Pengembangan
Lingkungan sehat

Pemberdayaan Masyarakat

Cakupan Desa Siaga Aktif

Promosi Kesehatan

Cakupan Penyelenggaraan
promosi kesehatan skala
kabupaten

Cakupan
kabupaten

Cakupan prioritas masalahmasalah kesehatan setempat


yang
ditangani/intervensi
skala kab

Cakupan
pelaksanaan
promosi dan pemberdayaan
masyarakat yang terfokus
pada
masalah-masalah
kesehatan prioritas skala
kabupaten

Cakupan bimbingan teknis


dan
monitoring-evaluasi
pertugaspetugas kesehatan
di
unitunit
operasional
dalam
melak-sanakan
promosi kesehatan dan
pemberdayaan masya-rakat
untuk substansi program
kesehatan prio-ritas skala
kabupaten

Ketersediaan sarana media


komunikasi
untuk
memfasili-tasi
petugas
petugas kesehatan di unit
unit operasional skala kab
melaksanakan bina suasana
dan advokasi di tingkat
kabupaten

Cakupan pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan
masyarakat di kabupaten,
kecamatan dan desa.

PHBS

skala

Pelaksanaan surveillans
kewaspadaan pangan dan gizi
buruk skala kabupaten

Penemuan kasus gizi buruk

Peningkatan Pemberian ASI


Eksklusif

Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6 24 bulan
keluarga miskin

Penyelenggaraan Penanggulangan
gizi buruk

Cakupan balita gizi buruk


mendapat perawatan

Penyelenggaraan pencegahan dan


penanggulangan pencemaran
lingkungan skala kabupatenupaten

Persentase penduduk yang


memiliki akses terhadap air
minum

Persentase
kualitas
air
minum yang memenuhi
syarat

Penyehatan lingkungan

30

Program Pencegahan dan


Penanggulangan Penyakit

Penyelenggaraan surveilans
epidemiologi, penyelidikan
kejadian luar biasa skala
kabupaten

Cakupan penduduk yang


menggunakan jamban sehat

Cakupan
tempat-tempat
umum dan institusi yang
memenuhi syarat

Cakupan
rumah
memenuhi syarat

Cakupan
desa
yang
melaksanakan
Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat

Cakupan
Tempat
Pengelolaan Makanan yang
memenuhi syarat

Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam.

Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI).

Penemuan penderita Acute


Flaccid Paralysis (AFP) rate
per 100.000 penduduk < 15
tahun.

Tersedia rencana kerja


operasional program
kesehatan tingkat kabupaten

Terlaksananya Kajian
Surveilance Epidemiologi
(SE)

Investigasi, dan
penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) di
kabupaten.

Pelatihan teknis SE.

Penyebaran informasi
skala kabupaten.

Penyampaian laporan
berkala penyakit menular
potensial wabah dan laporan
insidentil situasi penyakit
yang dianggap perlu.

Bimbingan teknis kinerja SE


terhadap unit pelaksana
teknis kabupaten maupun di
masyarakat.

Penetapan kebijakan untuk


penyusunan rencana kerja
operasional program
kesehatan tingkat kabupaten

yang

Penyelenggaraan operasional

31

penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana

Penyelenggaraan pencegahan dan


penganggulangan penyakit
menular skala kabupaten dan
penyelidikan KLB skala
kabupaten

Penyelidikan KLB (Rappid


Health Assesment) skala
kabupaten.

Pelatihan teknis pengelola.

Kajian SE

Tatalaksana kasus

Bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi
terhadap unit pelaksana
teknis dan penyelenggaraan
oleh masyarakat.

Rencana kerja operasional


program kesehatan tingkat
kabupaten.

Pelatihan teknis pengelola


program

Penemuan kasus DBD


(Insidens Rate/IR)

Penemuan Penderita Positif


Malaria (Annual Parasite
Index/API)

Angka penemuan pasien


baru TB BTA Positif (Case
Detection Rate/CDR)

Penemuan Penderita
Pneumonia Balita

Tatalaksana kasus

Cakupan Penderita DBD


yang ditangani

Angka Kematian DBD


(Case Fatality Rate/CFR)

Penderita Positif Malaria


yang ditangani

Penderita Kusta selesai


diobati (Release From
Treatment/RFT)

Angka Kesembuhan
Penderita TB Paru

Penderita HIV/AIDS yang


ditangani

Balita dengan Diare yang


ditangani

Angka Kematian Diare


(CFR)

Penderita Pneumonia Balita


yang ditangani

32

Penyelenggaraan pencegahan dan


penganggulangan penyakit tidak
menular tertentu skala
kabupaten dan penyelidikan KLB
skala kabupaten

Bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi
terhadap unit pelaksana
teknis dan penyelenggaraan
oleh masyarakat.

Rencana kerja operasional


program kesehatan tingkat
kabupatenupaten.

Pelatihan teknis pengelola


program

Kajian Surveilans
Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular
Deteksi dini kanker
payudara dan kanker leher
rahim dengan metode
Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA)

Program
Standarisasi
Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan, bimbingan dan


pengendalian operasional bidang
upaya kesehatan

Bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi
terhadap unit pelaksana
teknis dan penyelenggaraan
oleh masyarakat.

Dokumen perencanaan
strategis bidang kesehatan

Bimbingan teknis
operasional dan
pengendalian bidang
kesehatan

Pengkajian kebijakan
pembangunan kesehatan

Penyelenggaraan penelitian dan


pengembangan kesehatan yang
mendukung perumusan kebijakan
kabupaten

Cakupan Penyelenggaraan
penelitian dan
pengembangan kesehatan
yang mendukung
perumusan kebijakan
kabupaten.

Penyelenggaraan kerjasama luar


negeri skala kabupaten

Penyusunan Daftar
Rencana Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri

Pengelolaan Sistem Informasi


Kesehatan (SIK) skala kabupaten

Penetapan kebijakan strategi


dan langkah-langkah
koordinasi operasional
dalam kerangka SIKDA
Kabupaten.

Standar (kodefikasi) data


dan informasi kesehatan.

Pengembangan indikator
data set generik serta
format dan perangkat lunak
generik untuk menampung
kebutuhan spesifik provinsi
kabupaten.

Mekanisme pengelolaan

33

data dan informasi


kesehatan skala Kabupaten

Penyajian/diseminasi data
dan informasi dalam
berbagai bentuk dan media
(termasuk website).

Kerjasama skala kabupaten


dan fasilitasi kerjasama
skala Kabupaten dalam
rangka Sistem Informasi
Kesehatan Daerah
kabupaten (SIKDA).
Pemanfaatan data dan
informasi kesehatan skala
kabupaten.

Registrasi sarana kesehatan

Akreditasi sarana kesehatan

Sertifikasi Sarana Kesehatan

Koordinasi skala provinsi


dan fasilitasi pelaksanaan
aplikasi tambahan
pemanfaatan Sistem
Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS) online
(untuk distance learning,
web-based networking,
telemedicine dll.) dalam
skala kabupaten.

Pengembangan sumber daya


(SDM, dana,
peralatan/teknologi, dll)
dalam rangka SIKDA
Kabupaten.

Registrasi praktek mandiri


tenaga medis dan
keperawatan, keterapian
fisik, praktek berkelompok
tenaga medis dan
keperawatan, keterapian
fisik, rumah bersalin, klinik
umum/spesialis, sarana
radiologi diagnostik, Unit
Transfusi Darah Cabang.

Monitoring evaluasi
registrasi sarana kesehatan
wilayah kerja kabupaten.

Usulan/Permohonan untuk
akreditasi sarana kesehatan

Monitoring dan evaluasi


akreditasi sarkes di wilayah
kabupaten.

Mengusulkan permohonan
sertifikasi penetapan
/peningkatan kelas Rumah
Sakit dan laboratorium
kesesehatan Tingkat
Kabupaten

Melakukan monitoring dan


evaluasi sertifikasi di tingkat
kabupaten

34

Rekomendasi izin
mendirikan

Rekomendasi izin
penyelenggaraan

Monitoring dan evaluasi

Pemberian izin sarana kesehatan


meliputi rumah sakit pemerintah
Kelas C, Kelas D, rumah sakit
swasta yang setara, praktik
berkelompok, klinik
umum/spesialis, rumah bersalin,
klinik dokter keluarga/dokter gigi
keluarga, kedokteran
komplementer, dan pengobatan
tradisional, serta sarana penunjang
yang setara

Penetapan izin pendirian

Penetapan izin
penyelenggaraan,

Monitoring dan evaluasi

Pemanfaatan tenaga kesehatan


strategis

Data keadaan tenaga


kesehatan strategis

Data kebutuhan tenaga


kesehatan strategis di
wilayah kabupaten

Laporan kebutuhan tenaga


kesehatan strategis ke
propinsi

Penetapan jenis tenaga


kesehatan strategis skala
kabupaten

Koordinasi dalam
perencanaan kebutuhan
nakes strategis skala
kabupaten (pada/antar
tingkat wilayah kecamatan
dan tingkat organisasi,
misalnya Rumah Sakit,
puskesmas) yang tepat guna
sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan

Data perencanaan kebutuhan


nakes strategi skala
kabupaten (pada/antar
tingkat wilayah kecamatan
dan tingkat organisasi,
misalnya Rumah Sakit,
puskesmas

Bimbingan teknis (technical


assistance) dalam menyusun
perencanaan kebutuhan
nakes strategis skala
kabupaten (pada/antar
tingkat wilayah kecamatan
dan tingkat organisasi,
misalnya Rumah Sakit,
puskesmas)

Pelaksanaan rekrutmen,
seleksi, penempatan,

Pemberian rekomendasi izin


sarana kesehatan tertentu yang
diberikan oleh pemerintah dan
provinsi

Pendayagunaan tenaga kesehatan


skala Kabupaten

35

manajemen pengembangan
karir, pola/sistem
remunerasi, sistem insentif,
sistem manajemen kinerja
dan penghargaan,
peningkatan mutu, distribusi
dan system nakes makro
skala kabupaten

Diklat teknis fungsional standar


lokal

Koordinasi dalam
pemenuhan kebutuhan dan
pendayagunaan tenaga
kesehatan strategis skala
kabupaten

Koordinasi pengadaan
tenaga kesehatan strategis
skala kabupaten khususnya
untuk jenis tenaga yang
tidak tersedia (tidak
diproduksi) di daerah
setempat

Bantuan teknis (technical


assisstance) kecamatan
dalam melaksanakan
berbagai kebijakan/pedoman
pendayagunaan tenaga
kesehatan strategis skala
kabupaten (pada tingkat
wilayah kecamatan dan
tingkat organisasi, misalnya
Rumah Sakit, puskesmas)
yang tepat guna.

Pedoman pelaksanaan
monev monitoring dan
evaluasi pendayagunaan
tenaga kesehatan makro
skala kabupaten pada/antar
tingkat wilayah kecamatan
dan tingkat institusi,
misalnya Rumah Sakit,
puskesmas.

Monitoring (bersama-sama
dengan pemerintah dan
pemerintahan daerah
provinsi) dan evaluasi
pendayaguna an tenaga
kesehatan strategis skala
kabupaten (pada/antar
tingkat wilayah kecamatan
dan tingkat organisasi,
misalnya Rumah Sakit,
puskesmas) yang tepat guna
sesuai dengan kebijakan.

Kebijakan Pelaksanaan

Penyelenggaraan diklat
teknis dan fungsional
standar lokal

Pengendalian diklat teknis


dan fungsional

Evaluasi diklat tingkat

36

kabupaten

Registrasi, akreditasi, sertifikasi


tenaga kesehatan tertentu skala
kabupaten sesuai peraturan
perundang-undangan

Pemberian izin praktik tenaga


kesehatan asing

Pelaksanaan proses
lisensi/ijin tenaga kesehatan

Penerbitan Surat Ijin


Praktek dan Surat Ijin Kerja
bagi tenaga kesehatan yang
telah memiliki Surat Tanda
Registrasi

Pembinaan dan pengawasan


profesi tingkat Kabupaten
(bersama dengan Organisasi
Profesi tingkat kabupaten)

Pembinaan dan pengawasa


Tenaga Kerja Kesehatan
Asing

Laporan

Pelayanan
Penduduk

Pelayanan Kesehatan Penduduk


Miskin

Cakupan Kepala Keluarga


Miskin peserta
Jamkesmas/Da

Program
Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan jaringannya

Pengadaan, Peningkatan Sarana


dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu
dan jaringannya

Peningkatan
Puskesmas
menjadi Puskesmas Rawat
Inap

Peningkatan Pustu menjadi


Puskesmas

Peningkatan
menjadi Pustu

Pembangunan
Poliklinik
Kesehatan Desa baru

Rehabilitasi
Puskesmas,
Pustu/ Poliklinik Kesehatan
Desa

Tersedianya sarana dan


prasarana
kesehatan
puskesmas dan jaringannya

Program
Kesehatan
Miskin

Program
Pengadaan,
Peningkatan Sarana dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paruparu/Rumah Sakit Mata
Program
Kemitraan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan

Polindes

Pengadaan, Peningkatan Sarana


dan
Prasarana
Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paru-paru/Rumah Sakit
Mata

Tersedianya sarana dan


prasarana
UPT
Balai
Pengobatan Penyakit ParuParu

Pengelolaan/penyelenggaraan,
jaminan pemeliharaan kesehatan
sesuai kondisi lokal
Penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan nasional
(Tugas Pembantuan

Cakupan Kepala Keluarga


peserta Jamkesmas

Pelaksanaan kebijakan,
norma, standar,prosedur,
pedoman, juklak dan juknis
bidang jaminan
pemeliharaan kesehatan.

Penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan
tingkat kabupaten.

Data sasaran kepesertaan

37

jaminan pemeliharaan
kesehatan tingkat kabupaten

Program
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Anak
Balita

Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Anak Balita

Paket pemeliharaan jaminan


pemeliharaan kesehatan
kabupaten

Jaringan Pemberi Pelayanan


Kesehatan (PPK)jaminan
pemeliharaan kesehatan
kabupaten.

Badan Penyelenggara
jaminan pemeliharaan
kesehatan kabupaten

Data sumber dan alokasi


pembiayaan jaminan
pemeliharaan kesehatan
kabupaten

Besaran iuran/premi
jaminan pemeliharaan
kesehatan kabupaten

Peningkatan kapasitas SDM


penyelenggaraan jaminan
pemeliharaan kesehatan

Koordinasi, sosialisasi dan


advokasi jaminan
pemeliharaan kesehatan

Monitoring dan evaluasi


jaminan pemeliharaan
kesehatan

Cakupan Pelayanan Anak


Balita

Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat.

Program
Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Lansia

Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Lansia

Program Pengawasan dan


Pengendalian
Kesehatan
Makanan

Pengawasan dan registrasi

Pelaksanaan pengawasan
dan registrasi makanan
minuman produksi rumah
tangga

Pelaksanaan Penyuluhan
Keamanan makanan
minuman dalam rangka
Sertifikasi Produksi
makanan minuman Industri
Rumah Tangga

Proporsi produsen makanan


minuman siap saji yang
memiliki sertifikat laik
sehat.

Pengawasan dan
pengendalian dalam rangka
penggunaan bahan

makanan minuman produksi


rumah tangga

38

tambahan yang dilarang


termasuk cemaran mikroba
patogen dalam makanan
minuman produksi rumah
tangga skala kabupaten
Program
Peningkatan
Keselamatan
Ibu
melahirkan dan Anak

Program Upaya Kesehatan


Perorangan

Peningkatan Keselamatan Ibu


melahirkan dan Anak

Kesehatan Haji

Usia Harapan Hidup

Mengurangi Tingkat
Kematian Anak (MDGs)

Meningkatkan Kesehatan
Ibu (MDGs) / Angka
Kematian Ibu Melahirkan

Cakupan Kunjungan Ibu


Hamil K4.

Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani.

Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.

Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan Neonatus dengan


komplikasi yang ditangani

Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan peserta KB aktif.

Adanya kebijakan, norma,


standar, prosedur pedoman,
juklak dan juknis, Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu
pelayanan kesehatan haji.

Penyusunan perencanaan
anggaran dan keuangan
tingkat Kabupaten

Penyiapan SDM melalui


pelatihan teknis pengelola
tingkat Kabupaten

Distribusi vaksin meningitis


dan sarana prasarana
pendukung ke rumah sakit
dan puskesmas.

Perekrutan, pelatihan dan


penggerakkan petugas
Tenaga Kesehatan Haji
Daerah kloter Kabupaten.

Penyiapan asrama
perjalanan ke
Embarkasi/Debarkasi.

Pelaksanaan dan koordinasi


operasional kesehatan haji
pada perjalanan menuju
Embarkasi/Debarkasi.

39

Pelaksanaan Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu
kesehatan haji
Kabupaten/Unit pelayanan

Pembinaan, pengawasan,
pengendalian Sistem
Komputerisasi Haji Terpadu
kesehatan haji Unit
pelayanan

BAB VII
PENUTUP

A.

Pedoman Transisi
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015 menjadi
pedoman dalam penyusunan rencana kerja (renja) dinas kesehatan untuk lima tahun
mendatang hingga Tahun 2015, namun secara subtansial juga berlaku sebagai pedoman
penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2016. Hal ini
penting untuk menjaga kesinambungan program dan kegiatan dan mengisi kekosongan
rencana kerja setelah Renstra ini berakhir, untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembangunan di bidang kesehatan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir
periode Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2010-2015.

B.

Kaidah Pelaksanaan
Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen memiliki tujuan dan
sasaran yang merupakan bagian integral dari citra Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen,
baik citra aparatur, masyarakat dan lingkungan yang ada di Kabupaten Kebumen, sehingga
visi dan misi yang tersusun memang layak dimiliki oleh dinas kesehatan. Agenda-agenda
strategis pembangunan kesehatan harus dijadikan acuan dasar unit kerja terkait dan
dijabarkan dalam visi dan misi unit kerjanya, sehingga secara komprehensif rencana
strategis ini dapat dijalankan secara bersama-sama. Pelibatan seluruh unsur jajaran
kesehatan di kabupaten Kebumen dalam karya nyata dalam rangka menjabarkan visi dan

40

misi merupakan modal yang paling penting, sehingga bukan hanya memiliki visi dan misi
yang paling utama tetapi bagaimana visi dan misi itu dituangkan dalam karya yang nyata
dalam membangun Kabupaten Kebumen.

Kebumen, 10 Juni 2011


KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEBUMEN

A. DWI BUDI SATRIO

41

Anda mungkin juga menyukai